Saturday, November 3, 2012

Apakah betul dinosaurus hidup bersama Nabi Nuh dan ditunggangi Yesus dari Nazareth?



Tulisan ini telah dikembangkan jauh lebih luas di sini http://ioanesrakhmat.blogspot.com/2014/10/kapan-dinosaurus-lenyap-dan-mengapa.html.


Ide-ide keagamaan yang sudah berurat dan berakar dalam pikiran orang-orang beragama pada umumnya, membuat mereka sangat sulit untuk menerima pandangan-pandangan ilmu pengetahuan modern yang tidak sejalan dengan ide-ide keagamaan mapan yang mereka pertahankan. Apakah memang sudah kodratnya bahwa iman keagamaan sangat kuat memblokir pemikiran saintifik manusia? Jika ya, patutlah kita semua, anda dan saya, meratap sedalam-dalamnya, kepada Tuhan Yang Mahatahu, sumber dan tujuan semua ilmu pengetahuan!
─ ioanes rakhmat 


Kaum kreasionis (“Intelligent Design”) Kristen,/1/ dengan enteng saja menyatakan bahwa karena “segala binatang melata dan segala jenis binatang liar” diciptakan Allah bersamaan dengan penciptaan manusia di hari keenam menurut teks Kejadian 1:24-31, maka dinosaurus, sebagai salah satu spesies binatang melata (reptil), tentu hidup bersama manusia; dan juga bersama Nabi Nuh, karena Nuh, kata mereka, telah membawa masuk sepasang dinosaurus ke dalam bahteranya ketika air bah melanda dunia sehingga hewan ini luput dari kebinasaan. Tak terpikir oleh mereka bahwa dinosaurus itu banyak jenisnya dan hampir semuanya ganas, dan bahwa kisah Alkitab tentang Air Bah yang konon melanda dunia adalah sebuah mitologi Yahudi yang dibangun dengan memakai Epik Gilgamesh (dari Mesopotamia) sebagai modelnya!/2/

Bahkan mereka mengembangkan imajinasi mereka lebih jauh, dengan menyatakan “mungkin sekali Yesus dari Nazareth juga menunggang seekor dinosaurus”. Imajinasi mereka ini, yang mungkin membuat anda yang waras terperanjat bukan alang-kepalang, diajarkan kepada anak-anak sekolah Minggu di gereja-gereja mereka. Di atas adalah contoh halaman bergambar Yesus menunggang seekor dinosaurus, yang diambil dari sebuah buku pelajaran anak-anak sekolah Minggu. Perhatikan kata-kata yang tertulis pada gambar itu!

Problem apa yang ada berkaitan dengan tafsiran mereka ini? Problemnya: tafsiran mereka tafsiran literalistik. Tafsiran yang literalistik ini dipertahankan mereka, padahal seluruh Kejadian 1:1-2:4a sama sekali bukan sebuah uraian sejarah kronologis literalis tentang hal apa saja yang Allah telah ciptakan selama enam hari, melainkan, dilihat dari jenis sastranya, sebuah narasi syahadat yang disusun para imam Yahudi ketika bangsa Israel sedang mengalami pembuangan di Babilonia (587-538 SM), suatu negeri yang penduduknya mempercayai astrologi dan menyembah banyak benda langit khususnya Matahari dan Bulan sebagai dewa-dewa mereka.

Untuk bangsa Israel tidak terjatuh ke dalam kepercayaan dan penyembahan berhala semacam ini, para imam itu menyusun syahadat ini dengan memakai sistem kalender Babilonia yang membagi 1 minggu ke dalam 7 hari sebagai bingkai narasi. Di dalam syahadat ini diikrarkan dengan sangat kuat bahwa semua hari adalah sama baik (melawan astrologi Babilonia), dengan puncaknya hari ketujuh, hari Sabat, sebagai hari yang dikuduskan Allah, dan bahwa Matahari dan Bulan hanyalah benda-benda langit yang Allah telah ciptakan untuk masing-masing memberi terang pada siang hari dan pada malam hari, bukan dewa-dewa yang harus disembah (melawan agama Babilonia). 

Adanya rujukan ke hari Sabat dengan kuat menyatakan bahwa syahadat dalam Kejadian 1:1-2:4a adalah syahadat khas Yahudi, bukan syahadat yang berlaku universal, dan juga sama sekali bukan sebuah laporan sejarah faktual tentang proses terciptanya “langit dan bumi”, melainkan sebuah syahadat yang disusun para imam Yahudi untuk melawan agama Babilonia dan untuk membentengi serta menjaga kepercayaan Yahudi.

Bahwa Kejadian 1:1-2:4a sama sekali tidak bisa dipahami secara literal, juga sangat nyata dari pengetahuan kita sekarang bahwa jagat raya (dalam perikop ini disebut sebagai “langit dan bumi”) sama sekali tidak tercipta dalam 6 x 24 jam (atau: 6 x 1.000 tahun, jika 1 hari Alkitab dianggap sama dengan 1.000 tahun).

Sejak saat terbentuknya jagat raya kita 13,8 milyar tahun yang lalu, saat yang disebut sebagai big bang, jagat raya ini sekarang masih terus mengembang dengan makin cepat, dan masih terus mengalami evolusi. Fakta bahwa jagat raya kita terus mengembang adalah fakta objektif, ada bukti-buktinya./3/

Dalam jagat raya kita, banyak bintang lenyap dalam suatu ledakan yang disebut supernova, tapi pada pihak lain banyak bintang baru juga terbentuk. Banyak galaksi lenyap dalam suatu tabrakan dengan galaksi-galaksi lain, yang kemudian membentuk galaksi-galaksi baru yang lebih besar. Hingga saat ini dan terus ke depan untuk waktu yang sangat panjang, jagat raya kita masih belum selesai terbentuk, masih aktif membentuk dirinya sendiri, masih mengalami evolusi kosmologis, tampaknya tanpa akhir, dan tanpa Allah apapun mengontrolnya, sebab segala hal yang berlangsung dalam evolusi kosmik ini dengan sangat baik dapat dijelaskan oleh sains modern sebagai kejadian-kejadian yang sepenuhnya alamiah, dan sama sekali tidak ilahi, tidak melibatkan makhluk supernatural apapun.

Selain itu, dari sains kosmologi, astronomi dan fisika, kita tahu Matahari dan Bulan menjadi benda-benda penerang hanya dalam konteks sistem matahari kita (solar system), tidak berlaku bagi seluruh jagat raya. Kita juga tahu, ada tak terhitung banyaknya sistem-sistem matahari lain dalam jagat raya kita, dari sistem yang bintang mataharinya cuma satu (seperti sistem matahari kita) sampai sistem dengan banyak bintang mataharinya, dua atau tiga atau empat dan seterusnya.

Nah, pengetahuan kita yang menakjubkan mengenai jagat raya ini, sama sekali tidak diketahui para imam Yahudi yang menyusun syahadat Yahudi mereka dalam Kejadian 1:1-2:4a. Jadi, sangat salah dan sangat naif, dan sangat tidak relevan, jika kesaksian dalam kitab Kejadian ini diperlakukan sebagai sebuah laporan terbentuknya jagat raya secara faktual. Literalisme sama sekali tidak boleh dipakai dalam menafsirkan teks-teks apapun dalam kitab suci anda. 

Selain itu, karena kalangan literalis kreasionis Kristen tak pernah memikirkan dengan seksama teks apapun dalam kitab suci mereka, maka mereka tak bisa melihat betapa mustahilnya pohon-pohon bisa bertunas dan berdaun pada hari ketiga (Kejadian 1:11-13), sementara Matahari yang cahayanya dibutuhkan daun-daun untuk fotosintesis baru diciptakan pada hari keempat (Kejadian 1: 14-19). Fotosintesis adalah suatu aktivitas fisika kimiawi untuk menciptakan makanan (glukosa, misalnya) dengan menggunakan hanya energi Matahari untuk mengikat CO2 dan air; dari proses ini oksigen terlepas sebagai limbah.

Selain itu, mereka juga tidak bisa melihat betapa mustahilnya menyebut hari-hari sebagai “hari pertama”, “hari kedua” dan “hari ketiga”, sementara sang Matahari yang terbitnya umumnya dipakai untuk menentukan tibanya hari yang baru, baru diciptakan pada hari keempat.

Masih banyak hal yang bisa saya perlihatkan bahwa memahami teks Kejadian 1:1-2:4a secara literalis adalah sebuah kesalahan fatal dalam memahami kesaksian para imam Yahudi dalam bagian teks kitab pertama dalam Alkitab ini. Untuk sementara ini, cukuplah sudah saya memperlihatkan masalah-masalah yang berkaitan dengan penafsiran kalangan kreasionis ini. 

Pendek kata, adalah sesuatu yang tidak waras, insane, jika ada orang beranggapan bahwa dinosaurus hidup bersama Nuh di zaman purbakala, atau ditunggangi Yesus dari Nazareth di abad pertama Masehi. 

Mengapa tidak waras? Karena dari sains tahulah kita bahwa berbagai jenis dinosaurus telah lenyap dari muka Bumi 65,5 juta tahun yang lalu, ketika planet Bumi kita dihantam sebuah meteor raksasa di suatu kawasan yang sekarang dikenal sebagai Meksiko./4/ 

Anda tahu, kapan manusia, Homo sapiens, muncul di muka Bumi? Berdasarkan bukti-bukti arkeologis, kita tahu, manusia baru muncul 300.000 tahun yang lalu di Afrika,/5/ sementara usia Bumi sendiri sudah 4,5 milyar tahun.  

Jika kalangan kreasionis yakin pada keyakinan mereka sendiri bahwa Yesus dari Nazareth betul-betul menunggang seekor dinosaurus kemana pun Dia pergi, sudah seharusnya mereka menyusun sebuah injil baru, namakanlah Injil Dinosaurus, yang perlu mereka tambahkan ke dalam Perjanjian Baru.

Jika anda tahu ada gereja-gereja di kota anda yang mengajarkan pandangan-pandangan kalangan kreasionis ini kepada anak-anak sekolah Minggu mereka, lakukanlah tindakan yang anda anggap perlu, berhubung gereja-gereja semacam ini sedang melakukan tindakan pembodohan atas anak-anak kita yang akan merusak masa depan mereka.

Salam, 
ioanes rakhmat


Catatan-catatan

/1/ Kalangan kreasionis menolak keras sains evolusi, dan percaya bahwa segala organisme yang ada dalam alam ini, teristimewa manusia, diciptakan langsung jadi dalam kondisi fisik seperti yang kita lihat sekarang ini, tanpa melewati tahap-tahap evolusi biologis sebelumnya; dan mereka juga percaya bahwa  segala sesuatu dalam alam ini, termasuk sejarah manusia, ada dengan suatu maksud dan tujuan tertentu, yang telah ditanamkan oleh Allah, sang pencipta, sebagai sang perancang cerdas (the intelligent designer) semua itu. 

/2/ Epik Gilgamesh disusun pada millennium ketiga SM; lihat N.K. Sandars (penerjemah dan pengintrodusir), The Epic of Gilgamesh (London: Penguin Books, 1960, 1972) 108-113. Tentang epik ini, lihat juga http://en.wikipedia.org/wiki/Epic_of_Gilgamesh.

/3/ Bukti saintifik pertama yang sebenarnya bahwa jagat raya ini memiliki suatu permulaan muncul tahun 1920-an, ketika Edwin Hubble melakukan observasi-observasi atas jagat raya dengan memakai teleskop 100 inchi di Gunung Wilson, di kawasan bebukitan di atas Pasadena, California. Dengan menganalisis spektrum cahaya yang dipancarkan galaksi-galaksi, Hubble dapat menetapkan bahwa hampir semua galaksi bergerak menjauh dari kita, dan semakin jauh galaksi-galaksi ini berada semakin cepat gerakan mereka. Pada 1929 dia mempublikasi suatu hukum yang berhubungan dengan besaran angka gerak menjauh galaksi-galaksi itu dari kita, dan menyimpulkan bahwa jagat raya mengembang, expanding. 

Jika sekarang terlihat bahwa jagat raya mengembang, maka jika kita mundur sangat jauh, pada titik yang paling jauh di belakang, jagat raya diawali oleh suatu titik (disebut “singularitas”) yang sangat massif dan berenergi sangat besar, yang kemudian mendentum sebagai big bang, “dentuman besar” (kini kita tahu, ini terjadi 13,72 milyar tahun lalu). Menurut Stephen Hawking, titik yang disebut singularitas ini mendentum (pada fase pertamanya, dentuman ini disebut inflasi) dengan kekuatan yang sangat besar, setara dengan dengan sebuah koin berdiameter 1 cm yang tiba-tiba meledak sampai mencapai sepuluh juta kali lebar galaksi Bima Sakti. 

Bukti-bukti alamiah lainnya yang membenarkan adanya “dentuman besar” pada awal mula terbentuknya jagat raya adalah adanya radiasi gelombang mikro kosmik yang melatarbelakangi dan memenuhi seluruh jagat raya (CMBR= Cosmic Microwave Background Radiation). Selain itu, para astronom juga telah menemukan sidik-sidik jari lainnya yang mendukung gambaran tentang the big bang sebagai suatu jagat raya awal yang kecil dan panas. Sebagai contoh, selama menit-menit pertama, jagat raya lebih panas ketimbang pusat suatu bintang yang tipikal. Selama periode ini seluruh jagat raya bertindak selaku suatu reaktor fusi nuklir. Reaksi nuklirnya berhenti ketika jagat raya mengembang dan cukup mendingin. Menurut teori, ketika ini terjadi jagat raya yang dihasilkan adalah jagat raya yang terdiri terutama atas hidrogen, tetapi juga 23 persen helium, dengan jejak-jejak lithium. Kalkulasi yang diprediksi ini ternyata sejalan dengan jumlah helium, hidrogen, dan lithium yang diobservasi manusia. 

/4/ Tentang kurun kemusnahan dinosaurus, lihat tulisan saya di http://ioanesrakhmat.blogspot.com/2012/11/kapan-dinosaurus-lenyap-dari-muka-bumi.html.

/5/ Lihat L. Vigilant et al., “African Populations and the Evolution of Human Mitochondrial DNA”, dalam Science 253, no. 5027 [1991], hlm. 1503-1507.