Tulisan ini telah dikembangkan jauh lebih luas di sini http://ioanesrakhmat.blogspot.com/2014/10/kapan-dinosaurus-lenyap-dan-mengapa.html.
Ide-ide keagamaan yang sudah berurat dan berakar dalam pikiran orang-orang beragama pada umumnya, membuat mereka sangat sulit untuk menerima pandangan-pandangan ilmu pengetahuan modern yang tidak sejalan dengan ide-ide keagamaan mapan yang mereka pertahankan. Apakah memang sudah kodratnya bahwa iman keagamaan sangat kuat memblokir pemikiran saintifik manusia? Jika ya, patutlah kita semua, anda dan saya, meratap sedalam-dalamnya, kepada Tuhan Yang Mahatahu, sumber dan tujuan semua ilmu pengetahuan!
─ ioanes rakhmat
Kaum kreasionis (“Intelligent Design”) Kristen,/1/ dengan enteng saja menyatakan bahwa karena “segala binatang melata dan segala jenis binatang liar” diciptakan Allah bersamaan dengan penciptaan manusia di hari keenam menurut teks Kejadian 1:24-31, maka dinosaurus, sebagai salah satu spesies binatang melata (reptil), tentu hidup bersama manusia; dan juga bersama Nabi Nuh, karena Nuh, kata mereka, telah membawa masuk sepasang dinosaurus ke dalam bahteranya ketika air bah melanda dunia sehingga hewan ini luput dari kebinasaan. Tak terpikir oleh mereka bahwa dinosaurus itu banyak jenisnya dan hampir semuanya ganas, dan bahwa kisah Alkitab tentang Air Bah yang konon melanda dunia adalah sebuah mitologi Yahudi yang dibangun dengan memakai Epik Gilgamesh (dari Mesopotamia) sebagai modelnya!/2/
Ide-ide keagamaan yang sudah berurat dan berakar dalam pikiran orang-orang beragama pada umumnya, membuat mereka sangat sulit untuk menerima pandangan-pandangan ilmu pengetahuan modern yang tidak sejalan dengan ide-ide keagamaan mapan yang mereka pertahankan. Apakah memang sudah kodratnya bahwa iman keagamaan sangat kuat memblokir pemikiran saintifik manusia? Jika ya, patutlah kita semua, anda dan saya, meratap sedalam-dalamnya, kepada Tuhan Yang Mahatahu, sumber dan tujuan semua ilmu pengetahuan!
─ ioanes rakhmat
Kaum kreasionis (“Intelligent Design”) Kristen,/1/ dengan enteng saja menyatakan bahwa karena “segala binatang melata dan segala jenis binatang liar” diciptakan Allah bersamaan dengan penciptaan manusia di hari keenam menurut teks Kejadian 1:24-31, maka dinosaurus, sebagai salah satu spesies binatang melata (reptil), tentu hidup bersama manusia; dan juga bersama Nabi Nuh, karena Nuh, kata mereka, telah membawa masuk sepasang dinosaurus ke dalam bahteranya ketika air bah melanda dunia sehingga hewan ini luput dari kebinasaan. Tak terpikir oleh mereka bahwa dinosaurus itu banyak jenisnya dan hampir semuanya ganas, dan bahwa kisah Alkitab tentang Air Bah yang konon melanda dunia adalah sebuah mitologi Yahudi yang dibangun dengan memakai Epik Gilgamesh (dari Mesopotamia) sebagai modelnya!/2/
Bahkan mereka mengembangkan imajinasi mereka
lebih jauh, dengan menyatakan “mungkin sekali Yesus dari Nazareth juga
menunggang seekor dinosaurus”. Imajinasi mereka ini, yang mungkin membuat anda
yang waras terperanjat bukan alang-kepalang, diajarkan kepada anak-anak sekolah
Minggu di gereja-gereja mereka. Di atas adalah contoh halaman bergambar
Yesus menunggang seekor dinosaurus, yang diambil dari sebuah buku pelajaran anak-anak
sekolah Minggu. Perhatikan kata-kata yang tertulis pada gambar itu!
Problem apa yang ada berkaitan dengan tafsiran
mereka ini? Problemnya: tafsiran mereka tafsiran literalistik. Tafsiran yang
literalistik ini dipertahankan mereka, padahal seluruh Kejadian 1:1-2:4a sama
sekali bukan sebuah uraian sejarah kronologis literalis tentang hal apa saja
yang Allah telah ciptakan selama enam hari, melainkan, dilihat dari jenis
sastranya, sebuah narasi
syahadat yang disusun para imam Yahudi ketika bangsa Israel sedang
mengalami pembuangan di Babilonia (587-538 SM), suatu negeri yang penduduknya
mempercayai astrologi dan menyembah banyak benda langit khususnya Matahari dan Bulan
sebagai dewa-dewa mereka.
Untuk bangsa Israel tidak terjatuh ke dalam
kepercayaan dan penyembahan berhala semacam ini, para imam itu menyusun
syahadat ini dengan memakai sistem kalender Babilonia yang membagi 1 minggu ke
dalam 7 hari sebagai bingkai
narasi. Di dalam syahadat ini diikrarkan dengan sangat kuat bahwa
semua hari adalah sama baik (melawan astrologi Babilonia), dengan puncaknya hari ketujuh, hari Sabat, sebagai hari yang
dikuduskan Allah, dan bahwa Matahari dan Bulan hanyalah benda-benda langit yang Allah telah ciptakan untuk
masing-masing memberi terang pada siang hari dan pada malam hari, bukan dewa-dewa yang harus disembah (melawan agama Babilonia).
Adanya rujukan ke hari Sabat dengan kuat menyatakan bahwa syahadat dalam
Kejadian 1:1-2:4a adalah syahadat
khas Yahudi, bukan syahadat yang berlaku universal, dan juga sama
sekali bukan sebuah laporan sejarah faktual tentang proses terciptanya “langit dan
bumi”, melainkan sebuah syahadat yang disusun para imam Yahudi untuk melawan agama Babilonia dan untuk membentengi serta menjaga kepercayaan Yahudi.
Bahwa Kejadian 1:1-2:4a sama sekali tidak bisa
dipahami secara literal, juga sangat nyata dari pengetahuan kita sekarang bahwa jagat raya
(dalam perikop ini disebut sebagai “langit dan bumi”) sama sekali tidak
tercipta dalam 6 x 24 jam (atau: 6 x 1.000 tahun, jika 1 hari Alkitab dianggap sama
dengan 1.000 tahun).
Sejak saat terbentuknya jagat raya kita 13,8 milyar
tahun yang lalu, saat yang disebut sebagai big bang, jagat raya ini sekarang masih terus mengembang dengan
makin cepat, dan masih terus mengalami evolusi. Fakta bahwa jagat raya kita
terus mengembang adalah fakta objektif, ada bukti-buktinya./3/
Dalam jagat raya kita, banyak bintang lenyap
dalam suatu ledakan yang disebut supernova,
tapi pada pihak lain banyak bintang baru juga terbentuk. Banyak galaksi lenyap
dalam suatu tabrakan dengan galaksi-galaksi lain, yang kemudian membentuk
galaksi-galaksi baru yang lebih besar. Hingga saat ini dan terus ke depan untuk waktu yang
sangat panjang, jagat raya kita masih
belum selesai terbentuk, masih aktif membentuk dirinya sendiri,
masih mengalami evolusi kosmologis, tampaknya tanpa akhir, dan tanpa Allah
apapun mengontrolnya, sebab segala hal yang berlangsung dalam evolusi kosmik
ini dengan sangat baik dapat dijelaskan oleh sains modern sebagai
kejadian-kejadian yang sepenuhnya alamiah, dan sama sekali tidak ilahi, tidak
melibatkan makhluk supernatural apapun.
Selain itu, dari sains
kosmologi, astronomi dan fisika, kita tahu Matahari dan Bulan menjadi benda-benda
penerang hanya dalam konteks sistem matahari kita (solar system), tidak berlaku bagi seluruh jagat
raya. Kita juga tahu, ada tak terhitung banyaknya sistem-sistem matahari lain
dalam jagat raya kita, dari sistem yang bintang mataharinya cuma satu (seperti
sistem matahari kita) sampai sistem dengan banyak bintang mataharinya, dua atau
tiga atau empat dan seterusnya.
Nah, pengetahuan kita yang menakjubkan mengenai
jagat raya ini, sama sekali tidak diketahui para imam Yahudi yang menyusun
syahadat Yahudi mereka dalam Kejadian 1:1-2:4a. Jadi, sangat salah dan sangat
naif, dan sangat tidak relevan, jika kesaksian dalam kitab Kejadian ini
diperlakukan sebagai sebuah laporan terbentuknya jagat raya secara faktual.
Literalisme sama sekali tidak boleh dipakai dalam menafsirkan teks-teks apapun
dalam kitab suci anda.
Selain itu, karena kalangan literalis kreasionis Kristen tak pernah memikirkan dengan seksama teks apapun dalam kitab suci mereka, maka mereka tak bisa melihat betapa mustahilnya pohon-pohon bisa bertunas dan berdaun pada hari ketiga (Kejadian 1:11-13), sementara Matahari yang cahayanya dibutuhkan daun-daun untuk fotosintesis baru diciptakan pada hari keempat (Kejadian 1: 14-19). Fotosintesis adalah suatu aktivitas fisika kimiawi untuk menciptakan makanan (glukosa, misalnya) dengan menggunakan hanya energi Matahari untuk mengikat CO2 dan air; dari proses ini oksigen terlepas sebagai limbah.
Selain itu, mereka juga tidak bisa melihat betapa mustahilnya menyebut hari-hari sebagai “hari pertama”, “hari kedua” dan “hari ketiga”, sementara sang Matahari yang terbitnya umumnya dipakai untuk menentukan tibanya hari yang baru, baru diciptakan pada hari keempat.
Selain itu, karena kalangan literalis kreasionis Kristen tak pernah memikirkan dengan seksama teks apapun dalam kitab suci mereka, maka mereka tak bisa melihat betapa mustahilnya pohon-pohon bisa bertunas dan berdaun pada hari ketiga (Kejadian 1:11-13), sementara Matahari yang cahayanya dibutuhkan daun-daun untuk fotosintesis baru diciptakan pada hari keempat (Kejadian 1: 14-19). Fotosintesis adalah suatu aktivitas fisika kimiawi untuk menciptakan makanan (glukosa, misalnya) dengan menggunakan hanya energi Matahari untuk mengikat CO2 dan air; dari proses ini oksigen terlepas sebagai limbah.
Selain itu, mereka juga tidak bisa melihat betapa mustahilnya menyebut hari-hari sebagai “hari pertama”, “hari kedua” dan “hari ketiga”, sementara sang Matahari yang terbitnya umumnya dipakai untuk menentukan tibanya hari yang baru, baru diciptakan pada hari keempat.
Masih banyak hal yang bisa saya perlihatkan
bahwa memahami teks Kejadian 1:1-2:4a secara literalis adalah sebuah kesalahan
fatal dalam memahami kesaksian para imam Yahudi dalam bagian teks kitab pertama
dalam Alkitab ini. Untuk sementara ini, cukuplah sudah saya memperlihatkan
masalah-masalah yang berkaitan dengan penafsiran kalangan kreasionis ini.
Pendek kata, adalah sesuatu yang tidak waras, insane, jika ada orang beranggapan bahwa dinosaurus hidup bersama Nuh di zaman purbakala, atau ditunggangi Yesus dari Nazareth di abad pertama Masehi.
Pendek kata, adalah sesuatu yang tidak waras, insane, jika ada orang beranggapan bahwa dinosaurus hidup bersama Nuh di zaman purbakala, atau ditunggangi Yesus dari Nazareth di abad pertama Masehi.
Mengapa tidak waras? Karena dari
sains tahulah kita bahwa berbagai jenis dinosaurus telah lenyap dari
muka Bumi 65,5 juta tahun yang lalu, ketika planet Bumi kita dihantam sebuah
meteor raksasa di suatu kawasan yang sekarang dikenal sebagai Meksiko./4/
Anda
tahu, kapan manusia, Homo
sapiens, muncul di muka Bumi? Berdasarkan bukti-bukti arkeologis, kita tahu, manusia baru muncul 300.000 tahun yang lalu di Afrika,/5/
sementara usia Bumi sendiri sudah 4,5 milyar tahun.
Jika kalangan kreasionis yakin pada keyakinan mereka sendiri bahwa Yesus dari Nazareth betul-betul menunggang seekor dinosaurus kemana pun Dia pergi, sudah seharusnya mereka menyusun sebuah injil baru, namakanlah Injil Dinosaurus, yang perlu mereka tambahkan ke dalam Perjanjian Baru.
Jika kalangan kreasionis yakin pada keyakinan mereka sendiri bahwa Yesus dari Nazareth betul-betul menunggang seekor dinosaurus kemana pun Dia pergi, sudah seharusnya mereka menyusun sebuah injil baru, namakanlah Injil Dinosaurus, yang perlu mereka tambahkan ke dalam Perjanjian Baru.
Jika anda tahu ada gereja-gereja di kota anda
yang mengajarkan pandangan-pandangan kalangan kreasionis ini kepada anak-anak
sekolah Minggu mereka, lakukanlah tindakan yang anda anggap perlu, berhubung gereja-gereja semacam ini sedang melakukan tindakan pembodohan atas anak-anak kita yang akan merusak masa depan mereka.
Salam,
ioanes rakhmat
Catatan-catatan
/1/ Kalangan kreasionis menolak keras sains evolusi, dan percaya bahwa segala organisme yang ada dalam alam ini, teristimewa manusia, diciptakan langsung jadi dalam kondisi fisik seperti yang kita lihat sekarang ini, tanpa melewati tahap-tahap evolusi biologis sebelumnya; dan mereka juga percaya bahwa segala sesuatu dalam alam ini, termasuk sejarah manusia, ada dengan suatu maksud dan tujuan tertentu, yang telah ditanamkan oleh Allah, sang pencipta, sebagai sang perancang cerdas (the intelligent designer) semua itu.
/2/ Epik Gilgamesh disusun pada millennium ketiga SM; lihat N.K. Sandars (penerjemah dan pengintrodusir), The Epic of Gilgamesh (London: Penguin Books, 1960, 1972) 108-113. Tentang epik ini, lihat juga http://en.wikipedia.org/wiki/Epic_of_Gilgamesh.
/3/ Bukti saintifik pertama yang sebenarnya bahwa jagat raya ini memiliki suatu permulaan muncul tahun 1920-an, ketika Edwin Hubble melakukan observasi-observasi atas jagat raya dengan memakai teleskop 100 inchi di Gunung Wilson, di kawasan bebukitan di atas Pasadena, California. Dengan menganalisis spektrum cahaya yang dipancarkan galaksi-galaksi, Hubble dapat menetapkan bahwa hampir semua galaksi bergerak menjauh dari kita, dan semakin jauh galaksi-galaksi ini berada semakin cepat gerakan mereka. Pada 1929 dia mempublikasi suatu hukum yang berhubungan dengan besaran angka gerak menjauh galaksi-galaksi itu dari kita, dan menyimpulkan bahwa jagat raya mengembang, expanding.
Jika sekarang terlihat bahwa jagat raya mengembang, maka jika kita mundur sangat jauh, pada titik yang paling jauh di belakang, jagat raya diawali oleh suatu titik (disebut “singularitas”) yang sangat massif dan berenergi sangat besar, yang kemudian mendentum sebagai big bang, “dentuman besar” (kini kita tahu, ini terjadi 13,72 milyar tahun lalu). Menurut Stephen Hawking, titik yang disebut singularitas ini mendentum (pada fase pertamanya, dentuman ini disebut inflasi) dengan kekuatan yang sangat besar, setara dengan dengan sebuah koin berdiameter 1 cm yang tiba-tiba meledak sampai mencapai sepuluh juta kali lebar galaksi Bima Sakti.
Bukti-bukti alamiah lainnya yang membenarkan adanya “dentuman besar” pada awal mula terbentuknya jagat raya adalah adanya radiasi gelombang mikro kosmik yang melatarbelakangi dan memenuhi seluruh jagat raya (CMBR= Cosmic Microwave Background Radiation). Selain itu, para astronom juga telah menemukan sidik-sidik jari lainnya yang mendukung gambaran tentang the big bang sebagai suatu jagat raya awal yang kecil dan panas. Sebagai contoh, selama menit-menit pertama, jagat raya lebih panas ketimbang pusat suatu bintang yang tipikal. Selama periode ini seluruh jagat raya bertindak selaku suatu reaktor fusi nuklir. Reaksi nuklirnya berhenti ketika jagat raya mengembang dan cukup mendingin. Menurut teori, ketika ini terjadi jagat raya yang dihasilkan adalah jagat raya yang terdiri terutama atas hidrogen, tetapi juga 23 persen helium, dengan jejak-jejak lithium. Kalkulasi yang diprediksi ini ternyata sejalan dengan jumlah helium, hidrogen, dan lithium yang diobservasi manusia.
/4/ Tentang kurun kemusnahan dinosaurus, lihat tulisan saya di http://ioanesrakhmat.blogspot.com/2012/11/kapan-dinosaurus-lenyap-dari-muka-bumi.html.
/5/ Lihat L. Vigilant et al., “African Populations and the Evolution of Human Mitochondrial DNA”, dalam Science 253, no. 5027 [1991], hlm. 1503-1507.
Salam,
ioanes rakhmat
Catatan-catatan
/1/ Kalangan kreasionis menolak keras sains evolusi, dan percaya bahwa segala organisme yang ada dalam alam ini, teristimewa manusia, diciptakan langsung jadi dalam kondisi fisik seperti yang kita lihat sekarang ini, tanpa melewati tahap-tahap evolusi biologis sebelumnya; dan mereka juga percaya bahwa segala sesuatu dalam alam ini, termasuk sejarah manusia, ada dengan suatu maksud dan tujuan tertentu, yang telah ditanamkan oleh Allah, sang pencipta, sebagai sang perancang cerdas (the intelligent designer) semua itu.
/2/ Epik Gilgamesh disusun pada millennium ketiga SM; lihat N.K. Sandars (penerjemah dan pengintrodusir), The Epic of Gilgamesh (London: Penguin Books, 1960, 1972) 108-113. Tentang epik ini, lihat juga http://en.wikipedia.org/wiki/Epic_of_Gilgamesh.
/3/ Bukti saintifik pertama yang sebenarnya bahwa jagat raya ini memiliki suatu permulaan muncul tahun 1920-an, ketika Edwin Hubble melakukan observasi-observasi atas jagat raya dengan memakai teleskop 100 inchi di Gunung Wilson, di kawasan bebukitan di atas Pasadena, California. Dengan menganalisis spektrum cahaya yang dipancarkan galaksi-galaksi, Hubble dapat menetapkan bahwa hampir semua galaksi bergerak menjauh dari kita, dan semakin jauh galaksi-galaksi ini berada semakin cepat gerakan mereka. Pada 1929 dia mempublikasi suatu hukum yang berhubungan dengan besaran angka gerak menjauh galaksi-galaksi itu dari kita, dan menyimpulkan bahwa jagat raya mengembang, expanding.
Jika sekarang terlihat bahwa jagat raya mengembang, maka jika kita mundur sangat jauh, pada titik yang paling jauh di belakang, jagat raya diawali oleh suatu titik (disebut “singularitas”) yang sangat massif dan berenergi sangat besar, yang kemudian mendentum sebagai big bang, “dentuman besar” (kini kita tahu, ini terjadi 13,72 milyar tahun lalu). Menurut Stephen Hawking, titik yang disebut singularitas ini mendentum (pada fase pertamanya, dentuman ini disebut inflasi) dengan kekuatan yang sangat besar, setara dengan dengan sebuah koin berdiameter 1 cm yang tiba-tiba meledak sampai mencapai sepuluh juta kali lebar galaksi Bima Sakti.
Bukti-bukti alamiah lainnya yang membenarkan adanya “dentuman besar” pada awal mula terbentuknya jagat raya adalah adanya radiasi gelombang mikro kosmik yang melatarbelakangi dan memenuhi seluruh jagat raya (CMBR= Cosmic Microwave Background Radiation). Selain itu, para astronom juga telah menemukan sidik-sidik jari lainnya yang mendukung gambaran tentang the big bang sebagai suatu jagat raya awal yang kecil dan panas. Sebagai contoh, selama menit-menit pertama, jagat raya lebih panas ketimbang pusat suatu bintang yang tipikal. Selama periode ini seluruh jagat raya bertindak selaku suatu reaktor fusi nuklir. Reaksi nuklirnya berhenti ketika jagat raya mengembang dan cukup mendingin. Menurut teori, ketika ini terjadi jagat raya yang dihasilkan adalah jagat raya yang terdiri terutama atas hidrogen, tetapi juga 23 persen helium, dengan jejak-jejak lithium. Kalkulasi yang diprediksi ini ternyata sejalan dengan jumlah helium, hidrogen, dan lithium yang diobservasi manusia.
/4/ Tentang kurun kemusnahan dinosaurus, lihat tulisan saya di http://ioanesrakhmat.blogspot.com/2012/11/kapan-dinosaurus-lenyap-dari-muka-bumi.html.
/5/ Lihat L. Vigilant et al., “African Populations and the Evolution of Human Mitochondrial DNA”, dalam Science 253, no. 5027 [1991], hlm. 1503-1507.