Saya terpukau ketika pertama kali memandang karya seni patung di atas, suatu representasi simbolik yang kaya makna. Saya memandang langsung di depan patung ini, melihatnya dari beberapa sudut, dan mengambil beberapa fotonya dengan kamera handphone. Tulisan-tulisan yang ditempelkan pada sisi luar sebuah bangunan kotak empat persegi panjang yang dilapisi batu bata tempat patung ini dipasang, saya baca, lalu saya foto. Ada tiga tulisan.
Mari, kita lihat lebih dekat patung yang menggerakkan hati ini. Seorang prajurit dengan sigap dan tenang memanggul seorang prajurit lainnya, yang mungkin cedera atau terluka di suatu medan tempur. Sang prajurit terluka yang dipanggul itu harus dibawa atau dievakuasi ke suatu tempat yang aman, untuk dirawat, supaya selamat.
Kesigapan, keberanian, keteguhan, ketenangan, solidaritas terhadap sesama prajurit, kekuatan fisik, kekuatan mental, dan disiplin keprajuritan, menyatu dalam diri sang prajurit penyelamat itu.
Ketika sedang mengamati patung sosok prajurit penyelamat itu, yang sedang memikul tubuh seorang prajurit lainnya yang sedang menderita dalam ketidakberdayaan, muncul suatu gambar mental lain dalam pikiran saya.
Gambar mental yang timbul itu adalah sosok Yesus yang saya kasihi yang sedang memanggul atau memikul kayu salib. Segera saya mendapat tambahan sebuah perspektif baru tentang Yesus yang memikul kayu salib: salib yang dipanggul Yesus bermakna simbolik umat manusia yang sedang terluka dan sengsara, yang Yesus mau tolong dan selamatkan, dalam suatu pertempuran melawan kekuatan-kekuatan asing kodrati dan adikodrati yang jahat.
Tulisan-tulisan yang dilekatkan pada bangunan kotak tempat patung itu diletakkan juga sangat menyentuh hati dan inspiratif. Baiklah saya pasang tiga fotonya.
☆ Panglima Besar Jenderal Soedirman
☆ Panglima Besar Jenderal Soedirman
“Pelayanan kesehatan di medan tempur adalah fungsi utama kekuatan TNI AD. Rantai evakuasi tertinggi untuk korban tempur adalah RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto.”
Jika teman-teman sekarang tersentuh seperti saya, marilah kita, warga negara Republik Indonesia, ikut berjuang untuk memajukan bangsa dan negara kita. Untuk membela bangsa, tanah air dan negara. Caranya? Ya, dengan mengerahkan segala bentuk kekuatan besar yang tenang dan lembut, yang kita masing-masing miliki, yang lahir dari kesucian.
Jakarta, 30 November 2022
ioanes rakhmat