Budai, buddha gemuk yang selalu tertawa cerah
dan berbahagia meskipun sangat miskin.
Buddha ini bisa happy karena dia menjalankan filsafat puas
dengan hidup bersahaja, tak bergantung pada kekayaan material.
Konon, ketika anda menemukan patungnya lalu anda mengelus-elus
perutnya yang buncit, hoki akan datang tak putus-putusnya kepada anda,
tentu kalau anda percaya demikian!
Buddha ini bisa happy karena dia menjalankan filsafat puas
dengan hidup bersahaja, tak bergantung pada kekayaan material.
Konon, ketika anda menemukan patungnya lalu anda mengelus-elus
perutnya yang buncit, hoki akan datang tak putus-putusnya kepada anda,
tentu kalau anda percaya demikian!
Karena kodratnya, manusia adalah makhluk pencari dan penikmat kebahagiaan. Kita semua tahu apa itu kebahagiaan, sama seperti kita tahu apakah seseorang sedang tertawa atau tidak.
Ada banyak jalan untuk meraih kebahagiaan dan untuk mempertahankannya.
Ada orang sangat giat mencari dan menghimpun kekayaan sebanyak-banyaknya karena mereka melihat kekayaan adalah sumber kebahagiaan. Tentu saja kekayaan yang tersedia dan terjamin untuk jangka panjang dapat membuat orang berbahagia.
Orang yang miskin harta tentu akan mengalami kehidupan yang sulit ketika hidup dalam suatu masyarakat yang untuk segalanya orang harus membayar. Jika diharuskan memilih, anda tentu akan memilih sakit berat tapi kaya raya ketimbang sakit berat tapi sangat miskin.
Kekayaan tentu bisa mendatangkan kebahagiaan jika diperoleh dan digunakan dengan benar, buat diri sendiri dan buat orang banyak. Tapi tidak semua orang bisa kaya raya dalam kehidupan mereka, sebab ada banyak faktor terlibat untuk membuat anda kaya raya.
Dalam dunia sekarang ini ada jauh lebih banyak orang lapar dan orang miskin ketimbang orang kenyang dan orang kaya. Bahkan pada masa kini ada banyak orang menjadi sangat kaya dengan cara membuat miskin sangat banyak orang lewat banyak cara.
Jika dalam negeri anda banyak orang miskin, kemiskinan mereka bukan takdir ilahiyah, tapi terjadi karena sebab-sebab struktural dan sistemik yang ada dalam sistem-sistem pengelolaan suatu negara.
Dalam dunia sekarang ini kemiskinan skala global hanya bisa diatasi lewat perubahan struktural dan sistemik atas sistem-sistem ekonomi global. Kemiskinan skala global dalam dunia masa kini tidak bisa diatasi hanya dengan sifat murah hati dan dermawan manusia. Memberi sumbangan uang untuk orang-orang miskin lewat lembaga-lembaga keagamaan tentu boleh, tapi tak akan berdampak signifikan pada persoalan kemiskinan global.
Jelas kemiskinan berskala global juga menjadi penyebab ketidakbahagiaan berskala global yang dialami manusia. Jika kita menginginkan semua manusia hidup bahagia, kita harus memakmurkan kehidupan manusia dalam skala global. Memakmurkan 7 milyar manusia di dunia sekarang ini adalah usaha yang luar biasa sulit bahkan mustahil.
Sedikit negara kaya di dunia masa kini mustahil rela membagi kekayaan mereka untuk sangat banyak negara miskin. Tampaknya kemiskinan material yang membuat orang sengsara, tak akan bisa dihapus sama sekali dari dunia ini. Nah, jika demikian, adakah cara lain untuk membuat orang-orang miskin juga berbahagia dalam kehidupan mereka?
Selain itu, kita juga tahu ada sangat banyak orang kaya yang merasa tidak berbahagia dalam kehidupan mereka. Anda tentu lebih siap kaya tapi tak bahagia ketimbang miskin namun juga tak bahagia. Nah, adakah cara lain untuk membuat bahagia orang-orang kaya yang tidak bahagia?
Tentu masih ada cara lain untuk membuat orang berbahagia meskipun miskin, atau di tengah kekayaannya. Cara lain itu ditempuh bukan dari luar, tetapi dari dalam diri manusia itu sendiri: dari pikiran dan kesadarannya. Anda dapat me-manage pikiran dan kesadaran anda sedemikian rupa sehingga anda dapat terus berbahagia dalam segala keadaan.
Orang yang tak pernah merasa puas dengan materi yang sudah diraihnya dan berpikir mau lebih kaya lagi, telah membuat dirinya tak bahagia dari dalam. Orang yang terus mengutuki dirinya sendiri dan berontak pada Tuhannya karena hidup miskin, telah membuat dirinya makin tak berbahagia dari dalam. Orang kaya dan orang miskin yang tak berbahagia semacam itu harus merombak dan menata kembali isi pikiran dan kesadaran mereka jika mau berbahagia.
Siapa anda dan bagaimana keadaan kehidupan anda, berbahagia atau tak berbahagia, ditentukan terutama oleh isi pikiran dan kesadaran anda, yang ada dalam diri anda sendiri, bukan di luar diri anda. Orang yang me-manage pikirannya untuk bisa selalu melihat segi positif dari semua persoalannya, akan bisa tersenyum dan merasa berbahagia kendatipun harus setiap hari menghadapi seribu satu macam persoalan. Orang yang selalu melihat sisi negatif semua persoalannya, akan selalu berwajah masam dan merasa tidak berbahagia.
Manajemen pikiran dan kesadaran adalah kunci menuju kebahagiaan, lahiriah maupun batiniah. Dalam agama-agama monoteistik, orang diminta baca kitab suci dan menuruti apa yang tertulis di dalamnya, jika mau berbahagia. Tapi dalam Buddhisme, anda diminta untuk membaca, mengenali dan me-manage isi pikiran dan kesadaran anda sendiri, jika anda mau berbahagia. Ada atau tidak ada surga buat anda, ditentukan oleh apa yang mengisi pikiran dan kesadaran anda.
Oh ya, jika anda ingin bermeditasi, memeriksa batin anda, dan menemukan duka tertanam di dalamnya dan anda ingin mencabutnya, lakukanlah dengan memakai media puisi saya Mengalahkan Duka (teks-nya ada di bawah ini), yang sudah dikemas dalam bentuk video. Ini link-nya, klik saja, dan semoga anda secara bertahap terbebaskan dari duka, dari saat ke saat: http://www.youtube.com/watch?feature=player_detailpage&v=01FX8MaQVLE. Atau klik saja video di bawah ini. Saya bersimpati pada anda.
Aku dudukdiam bisu tanpa kawanpada sebuah bangku kecil nan setia nan kokohmengail di pinggiran sebuah sungai kecildi sebuah kota kecil nan damai nan asridi kawasan utara negeri seribu kincirnegeri yang telah menyedot habisdarahku, sumsum-sumsumku dan cintakunegeri yang hingga sekonda ini selalu menimbulkankepedihan yang membuat ngiludan gelora dalam batinkuAku terpanasaat kulihat seekor bebek muncul dari dalam airbegitu saja tanpa bilang-bilang ba bi bu be boSedikitpun sekujur tubuhnya tak basahBulu-bulunya tetap putih terang bercahayaAir tak berdaya menaklukkan gerlap dan kering bulu-bulunyaMungkin perlu jutaan tahun dan laksaan milenium berlalusampai sang air bisa mengalahkan si bebek perkasaAku terhentakGuntur santer menggelegar di langit atastanpa bilang-bilang ba bi bu be bomenggelegar berkali-kali dan bertalu-taluSi Thor sang Dewa sedang bertingkahmemamerkan kekuatannya atas angkasa dan awan-gemawanTapi si bebek itu dan kawan-kawannyaangkuh tak perduli pada Thor si perkasamereka terus berenang ke sana ke sinidan menyelam di sana dan di sinitanpa tenggelam tanpa terkaramSegera kubereskan perlengkapan pancingkudan bergegas mau pulang, pulang, pulangAwan-gemawan gelap berat telah menggantung rendah di langitsebentar lagi akan berguguran ke muka sang BumiHujan akan segera turunkataku dalam hatiku dengan rasa pedih dan duka
Aku tengadahmengangkasa sigap berdirihendak berlari, berlari, berlaripulang, pulang, pulangSi Thor terlalu perkasa untuk kuhadapi dan kutaklukkanSi Thor memedihkan hati dan batinkuAku diterjangkeras oleh milyaran butir-butir air yang berjatuhan menimpa Bumibutir-butir air dan kristal-kristal es menghujam Bumimenghujam semua makhluk dan semua impiandan semua cita-cita dan semua dambaanHukum gravitasi terlalu kuat untuk dilawanAku terpanaseluruh tubuhku dan pakaiankudan semua yang kupegang dan semua yang kupikirkantak basah sedikitpun tak basah sedikitpunAku dapati diriku telah menjadi si bebek ituSi Thor kini telah menjadi sang pecundangAku berjalantenang ke depansebagai sang pahlawanmenembus hujan tanpa kehujananmenembus pagar-pagar air tanpa basah dan tanpa kedinginanWalau tak ada sesuatu pun memayungi sang badanKepedihan dan duka telah menghilang lenyapSerasa berlaksa-laksa milenium telah berlalu dengan senyapKisah-kisah duka datang silih bergantiYang mati hidup, dan yang hidup matiSerasa berlaksa-laksa milenium telah berlalu sunyiioanes rakhmatJakarta, 14 Juli 2012