Thursday, April 1, 2021

Puisiku: Sang Tubuh Salib Perisai




SANG TUBUH SALIB PERISAI


Makhluk-makhluk paling durjana
Tiba-tiba ganas merangsek buana
Menyerang umat manusia sedunia
Mau memusnahkan semua yang ada

Mereka semua kesetanan
Tak ingin kehidupan bertahan
Kekuatan mereka besar tak tertahan
Seolah mereka pesaing Tuhan

Para kekasih Tuhan bersembahyang
Berlutut memanggil Tuhan penyayang
Nama Yesus dipanggil panjang
Diseru disapa berulang-ulang

Segera, segeralah datang!
Datanglah, datang, datang!
Sekarang, ya Yesus, sekarang!
Bertindaklah ya Tuhan penyayang!

Tiba-tiba seorang pemuda turun
Dari kota Nazareth di Galilea
Masuk ke kawasan para durjana
Yang sedang menerjang bak taifun

Berdiri lurus di jalan yang menurun
Kedua tangan-Nya dibentang lebar
Ke kiri dan ke kanan tak gentar
Lihat, sang tubuh salib itu tak berayun

Yesus, nama pemuda dari Nazareth itu
Serbuan para durjana terhenti di situ
Dihadang oleh sang tubuh salib itu
Dia menjadi barikade kokoh di situ

Di belakang-Nya merunduk berlindung
Manusia yang hanya bisa berkidung
Tubuh salib itu menjadi perisai pelindung
Bergerak ke muka gesit tak terbendung

Menggempur insan-insan kesetanan
Satu per satu dirobohkan tak terlawan
Dibuat tak berkutik dalam erangan
Melolong panjang melepas kehidupan

Si pemuda orang Nazareth itu menang
Dia telah menjadi tameng banyak orang
Tapi tubuh salib-Nya terjatuh sungsang
Darah-Nya tercucur kental menggenang

Dalam menggempur Dia juga digempur
Tubuh salib-Nya tersayat setengah hancur
Tapi hati-Nya tidak luluh hancur
Ucapan-Nya "Sudah selesai" termashyur

Dia wafat dalam senyum yang lebar
Semua yang merunduk berlindung tergetar
Membuka mulut mereka lebar-lebar
Kidung duka terlantun pilu terlontar

Kehidupan sang tubuh salib sang perisai
Telah selesai dalam hening dan damai
Terdengar alunan bening dawai-dawai
Tangan para malaikat memetik melambai

Orang Nazareth itu telah kembali pulang
Ke kawasan dari mana Dia telah datang
Air mata sang Bapa deras turun berlinang
Mengalirkan darah Anak yang tergenang

Si tubuh salib perisai itu selalu dikenang
Pada setiap Jumat Agung saat Dia pulang
Lewat kematian-Nya maut jadi pecundang
Kidung duka dan syukur berkumandang

Para makhluk durjana tanpa nurani
Telah dicampakkan ke dunia orang mati
Sang Anak dipangku Bapa yang baik hati
Hidup abadi tak lagi bisa mati

Jika liontin salib di lehermu kau pegang
Sang tubuh salib dari Nazareth kau kenang
Kenangan yang memacumu berjuang
Demi kehidupan menjadi pemenang


Jakarta, Kamis, 1 April 2021
ioanes rakhmat

In memory of the death of Jesus of Nazareth,
Good Friday 2 April 2021