Tuesday, May 11, 2021

Sekilas tentang Vaksinasi di Australia

 


Jumat, 9 April 2021, ada 88.500 dosis vaksin yang sudah disuntikkan ke warga Australia (OZ). Alhasil, total orang yang sudah divaksinasi baru 1,16 juta orang. Jumlah ini jauh di bawah target 4 juta orang yang semula ditetapkan PM Scott Morrison akan sudah dicapai 1 April 2021. Diperkirakan, vaksinasi tuntas penduduk OZ belum bisa dicapai sampai 2022.

Kecepatan vaksinasi atau "vaccination rate" (VR) OZ yang rendah ini jauh tertinggal jika dibandingkan banyak negara lain yang telah maju dan berkembang, bahkan lebih buruk jika dibandingkan VR di Rwanda, Indonesia dan Bermuda. VR sekarang di OZ berada pada peringkat ke-102 dunia!

Terdata, OZ kini sudah menyuntikkan vaksin 6,2 dosis per 100 orang, jauh di bawah Inggris dengan VR 67,5 dosis per 100 orang, Amerika 63,3 dosis per 100 orang, dan masih di bawah Jerman yang memiliki VR 26,7 dosis per 100 orang.


Penyebab utama VR OZ yang rendah itu adalah klinik-klinik dan sentra-sentra vaksinasi di OZ sangat kurang dikunjungi orang meski mereka sudah mendaftarkan diri. Penduduk tidak percaya atau ragu-ragu pada kemanjuran vaksin-vaksin yang ada.

Menteri Kesehatan OZ, Greg Hunt, menyatakan bahwa "vaksinasi saja bukan jaminan bahwa anda akan membuka kembali negara anda. Jika seluruh penduduk sudah divaksinasi, anda tidak dapat begitu saja membuka kembali perbatasan-perbatasan."

Pernyataan Greg Hunt tentu benar. Sebab kecepatan penularan virus global yang meningkat, efektivitas vaksin-vaksin, durabilitas antibodi-antibodi yang terbentuk lewat vaksinasi, agresivitas mutan-mutan virus, dan dampak global pandemi yang belum menunjukkan tanda-tanda telah tertanggulangi, semuanya harus ikut diperhitungkan dengan cermat.

Tetapi, pernyataan Greg Hunt itu ikut berkontribusi pada kurang tergeraknya warga OZ untuk menerima vaksinasi dosis lengkap. Alhasil, VR OZ rendah banget.

Selain itu, meski pemerintah OZ telah membuat kesepakatan-kesepakatan tertentu dengan perusahaan-perusahaan pengembang vaksin-vaksin (seperti Pfizer-BioNTech, Oxford-AstraZeneca, NovaVax, program Covax Faclity WHO, dan perusahaan vaksin domestik) untuk membeli vaksin-vaksin, masih banyak kendala dijumpai dalam penyediaan vaksin-vaksin.

Kasus efek samping "blood clots" dari vaksin AstraZeneca yang telah menelan 1 orang korban di OZ (perempuan berusia 40-an tahun) makin meningkatkan keraguan penduduk OZ pada keamanan vaksin-vaksin.

Pada pihak lain, warga juga menyalahkan pemerintah OZ yang dicap tidak memberi informasi yang cepat dan terbuka tentang vaksin-vaksin kepada masyarakat.

Alih-alih meningkatkan dengan cepat VR, pemerintah OZ memilih memberlakukan "national lockdown" atau karantina negara sampai 2024, paling cepat. Kapan lockdown akan berakhir, tidak dapat dipastikan. 

Kini OZ dijuluki sebagai "a prison island" atau "benua penjara", atau bahkan "a gilded cage" atau "sangkar emas" yang mengurung warganya (sejumlah 25,7 juta orang per Mei 2021 menurut Worldometer) dalam kemewahan dan tunjangan-tunjangan.

Karena kebijakan "lockdown" yang ketat, penutupan perbatasan-perbatasan dan pengendalian penularan lewat karantina, memang OZ berhasil menekan jumlah kasus positif (ada total 29.559 total kasus sejak awal pandemi), sampai hari ini.

Tapi, VR yang rendah dan imunisasi yang berjalan sangat lambat, selain menimbulkan masalah kesehatan, juga akan membuat OZ nantinya mengalami kerusakan ekonomi dan kerusakan sosial. Selain itu, akan juga muncul persoalan dan gangguan dalam program "travel bubble" yang baru berjalan dengan New Zealand, dan segera juga dengan Singapura.

Jika data terbaru diperhatikan, ada 2,7 juta dosis vaksin yang sudah disuntikkan (vaksin jenis apapun) sampai 11 Mei 2021. Sementara, saat ini diestimasi di OZ ada 192 kasus aktif, dengan total kematian 909 orang.

Direncanakan, dalam 3 fase akan dapat disuntikkan 45,2 juta dosis (1 orang menerima 2 dosis suntikan). Tetapi, terkait hal ini, PM Scott Morrison menyatakan bahwa "ada banyak ketidakpastian muncul" sehingga tidak mungkin untuk menetapkan di akhir tahun berapa program vaksinasi nasional akan rampung dijalankan.

Pemerintah OZ sudah merevisi target pencapaian jumlah orang yang divaksinasi selama kurun tertentu. Target terbaru ini berada jauh di bawah target semula.

Hingga 11 Mei 2021, data grafis menunjukkan ada selisih (dari target terbaru) sebesar 2,3 juta dosis yang belum disuntikkan dari yang seharusnya 5 juta dosis (2,7 juta + 2,3 juta). Lihat data grafis di bawah ini.




Jika dikalkulasi dari rerata kecepatan vaksinasi atau VR dalam 7 hari terakhir (sampai 11 Mei 2021) yang mencapai 45.800 orang per hari dosis tunggal, maka dibutuhkan waktu 30 bulan (2½ tahun) lagi untuk OZ dapat menyuntikkan 45 juta dosis pada penduduknya (dengan 1 orang menerima 2 dosis). Tentu harus diandaikan, pemerintah OZ akan dapat dengan bertahap meningkatkan VR di negara mereka.

Jakarta, 11 Mei 2021
ioanes rakhmat

Read more Guardian, Dailymail, Dailymail, BBC, GovAu