oleh Ioanes Rakhmat
Banyak orang mengira saya anti-agama. Perkiraan ini salah. Yang saya inginkan: agama apapun bisa menjadi modern, tak lagi ketinggalan zaman, atau dapat bersanding satu sama lain pada level-level yang lebih tinggi, bukan level yang biasa, meski masing-masing berada dalam kawasan-kawasan dunia yang berbeda. Menjadi ateis, jauh di luar pikiran dan keinginan saya.
Sampai kapan pun, saya percaya pada Tuhan Allah semesta alam, yang mahatahu, Yahweh Elohim tzebaot, yang saya panggil sebagai Bapa lewat Yesus Kristus. Tuhan tentu saja mahatahu, tetapi pranata agama tidak mahatahu. Tidak mungkin kita menyamakan Tuhan dengan agama.
Karena setiap agama terikat pada kebudayaan zamannya, maka agama zaman lampau sudah pasti ketinggalan zaman jika diukur dari kebudayaan modern. Alam pemikiran dunia zaman kuno yang pramodern, sudah jauh berbeda dari alam pemikiran dunia modern.
Jika sebuah agama baru, mau muncul dalam zaman modern, maka pemikiran dan pesan moral yang ditawarkannya haruslah ada dalam bingkai kebudayaan dan kehidupan modern, jika agama baru ini ingin fungsional dan berpengaruh signifikan dalam masyarakatnya.
Tanpa merekonstruksi kembali agama-agama kuno dalam bingkai modern culture, agama-agama ini cepat atau lambat akan terbukti usang, irrelevant, dan akhirnya musnah. Kalaupun tetap bertahan, agama-agama kuno ini akan ditemukan hanya dalam kelompok-kelompok kecil tak fungsional yang disebut cult.
Hanya dalam fantasi dan khayalan, seseorang dapat berpendapat bahwa agamanya tak terikat sama sekali pada kebudayaan zaman si pendirinya dulu.
Setiap agama dipengaruhi dan dibentuk oleh kebudayaan kontemporer si pendirinya pada zaman dulu, ditambah wawasan ke depan sang pendiri ini.
Keterikatan ajaran si pendiri agama dan Kitab Suci yang tersusun sesudahnya pada kebudayaan zamannya dapat dengan terang diperlihatkan jika ajarannya dan Kitab Suci agama yang dibangunnya dikaji dengan berbagai pendekatan sosiologis politis, suatu kajian yang disebut political and social history.
Keterikatan ajaran si pendiri agama dan Kitab Suci yang tersusun sesudahnya pada kebudayaan zamannya dapat dengan terang diperlihatkan jika ajarannya dan Kitab Suci agama yang dibangunnya dikaji dengan berbagai pendekatan sosiologis politis, suatu kajian yang disebut political and social history.
Wawasan jauh ke depan setiap pendiri agama kuno bisa diklaim diwahyukan Allah; tapi hal yang sudah pasti adalah bahwa wawasan futuris ini lahir dari kerja otaknya yang powerful and human, setelah menerima berbagai masukan info kognitif dari kebudayaan dan kehidupan zamannya, lewat berbagai medium dan cara. Neurosains telah menyingkapkan, pengalaman spiritual menerima wahyu terkoneksi erat, hard wired, dengan kerja neuron-neuron otak manusia. Tak bisa dibantah!/1/
Maka sangat aneh jika ada seorang pemikir religius masa kini, teman saya, berpendapat bahwa kalau agama menjadi modern, itu namanya sains. Si pemikir ini harus juga bisa menyatakan, jika demikian, maka agama kunonya juga adalah sains kuno. Ini kalau dia mau konsisten bernalar, hal yang sangat sulit dilakukan kebanyakan agamawan.
Agama dibangun berlandaskan pengetahuan
Tentu saja setiap pendiri agama kuno memakai pengetahuan atau knowledge yang diterima benar pada zamannya, ketika dia menyusun agama barunya. Tetapi karena pengetahuan manusia terus berubah, berkembang kumulatif, dan tambah maju, maka pengetahuan kuno yang dipakai para pendiri agama kuno akan suatu saat pasti usang atau tidak relevan lagi.
Tanpa menggunakan pengetahuan yang diterima pada zamannya, si pendiri agama kuno tidak akan bisa membangun agama yang cocok dan menjawab berbagai permasalahan pada zamannya, besar atau kecil. Pengetahuan kuno pada zaman si pendiri agama kuno, adalah unsur sangat esensial dalam seluruh bangunan agamanya.
Pengetahuan tentu mencakup berbagai pengetahuan praktis pra-teoretis tentang cara hidup yang baik, lalu kebijaksanaan dan moral pemandu kehidupan, sampai sains kontemporer yang dikenal.
Tanpa pengetahuan, tak ada agama apapun yang bisa dibangun
Jika demikian, pengetahuan modern juga harus menjadi fondasi agama yang mau tetap relevan dan kena untuk manusia modern. Tak bisa tidak!
Agama tanpa landasan pengetahuan adalah agama yang asal-asalan, tak memiliki landasan, sehingga tak akan fungsional dan tak akan berpengaruh bagi masyarakat zaman si pendirinya.
Masihkah anda mau kekeh berpendapat bahwa agama dibangun tak memerlukan knowledge, tapi hanya membutuhkan wahyu ilahiyah? Dalam wahyu, ada elemen-elemen pengetahuan insani; dan dalam pengetahuan insani ada unsur-unsur wahyu ilahiyah. Wahyu dan pengetahuan insani tidak saling menganulir, melainkan saling memperkaya dan saling merangkul dalam suatu interaksi yang kreatif dan dinamis.
Masihkah anda berpendapat bahwa kecerdasan otak yang membuat manusia bisa menghasilkan sains, bukan pemberian Allah anda yang rahmani dan rahimi dan penuh belarasa, compassion?
Berpikir juga ilahiyah, bukan cuma insani. Tuhan tentu berpikir; dan ketika manusia berpikir, roh hikmat ilahiyah ikut berperan.
Lewat pikiran kita yang terbaik dan agung, Allah juga menyampaikan wahyu-Nya. Inilah yang dinamakan teologi naturalis yang menjadi suatu landasan sangat penting dari bangunan intelektual Gereja Katolik.
Kalau anda membenci otak, memusuhi rasionalitas, dan menyepelekan sains, maka benci, musuhi dan sepelekan juga sang pencipta otak ini! Menurut anda, siapakah pencipta otak anda?
Kalau menurut anda, otak anda diciptakan oleh Setan, maka buanglah otak anda, dan beragamalah tanpa organ otak. Bisakah?
Beragama tanpa otak dan pensil, tapi hanya dengan tinju, dengkul dan pedang, cuma akan menghasilkan penderitaan dan nestapa di mana-mana. Hal negatif ini ditemukan dalam setiap komunitas keagamaan dunia kita, dulu dan kini.
Kepercayaan total pada wahyu ilahiyah yang dibatasi dengan sangat sempit hanya di dalam Kitab Suci, yang membuat seseorang memasrahkan diri pada Kitab Suci, selalu memblokir pemikiran kritis, pemikiran yang berdisiplin dan cermat.
Padahal hanya dengan menggunakan pemikiran kritis, spesies cerdas Homo sapiens bisa bertahan hingga sekarang bahkan bertambah maju, tanpa batas akhir.
Padahal hanya dengan menggunakan pemikiran kritis, spesies cerdas Homo sapiens bisa bertahan hingga sekarang bahkan bertambah maju, tanpa batas akhir.
Sejuta Kitab Suci, tanpa sains dan teknologi modern, tidak akan menghasilkan masyarakat yang sehat, happy, sejahtera, makin baik, dan berkembang progresif.
Bencana kosmik
Tanpa sains dan teknologi modern, kita hanya harus kembali hidup di goa-goa, dan terancam musnah oleh bencana yang sewaktu-waktu datang dari angkasa luar.
66 juta tahun lalu, hampir semua spesies dinosaurus non-avian lenyap ketika sebuah meteor raksasa menumbuk Bumi di tempat yang sekarang Meksiko./2/
Mana yang lebih besar dan lebih kuat secara fisik, anda atau dinosaurus?
Kenapa dinosaurus yang bertubuh kuat dan besar lenyap total dari muka Bumi, tapi manusia yang bertubuh kecil tetap bertahan hingga kini?
Jika anda berpendapat, dinosaurus lenyap karena dilenyapkan Allah supaya spesies Homo sapiens bisa hidup di muka Bumi, silakan saja!
Tapi tahukah anda, kapan spesies cerdas Homo sapiens muncul di Bumi? Jauh sesudah dinosaurus lenyap dari muka Bumi, yakni baru kurang lebih 300 ribu tahun lalu di suatu tempat di Afrika./3/ Jika memang Allah berkehendak seperti yang anda bayangkan, apa yang Allah ini kerjakan selama 66 juta tahun dikurangi 300 ribu tahun?
Hemat saya, dinosaurus lenyap 66 juta tahun lalu karena hewan-hewan besar ini tak memiliki otak yang sama dengan otak Homo sapiens, spesies cerdas yang masih sangat muda dibandingkan usia Bumi 4,5 milyar tahun.
Karena kekuatan luar biasa daya pikir dan daya jelajah dalam otak manusialah, dan daya kuriositas, jenis hewan mamalia cerdas ini bisa bertahan hidup hingga sekarang.
Anda tentu boleh bersyukur kepada Allah anda karena daya tahan manusia ini; nah, konsisten dengan ini, hargailah otak manusia yang diberikan Allah anda. Karena Tuhan mengasihi kita, Dia memberi otak ke manusia.
Sains dan teknologi modern yang dihasilkan oleh kemampuan luar biasa otak anda, akan menghindarkan manusia dari kemusnahan yang memedihkan karena suatu bencana kosmik di masa depan.
Peristiwa 66 juta tahun lalu yang telah memusnahkan dinosaurus tak akan berulang jika kita, humans, bisa memantau seliweran semua puing-puing angkasa yang besarnya bisa (bayangkanlah) separuh atau seperempat ukuran Bumi, dan menyetirnya untuk menjauhi Bumi, atau melenyapkannya jauh di angkasa dengan suatu ledakan nuklir di dalamnya.
Mungkin anda suatu saat nanti akan berada dalam sebuah wantariksa yang akan menyusup masuk ke dalam meteor-meteor itu lalu meledakkannya dengan nuklir, bersama tubuh dan wantariksa anda! Kalau mau mati sebagai hero, matilah dengan cara ini, demi penyelamatan global humanity!
Untuk itu diperlukan sains dan teknologi modern kedirgantaraan, wantariksa dan pemantauan kontinyu jagat raya, komet dan meteor, nuklir, dan biaya yang sangat tinggi.
Buat apa agama menguasai seluruh dunia, tapi kehidupan di muka Bumi lenyap oleh terjangan meteor-meteor raksasa yang tak terdeteksi sebelumnya, karena kita semua bodoh dan kehabisan waktu mengurusi agama sendiri-sendiri atau membangun kekuatan untuk memusuhi dan melawan agama-agama lain?
Jika bencana kosmik ini akan terjadi lagi dan semua Homo sapiens serta seluruh fauna dan flora serta bentuk-bentuk kehidupan lain di muka Bumi lenyap karena kebodohan kita, apakah anda akan menyatakan bahwa itu sudah takdir ilahiyah? Jika demikian, betapa pesimistik, fatalistik dan lemahnya iman keagamaan anda!
Tengoklah ke para saintis dan teknolog: mereka sangat berani berpikir dan membangun teknologi untuk menghindarkan Bumi dari bencana kosmik! Bahkan jika Bumi tak terselamatkan karena berbagai macam sebab, mereka sudah memikirkan untuk mengolah (men-terraform) planet Mars sehingga planet ini di masa depan akan menjadi rumah kedua kita selain Bumi./4/
Jika para saintis itu (kebanyakan) ateis, ternyata merekalah yang memiliki hati dan wawasan mulia nan agung untuk mempertahankan eksistensi manusia dan planet Bumi!
Jika anda, karena agama anda, merindukan kiamat dan kebangkitan dari kematian untuk masuk sorga, para saintis, sebaliknya, ingin menjadikan peradaban manusia lestari di muka Bumi atau di planet lain. Bagi mereka, sorga yang real adalah kehidupan yang sehat, cerdas, benderang dan berbahagia di Bumi ini; dan neraka bagi mereka adalah kehidupan yang penuh rasa sakit, kebodohan dan kemiskinan dan kegelapan.
Mana yang lebih bermakna dan bermanfaat serta bermartabat, manusia bertahan tanpa batas waktu di muka Bumi atau di planet lain, membangun peradaban tanpa tepi, atau semua mati lalu masuk sorga?
Fantasi sorga
Apa yang anda akan kerjakan dengan real, bermakna dan bermartabat, seandainya anda sudah ada di sorga, tanpa tubuh dan tanpa otak?
Anda percaya bahwa kalaupun anda mati, anda akan dibangkitkan untuk masuk sorga karena anda yakin amal ibadah dan dharma anda atau kepercayaan anda pada suatu doktrin, telah membuat anda layak masuk sorga, dan terhindar dari neraka.
Tapi, kalau anda bangkit tanpa otak real material protoplasmik yang sekarang anda miliki, yang berwarna keabu-abuan dengan berat 1,5 kg dalam tempurung kepala anda, maka identitas, jati diri dan kepribadian anda sungguh-sungguh lenyap sama sekali! Kenapa?
Sebab identitas dan kepribadian anda tersimpan hanya dalam organ otak anda yang sekarang anda miliki, berupa memori, data dan semua info neurologis tentang diri anda, dan tentang riwayat kehidupan anda, sejak lahir hingga anda mati!
Ketika otak anda lenyap, maka kapanpun juga dan di manapun, identitas dan kepribadian anda lenyap juga! Ataukah kita harus berpendapat bahwa setelah kita mati, yang masih dapat tetap bertahan kekal adalah kesadaran dan pikiran kita sebagai zat-zat yang immaterial, meski muncul dari aktivitas neurologis dalam otak kita.
Maka, kalau anda yakin anda akan hidup lagi di sorga, dengan tanpa membawa organ otak protoplasmik anda, siapakah diri anda nantinya di sana? Saya jamin, anda akan terhilang di sorga!
Bahkan semua rekaman pengetahuan dan pengalaman kehidupan anda di muka Bumi juga lenyap total!
Akankah kita masih mau membayangkan bahwa di sorga, tanpa otak dan tanpa tubuh, anda akan bisa membaca not balok dan bernyanyi terus tanpa henti memuja Allah yang sedang duduk di takhta kebesaran-Nya di sorga seperti dibayangkan seorang teman Kristen saya asal Batak?
Apakah di sorga akan ada helaian-helaian kertas putih bertuliskan not balok?
Ataukah anda akan terus membayangkan bisa making love tanpa henti dengan para bidadari yang cantik luar biasa tak terbayangkan, seperti yang dirindui para teroris pejihad? Apakah di sorga akan tersedia alat kontrasepsi?
Apakah anda masih akan punya selaput suara untuk bernyanyi, atau alat genital yang sehat untuk making love, di sorga yang katanya immaterial?
Tapi memang nikmat jika para penyanyi berkhayal nanti akan bernyanyi terus di sorga, dan para lovers berfantasi making love terus di kawasan yang mereka percayai immaterial. Bermanfaatkah khayalan yang seperti itu bagi kemanusiaan global? Jika khayalan semacam ini menimbulkan kebahagiaan, kasih persaudaraan dan kebaikan untuk umat manusia, ya tidak harus ditolak.
Memang itu salah satu kekuatan agama: membawa pemeluknya ke dalam alam fantasi dan khayalan bebas sehingga lupa realitas keras kehidupan di Bumi. Tapi, itu baru satu sisi keberagamaan. Sisi lainnya juga ada: sangat banyak orang yang beragama terjun ikut membantu mengurangi penderitaan manusia. Merekalah para agamawan yang berjiwa besar, para mahatma. Bukan hanya jiwa mereka besar, tetapi pikiran mereka juga besar.
Anda percaya bahwa kalaupun anda mati, anda akan dibangkitkan untuk masuk sorga karena anda yakin amal ibadah dan dharma anda atau kepercayaan anda pada suatu doktrin, telah membuat anda layak masuk sorga, dan terhindar dari neraka.
Tapi, kalau anda bangkit tanpa otak real material protoplasmik yang sekarang anda miliki, yang berwarna keabu-abuan dengan berat 1,5 kg dalam tempurung kepala anda, maka identitas, jati diri dan kepribadian anda sungguh-sungguh lenyap sama sekali! Kenapa?
Sebab identitas dan kepribadian anda tersimpan hanya dalam organ otak anda yang sekarang anda miliki, berupa memori, data dan semua info neurologis tentang diri anda, dan tentang riwayat kehidupan anda, sejak lahir hingga anda mati!
Ketika otak anda lenyap, maka kapanpun juga dan di manapun, identitas dan kepribadian anda lenyap juga! Ataukah kita harus berpendapat bahwa setelah kita mati, yang masih dapat tetap bertahan kekal adalah kesadaran dan pikiran kita sebagai zat-zat yang immaterial, meski muncul dari aktivitas neurologis dalam otak kita.
Maka, kalau anda yakin anda akan hidup lagi di sorga, dengan tanpa membawa organ otak protoplasmik anda, siapakah diri anda nantinya di sana? Saya jamin, anda akan terhilang di sorga!
Bahkan semua rekaman pengetahuan dan pengalaman kehidupan anda di muka Bumi juga lenyap total!
Akankah kita masih mau membayangkan bahwa di sorga, tanpa otak dan tanpa tubuh, anda akan bisa membaca not balok dan bernyanyi terus tanpa henti memuja Allah yang sedang duduk di takhta kebesaran-Nya di sorga seperti dibayangkan seorang teman Kristen saya asal Batak?
Apakah di sorga akan ada helaian-helaian kertas putih bertuliskan not balok?
Ataukah anda akan terus membayangkan bisa making love tanpa henti dengan para bidadari yang cantik luar biasa tak terbayangkan, seperti yang dirindui para teroris pejihad? Apakah di sorga akan tersedia alat kontrasepsi?
Apakah anda masih akan punya selaput suara untuk bernyanyi, atau alat genital yang sehat untuk making love, di sorga yang katanya immaterial?
Tapi memang nikmat jika para penyanyi berkhayal nanti akan bernyanyi terus di sorga, dan para lovers berfantasi making love terus di kawasan yang mereka percayai immaterial. Bermanfaatkah khayalan yang seperti itu bagi kemanusiaan global? Jika khayalan semacam ini menimbulkan kebahagiaan, kasih persaudaraan dan kebaikan untuk umat manusia, ya tidak harus ditolak.
Memang itu salah satu kekuatan agama: membawa pemeluknya ke dalam alam fantasi dan khayalan bebas sehingga lupa realitas keras kehidupan di Bumi. Tapi, itu baru satu sisi keberagamaan. Sisi lainnya juga ada: sangat banyak orang yang beragama terjun ikut membantu mengurangi penderitaan manusia. Merekalah para agamawan yang berjiwa besar, para mahatma. Bukan hanya jiwa mereka besar, tetapi pikiran mereka juga besar.
Saya anjurkan, janganlah berlama-lama terbenam dalam fantasi dan khayalan mempesona yang diberikan agama-agama! Kembalilah menginjak Bumi! Agama-agama ada untuk dijalankan di Bumi, demi kepentingan Bumi dan kehidupan manusia kini dan di dalam dunia ini.
Anda masih perlu membaca tweets saya ini, bukan? Anda masih harus mengurus rumahtangga, bukan? Anda masih harus ajak anak-anak ke mall sore ini, bukan? Kita sukar atau mustahil dilepaskan dari kehidupan di Bumi.
Bumi, rumah yang real
Apakah anda tak melihat bahwa karena anda ada di Bumi, maka rumah anda yang real adalah Bumi ini, dan karya anda yang real adalah di Bumi ini, dan kehidupan anda yang real juga berlangsung di Bumi.
Buat apa Allah anda menciptakan Bumi dan daging manusia, kalau pada akhirnya dia akan memusnahkan keduanya total? Kalau Allah anda akan melenyapkan Bumi dan membuang raga anda, buat apa Dia dulu menciptakan Bumi, dan manusia, lalu terus menambah jumlahnya hingga kini, persis di awal November 2011, mencapai 7 milyar kepala?/5/
Apakah Allah anda hanya sekadar iseng bereksperimen dan sedang bercanda karena menganggur, ketika Dia dulu menciptakan Bumi dan manusia? Pasti tidak. Sama sekali tidak begitu.
Nah, kalau bagi anda Allah anda sangat serius dengan semua yang diciptakan-Nya dalam dunia material, anda juga harus serius hidup real di Bumi.
Di dalam dunia immaterial, semua Kitab Suci tak ada gunanya sama sekali! Di dalam sorga, semua agama dan semua Kitab Suci, dan semua doa dan semua ritual, dan semua doktrin, dan semua kaidah moral, dan semua nyanyian, tak ada gunanya sama sekali! Tak ada lagi. Dibayangkan, orang-orang yang telah masuk sorga akan hidup seperti kehidupan para malaikat dan orang-orang suci, santa dan santo. Kita semua sungguh-sungguh tidak tahu kehidupan di sorga itu akan seperti apa, bagaimana bentuk dan wujudnya.
Yang kita tahu adalah bahwa agama dan Kitab Suci ada untuk membimbing kita hidup benar dan baik di muka Bumi sebagai manusia yang real. Tanpa kehidupan real di muka Bumi, agama dan Kitab Suci apapun tak akan ada.
Mengapa kita, karena kesalehan kita, sudah sangat lama melalaikan fakta-fakta ini? Jadi, pasti ada yang salah dalam kesalehan anda! Temukanlah!
Anda karena itu harus mulai dari sekarang bergabung dengan para saintis, untuk membuat kehidupan yang real di muka Bumi ini memiliki makna dan manfaat yang sementara maupun yang abadi.
Tugas para saintis mempertahankan kehidupan dan mengembangkan peradaban insani di Bumi adalah juga tugas para agamawan yang eling dan tercerahkan! Agamawan yang seperti ini ada sangat banyak di Bumi.
Jangan lagi anda mau menjadi seorang agamawan eskapis, yang ingin lari dari Bumi, mengejar sepasang kuda terbang yang akan menerbangkan anda ke luar Bumi, melintasi kota demi kota, lalu melesat ke angkasa luar, mencari sorga! Ini dinamakan eskapisme yang egoistik. Kebalikan dari eskapisme egoistik adalah komitmen kuat untuk menjaga dan melestarikan kehidupan insani di planet Bumi.
Melanglang jagat raya
Di luar Bumi hanya ada planet-panet dan bulan-bulan lain, bintang-bintang dan galaksi-galaksi lain, wormholes, blackholes, supernovae, dan lain-lain, sejauh-jauhnya anda melanglang jagat raya yang hampa udara.
One day in the future, anda akan melanglang jagat raya, bahkan masuk ke jagat-jagat raya paralel, lewat wormholes antariksa dan cerukan atau lipatan (warpage) ruang-waktu.
Saat itu anda tak akan memakai sebuah wantariksa berukuran superbesar setengah benua, seperti digambarkan dalam film The Independence Day, dalam melanglang jagat raya tanpa tepi, yang mungkin sangat sepi dan dingin atau sangat ramai dan panas.
Saat itu nanoteknologi sudah sangat advanced. Anda hanya perlu sebuah wahana antariksa sebesar tapak tangan, dan tubuh anda, lewat nanoteknologi, akan diubah menjadi seukuran kancing, maksimal, atau sebesar butiran darah merah, minimal!
Itulah salah satu wujud masa depan peradaban manusia sebagai peradaban antarplanet dan antargalaktik, jauh lebih menantang dan mempesona ketimbang masuk sorga yang immaterial. Tentu, masa depan yang masih jauh.
Hemat saya, Allah anda menghendaki anda ambil-bagian dalam usaha-usaha internasional memasuki peradaban antarplanet dan antargalaksi, sebab Allah anda kekal dan karenanya juga menghendaki anda hidup kekal dalam tubuh yang diberikan-Nya kepada anda.
Tapi itu masih di masa depan yang tidak dekat!
Sekarang ini lihatlah dunia masa kini. Zona Eropa sedang terancam pecah atau bubar karena krisis hutang sejumlah negara di sana, dan hal ini telah berdampak pada merosotnya IHSG di negeri anda! Anda juga aktif di trading saham, bukan?
Agama yang benar adalah agama untuk kehidupan di muka Bumi! Di sorga agama, sekali lagi, tak ada gunanya sama sekali! Mungkin yang dimaksudkan dengan sorga adalah kehidupan lain sebagaimana dijalani para malaikat, sekiranya anda percaya bahwa para malaikat itu adalah bentuk-bentuk kehidupan sadar yang immaterial.
Bahaya Perang Dunia III
Jika anda fokus pada Bumi, maka sadarlah anda bahwa ada sangat banyak bahaya lain yang bisa melenyapkan Homo sapiens dan menghancurkan planet ini!
Bahaya-bahaya lain itu antara lain konflik-konflik militer antar negara dan kawasan yang jika makin meluas akan bermuara pada Perang Dunia III.
Kalau PD III pecah, perang ini tak konvensional lagi, tapi mengambil bentuk perang yang menggunakan senjata pemusnah massal nuklir, biologis dan kimiawi.
Akibat mematikan perang itu bukan lagi di kawasan lokal, tapi di kawasan global, mencakup seluruh penghuni Bumi dan planet Bumi sendiri, dan bertahan langgeng.
Ketika bom-bom nuklir meledak di permukaan Bumi dalam suatu perang nuklir sedunia, gelombang ledakan, badai api, sinar-sinar gamma, dan neutron, akan memanggang nyaris setiap penghuni Bumi. Strontium radioaktif, cessium radioaktif dan iodine radioaktif dalam jangka waktu ratusan tahun mengisi seluruh permukaan Bumi dan terus mengancam tubuh manusia dan semua kelenjar di dalamnya, dan akan menimbulkan berbagai jenis kanker.
Awan-awan radioaktif yang memenuhi angkasa, akan menutup masuknya cahaya matahari ke Bumi sehingga musim dingin global akan melanda seluruh muka Bumi. Selain itu, ledakan-ledakan bom nuklir akan membakar nitrogen di atmosfir sehingga mengubahnya menjadi nitrogen dioksida yang kemudian akan melenyapkan ozone di bagian atmosfir yang lebih atas. Tanpa lapisan pelindung ozone, radiasi kuat sinar ultraviolet Matahari akan menerjang masuk ke permukaan Bumi, dan akan menimbulkan berbagai jenis kanker pada kulit semua makhluk hidup, melenyapkan hampir semua mikroorganisme, dan merusak ekologi dengan sangat dahsyat./6/
Bumi akan tandus, kering dan gersang serta dipenuhi radiasi nuklir selama ratusan bahkan ribuan tahun ke depan, dan nyaris semua bentuk kehidupan akan lenyap, kecuali bentuk-bentuk kehidupan yang dapat bertahan hidup dalam kondisi-kondisi yang sangat ekstrim. Mungkinkah planet Mars dulu, milyaran tahun lalu, pernah mengalami kejadian seperti ini?
Awan-awan radioaktif yang memenuhi angkasa, akan menutup masuknya cahaya matahari ke Bumi sehingga musim dingin global akan melanda seluruh muka Bumi. Selain itu, ledakan-ledakan bom nuklir akan membakar nitrogen di atmosfir sehingga mengubahnya menjadi nitrogen dioksida yang kemudian akan melenyapkan ozone di bagian atmosfir yang lebih atas. Tanpa lapisan pelindung ozone, radiasi kuat sinar ultraviolet Matahari akan menerjang masuk ke permukaan Bumi, dan akan menimbulkan berbagai jenis kanker pada kulit semua makhluk hidup, melenyapkan hampir semua mikroorganisme, dan merusak ekologi dengan sangat dahsyat./6/
Bumi akan tandus, kering dan gersang serta dipenuhi radiasi nuklir selama ratusan bahkan ribuan tahun ke depan, dan nyaris semua bentuk kehidupan akan lenyap, kecuali bentuk-bentuk kehidupan yang dapat bertahan hidup dalam kondisi-kondisi yang sangat ekstrim. Mungkinkah planet Mars dulu, milyaran tahun lalu, pernah mengalami kejadian seperti ini?
Pernahkah anda memikirkan hal ini, atau anda hanya dengan egois selalu mendambakan masuk sorga after death?
Kalangan Kristen dispensasionalis malah ingin mempercepat PD III, sebab dalam keyakinan aneh mereka, hanya lewat PD ini Yesus Kristus akan datang kembali./7/
Untuk apakah Yesus Kristus akan datang kembali?
Kata mereka, untuk menjemput 144.000 orang Kristen pilihan, dan membawa mereka ke angkasa, lalu memasukkan mereka ke sorga di angkasa luar!
Kata mereka dengan hepi, Kami 144.000 orang ini akan dibawa Yesus ke langit, masuk ke dunia lain di antariksa sementara Bumi di bawah musnah oleh perang dunia terakhir!
Suatu kepercayaan yang sangat aneh dan crazy! Keberagamaan yang sangat egoistik.
Jika Yesus akan membawa mereka ke angkasa luar, pastilah Yesus semacam ini, saya bayangkan, sang panglima balatentara sekian UFO atau UAP yang mengunjungi Bumi demi mereka! Ketika hal ini ditanyakan ke mereka, dengan yakin mereka jawab: Ya, skenarionya seperti itu sebagaimana diajarkan para nabi Amerika penubuat PD III! Lantas mereka menyebut beberapa nama, Hal Lindsey, Carole C. Carlson, dan Jerry Falwell.
How crazy they are! Ya, agama dan fanatisme mereka telah menjadikan mereka sangat crazy!
Beberapa nabi masa kini Amerika yang menyusun skenario semacam itu, misalnya (almarhum) Jerry Falwell, ternyata kerap dimintai nasihat oleh Presiden Ronald Reagan dulu di Gedung Putih. Maka tak heran, Presiden Ronald Reagan adalah Presiden pertama di USA yang mencanangkan sistem pertahanan negara dan dunia yang dinamakan sistem Kartika Yudha, sistem Perang Bintang, Star Wars!
Kaum Kristen dispensasionalis itu memakai agama dan kekuasaan mereka bukan untuk memperjuangkan perdamaian di muka Bumi, malah PD III! Sedeng, sedeng, sedeng! Sama sedengnya dengan Osama bin Laden dengan Al-Qaeda yang dibangunnya untuk mempersiapkan perang habis-habisan melawan, apa yang dijuluki Iran, “si Setan Besar” USA! Mungkin sekarang dan seterusnya, Osama sedang asyik bercumburayu dengan para bidadari di sorga, hadiah untuknya yang telah berani ber-jihad melawan USA.
Nah, kalau agama anda mendorong PD III, atau perang apapun yang akan memusnahkan semua kehidupan di Bumi, nasihat saya, tinggalkanlah!
Bahaya lain yang mengancam kehidupan bisa timbul dari kejadian-kejadian alam di bawah atau di permukaan Bumi yang bisa menimbulkan bahaya besar, seperti terjadi di Fukushima, Jepang, belum lama ini. Nanti kita akan ulas pokok ini.
Bisnis sains
Sains dan teknologi harus terus dikembangkan; ini adalah panggilan kodrat insani dan natural. Pada dirinya sendiri keduanya tak berbahaya! Pure science is pure science, tak terpengaruh oleh waktu, tempat, kebangsaan, agama, bahasa, filsafat, politik, militerisme, dan status gender si saintis! Sains hanya akan berubah dan berkembang karena fakta-fakta sains yang belum terungkap sekarang!
Ketika seorang saintis mempolitisasi atau meng-agama-kan sains, maka reputasi dan status si saintis ini akan gugur dan lenyap dengan sendirinya. Kalaupun mereka tetap hidup, mereka hanya hidup sendiri sebagai bayang-bayang gelap yang ingin sekali menerkam komunitas saintifik dunia.
Sains akan berubah dan tunduk hanya pada hukum-hukum saintifik, pada bukti-bukti empiris baru! Senjata dan politik apapun tak akan bisa mendikte pure science! Mungkin benar jika orang menyatakan bahwa sains itu bebas nilai, tidak memihak dan tidak partisan, kendatipun sains juga dibisniskan demi berbagai alasan dan kepentingan.
Belum lama ini sejumlah saintis dikumpulkan di sekitar sebuah meja di stasiun TV besar luar negeri (Mungkin CNN, mungkin juga BBC, saya agak lupa). Di antara mereka yang hadir, saya kenali wajah kosmolog Michio Kaku, pakar biologi sintetis Craig J. Venter dan beberapa lagi, termasuk Ray Kurzweil, seorang teknolog futuris Google.
Para saintis ini sudah dikenal reputasi, integritas dan kejeniusan mereka, dan juga keseriusan mereka untuk memberi kontribusi signifikan buat humanity. Masing-masing diminta untuk selama 4 sampai 5 menit menyatakan apa yang akan mereka bisniskan di Asia melalui ilmu dan teknologi yang mereka kuasai.
Semuanya membeberkan dengan padat program-program saintifik dan teknologis mereka yang akan mereka jalankan in Asia for Asian people. Semua program mereka jelas akan dijalankan untuk menolong rakyat Asia dapat hidup dengan lebih baik, lebih sehat, lebih panjang umur, dan lebih tangguh melawan penyakit!
Hati saya sangat tersentuh mendengar dan menyaksikan mereka semua: rata-rata ateistik, tapi hati dan pikiran mereka sangat mulia! Bagi saya, jikalau Tuhan itu ada, para saintis ini, yang umumnya ateistik, adalah hamba-hamba Allah yang sejati! Mereka jauh lebih spiritual dan lebih humane, dibandingkan kaum rohaniwan asli. Maafkan saya, karena menyatakan hal ini.
Tentu semua yang akan mereka lakukan adalah “science business”, tapi tujuan utamanya adalah kesejahteraan rakyat Asia!
Untuk sains bisa berkembang, untuk kaum saintis bisa sehat berpikir, meneliti dan menulis, tentu mereka perlu uang. Jalannya adalah bisnis sains.
Mungkin anda yang saleh akan mencibirkan bibir, lalu berkata ketus: Tuh, lihat, sains dibisniskan! Huuuh!
Saya membeli banyak buku, lalu menulis buku-buku baru hasil pembacaan dan perenungan mendalam atas buku-buku yang saya telah dan terus akan beli. Lalu saya berbisnis menerbitkan dan menjual buku-buku saintifik saya. Apakah ada yang salah dengan bisnis sains, lewat penerbitan buku, penelitian dan ceramah sains?
Bisnis Injil
Anda tentu sudah tahu, segala sesuatu dalam dunia akan jalan dan berproses kalau ditunjang dana yang kuat dan memadai. Untuk bertemu Tuhan saja di gereja anda, anda perlu memberi uang sebagai ungkapan syukur.
Kalau anda seorang rohaniwan, dan kekeh membenci bisnis, dengan alasan naif bahwa bisnis itu duniawi dan kotor, seperti juga politik, saya mau bertanya pada anda. Apakah tidak ada satupun rohaniwan yang sedang membisniskan agama mereka sekarang ini di kota anda?
Saya sangat tahu, banyak sekali orang yang menyebut diri hamba Tuhan, sedang menanjak bisnisnya menjual Injil Yesus Kristus! Dari berjualan Injil Yesus, mereka berhasil jadi milyarder, dan kini memiliki mobil-mobil mewah BMW dan Mercy, bahkan konon berkaca anti-peluru. Kaya dari bisnis Injil, tapi hati was was terus!
Mereka dengan berapi-api memberitakan Injil zaman kuno, mendesak umat meniru kehidupan jemaat Kristen abad pertama seperti dikisahkan dalam kitab Kisah Para Rasul dalam Perjanjian Baru, tetapi kehidupan mereka sangat modern dan mewah!
Lagi, jika anda, kaum rohaniwan, membenci bisnis, anda pasti tak bisa hidup dalam dunia ini sekarang ini. Ada tempat lain for you: sorga! Cepat dan bergegaslah masuk sorga, lupakan dunia ini, karena di sana tak ada bisnis!
Saya yakin, para pebisnis Injil yang mengkhotbahkan sorga after death itu tidak mau cepat mati, sebab mereka sudah merasakan kenikmatan kehidupan mewah yang real di muka Bumi.
Bahaya bencana alam dan teknologi, dan teologi
Bencana yang sudah disebut di atas, yang terjadi di Fukushima, tak mungkin membuat manusia membuang sains dan teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Tenaga nuklir sangat kita butuhkan sekarang dan jauh ke depan! Kehidupan modern hampir tak bisa dipisahkan dari teknologi nuklir.
Banyak orang Jerman, bahkan kaum agamawan, dan belakangan juga sekian negarawan di sana, menginginkan Jerman tidak lagi memiliki PLTN. Mereka semua takut tragedi Fukushima akan terjadi di negara mereka. Betulkah sikap reaksioner dan nervous ini yang membuat mereka so naive? Hemat saya, sikap mereka salah besar!
Ketimbang menutup semua PLTN di seluruh dunia, dan tak lagi membangunnya, jauh lebih visioner dan konstruktif mengonstruksi reaktor nuklir yang tahan bencana alam!
Lihatlah bangsa Jepang: mereka dengan cepat sudah bangkit lagi sehabis bencana Fukushima itu! Mereka tak menangis meraung-raung di hadapan Allah-allah mereka! Adakah mental dan etos kerja semacam ini pada bangsa anda, Indonesia, yang kaya dengan para koruptor beragama dan para agamawan koruptor?
Poin-nya ini: bahaya besar yang bisa melenyapkan semua bentuk kehidupan dan merusak planet Bumi dapat datang dari bencana alam dan teknologi.
Ketimbang anda memandang, sebagaimana lazimnya, bahwa semua bencana alam adalah kiriman Allah untuk memperingatkan dan menghukum manusia, jauh lebih benar jika anda berpikir lain. Yakni: Bagaimana pun juga, manusia di masa depan yang tak jauh, harus bisa memprediksi dan mengendalikan bencana alam, mengubah rute-nya demi keamanan semua bentuk kehidupan dan alam. Dan, kedua, bagaimana pun juga di masa depan, kita harus bisa menemukan, merancang dan mengembangkan teknologi apapun yang makin aman buat manusia.
Untuk itu sains dan teknologi harus dipacu dan diakselerasi untuk lebih cepat maju, dan anda mau ambil peran dalam tugas besar ini dan melepaskan kepercayaan anda pada takdir ilahiyah yang ternyata kerap mematahkan semangat anak-anak manusia untuk bangkit dan berjuang.
Kenapa orang yang percaya pada takdir yang tak bisa diubah, tidak berpikir bahwa mereka ditakdirkan untuk mengubah takdir mereka?
Barangkali anda percaya bahwa Allah telah mengirim tsunami ke Aceh sekian tahun lalu untuk menegur Muslim di sana yang telah membiarkan adanya orang Kristen. Atau mungkin anda yang Kristen percaya bahwa tsunami itu dikirim Yesus Kristus untuk menegur kaum Muslim di sana yang telah membatasi gerak orang Kristen.
Dua kepercayaan ini hemat saya inhuman, immoral, juga tak ilahiyah, bahkan absurd! Kalau saya harus beragama, saya sama sekali tidak bisa bersahabat dengan Allah apapun yang mengirim bencana alam untuk menghukum musnah manusia! Hemat saya, jika terjadi bencana alam, dan karenanya manusia jadi menderita, Tuhan pun ikut menderita, ikut merasakan sedalam-dalamnya apa itu bencana alam.
Mustinya kita berpikiran bahwa Allah pun juga berjuang keras menyetop bencana alam, atau membelokkan rutenya, supaya tak menerjang sebuah kota, apalagi jika kota ini dihuni banyak bayi dan kanak-kanak! Kalaupun kota itu memuat banyak penjahat besar, Allah ini harus tetap mengalihkan tsunami ke jalur lain! Allah bisa gagal atau juga bisa berhasil dalam usaha-Nya ini, sama seperti juga usaha manusia. Allah yang semacam ini sangat ilahiyah dan insani sekaligus! Allah yang menggetarkan kalbu. Allah yang mencintai kehidupan, dan karena itu ikut berjuang bersama manusia untuk memelihara dan mempertahankan kehidupan.
Kalau anda berkeyakinan seperti itu, maka anda sebagai agamawan akan ambil bagian dengan serius dalam berbagai usaha memajukan sains dan teknologi.
Saya terus terang, tidak setuju dan menentang Allah yang disembah Nabi Nuh, yang untuk menghukum semua penduduk Bumi, konon menurut kisahnya telah mengirim air bah global!/8/
Allah yang tak terpelajar
Allah Nabi Nuh, bukan Allah yang saya percayai, tak mengenal filsafat pendidikan moral dan psikologi evolusioner, yang menuntun para pendidik masa kini untuk membimbing para peserta didik tumbuh tahap demi tahap ke kematangan yang lebih penuh.
Dengan dua disiplin ilmu ini, setiap ayah/ibu, atau pendidik/guru, tak akan lagi memakai rotan, apalagi api rokok, untuk menghukum peserta didik yang bandel atau kedapatan teledor.
Sudah tersedia banyak cara untuk membarui perilaku manusia secara edukatif, evolusioner, dan kekerasan sudah ditinggalkan dalam mencapai tujuan ini.
Kalau langkah Allah Nabi Nuh ditiru para pendidik pada masa kini, jelas mereka akan berurusan dengan hukum dan pengadilan karena tuntutan para orangtua murid.
Jadi, harus ditegaskan dengan sangat jelas bahwa Allah Nabi Nuh bukan Allah pendidik yang baik dan tak dapat diteladani oleh siapapun, di manapun, dan kapanpun. Paling sedikit, anda perlu berbeda pendapat dengan si penulis kisah Nabi Nuh ini.
Nah, mungkin anda akan membela Allah Nabi Nuh dengan argumen bahwa kejahatan manusia pada zaman itu sudah sangat besar, tak terukur, dan tak terampuni. Jadi, kata anda, adalah langkah yang tepat kalau Allah Nabi Nuh membinasakan semua bentuk kehidupan lewat air bah, kecuali sejumlah makhluk terpilih.
Saya menduga, anda sebetulnya bukan mau membela Allah Nabi Nuh, tetapi mau menjaga kesucian doktrin anda tentang Kitab Suci anda yang memuat kisah tentang air bah itu. Bukankah kepada anda selalu diajarkan bahwa Kitab Suci anda tak berisi ajaran yang cacat secara moral atau kesalahan apapun, apalagi dongeng-dongeng atau mitos-mitos atau kisah-kisah teologis?
Kata anda lagi, Allah Nabi Nuh harus menegakkan moralitas yang berdisiplin dan kokoh, berapa pun biayanya!
Really?
Mengapa pernyataan anda itu tak anda balik: Apakah Allah Nabi Nuh memiliki moralitas kalau Dia sampai memusnahkan semua bentuk kehidupan, padahal Allah ini dipandang sebagai sang Bapa semua ciptaan?
Apakah bermoral, jika orang tak memberi jalan pengampunan dan maaf kepada orang lain yang bersalah, lalu me-reedukasi mereka kembali dengan langkah-langkah yang tepat dan manusiawi? Bukankah lebih baik kaum tersesat kembali ke jalan yang benar, ketimbang memusnahkan mereka bak orang membakar sampah sampai jadi abu?
Manusia zaman kita sudah memikirkan banyak kali untuk menghapus hukuman mati bagi narapidana berat, meskipun belum berhasil secara global. Satu argumen keagamaan yang kerap diajukan para pendukung hukuman mati adalah: Allah saja melakukan penghukuman mati, jadi sah kalau manusia juga.
Sebaliknya, argumen-argumen yang saya sudah ajukan di atas bermuara pada keharusan untuk kita menolak tindakan Allah Nabi Nuh ketika Dia memusnahkan semua kehidupan, sebagaimana dikisahkan di dalam Tanakh Yahudi. Kisah tragedi global yang didatangkan oleh Tuhan yang sedang marah besar kepada umat manusia. Kemarahan umumnya akan menutup kuat-kuat pikiran dan hati.
Hanya lewat kegiatan berpikir kritis dan cinta pada humanitas, kita dapat memperoleh argumen-argumen kuat untuk melawan sang Allah yang disembah Nabi Nuh. Atau setidaknya, kita menolak si penulis kisah tragis besar ini.
Allah yang berkenan didebat
Allah yang baik dan percaya diri, dan mahatahu, tidak akan berkeberatan jika ditanyai dan didebat dan dilawan oleh umat-Nya, sehubungan dengan tindakan-tindakan-Nya atau pesan-pesan-Nya. Saya menjamin hal ini!
Dalam Kitab Suci Yahudi-Kristen (Alkitab) banyak kisah besar tentang orang-orang besar yang berani mendebat dan menentang Allah, lalu berakhir dengan kemenangan manusia. Jangan lupakan nama-nama ini: Musa, Ibrahim, Yakub, Ayub, dan juga Yesus dari Nazareth! Mereka para pelawan Allah sekaligus kawan-kawan dan kekasih-kekasih Allah.
Hanya orang-orang yang beragama fundamentalis akan tak senang jika Allah mereka ditanyai, atau Kitab Suci mereka ditelaah sangat kritis. Padahal, Allah yang sejati suka didebat dan mengundang manusia mendebat-Nya; tapi manusia para pembela Tuhan memingit Allah bahkan memenjarakan-Nya.
Sesungguhnya sudah lama Allah semacam ini berteriak kepada para teolog dan agamawan meminta dibebaskan dari penjara ritual dan doktrin batu dan besi buatan mereka! Barangsiapa memiliki telinga, hendaklah dia mendengar!
Saya sudah lama mendengar isak tangis dan teriakan sedih Allah yang terpenjara, dan sudah datang ke penjara itu lalu membebaskan-Nya! Allah yang hidup dalam pikiran dan sanubari saya adalah Allah yang merdeka, tak terpenjara, lentur, fleksibel, riang, suka tertawa dan bersahabat, cerdas, rahmani dan rahimi.
Bagaimana dengan diri Allah anda? Sangat mungkin Allah anda tampil menyeramkan, sebab wajah anda penyembah-Nya tampak sangat menyeramkan dan penuh tekanan batin! Jika anda seorang periang, agama anda juga akan anda jalankan dengan riang. Beragama itu riang gembira, dan membuat wajah terang bercahaya.
Bagaimana dengan diri Allah anda? Sangat mungkin Allah anda tampil menyeramkan, sebab wajah anda penyembah-Nya tampak sangat menyeramkan dan penuh tekanan batin! Jika anda seorang periang, agama anda juga akan anda jalankan dengan riang. Beragama itu riang gembira, dan membuat wajah terang bercahaya.
Sang Buddha Periang
Anda kenal sang Buddha Gendut atau yang dikenal juga sebagai sang Buddha Periang yang penuh tawa di wajahnya? Rugi kalau anda tak mengenalnya!
Konon kalau anda dekat pada sang Buddha Periang ini, dan kerap mengelus perutnya yang gendut, hidup anda akan selalu riang dan penuh hoki!/9/ Ini bukan suatu tindakan magis, tetapi psikologi.
Jika anda selalu merasa riang dan berpikir selalu penuh hoki, maka perasaan dan pikiran ini berpengaruh kuat pada perilaku sosial anda dan pada isi pikiran anda lainnya, dan dua hal ini bekerja bersama untuk sungguh-sungguh membuat keberuntungan terus datang kepada anda. Ini semacam self-fulfilling prophecy, nubuat dari anda sendiri dan anda sendiri yang mewujudkannya!
The laughing Buddha, atau Budai. Sumber gambar: depositphotos.com
Di atas, foto sang Buddha Gendut dan Periang. Baru melihatnya saja, anda pasti akan langsung tertawa lebar dan happy. Umat Buddhis sangat beruntung memiliki dan bergaul erat dengan sang Buddha Gendut dan Periang ini! Hidup mereka mungkin sekali happy terus!
Mereka yang karena agamanya terus berada di bawah stres, dengan akibat suka mengamuk dalam masyarakat, sebaiknya mengenal sang Buddha Gendut dan Periang ini!
Dalam agama Tridharma, juga Hinduisme, anda bisa memilih-milih mana dewa yang mau anda dekati dan sembah. Tersedia banyak orang suci yang sudah diangkat menjadi dewa-dewa. Politeisme sangat demokratis, dan kebebasan anda memilih dewa-dewa dijamin sehingga anda tak akan stres dalam beragama. Bagaimana dengan agama-agama monoteistik?
Kalau agama anda menjadi beban mental berat bagi anda, dan membuat anda stres terus, sekali lagi saya anjurkan, beli patung Buddha Periang lalu taruh di ruang kerja anda. Niscaya kehidupan anda akan berubah, jadi penuh tawa, riang dan happy! Tak percaya? Silakan uji kebenarannya.
Agama yang selalu menimbulkan stres pada diri penganutnya bukan agama yang baik. Tinggalkanlah! Stres akan memperpendek umur anda. Agama ada bukan untuk memperpendek umur anda, tapi untuk memperpanjangnya.
Manusia sudah lama tahu, bahwa hati yang gembira adalah obat bagi banyak penyakit, tetapi semangat yang patah dan batin yang stres mengeringkan tulang! Dokter, psikolog, psikiater dan neurosaintis selalu memberi anda nasihat: buatlah selalu hati anda senang dan riang, pikiran segar dan adem.
Mengapa mereka memberi nasihat demikian? Karena mereka mencintai anda dan ingin anda berumur panjang!
Untuk bisa berumur panjang, anda musti dengan benar me-manage otak anda: pusat pikiran dan hati anda! Berilah makanan mental yang tepat pada otak anda, maka anda akan hidup lebih sehat, dan niscaya akan berumur lebih panjang. Kalau mereka, para saintis, menganjurkan demikian, ikutilah sebab mereka sedang memandu anda masuk ke dalam kebahagiaan.
Bukankah semua orang ingin hidup selalu berbahagia, berumur panjang, sukses material dan welas asih?
Nah, jika agama anda meminta anda mati muda sebagai martir, melupakan kerja dan sukses dalam dunia, dan membenci semua musuh atau semua orang yang berbeda, tinggalkanlah!
Sebab agama-agama yang baik akan mendorong anda berkarya besar demi kebahagiaan semua makhluk, dan demi keselamatan planet anda. Jika anda mati dalam melaksanakan tugas mulia kemanusiaan ini, barulah anda menjadi seorang syuhadah sejati, duta kemanusiaan bagi Allah.
Sebab agama-agama yang baik akan mendorong anda berkarya besar demi kebahagiaan semua makhluk, dan demi keselamatan planet anda. Jika anda mati dalam melaksanakan tugas mulia kemanusiaan ini, barulah anda menjadi seorang syuhadah sejati, duta kemanusiaan bagi Allah.
Hukuman Allah-kah?
Kembali ke bencana alam. Apakah bencana alam adalah hukuman Allah terhadap umat manusia yang jahat?
Pada zaman kuno, ketika manusia belum memiliki sains yang bisa menjelaskan keadaan di dasar laut, tsunami dipandang kiriman Allah. Ketika sains modern belum ada dan manusia masih berpikir mitologis, semua kejadian alam yang dahsyat dan tak bisa dijelaskan dengan akal, dijelaskan tanpa akal, lewat dongeng-dongeng atau kisah-kisah teologis.
Penjelasan tanpa akal adalah mengasalkan semua peristiwa dahsyat dan mengerikan sebagai perbuatan para dewa atau para allah untuk menegur atau menghukum manusia. Untuk memberi kesan bahwa penjelasan ini faktual, maka disusunlah mitos-mitos atau dongeng-dongeng dan kisah-kisah religius yang menakutkan, yang dengan runtut mengisahkan segala penyebab yang bermuara di ujungnya pada penghukuman Allah.
Memang sejarah juga adalah kisah; tapi tak semua kisah adalah sejarah. Sejarah sebagai kisah, disusun dengan berlandaskan bukti-bukti objektif; sedangkan mitos-mitos adalah kisah-kisah fiktif atau fantasi.
Memang sejarah juga adalah kisah; tapi tak semua kisah adalah sejarah. Sejarah sebagai kisah, disusun dengan berlandaskan bukti-bukti objektif; sedangkan mitos-mitos adalah kisah-kisah fiktif atau fantasi.
Nah, ketika sains modern kini sudah bisa menjelaskan banyak kejadian alam dengan memakai bukti-bukti, penjelasan mitologis apapun harus dilepaskan.
Jika anda berkeras memahami semua realitas di sekitar anda, dekat maupun jauh, secara mitologis, anda tak akan pernah menjadi modern. Modernitas bukan mitos, tetapi realitas dan nilai-nilai.
Modernitas dan local wisdom
Pasti anda yang saleh, dan karenanya mungkin anti-Barat atau anti-Kapitalisme, akan langsung menimpali: Aku tak perlu modernitas!
Really?
Jika anda tak memerlukan modernitas, kenapa sekarang ini anda ber-tweet-ria dengan semua followers anda? Apakah Twitter dibangun dengan mantra-mantra purbakala atau dengan doa-doa khusuk atau dengan tenaga dari alam gaib, nir-kabel?
Mungkin juga anda akan menyatakan, sedikit lebih lunak, bahwa modernitas tak diperlukan di pedalaman-pedalaman, sebab local wisdom saja sudah cukup dan lebih baik.
Really?
Really?
Jika manusia para penghuni kawasan-kawasan pedalaman masih hidup kanibal dengan ditopang oleh hikmat lokal, apakah ini sudah cukup dan lebih baik?
Karena hikmat lokal, banyak orang beragama, meskipun hidup miskin atau sangat pas-pasan, terdorong kuat untuk membangun tugu-tugu pemujaan dan peringatan yang memakan biaya besar. Alhasil, mereka terlilit hutang atau bertambah miskin, hanya demi gengsi yang diminta local wisdom. Sudah baik dan cukupkah local wisdom semacam ini?
Karena meyakini kebenaran hikmat lokal bahwa setiap suku harus tampil terdepan dan tangguh, perang antar-suku terus terjadi di kawasan-kawasan pedalaman. Dalam tribal wars ini, tak sedikit korban berjatuhan, dan tak sedikit suku tertentu menghirup darah orang dari suku musuh yang terbunuh. Di kalangan lain, tak sedikit para prajurit menyodomi prajurit-prajurit lain dari suku-suku yang terkalahkan sebagai tanda superioritas atau keunggulan suku pemenang.
Nah, apakah local wisdom yang mendasari perang antarsuku ini dan perlakuan biadab terhadap para pecundang, sudah benar dan sudah cukup? Cobalah anda yang anti-modernitas dan menjadi pembela local wisdom, pikirkan dalam-dalam!
Karena local wisdom yang mendidik orang untuk hidup sederhana dan hanya perlu kejujuran, banyak orangtua di desa-desa dan di suku-suku terasing tak mau menyekolahkan anak-anak mereka.
Apakah anda yang antimodernitas, dan mati-matian membela local wisdom, tapi menyekolahkan anak-anak anda di sekolah-sekolah modern, telah jujur pada diri anda sendiri?
Local wisdom bangsawan Arab adalah “bencilah Amerika karena kebencian ini benar”; tapi mereka anehnya menyekolahkan putera-puteri mereka di universitas-universitas besar di USA! Membenci Amerika yang modern, tapi menyekolahkan putera-puteri mereka di sana dengan biaya besar, apakah ini bukan split personality karena local wisdom?
Karena local wisdom yang melarang alam diintervensi oleh teknologi, banyak penduduk pegunungan berapi tak mengizinkan pembangunan saluran-saluran lahar buatan. Akibatnya, setiap kali gunung berapi meletus, lahar panas melanda dan menghancurkan lingkungan kehidupan, bahkan memakan banyak korban insani. Apakah hikmat lokal untuk akrab dan menyatu dengan alam sudah baik dan cukup, kendatipun manusia jadi korban karena hikmat ini?
Karena local wisdom telah mendidik si Tangkas untuk bekerja alon-alon asal kelakon, si remaja yang sebetulnya cerdas ini selalu harus tinggal kelas setiap tahunnya. Apakah filsafat alon-alon asal kelakon itu sebuah hikmat lokal yang baik dan benar, di dalam suatu dunia yang segala sesuatunya bergerak sangat cepat?
Bukankah local wisdom Jawa yang membela paternalisme, adalah sebuah sumber penyebab banyak urusan kekuasaan dan uang dalam negeri ini tak pernah selesai?
Secara umum, kebudayaan Asia berisi hikmat lokal yang mendorong orang dekat bahkan memuja alam, sedemikian rupa sehingga alam tak boleh diganggu teknologi. Tentu hikmat lokal untuk manusia akrab dan menguduskan alam bisa baik dan benar, ketika kebanyakan manusia rakus mengeksploitasinya demi uang.
Hutan-hutan perawan yang jadi gundul karena dieksploitasi habis-habisan, tentu menghantam balik ke manusia pengusaha dan penguasa yang telah dengan rakus memperkosa mereka puluhan kali sehingga banjir air dan lumpur pekat merah mengalir ke mana-mana.
Satu contoh lagi tentang hikmat lokal masih perlu saya kemukakan sebelum pindah ke topik lain.
Bangsa kita memegang filsafat “musyawarah untuk mufakat” yang dinilai banyak kalangan sendiri sangat demokratis. Tapi apakah local wisdom ini baik? Ternyata seringkali filsafat ini mendorong bangsa kita jadi munafik dan menolak fakta keras yang menyakitkan tapi benar, hanya demi kerukunan!
Kerukunan dan pedukunan di Indonesia sukar dipisahkan atau dibedakan! Pedukunan menyebabkan sesuatu yang tidak ada disulap menjadi ada, or vice versa, hanya demi kerukunan murahan yang penuh sandiwara dan persekongkolan.
Tentu saya juga harus objektif: masih ada local wisdom yang jika diterapkan dengan sangat hati-hati, akan memberi manfaat yang baik dan membangun.
Sebagaimana modernitas juga tidak selalu mengusung nilai-nilai sosiokultural yang baik dan berguna, begitu juga local wisdom. Kita perlu selektif dalam menerima baik modernitas maupun local wisdom. Ini hal yang sudah jelas!
Tapi, dibandingkan local wisdom, yang ditarik dari kebudayaan atau dari Kitab Suci, modernitas jauh lebih kita butuhkan jika kita mau menjadi bangsa besar kini dan di masa depan. Local wisdom dan Kitab Suci, tanpa modernitas, hanya akan menjadikan kita bangsa teri yang tak akan diperhitungkan dunia masa kini! Jadilah ikan paus jika anda mau menguasai samudera!
Jika kearifan lokal tidak boleh bertumbuh dinamis lewat dialog dan pertemuan dengan nilai-nilai kearifan modern dan ilmu pengetahuan, tetapi harus diabsolutkan, maka kearifan lokal ini berubah menjadi suatu jenis agama fundamentalis.
Meneropong vagina atau meneropong jagat raya?
Jika kita hidup hanya dengan local wisdom dan Kitab Suci, kita, seperti dikatakan dosen Universitas Indonesia, Rocky Gerung, hanya akan bisa meneropong vagina para remaja sekolahan!/10/ Ya, meneropong vagina untuk memeriksa apakah mereka masih perawan, dan jika terbukti sudah tidak, mereka tak bisa diterima di sekolah-sekolah berbasis agama terbesar negeri ini.
Padahal at the same time, lagi kata Rocky Gerung, negeri kecil Taiwan sedang meneropong jagat raya mencari planet-planet yang seperti Bumi!
Meneropong vagina remaja putri mencerminkan sebuah kebudayaan; dan meneropong jagat raya juga menampilkan sebuah kebudayaan lain. Kebudayaan mana yang anda mau rangkul?
Jika pikiran dan jiwa anda memang selalu butuh masukan impuls seksual besar, pasti anda akan memilih kebudayaan meneropong vagina remaja putri. Meneropong vagina tentu mengasyikkan, tapi bagi siapa?
Jika pikiran dan jiwa anda memang selalu butuh masukan impuls seksual besar, pasti anda akan memilih kebudayaan meneropong vagina remaja putri. Meneropong vagina tentu mengasyikkan, tapi bagi siapa?
Bagi saya, meneropong jagat raya dan menjelajah antariksa, untuk mencari bentuk kehidupan apapun di sana, bahkan kini mencari DNA di angkasa luar, jauh lebih mengasyikkan dan menantang, walaupun saya sebagai orang Indonesia tidak bisa melakukannya in reality!
Sadarkah anda, Indonesia sedang dijajah budaya agama yang antikemajuan, budaya pembodohan dan budaya korupsi, sehingga mustahil kapanpun juga kita bisa mengirim sendiri wantariksa made in Indonesia ke angkasa luar!
Tapi kenapa meneropong angkasa, bukan meneropong vagina, lebih mengasyikkan dan lebih menantang? Karena kita juga, 3 sampai 4 milyar tahun lalu, pada permulaan terbentuknya planet Bumi, dalam bentuk mikroorganisme, berasal dari dunia bintang-bintang.
Human aliens
Karang di atas adalah pecahan meteor yang terbentuk milyaran tahun lalu sebelum jatuh ke Bumi. Para peneliti NASA telah melakukan test terhadap 12 pecahan semacam ini, dan mereka menemukan pecahan-pecahan meteor ini kaya dengan unsur carbon yang ditemukan berisi zat-zat kimia yang serupa dengan salah satu komponen penting DNA, struktur atau unit kimiawi dasar terpenting yang membentuk kehidupan. Sebelumnya banyak orang menganggap DNA dalam pecahan-pecahan meteor ini ada sebagai akibat kontaminasi yang terjadi di Bumi; tetapi kajian-kajian yang mutakhir telah tiba pada suatu kesimpulan bahwa DNA dalam meteorit-meteorit tersebut berasal dari antariksa.
Jadi, sudah dipastikan oleh para saintis, DNA yang terdapat dalam bebatuan meteorit yang ditemukan di Antarktika dan Australia itu, berasal dari angkasa luar!/11/
Jadi, sudah dipastikan oleh para saintis, DNA yang terdapat dalam bebatuan meteorit yang ditemukan di Antarktika dan Australia itu, berasal dari angkasa luar!/11/
Sangat boleh jadi, karena bebatuan meteor pasti sudah masuk ke Bumi pada awal planet ini terbentuk kurang lebih 4 milyar tahun lalu, kita semua, humans, memiliki asal-usul paling awal di angkasa luar, bukan di planet Bumi ini sendiri, dalam bentuk DNA yang dihasilkan di antariksa.
Tentu kawasan yang paling memungkinkan DNA ini berkembang, lalu jauh sesudahnya memunculkan Homo sapiens, adalah kawasan laut. Tetapi para ahli astrofisika, astrobiologi dan astrokimia sudah tiba pada sebuah kesimpulan bulat bahwa air di permukaan Bumi kita juga kiriman dari angkasa luar./12/
Planet kita aslinya adalah sebuah planet gersang bebatuan hampir 100 persen. Air datang belakangan, dan hanya sedikit sekali jumlah massanya dibandingkan besarnya massa Bumi secara keseluruhan. Atom oksigen dan atom hidrogen di angkasa luar sudah terbentuk pada suatu tahap evolusi kosmologis, lalu lewat meteor dan komet, secara kebetulan menerjang masuk ke Bumi tanpa diundang. Puing-puing jagat raya inilah, komet dan asteroid, kendaraan angkasa yang membawa air dan DNA mikroorganisme masuk ke planet Bumi. Dari air dan DNA antariksa, kita kemudian dilahirkan di Bumi, sebagai makhluk asing nan sendiri di planet ini!
Tentu kawasan yang paling memungkinkan DNA ini berkembang, lalu jauh sesudahnya memunculkan Homo sapiens, adalah kawasan laut. Tetapi para ahli astrofisika, astrobiologi dan astrokimia sudah tiba pada sebuah kesimpulan bulat bahwa air di permukaan Bumi kita juga kiriman dari angkasa luar./12/
Planet kita aslinya adalah sebuah planet gersang bebatuan hampir 100 persen. Air datang belakangan, dan hanya sedikit sekali jumlah massanya dibandingkan besarnya massa Bumi secara keseluruhan. Atom oksigen dan atom hidrogen di angkasa luar sudah terbentuk pada suatu tahap evolusi kosmologis, lalu lewat meteor dan komet, secara kebetulan menerjang masuk ke Bumi tanpa diundang. Puing-puing jagat raya inilah, komet dan asteroid, kendaraan angkasa yang membawa air dan DNA mikroorganisme masuk ke planet Bumi. Dari air dan DNA antariksa, kita kemudian dilahirkan di Bumi, sebagai makhluk asing nan sendiri di planet ini!
Mungkin anda, seperti saya, suka menatap langit malam yang cerah, dan memandang lama-lama banyak benda terang di angkasa malam yang kelam. Kenapa?
Bisa jadi kita semua, dulu secara intuitif, dan kini dapat dijelaskan secara saintifik, merasa bahwa kampung halaman kita yang sebenarnya adalah angkasa luar! Kita semula adalah E.T. beings!
Jangan sedih, tapi happy-lah, jika anda rindu berada di ruang-ruang antarbintang dan antargalaksi!
Bisa jadi, pengalaman spiritual yang diklaim dialami banyak orang, yang disebut OBE, “out of body experience”, pengalaman keluar dari tubuh lalu melanglang jagat raya, terkoneksi erat dalam otak kita dengan pengetahuan intuitif kita bahwa kita berasal dari antariksa!/13/ Kita semua, humans, adalah aliens di planet Bumi! Human aliens!
Demitologisasi kisah Taman Eden
Jika demikian halnya, bukan Taman Eden mitologis kampung halaman kita, tempat asal kita, tapi antariksa.
Tetapi tiga Kitab Suci agama monoteistik, Yudaisme, Kristen dan Islam, mengisahkan bahwa kita semua memiliki tempat asal-usul di muka Bumi, di Tamen Eden, bukan di antariksa.
Lagi, dalam ketiga Kitab Suci ini, dikisahkan bahwa kita tak datang dari angkasa luar, tapi dari tanah Bumi ini, atau dari darah yang luar biasanya sudah ada sebelum ada makhluk hidup yang memiliki darah.
Dari tanah, tutur penulis Kejadian 1-2, kita dibentuk oleh Yahweh Elohim menjadi makhluk yang hidup, manusia, Adam. Dan makhluk perempuan, Hawa, diciptakan oleh sang Yahweh ini dari sebuah tulang rusuk Adam, yang menjadi suaminya.
Padahal kita tahu sekarang lewat kajian-kajian evolusioner, geo- dan bio-chemistry, biologi, anatomi, genetika, dan lain-lain, bahwa asal-usul kita yang sebenarnya bukan itu. Tak pelak lagi, kini kita hanya bisa memandang kisah-kisah skriptural tentang Taman Eden sepenuhnya kisah teologis!
Bagaimana jika sains astrokimia, astrobiologi dan lain sebagainya yang sudah disebut di atas tak berhasil meyakinkan anda bahwa DNA kita berasal dari antariksa? Bahwa adalah berguna jika NASA kini menjalankan sebuah proyek yang diberi nama SETG, the Search for Extra-Terrestrial Genomes, proyek pencarian genom di antariksa, khususnya di planet Mars?/14/
Terbuka banyak kemungkinan bahwa di antariksa dalam jagat raya kita tersimpan tidak hanya satu jenis DNA, tetapi sangat beragam, sejalan dengan banyak ragamnya lokasi dan kondisi yang potensial menyimpan berbagai bentuk kehidupan antariksa, sama seperti kondisi di Bumi./17/
Begitu juga, dengan bertumpu pada konsep kosmologis mutakhir multiverse, kita dapat menyatakan bahwa di dalam jagat-jagat raya paralel yang memiliki hukum-hukum alam dan konstan yang berbeda dari yang berlaku di jagat raya kita, seperti ditegaskan oleh fisikawan Victor J. Stenger, dapat ada bentuk-bentuk kehidupan lain yang tidak sama dengan yang kita kenal di Bumi atau di dalam jagat raya kita sendiri./18/
Dalam rangka proyek ini, NASA pada Sabtu pagi, 26 November 2011, telah meluncurkan sebuah wantariksa berbentuk piring (bak UFO) yang membawa sebuah mesin penjelajah planet Mars, rover, berbentuk mobil roda enam seberat 1 ton, yang diberi nama Curiosity. Rover Curiosity ini, yang akan mendapatkan energi dari bahan bakar nuklir plutonium, akan didaratkan di planet ini 6 Agustus 2012, setelah wantariksa yang membawanya menempuh perjalanan terbang sejauh 354 juta mile selama 8,5 bulan, untuk menyelidiki langsung di tempat, persisnya di kawah Gale, adakah jejak-jejak dan tanda-tanda kehidupan di planet ini./15/ Jika keberadaan bentuk-bentuk kehidupan apapun dipandang terkait dengan keberadaan air, maka sudah dipastikan bahwa planet Mars pada kondisi masa kini memiliki air./16/
Terbuka banyak kemungkinan bahwa di antariksa dalam jagat raya kita tersimpan tidak hanya satu jenis DNA, tetapi sangat beragam, sejalan dengan banyak ragamnya lokasi dan kondisi yang potensial menyimpan berbagai bentuk kehidupan antariksa, sama seperti kondisi di Bumi./17/
Begitu juga, dengan bertumpu pada konsep kosmologis mutakhir multiverse, kita dapat menyatakan bahwa di dalam jagat-jagat raya paralel yang memiliki hukum-hukum alam dan konstan yang berbeda dari yang berlaku di jagat raya kita, seperti ditegaskan oleh fisikawan Victor J. Stenger, dapat ada bentuk-bentuk kehidupan lain yang tidak sama dengan yang kita kenal di Bumi atau di dalam jagat raya kita sendiri./18/
Tentu saja anda tidak bisa yakin dan tak bisa menerima fakta-fakta sains, karena anda berpegang teguh pada Kitab Suci anda, yang dengan sangat keliru anda perlakukan sebagai sebuah kitab sains atau sebuah buku sejarah.
Karena itu, tak ada jalan lain, selain menunjukkan kepada anda bahwa kisah tentang Taman Eden adalah 100 persen kisah metaforis. Tak percaya?
Uraian lengkap dan mendalam tentang kisah Taman Eden, Adam dan Hawa, sudah saya tulis di blog saya ini juga. Bacalah tuntas Memahami Kisah Taman Eden dalam Konteks, 26 September 2021, editing mutakhir 10 Maret 2022.
Hanya dalam dongeng teologis saja, ada sepasang manusia purba, lelaki dan perempuan, yang tidak memiliki pusar sama sekali karena tidak pernah menjadi janin dalam rahim seorang ibu.
Rabalah perut anda, dan rasakan apakah anda memiliki sebuah pusar; kempot ke dalam atau bodong keluar, tak masalah. Kalau anda keturunan langsung Adam dan Hawa mitologis, haruslah perut anda juga tidak memiliki pusar. Anda ternyata keheranan, dari mana asal-usul paling awal udel anda, bukan?
Hanya dalam dongeng saja, manusia perempuan muncul dari satu tulang rusuk lelaki, sementara semua tulang rusuk pria hingga kini selalu komplit.
Hanya dalam dongeng saja ada buah yang jika dimakan, si pemakan akan langsung cerdas, minimal cerdas secara moral!
Sama seperti sekeping biji ketika dilempar ke tanah keesokan harinya telah tumbuh seketika menjadi sebatang pohon bayam yang puncaknya sampai ke langit! Kisah tentang sekeping biji ini tentu saja dongeng ciptaan Hans Christian Andersen yang sangat menawan kanak-kanak, yang sesudah dikisahkan kepada mereka, mereka langsung tertidur.
Anda tentu teringat kisah dongeng yang serupa dalam bagian akhir kitab Yunus dalam Tanakh Yahudi, tentang sebatang pohon jarak yang tumbuh tinggi dan mengeluarkan daun-daun lebat dan lebar hanya dalam semalam! Yunus murka kepada Allah dan minta mati, ketika pohon jarak itu, yang daun-daun lebarnya dijadikannya tempat berteduh, dibuat mati oleh Allah!
Hanya dalam dongeng saja ada seekor ular yang bisa berbicara bahkan berhasil meyakinkan manusia tentang sebuah kebenaran yang hanya Allah saja yang tahu.
Hanya dalam kisah teologis antropomorfis saja Allah punya tubuh, kaki, tangan, kepala, rambut, mata, alis, hidung, telinga dan mulut, sehingga membuatnya bisa berjalan-jalan di Taman itu mencari-cari Adam dan Hawa, melihat-lihat, pada hari yang sejuk. Sulit untuk membayang-bayangkan, jika Allah sang Bapa tak berpakaian seperti Adam dan Hawa, bagaimana penampilan-Nya. Seandainya Allah ini berbusana, mungkin saja Dia memakai baju batik dan kain sarung, dan memakai blangkon sebagai kopiahnya. :)) Ini adalah suatu anthropomorfisme yang niscaya, tak terhindarkan, ketika manusia mau membayangkan dan mengungkapkan Allah dalam rupa dan bahasa manusia. Kita hanya bisa memakai bahasa-bahasa manusia untuk mengungkapkan hal-hal besar yang transenden, yang melampaui semua bahasa insani. Atau kita hanya bisa mengambil sikap hening, tanpa kata yang terucapkan, atau tanpa kata yang tidak terucapkan.
Kenapa Allah mencari Adam dan Hawa? Karena keduanya, sehabis memakan buah ajaib itu, ketakutan lalu mencari tempat bersembunyi, menghilang dari pandangan Allah.
Hanya dalam dongeng saja seorang manusia lelaki dan seorang manusia perempuan yang keduanya bugil total tidak terangsang secara seksual satu sama lain, sekian lama, bahkan masing-masing tidak menyadari kalau keduanya telanjang bulat.
Hanya dalam dongeng saja, Adam dan Hawa, lelaki dan perempuan, setelah sekian lama hidup bersama baru sadar bahwa keduanya telanjang bulat setelah memakan buah ajaib mitologis tadi.
Hanya dalam dongeng saja ada manusia berusia sampai nyaris seribu tahun, dengan tetap muda dalam jangka waktu yang sangat panjang.
Hanya dalam dongeng saja ada sebuah pohon lain di sebelah timur Taman Eden mitologis yang jika buahnya dimakan, Adam dan Hawa akan hidup abadi, sehingga konon Allah menempatkan beberapa malaikat berpedang bernyala untuk menjaga pohon ajaib kedua ini.
Kita tahu Drakula atau Vampire bisa hidup abadi karena meminum darah manusia, korban-korban mereka. Tapi kita juga sangat tahu bahwa dua makhluk abadi peminum darah ini hanya hidup dalam dongeng-dongeng dari negeri-negeri Eropa dan Amerika, sama seperti Leak hanya ada dalam dongeng rakyat Bali.
Cukuplah sudah saya memperlihatkan kepada anda bahwa kisah skriptural tentang Taman Eden dan semua kejadian yang dikisahkan di dalamnya adalah kisah atau dongeng teologis belaka.
Empat metode saintifik untuk hidup kekal
Pasti anda yang saleh akan berkeberatan terhadap semua usaha demitologisasi yang telah saya lakukan terhadap kisah Taman Eden itu!
Sanggahan anda pasti begini: Aku percaya, semua kisah skriptural tentang Taman Eden itu sejarah yang tak bisa salah, karena merupakan wahyu Allah.
OK-lah, jika itu keyakinan anda. Silakan anda pegang. Tapi, tahukah anda berapa biaya yang anda harus bayar untuk keyakinan anda ini?
Yang harus anda bayar ini: Sejarah bagi anda adalah sejarah yang melawan fakta-fakta keras sains. Jika demikian, inikah sejarah yang asli, ataukah sejarah yang dipalsukan demi kepentingan keagamaan kita?
Ingatlah: sejarah adalah sains, bukan wahyu!
Menulis sejarah adalah kegiatan saintifik, butuh penelitian interdisipliner; tak sama dengan menerima wahyu yang serba sudah jadi!
Silakan putuskan sendiri, dan bayarlah harganya!
Ingatlah: sejarah adalah sains, bukan wahyu!
Menulis sejarah adalah kegiatan saintifik, butuh penelitian interdisipliner; tak sama dengan menerima wahyu yang serba sudah jadi!
Silakan putuskan sendiri, dan bayarlah harganya!
Mungkin juga anda mau maju sedikit, dengan berargumentasi, misalnya, orang zaman dulu bisa hidup ratusan tahun karena Bumi dan udara serta air belum terpolusi. Tapi tahukah anda bahwa di Timur Tengah kuno, angka kematian bayi dan manusia dewasa sangat tinggi, juga tingkat kemandulan kaum wanita?
Poligami dijalankan di sana dulu antara lain karena fakta-fakta yang saya baru sebut, selain mungkin karena libido kaum lelaki zaman itu di sana sangat tinggi, tak terbendung.
Tapi anda bisa jadi benar, bahwa umur manusia bisa sampai ratusan tahun, tapi hal ini hanya dimungkinkan pada zaman modern ini, karena metode-metodenya baru ditemukan sekarang.
Baru pada zaman modern inilah anda bisa mengatur berapa panjang usia anda, jika anda mau menempuhnya dan etika anda tak melarangnya.
Anda kini bisa hidup terus dengan memakai suatu tubuh lain yang sama persis dengan tubuh anda, bahkan juga dengan semua sifat yang sama, melalui metode kloning!
Para petani biasa melakukan kloning sederhana tanaman singkong: dengan hanya menancapkan patahan batang-batang singkong, mereka kemudian mendapatkan tanaman singkong baru asli.
Anda tinggal memesan tim ahli kapan anda perlu menjalankan kloning!
Persoalan dengan metode cloning adalah metode ini belum pernah diterapkan pada manusia hingga saat ini, sehingga keterbatasan-keterbatasan hasil cloning manusia belum diketahui, misalnya apakah hasil kloning masih juga mempertahankan jatidiri, personalitas dan memori historis orang yang diklon.
Langkah kedua: dengan membuang semua sel uzur (senescent cells) yang ada dalam tubuh anda, yang membuat tubuh anda sekarang dengan menyedihkan secara bertahap menjadi tua, uzur, lalu mati. Kesimpulan ini didapat dari kajian klinis mutakhir terhadap tikus./19/
Persoalan dengan metode cloning adalah metode ini belum pernah diterapkan pada manusia hingga saat ini, sehingga keterbatasan-keterbatasan hasil cloning manusia belum diketahui, misalnya apakah hasil kloning masih juga mempertahankan jatidiri, personalitas dan memori historis orang yang diklon.
Langkah kedua: dengan membuang semua sel uzur (senescent cells) yang ada dalam tubuh anda, yang membuat tubuh anda sekarang dengan menyedihkan secara bertahap menjadi tua, uzur, lalu mati. Kesimpulan ini didapat dari kajian klinis mutakhir terhadap tikus./19/
Atau langkah ketiga: membuat variasi mutan pada enzim telomerase dalam sel-sel tubuh anda, dengan memanjangkan bagian telomer sehingga usia diperpanjang. Semakin panjang telomer, sel-sel akan makin terlindungi dan proses penuaan berjalan lebih lambat, bahkan mungkin bisa dihentikan.
Atau langkah ke-4: anda (atau wali) meminta, ketika anda baru saja wafat (mati legal, atau mati klinis/medis), jenazah anda dibekukan di bawah suhu minus 150 derajat Celsius atau sampai minus 196 derajat Celsius (titik didih nitrogen cair), untuk nanti dihidupkan lagi (jika teknologi di masa depan sudah tersedia). Teknik medis pembekuan mayat ini untuk kemudian dihidupkan kembali disebut cryonics, dan sainsnya dinamakan cryogenics. Ketika ini dilakukan, seluruh cairan darah diganti dengan larutan cryoprotectant yang membuat jasad dan semua organ dan selnya, setelah membeku absolut, tak akan membusuk atau rusak selamanya./20/ Sel-sel sperma, kita tahu, di bank-bank sperma dibekukan absolut, lalu dipulihkan kembali dari pembekuan ketika mau dimasukkan ke dalam rahim kaum ibu yang subur, yang merindukan anak, tapi memiliki suami yang mandul. Sel-sel sperma ini tokh tetap hidup!
Anda (atau wali) tinggal mengatur, tentu sebelum anda mati, bersama tim medis anda, kapan mayat anda yang beku absolut harus dihidupkan kembali dengan cara tertentu, tentunya dengan pengandaian teknologinya sudah tersedia.
Tentu saja 4 langkah saintifik tersebut untuk membuat anda dapat hidup terus, menyimpan banyak persoalan yang masih harus diatasi.
Persoalan pertama tentu persoalan etis, yang biasanya diangkat oleh para etikus religius. Para moralis religius memang seringkali belum apa-apa sudah ingin mencegah dan menghentikan eksperimen ilmiah apapun yang berkaitan dengan kehidupan, kata mereka, atas nama Allah.
Anda tentu tahu kini para pakar biologi sintetis dengan dipandu Craig J. Venter sudah sukses menciptakan DNA buatan yang hidup dan mampu mereplikasi diri./21/ Tanpa doa, tanpa Kitab Suci, dan tanpa Allah! DNA buatan ini dihasilkan hanya dari 4 botol larutan senyawa kimia yang mati, yang persenyawaannya di sebuah synthesizer diatur oleh informasi genomik dari sebuah komputer.
Benar seperti dikatakan kosmolog besar Michio Kaku: makin ke depan, manusia akan menjadi seperti Allah, tahu segala hal dan mampu menciptakan kehidupan.
Yang ditawarkan sang ular mitologis kepada Hawa dan Adam bahwa mereka akan jadi seperti Allah, ternyata kini makin terbukti. Thank you, sang ular!
Tapi “menjadi seperti Allah” pada zaman kisah tentang Taman Eden ditulis, adalah hal yang sangat menakutkan si penulis kisah ini, pada abad sepuluh SM. Tapi, kini, dalam zaman modern, anda harus melihat hal menjadi-seperti-Allah sebagai kehendak Allah anda sendiri juga! Allah anda tak bisa membendung sains, selain merestuinya! Bukankah manusia itu segambar dan serupa Allah?
Tapi “menjadi seperti Allah” pada zaman kisah tentang Taman Eden ditulis, adalah hal yang sangat menakutkan si penulis kisah ini, pada abad sepuluh SM. Tapi, kini, dalam zaman modern, anda harus melihat hal menjadi-seperti-Allah sebagai kehendak Allah anda sendiri juga! Allah anda tak bisa membendung sains, selain merestuinya! Bukankah manusia itu segambar dan serupa Allah?
Nah, kembali ke 4 cara membuat anda hidup kekal.
Yang paling problematis adalah langkah ke-4, cryonics. Sekarang ini tak ada jaminan saintifik bahwa langkah ini akan sukses tanpa hambatan. Soal terbesar dengan cryonics adalah apakah sel-sel otak (neurons) anda tak akan rusak setelah dibekukan sekian lama (berapa lama, bergantung permintaan anda atau wali legal anda!).
Jika tak rusak, apakah sel-sel otak anda masih menyimpan semua data dan memori yang membentuk jatidiri dan kepribadian anda, ketika mayat anda yang membeku absolut di-revive?
Ini-lah hal yang paling diragukan, dan belum ada teknologi medis yang bisa menjamin bahwa identitas anda pasti terpelihara lewat cryonics. Mungkin, ketika anda dihidupkan lagi setelah mayat anda membeku 100 tahun, identitas anda akan berganti total, dan anda akan hidup lagi sebagai seorang asing. Apakah anda mau? Tetapi, banyak saintis cryogenics tidak melihat hal ini sebagai suatu persoalan.
Nah poin terpentingnya adalah ini: kalau anda mau beragama tak ketinggalan zaman, tetap fungsional, anda harus menerima semua fakta sains ini. Pada pihak lain, anda harus menentukan sikap anda, apa yang mau anda lakukan dengan Kitab Suci anda, khususnya dengan kisah mitologis Taman Eden.
Agamawan yang memandang kisah Taman Eden sebagai mitologi atau metafora atau alegori tak akan mengalami hambatan besar dalam menerima fakta-fakta sains tentang asal-mula kehidupan. Jika anda mau fungsional beragama di dunia modern, tak ada jalan lain, selain anda harus melihat kisah Taman Eden sebagai kisah teologis imajinatif.
Kreasionisme dan Intelligent Design
Jika anda tak mau menerima fakta-fakta sains berkaitan dengan ihwal asal-muasal kehidupan, usia Bumi dan all life forms, anda akan terpaksa membuat sains alternatif.
Sains alternatif adalah pseudoscience atau junk science, seperti ihwalnya dengan kreasionisme dan intelligent design (ID) yang dibangun kekristenan fundamentalis Amerika.
Bagi kaum kreasionis, usia Bumi dan semua bentuk kehidupan di planet ini baru 6.000 tahun, dan dinosaurus hidup akrab dengan manusia dan bahkan dengan Yesus./22/ Duuh!
Mereka bilang, waktu Nabi Nuh masuk ke dalam bahtera ketika air bah melanda, dinosaurus ikut dibawa masuk!/23/ Insane!!!
Kaum kreasionis dan ideolog ID sama sekali menolak sains evolusi, yang dinilai mereka merendahkan status manusia sebagai ciptaan termulia Allah di seluruh jagat, seolah kalau Homo sapiens disandingkan sederajat dengan simpanse atau orangutan merosotlah statusnya. Aneh juga, “tanah” dipandang mereka lebih tinggi dari hewan.
Tapi penjelasan kontekstualnya begini./24/
Penulis kisah Tamen Eden dalam Kejadian 2:8-3:24, yakni mazhab Yahwis yang bekerja pada abad sepuluh SM di istana Daud/Salomo, sudah lama memperhatikan banyak kejadian yang berkaitan dengan lingkungan hidup, manusia, binatang, kerja keras, moralitas, doktrin agama, persalinan perempuan, dan lain-lain.
Semua yang mereka lihat, mereka renungkan dalam-dalam, dengan banyak tujuan, salah satu di antaranya adalah untuk menemukan jawaban mengapa ada penderitaan dalam dunia ini, sebuah pertanyaan yang juga sangat mengganggu pikiran Śākyamuni Siddhārtha Gautama di tempat dan zaman yang lain (563-483 SM) yang membuatnya meninggalkan istana lalu masuk ke dalam kehidupan tapa brata untuk mencari jawaban-jawaban yang dapat membebaskan manusia dari dukkha.
Lalu mereka, para sastrawan Yahwis ini, memberi jawab dengan menulis kisah tentang asal-usul (etiologi) yang sepenuhnya fiktif spekulatif. Dus, kisah Taman Eden historisnya tidak dimulai di permulaan kehidupan di zaman yang sangat lampau, tetapi dimulai di abad sepuluh SM di negeri Israel.
Para sastrawan Yahwis ini menemukan satu jawaban teologis sangat sederhana dan satu dimensi bahwa semua penderitaan manusia adalah akibat dari ketidaktaatan Hawa dan Adam terhadap ketetapan primordial Allah!
Kalau Gautama Buddha, setelah dia tercerahkan dan menemukan akar-akar timbulnya penderitaan, memberikan jalan-jalan keluar dari penderitaan yang musti dijalankan sendiri dengan berdisiplin oleh orang-orang yang mau mendengarkannya, para sastrawan Yahwis ini sama sekali tak memberi jalan keluar apapun, selain rasa putus asa yang dalam terhadap kemalangan manusia, Bumi dan makhluk-makhluk lainnya. Para sastrawan ini hanya memberikan etiologi, tapi tak menawarkan soteriologi, doktrin tentang ihwal bagaimana manusia bisa mencapai keselamatan, terlepas dari penderitaan.
Kalau Gautama Buddha, setelah dia tercerahkan dan menemukan akar-akar timbulnya penderitaan, memberikan jalan-jalan keluar dari penderitaan yang musti dijalankan sendiri dengan berdisiplin oleh orang-orang yang mau mendengarkannya, para sastrawan Yahwis ini sama sekali tak memberi jalan keluar apapun, selain rasa putus asa yang dalam terhadap kemalangan manusia, Bumi dan makhluk-makhluk lainnya. Para sastrawan ini hanya memberikan etiologi, tapi tak menawarkan soteriologi, doktrin tentang ihwal bagaimana manusia bisa mencapai keselamatan, terlepas dari penderitaan.
Nah, salah satu hal yang para sastrawan ini selalu temukan dan amati pada abad sepuluh SM adalah kenyataan bahwa ketika setiap manusia mati, lalu mayatnya dikuburkan, mayat ini segera mulai membusuk lalu perlahan menjadi satu dengan tanah.
Dari pengamatan ini, mereka lantas menyimpulkan: kalau mayat akhirnya menyatu dengan tanah atau menjadi bagian dari tanah/Bumi, sudah mustinya manusia berasal pada awal sekali dari tanah, dari Bumi! Ini adalah cara berpikir siklikal yang umum ditemukan dalam masyarakat agraris zaman kuno, yang hidup di bawah kendali musim-musim yang datang dan pergi silih berganti, sebagai siklus yang abadi.
Nah, kalangan kreasionis dan ID tak berhasil menemukan penjelasan konstekstual ini, atau penjelasan historis, atas kisah Taman Eden, sebab kalangan ini memang menolak penjelasan historis kontekstual atas teks apapun dalam Kitab Suci. Mereka adalah kalangan literalis skriptural semurni-murninya!
Pendekatan literalis inilah yang menjadi penyebab paling mendasar mengapa mereka menolak bahkan membenci sains evolusi! Mereka tak mau tahu bahwa semakin lama, semakin banyak disiplin ilmu lain yang mendukung kebenaran objektif evolusi spesies. Kini, tidak lagi disebut “teori”, tapi sains evolusi.
Mereka juga tak mau melihat nilai moral dari sains evolusi.
Bukankah evolusi semua bentuk kehidupan menunjukkan bahwa semua makhluk terkoneksi satu sama lain, membangun sebuah komunitas global yang terikat oleh rantai transmisi evolusioner dan mutasi DNA?
Sebaliknya, kreasionisme dan ID menempatkan manusia sebagai sang bos semua ciptaan lain dan karenanya berhak mendominasi mereka. Bisa jadi, ekploitasi alam, kerusakan lingkungan hidup, genosida, dan pelecehan kaum perempuan, terjadi karena dipicu teologi dominasi ini.
Teologi dominasi
Dalam teologi ini, memang manusia adalah makhluk paling mulia. Bukan saja dalam tradisi skriptural Yahudi-Kristen manusia dipandang sebagai makhluk termulia; dalam pemikiran Islam juga demikian: manusia dipandang sebagai maha karya Allah, dan Allah begitu rupa menghargai manusia (wa laqad karramnā banī Ādam).
Tapi di antara semua ras manusia mustinya ada ras yang lebih mulia atau termulia, dibandingkan ras-ras lain. Lalu, lanjut teologi ini, ras Homo sapiens termulia ini berhak menjajah, mendominasi bahkan memusnahkan ras-ras rendahan lain; jadilah genosida! Bisa sangat mungkin, Adolf Hitler muncul di Jerman sebagai seekor binatang buas tak terlepas dari teologi dominasi yang sedang menguasai tipe-tipe tertentu gereja-gereja Jerman pada masanya.
Tapi di antara semua ras manusia mustinya ada ras yang lebih mulia atau termulia, dibandingkan ras-ras lain. Lalu, lanjut teologi ini, ras Homo sapiens termulia ini berhak menjajah, mendominasi bahkan memusnahkan ras-ras rendahan lain; jadilah genosida! Bisa sangat mungkin, Adolf Hitler muncul di Jerman sebagai seekor binatang buas tak terlepas dari teologi dominasi yang sedang menguasai tipe-tipe tertentu gereja-gereja Jerman pada masanya.
Juga dalam teologi dominasi ini, memang manusia makhluk termulia, tapi lelaki lebih mulia dari perempuan karena lelaki diciptakan lebih dulu, dan Hawa diperoleh dari tulang rusuk lelaki. Maka, kaum lelaki berhak mengatur dan mengeskploitasi kaum perempuan.
Posisi lelaki lebih tinggi, lebih hebat, lebih tangguh dan lebih tahan godaan, sebab bukan Adam, tapi Hawa-lah yang jatuh ke dalam rangkulan bujuk rayu sang ular yang ditafsir secara alegoris sebagai Setan.
Seorang Bapak gereja dari abad kedua, Tertullianus, dengan bertumpu pada Kejadian 3, mencerca kaum perempuan pada zamannya sebagai “pintu gerbang masuknya Setan ke dalam dunia”, lewat Hawa!/25/
Karena lelaki dipandang lebih mulia dan superior dibandingkan perempuan, maka tubuh perempuan pun, termasuk vagina mereka, dikuasai dan harus diatur oleh lelaki./26/
Itulah semua dampak sosiokultural dan politis mengerikan dari kreasionisme dan ID.
Sekaligus juga terlihat, kreasionisme dan ID bukanlah sains, tetapi ideologi patriarki yang dikemas dengan ayat-ayat Kitab Suci.
Meskipun lahir dan besar di kalangan kekristenan fundamentalis USA, anehnya kreasionisme dan ID diadopsi begitu saja oleh sekian pemikir Islam, bahkan pemikir yang liberal juga. Mungkin hal ini bisa terjadi karena baik Kristen maupun Islam pada esensinya adalah patriarki yang misoginis, yang dipermanis atas nama keyakinan keagamaan.
* Diedit 25 November 2024
Catatan-catatan
/1/ Saya sudah menulis sebuah makalah panjang tentang hal ini, yang bisa dibaca di http://ioanesrakhmat.blogspot.com/2011/11/pengalaman-pengalaman-spiritual.html.
/2/ Lihat ulasan saya dalam http://yesustaksendirian.blogspot.com/2010/03/yesus-menunggang-seekor-dinosaurus.html, dan juga di http://jesusnotalone.blogspot.com/2010/03/jesus-riding-dinosaur-possible.html.
/3/ Bukti-bukti arkeologis menunjukkan bahwa manusia beranatomi modern yang dinamakan Homo sapiens sudah hidup di Afrika sekitar 300.000 tahun yang lalu. Lihat L. Vigilant et al., “African Populations and the Evolution of Human Mitochondrial DNA”, dalam Science 253, no. 5027 (1991), hlm. 1503-1507. Fosil-fosil yang sejauh ini sudah berhasil ditemukan dan diidentifikasi, yang memperlihatkan rentang evolusi spesies terdekat menuju lahirnya Homo sapiens sapiens, dengan volume otak yang makin besar, adalah: Australopithecus boisei (1,8 juta tahun yang lalu), Australopithecus robustus (2,5 juta-1,8 juta), Homo rudolfensis (2,5 juta-1,8 juta), Homo habilis, Homo erectus (400 ribu), Archaischer Homo sapiens, Homo sapiens neanderthalensis (220 ribu-27 ribu), Homo sapiens sapiens (5 ribu-24 ribu).
/4/ Baca di http://ioanesrakhmat.blogspot.com/2011/03/haruskah-kita-menggunakan-komet-dan.html, di http://ioanesrakhmat.blogspot.com/2010/08/stephen-hawking-tentang-alien-dan.html, dan di http://ioanesrakhmat2009.blogspot.com/2009/08/kiamat-dan-pemindahan-planet-bumi.html.
/5/ Siapa saja bayi-bayi yang lahir hampir bersamaan sebagai manusia ke-7 milyar di planet Bumi, baca di http://ideas.time.com/2011/11/01/its-raining-babies/.
/6/ Untuk gambaran lebih lengkap tentang akibat-akibat yang akan ditimbulkan oleh suatu perang nuklir sedunia, lihat Carl Sagan, Cosmos (New York: Random House, 1980) bab 13 (hlm. 317 ff.).
/7/ Tentang doktrin dispensasionalisme dan hubungannya dengan konflik di kawasan Timur Tengah, baca di http://ioanesrakhmat.blogspot.com/2009/03/dispensasionalisme-pra-millennial.html, di http://ioanesrakhmat.blogspot.com/2009/04/pasca-millennialisme.html, dan di http://ioanesrakhmat.blogspot.com/2008/11/fundamentalisme-zionis-yahudi-kristen.html.
/8/ Epik Gilgamesh yang ditulis kira-kira 3000 tahun SM adalah mitos sumber yang melandasi kisah tentang Nabi Nuh dan air bah. Lihat N.K. Sanders, The Epic of Gilgamesh: An English Version with an Introduction (London, etc.: Penguin Books, 1960, reprinted with revisions 1972).
/9/ Perkenalan singkat dengan Buddha Periang, dan gambarnya, lihat di http://jesusnotalone.blogspot.com/2010/10/laughing-jesus.html, atau di http://yesustaksendirian.blogspot.com/2010/10/yesus-ternyata-bisa-tertawa.html
/10/ Dengarkan pidato kebudayaan Rocky Gerung 10 November 2011 di Graha Bhakti Budaya TIM, berjudul “Merawat Indonesia dengan Akal Sehat” (4 video), di youtube http://www.youtube.com/watch?v=-gymyw0IKTs&feature=mfu_in_order&list=UL.
/11/ Info mutakhir dari NASA tentang hal ini, dapat dibaca di http://news.yahoo.com/blogs/technology-blog/nasa-says-might-aliens-204234402.html, dan jika anda mau lihat juga gambar-gambarnya, masuk ke http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-2023946/Nasa-study-looking-meteorites-claims-aliens.html.
/12/ Lihat terutama laporan penelitian dalam majalah Nature 464, hlm. 1320-1321, Issue 7293, 29 April 2010, berjudul “Water Ice and Organics on the Surface of the Asteroid 24 Themis”; bisa diunduh dari http://www.nature.com/nature/journal/v464/n7293/abs/nature09029.html.
Menurut beberapa kajian yang sudah dilakukan sebelumnya, persediaan air di planet Bumi dikirim oleh asteroid (komet dan meteor) pada suatu saat setelah terjadi tabrakan benda-benda langit yang menghasilkan bulan kita (yang kini sudah tak berisi air karena semuanya menguap pada saat tabrakan ini). Lihat Mottl, M.J., Glazer, B.T., Kaise, R.I., & Meech, K.J., “Water and astrobiology” , dalam Chem. Erde Geochem. 67, hlm. 253-282 (2008); Drake, M.J. & Campins, H., dalam Comets and Meteorites (eds. Lazzaro, D., Ferraz-Mello, S., & Fernandez, J.A.), hlm. 381-394 (Cambridge Univ. Press, 2006); Morbidelli, A., et al., “Source regions and time scales for the delivery of water to earth”, dalam Meteorit. Planet. Sci. 35, hlm. 1309-1320 (2000).
/13/ Tentang OBE, saya sudah membahasnya panjang lebar di http://ioanesrakhmat.blogspot.com/2011/11/pengalaman-pengalaman-spiritual.html.
/14/ Proyek NASA yang dinamakan SETG ini dikhususkan untuk menguji hipotesis bahwa kehidupan di planet Mars, jika ada, memiliki nenek moyang yang sama dengan kehidupan di planet Bumi. Bukti-bukti makin bertambah yang menunjukkan bahwa mikroba-mikroba yang dapat bertahan hidup, dapat ditransfer di antara dua planet ini, suatu kemungkinan yang sebagian didasarkan pada kalkulasi-kalkulasi lintasan-lintasan meteor dan kajian-kajian magnetisasi yang mendukung hanya pemanasan yang moderat pada inti-inti meteor.
/13/ Tentang OBE, saya sudah membahasnya panjang lebar di http://ioanesrakhmat.blogspot.com/2011/11/pengalaman-pengalaman-spiritual.html.
/14/ Proyek NASA yang dinamakan SETG ini dikhususkan untuk menguji hipotesis bahwa kehidupan di planet Mars, jika ada, memiliki nenek moyang yang sama dengan kehidupan di planet Bumi. Bukti-bukti makin bertambah yang menunjukkan bahwa mikroba-mikroba yang dapat bertahan hidup, dapat ditransfer di antara dua planet ini, suatu kemungkinan yang sebagian didasarkan pada kalkulasi-kalkulasi lintasan-lintasan meteor dan kajian-kajian magnetisasi yang mendukung hanya pemanasan yang moderat pada inti-inti meteor.
Tentang proyek ini, lihat di http://astrobiology.nasa.gov/astid/projects/a-search-for-extra-terrestrial-genomes-setg-an-in-situ-detector-for-life-on-mars-ancestrally-related-to-life-on-earth.
Logis, jika kita berharap, proyek ini akan nantinya diperluas oleh NASA ke planet-planet lain manapun yang terjangkau, yang diduga berisi bentuk-bentuk kehidupan jenis apapun, misalnya bulan Europa dari planet Jupiter, yang kawasannya sangat asam.
/15/ Lihat reportasenya di http://www.time.com/time/health/article/0,8599,2100310,00.html; dan penjelasan terperinci berjudul “Mega-rover ready to hunt for life signs on Mars” di http://www.newscientist.com/article/mg21228381.900-megarover-ready-to-hunt-for-life-signs-on-mars.html?full=true. Selain itu, gambaran yang lebih luas tentang Curiosity dan kondisi-kondisi lingkungan alam planet Mars dapat diperoleh di http://www.time.com/time/health/article/0,8599,2100299,00.html.
/16/ Simak serial reportase bergambar tentang planet Mars yang pada kondisi masa kini memiliki air, di http://www.time.com/time/photogallery/0,29307,2086992,00.html#ixzz1epv6kzaw.
/17/ Lihat artikel Anna Davison, “The most extreme life-forms in the universe”, 26 Juni 2008, di http://www.newscientist.com/article/dn14208-the-most-extreme-lifeforms-in-the-universe.html.
/18/ Victor J. Stenger, Has Science Found God? The Latest Results in the Search for Purpose in the Universe (Amherst, N.Y.: Prometheus Books, 2003) hlm. 156, 183-84.
/19/ Reportase mutakhir tentang sel uzur ini, baca di http://www.nytimes.com/2011/11/03/science/senescent-cells-hasten-aging-but-can-be-purged-mouse-study-suggests.html?_r=3&smid=fb-nytimes&WT.mc_id=SC-SM-E-FB-SM-LIN-PCI-110311-NYT-NA&WT.mc_ev=click.
/20/ Cryonics berasal dari kata Yunani kryo, “dingin es”. Secara positif, cryonics dilihat sebagai sebuah teknis medis untuk mempertahankan dan memelihara kehidupan, bukan untuk meniadakan kematian. Teknik ini dapat dipakai, misalnya, ketika seseorang menderita suatu penyakit yang tak tersembuhkan dengan pengobatan yang tersedia sekarang, lalu pas ketika dia dinyatakan telah mati (legal, medis/klinis), mayatnya diproses secara cryonics dengan harapan di masa depan sains dan teknologi medis sudah tersedia untuk menyembuhkan. Persoalannya, teknologi me-revive mayat ini sekarang belum ada, atau masih embrionik.
/15/ Lihat reportasenya di http://www.time.com/time/health/article/0,8599,2100310,00.html; dan penjelasan terperinci berjudul “Mega-rover ready to hunt for life signs on Mars” di http://www.newscientist.com/article/mg21228381.900-megarover-ready-to-hunt-for-life-signs-on-mars.html?full=true. Selain itu, gambaran yang lebih luas tentang Curiosity dan kondisi-kondisi lingkungan alam planet Mars dapat diperoleh di http://www.time.com/time/health/article/0,8599,2100299,00.html.
/16/ Simak serial reportase bergambar tentang planet Mars yang pada kondisi masa kini memiliki air, di http://www.time.com/time/photogallery/0,29307,2086992,00.html#ixzz1epv6kzaw.
/17/ Lihat artikel Anna Davison, “The most extreme life-forms in the universe”, 26 Juni 2008, di http://www.newscientist.com/article/dn14208-the-most-extreme-lifeforms-in-the-universe.html.
/18/ Victor J. Stenger, Has Science Found God? The Latest Results in the Search for Purpose in the Universe (Amherst, N.Y.: Prometheus Books, 2003) hlm. 156, 183-84.
/19/ Reportase mutakhir tentang sel uzur ini, baca di http://www.nytimes.com/2011/11/03/science/senescent-cells-hasten-aging-but-can-be-purged-mouse-study-suggests.html?_r=3&smid=fb-nytimes&WT.mc_id=SC-SM-E-FB-SM-LIN-PCI-110311-NYT-NA&WT.mc_ev=click.
/20/ Cryonics berasal dari kata Yunani kryo, “dingin es”. Secara positif, cryonics dilihat sebagai sebuah teknis medis untuk mempertahankan dan memelihara kehidupan, bukan untuk meniadakan kematian. Teknik ini dapat dipakai, misalnya, ketika seseorang menderita suatu penyakit yang tak tersembuhkan dengan pengobatan yang tersedia sekarang, lalu pas ketika dia dinyatakan telah mati (legal, medis/klinis), mayatnya diproses secara cryonics dengan harapan di masa depan sains dan teknologi medis sudah tersedia untuk menyembuhkan. Persoalannya, teknologi me-revive mayat ini sekarang belum ada, atau masih embrionik.
Selain itu, teknik ini dapat digunakan juga untuk membekukan astronot-astronot wantariksa yang akan menempuh perjalanan angkasa sangat jauh dan lama. Tetapi, terbuka kemungkinan di masa depan, kalau hukum dan etika mengizinkan, orang yang sehatpun dapat menjalani cryonics.
Yayasan The Alcor Life Extension, misalnya, mengkhususkan diri untuk memantapkan dan mengembangkan teknik medis cryonics (lihat http://www.alcor.org). Uraian padat dan jelas tentang cryonics, dapat dilihat di http://en.wikipedia.org/wiki/Cryonics.
Jika anda ingin dapat gambaran jauh lebih lengkap tentang sains cryogenics atau teknik medis cryonics, ini tersedia di http://science.howstuffworks.com/environmental/life/genetic/cryonics.htm.
/21/ Lihat tulisan saya di http://ioanesrakhmat.blogspot.com/2010/10/dna-sintetik-dan-kehidupan-artifisial.html.
/22/ Untuk sumber-sumber, lihat catatan 2 di atas.
/23/ Kaum kreasionis/ID, dengan enteng saja menyatakan bahwa karena “segala binatang melata dan segala jenis binatang liar” diciptakan Allah bersamaan dengan penciptaan manusia di hari keenam (Kejadian 1:24-31), maka dinosaurus, sebagai salah satu spesies binatang liar, tentu hidup bersama manusia; dus, juga bersama Nabi Nuh!
Tafsiran yang literalistik ini dipertahankan mereka, padahal seluruh Kejadian 1:1-2:4a sama sekali bukan sebuah uraian sejarah kronologis tentang hal apa saja yang Allah telah ciptakan selama enam hari, melainkan, dilihat dari jenis sastranya, sebuah narasi syahadat yang disusun para imam Yahudi ketika bangsa Israel sedang mengalami pembuangan di Babilonia (587-538 SM), suatu negeri yang penduduknya mempercayai astrologi dan menyembah banyak benda langit khususnya Matahari dan Bulan sebagai dewa-dewa mereka.
Untuk bangsa Israel tidak terjatuh ke dalam kepercayaan dan penyembahan berhala semacam ini, para imam itu menyusun syahadat ini dengan memakai sistem kalender Babilonia yang membagi 1 minggu ke dalam 7 hari sebagai bingkai narasi. Di dalam syahadat ini diikrarkan dengan sangat kuat bahwa semua hari adalah sama baik, dengan puncaknya hari ketujuh (hari Sabat) sebagai hari yang dikuduskan Allah, dan bahwa Matahari dan Bulan hanyalah benda-benda langit yang Allah telah ciptakan untuk masing-masing memberi terang pada siang hari dan pada malam hari.
Bahwa Kejadian 1:1-2:4a sama sekali tidak bisa dipahami secara literal, nyata dari pengetahuan kita sekarang bahwa jagat raya (dalam perikop ini disebut sebagai “langit dan bumi”) sama sekali tidak tercipta dalam 6x24 jam. Sejak terbentuknya jagat raya kita 14 milyar tahun yang lalu, yang disebut sebagai the big bang, jagat raya ini masih terus mengembang dengan makin cepat, dan masih terus mengalami evolusi. Dalam jagat raya kita, banyak bintang lenyap dalam suatu ledakan yang disebut supernova, tapi pada pihak lain banyak bintang baru juga terbentuk. Banyak galaksi lenyap dalam suatu tabrakan dengan galaksi-galaksi lain, yang kemudian membentuk galaksi-galaksi baru.
Selain itu, karena mereka tak pernah memikirkan dengan seksama teks apapun dalam Kitab Suci mereka, mereka tak bisa melihat betapa mustahilnya pohon-pohon bisa bertunas dan berdaun pada hari ketiga (Kejadian 1:11-13), sementara Matahari yang cahayanya dibutuhkan daun-daun untuk fotosintesis baru diciptakan pada hari keempat (Kejadian 1: 14-19).
/24/ Kisah dalam pasal-pasal awal kitab Kejadian tentang Taman Eden dan tindakan Hawa serta akibat-akibatnya, telah saya tafsirkan kembali dengan memakai hermeneutik resistensi; lihat Ioanes Rakhmat, “Menerapkan hermeneutik resistensi terhadap kisah skriptural Taman Eden demi merehabilitasi Hawa, sang perempuan” dalam Jurnal Perempuan 64 (2009), hlm. 141-149. Versi lebih panjang tulisan ini, dapat diunduh dari http://ioanesrakhmat.blogspot.com/2009/08/merehabilitasi-hawa-sang-perempuan.html.
/25/ Tertullianus, De Cultu Feminarum I, 12.
/26/ Tulisan yang sangat kritis di sekitar tubuh perempuan dan kaitannya dengan politik dan kekuasaan dalam konteks Indonesia, adalah tulisan Gadis Arivia berjudul “Media, Negara dan Seks”, dapat dibaca di http://countertheocracy.blogspot.com/2010/08/media-negara-dan-seks.html.
/21/ Lihat tulisan saya di http://ioanesrakhmat.blogspot.com/2010/10/dna-sintetik-dan-kehidupan-artifisial.html.
/22/ Untuk sumber-sumber, lihat catatan 2 di atas.
/23/ Kaum kreasionis/ID, dengan enteng saja menyatakan bahwa karena “segala binatang melata dan segala jenis binatang liar” diciptakan Allah bersamaan dengan penciptaan manusia di hari keenam (Kejadian 1:24-31), maka dinosaurus, sebagai salah satu spesies binatang liar, tentu hidup bersama manusia; dus, juga bersama Nabi Nuh!
Tafsiran yang literalistik ini dipertahankan mereka, padahal seluruh Kejadian 1:1-2:4a sama sekali bukan sebuah uraian sejarah kronologis tentang hal apa saja yang Allah telah ciptakan selama enam hari, melainkan, dilihat dari jenis sastranya, sebuah narasi syahadat yang disusun para imam Yahudi ketika bangsa Israel sedang mengalami pembuangan di Babilonia (587-538 SM), suatu negeri yang penduduknya mempercayai astrologi dan menyembah banyak benda langit khususnya Matahari dan Bulan sebagai dewa-dewa mereka.
Untuk bangsa Israel tidak terjatuh ke dalam kepercayaan dan penyembahan berhala semacam ini, para imam itu menyusun syahadat ini dengan memakai sistem kalender Babilonia yang membagi 1 minggu ke dalam 7 hari sebagai bingkai narasi. Di dalam syahadat ini diikrarkan dengan sangat kuat bahwa semua hari adalah sama baik, dengan puncaknya hari ketujuh (hari Sabat) sebagai hari yang dikuduskan Allah, dan bahwa Matahari dan Bulan hanyalah benda-benda langit yang Allah telah ciptakan untuk masing-masing memberi terang pada siang hari dan pada malam hari.
Bahwa Kejadian 1:1-2:4a sama sekali tidak bisa dipahami secara literal, nyata dari pengetahuan kita sekarang bahwa jagat raya (dalam perikop ini disebut sebagai “langit dan bumi”) sama sekali tidak tercipta dalam 6x24 jam. Sejak terbentuknya jagat raya kita 14 milyar tahun yang lalu, yang disebut sebagai the big bang, jagat raya ini masih terus mengembang dengan makin cepat, dan masih terus mengalami evolusi. Dalam jagat raya kita, banyak bintang lenyap dalam suatu ledakan yang disebut supernova, tapi pada pihak lain banyak bintang baru juga terbentuk. Banyak galaksi lenyap dalam suatu tabrakan dengan galaksi-galaksi lain, yang kemudian membentuk galaksi-galaksi baru.
Selain itu, karena mereka tak pernah memikirkan dengan seksama teks apapun dalam Kitab Suci mereka, mereka tak bisa melihat betapa mustahilnya pohon-pohon bisa bertunas dan berdaun pada hari ketiga (Kejadian 1:11-13), sementara Matahari yang cahayanya dibutuhkan daun-daun untuk fotosintesis baru diciptakan pada hari keempat (Kejadian 1: 14-19).
/24/ Kisah dalam pasal-pasal awal kitab Kejadian tentang Taman Eden dan tindakan Hawa serta akibat-akibatnya, telah saya tafsirkan kembali dengan memakai hermeneutik resistensi; lihat Ioanes Rakhmat, “Menerapkan hermeneutik resistensi terhadap kisah skriptural Taman Eden demi merehabilitasi Hawa, sang perempuan” dalam Jurnal Perempuan 64 (2009), hlm. 141-149. Versi lebih panjang tulisan ini, dapat diunduh dari http://ioanesrakhmat.blogspot.com/2009/08/merehabilitasi-hawa-sang-perempuan.html.
/25/ Tertullianus, De Cultu Feminarum I, 12.
/26/ Tulisan yang sangat kritis di sekitar tubuh perempuan dan kaitannya dengan politik dan kekuasaan dalam konteks Indonesia, adalah tulisan Gadis Arivia berjudul “Media, Negara dan Seks”, dapat dibaca di http://countertheocracy.blogspot.com/2010/08/media-negara-dan-seks.html.