Yesus menaklukkan Legion. Sumber gambar acatholic.org
Dari awal Yesus tampil di muka umum di saat Dia sudah dewasa, di hadapan rakyat Yahudi dan para pemuka religiopolitik di kawasan-Nya di Galilea, sampai di akhir kehidupan-Nya di Yudea, Yesus tak pernah lepas dari pertarungan spiritual melawan dan mengalahkan kuasa-kuasa kegelapan yang durjana. Kuasa-kuasa gelap ini diberi nama Iblis (Yunani: ho diabolos, Inggris: the Devil) atau Setan (Yunani: ho satan, atau ho satanas) atau disebut juga roh najis (Yunani: to pneuma to akatharton. TB LAI: roh jahat) atau demon (Yunani: to daimonion). Dalam injil-injil Perjanjian Baru, pertarungan spiritual Yesus ini banyak dikisahkan, dengan kemenangan selalu ada di pihak Yesus.
Dalam injil-injil Perjanjian Baru, kuasa-kuasa kegelapan ini dipercaya memiliki gembong atau penghulu atau pemimpin utama yang dinamakan Beelzebul (Yunani: Beelzeboul), yang dalam bahasa Yunani disebut ho arkhōn tōn daimoniōn, atau “the prince of hostile spirits” (BDAG. Teks NRSV: “the ruler of the demons”) (Lihat Markus 3:22; Matius 12:24; Lukas 11:15; bdk. Matius 10:25). Semua kuasa durjana ini digambarkan sebagai kuasa-kuasa yang personal, memiliki kesadaran diri.
Dari banyak kisah injil Perjanjian Baru tentang pertempuran spiritual Yesus ini, nah kisah yang paling menawan dan paling menguatkan dan memberdayakan saya, empowering me the most, adalah kisah tentang Yesus berhadapan dengan gabungan atau gerombolan atau kawanan setan atau roh najis yang menyebut diri kolektif mereka Legion (Yunani: legiōn), “karena kami banyak” (Yunani: hoti polloi esmen). Bacalah kisahnya dalam Injil Markus 5: 1-17 (dan par.).
Menurut kisahnya, Legion merasuk seseorang yang berkeliaran di kawasan pekuburan dan bukit-bukit di daerah orang Gerasa, dan di situ orang itu siang dan malam terus-menerus berteriak-teriak sambil menyiksa dan memukuli dirinya sendiri dengan batu-batu. Begitu kuatnya kawanan Legion yang merasuki orang itu, sehingga dia selalu dapat menghancurkan dan mematahkan setiap rantai dan belenggu yang diikatkan dan dipasungkan padanya. Tak ada pengusir setan satupun yang cukup kuat, yang dapat menenangkan orang yang dirasuk Legion itu, apalagi menaklukkan dan mengeluarkan kawanan setan Legion itu dari orang yang dirasuk itu.
Nah, dituturkan, datanglah Yesus dan murid-murid-Nya dengan perahu dari suatu danau, memasuki daerah orang Gerasa, di seberang danau, dan tiba di kawasan pekuburan dan perbukitan di situ.
Ketika bertatapmuka dengan orang yang kerasukan Legion itu, Yesus langsung berkata, “Hai engkau roh najis, keluar dari orang ini!”
Ketika orang yang kerasukan setan-setan Legion itu melihat Yesus dan mendengar perintah Yesus, tersungkurlah dia, lalu menyembah-Nya, sambil berteriak, “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Putera Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!”
Singkat cerita, karena menolak untuk diusir keluar dari daerah itu, Legion itu meminta kepada Yesus untuk diizinkan pindah merasuki sejumlah besar babi yang ada di lereng bukit, yang sedang mencari makan. Jumlah babi-babi itu ditulis kurang lebih dua ribu ekor. Ketika Legion itu sudah pindah, merasuki kawanan dua ribu ekor babi itu, babi-babi itu kehilangan kendali dan kesadaran diri, lalu semuanya ribut berlarian, selanjutnya dari tepi jurang terjun ke dalam danau, dan semuanya mati lemas di dasar danau atau mengapung-apung di permukaan danau.
Lepas dari problem akurasi gambaran geografis lokasi danau dan daerah orang Gerasa, yang dikisahkan penulis Injil Markus, jelas kisah Yesus menaklukkan gerombolan setan-setan Legion sangat menguatkan siapapun yang mengasihi Yesus, yang sedang mengalami tantangan besar berhadapan dengan gerombolan kekuatan-kekuatan demonik setanik dalam jagat raya ini yang memang sungguh-sungguh real ada dan mengambil wujud-wujud fisik.
Oh ya, di bagian penutup ini, perlu diketahui bahwa kata Legion (Latin: legiō) sebetulnya, di era kehidupan Yesus, adalah nama pasukan gabungan besar prajurit pejalan kaki (5.600 orang) dan prajurit berkuda (200 orang) Kekaisaran Romawi, kurun 27 SM hingga 1453 M.
Harap diingat, Yesus hidup dan menghadirkan Kerajaan Sorga, yakni kuasa kerahiman Allah, sang Bapa/Abba, di antara rakyat Yahudi ketika negeri-Nya sedang dijajah Kekaisaran Romawi. Dus, apakah juga ada implikasi sosiopolitik dari kisah Yesus menaklukkan dan membenamkan kawanan setan Legion ke dasar danau, silakan pikirkan sendiri.
Bagi penafsir yang cermat, kisah Yesus menenggelamkan gerombolan setan-setan Legion memuat suatu pesan sosiopolitik yang jelas: Tanah Israel adalah milik Yahweh Elohim, Tuhan Allah bangsa Israel, yang telah diberikan kepada bangsa Israel untuk mendiaminya. Kekaisaran Romawi telah menajiskan Tanah Israel lewat penjajahan. Yesus telah datang dan tampil untuk menguduskan kembali Negeri Israel, dengan menenggelamkan Legion yang sedang merasuk babi-babi. Kekuasaan Romawi atas Tanah Israel harus diakhiri, tempat mereka bukan di darat, tetapi di dasar danau, tempat kematian mereka.
Jakarta, 10 Juni 2022
En tō endoksō onomati Iēsou
ioanes rakhmat
* Diedit 8 Oktober 2024