Catatan:Aku dudukdiam bisu tanpa kawanpada sebuah bangku kecil nan setia nan kokohmengail di pinggiran sebuah sungai kecildi sebuah kota kecil nan damai nan asridi kawasan utara negeri seribu kincirnegeri yang telah menyedot habisdarahku, sumsum-sumsumku dan cintakunegeri yang hingga sekonda ini selalu menimbulkankepedihan yang membuat ngiludan gelora dalam batinkuAku terpanasaat kulihat seekor bebek muncul dari dalam airbegitu saja tanpa bilang-bilang ba bi bu be boSedikitpun sekujur tubuhnya tak basahBulu-bulunya tetap putih terang bercahayaAir tak berdaya menaklukkan gerlap dan kering bulu-bulunyaMungkin perlu jutaan tahun dan laksaan milenium berlalusampai sang air bisa mengalahkan si bebek perkasaAku terhentakGuntur santer menggelegar di langit atastanpa bilang-bilang ba bi bu be bomenggelegar berkali-kali dan bertalu-taluSi Thor sang Dewa sedang bertingkahmemamerkan kekuatannya atas angkasa dan awan-gemawanTapi si bebek itu dan kawan-kawannyaangkuh tak perduli pada Thor si perkasamereka terus berenang ke sana ke sinidan menyelam di sana dan di sinitanpa tenggelam tanpa terkaramSegera kubereskan perlengkapan pancingkudan bergegas mau pulang, pulang, pulangAwan-gemawan gelap berat telah menggantung rendah di langitsebentar lagi akan berguguran ke muka sang BumiHujan akan segera turunkataku dalam hatiku dengan rasa pedih dan duka
Aku tengadahmengangkasa sigap berdirihendak berlari, berlari, berlaripulang, pulang, pulangSi Thor terlalu perkasa untuk kuhadapi dan kutaklukkanSi Thor memedihkan hati dan batinkuAku diterjangkeras oleh milyaran butir-butir air yang berjatuhan menimpa Bumibutir-butir air dan kristal-kristal es menghujam Bumimenghujam semua makhluk dan semua impiandan semua cita-cita dan semua dambaanHukum gravitasi terlalu kuat untuk dilawanAku terpanaseluruh tubuhku dan pakaiankudan semua yang kupegang dan semua yang kupikirkantak basah sedikitpun tak basah sedikitpunAku dapati diriku telah menjadi si bebek ituSi Thor kini telah menjadi sang pecundangAku berjalantenang ke depansebagai sang pahlawanmenembus hujan tanpa kehujananmenembus pagar-pagar air tanpa basah dan tanpa kedinginanWalau tak ada sesuatu pun memayungi sang badanKepedihan dan duka telah menghilang lenyapSerasa berlaksa-laksa milenium telah berlalu dengan senyapKisah-kisah duka datang silih bergantiYang mati hidup, dan yang hidup matiSerasa berlaksa-laksa milenium telah berlalu sunyiioanes rakhmatJakarta, 14 Juli 2012
Puisi ini telah diformat dalam bentuk video supaya lebih dalam dapat diresapi. Tayangan video ini dapat anda pakai untuk mengiringi meditasi anda, meditasi untuk mencabut duka, bertahap, dari dalam batin anda. Ini link ke video itu, klik saja, https://www.youtube.com/watch?v=01FX8MaQVLE&feature=youtube_gdata_player. Atau, langsung saja klik video di bawah ini:
Resapi juga
Puisi: Kitab Suci
Puisi: Jalan Tengah