** Updated (sementara) 23 Mei 2019
"Pada mulanya ada debu-debu bintang."
"Kita, manusia, bukan debu-debu bintang. Tapi unsur elementer mikroskopis tubuh kita memang berasal dari debu-debu bintang yang berada nun jauh di atas sana. Asal-usul kita yang paling awal adalah angkasa luar."
☆ ioanes rakhmat
Kaum agamawan monoteistik yang memiliki kitab-kitab suci yang berpangkal pada kitab suci Yahudi yang dinamakan Tanakh (atau Perjanjian Lama, dalam istilah Kristen), meyakini bahwa asal-muasal manusia, Homo sapiens, adalah Taman Eden. Mereka ada karena diciptakan oleh Allah langsung besar sebagai manusia laki-laki Adam dan manusia perempuan Hawa; tentu keduanya tak memiliki pusar.
Tetapi sains mempunyai penjelasan lain yang berbeda tentang asal-usul manusia.
Bukan sains evolusi Darwinian yang kali ini saya maushare ke anda, tetapi sains yang fokus kajiannya adalah angkasa luar.
Tentu saja, sains yang terfokus pada antariksa ini juga akan dilecehkan oleh para pembela kisah Taman Eden, sama seperti mereka, selama ini, telah dengan sangat menyedihkan melecehkan sains evolusi Darwinian, yang kini sudah dibenarkan dan didukung oleh banyak sains lain, dan telah melahirkan sains-sains turunannya yang sangat solid.
Ketimbang mempelajari sains evolusi langsung dari Charles Darwin/1/, atau dari biologiwan termasyhur masa kini Richard Dawkins,/2/ kaum agamawan Muslim di Indonesia (bahkan Muslim global) masa kini umumnya malah memilih untuk mempercayai tulisan-tulisan anti-sains evolusi dan “sains Quranik” (pengganti sains evolusi) dari Adnan Oktar yang lebih dikenal sebagai Harun Yahya./3/
Sesungguhnya, Oktar sama sekali tidak memiliki kelaikan akademik apapun dalam menulis buku-buku anti-sains evolusi./4/
Jika semua fakta sains yang sudah dibeberkan sains evolusi Darwinian dan sains-sains lain yang berkaitan dilecehkan oleh para pembela metafora Taman Eden, sains-sains angkasa luar ini juga akan menerima nasib yang sama.
Sejujurnya harus dikatakan, para pembela kisah Taman Eden tidaklah lagi dapat hidup di dunia modern jika mereka konsisten mempertahankan mentalitas anti-sains mereka.
Nah, mari sekarang kita fokus pada uraian berikut.
"Pada mulanya ada debu-debu bintang."
"Kita, manusia, bukan debu-debu bintang. Tapi unsur elementer mikroskopis tubuh kita memang berasal dari debu-debu bintang yang berada nun jauh di atas sana. Asal-usul kita yang paling awal adalah angkasa luar."
☆ ioanes rakhmat
Kaum agamawan monoteistik yang memiliki kitab-kitab suci yang berpangkal pada kitab suci Yahudi yang dinamakan Tanakh (atau Perjanjian Lama, dalam istilah Kristen), meyakini bahwa asal-muasal manusia, Homo sapiens, adalah Taman Eden. Mereka ada karena diciptakan oleh Allah langsung besar sebagai manusia laki-laki Adam dan manusia perempuan Hawa; tentu keduanya tak memiliki pusar.
Tetapi sains mempunyai penjelasan lain yang berbeda tentang asal-usul manusia.
Bukan sains evolusi Darwinian yang kali ini saya maushare ke anda, tetapi sains yang fokus kajiannya adalah angkasa luar.
Tentu saja, sains yang terfokus pada antariksa ini juga akan dilecehkan oleh para pembela kisah Taman Eden, sama seperti mereka, selama ini, telah dengan sangat menyedihkan melecehkan sains evolusi Darwinian, yang kini sudah dibenarkan dan didukung oleh banyak sains lain, dan telah melahirkan sains-sains turunannya yang sangat solid.
Ketimbang mempelajari sains evolusi langsung dari Charles Darwin/1/, atau dari biologiwan termasyhur masa kini Richard Dawkins,/2/ kaum agamawan Muslim di Indonesia (bahkan Muslim global) masa kini umumnya malah memilih untuk mempercayai tulisan-tulisan anti-sains evolusi dan “sains Quranik” (pengganti sains evolusi) dari Adnan Oktar yang lebih dikenal sebagai Harun Yahya./3/
Sesungguhnya, Oktar sama sekali tidak memiliki kelaikan akademik apapun dalam menulis buku-buku anti-sains evolusi./4/
Jika semua fakta sains yang sudah dibeberkan sains evolusi Darwinian dan sains-sains lain yang berkaitan dilecehkan oleh para pembela metafora Taman Eden, sains-sains angkasa luar ini juga akan menerima nasib yang sama.
Sejujurnya harus dikatakan, para pembela kisah Taman Eden tidaklah lagi dapat hidup di dunia modern jika mereka konsisten mempertahankan mentalitas anti-sains mereka.
Nah, mari sekarang kita fokus pada uraian berikut.
Batu karang angkasa luar
Karang di atas adalah pecahan meteor yang terbentuk milyaran tahun lalu sebelum jatuh ke Bumi. Karang ini berisi sesuatu yang kemudian memunculkan sebuah pandangan saintifik yang revolusioner tentang ihwal dari mana manusia berasal.
Para peneliti NASA telah melakukan test terhadap 12 pecahan meteor semacam ini, dan mereka menemukan pecahan-pecahan meteor ini kaya dengan unsur carbon yang ditemukan berisi zat-zat kimia yang serupa dengan salah satu komponen penting DNA, struktur makromolekul kimiawi terpenting yang membentuk kehidupan.
Sebelumnya banyak orang menganggap DNA dalam pecahan-pecahan meteor ini muncul karena pecahan-pecahan ini sudah terkontaminasi oleh zat-zat kimiawi yang ada di Bumi; tetapi kajian-kajian yang mutakhir telah tiba pada suatu kesimpulan bahwa DNA dalam meteorit-meteorit tersebut berasal dari angkasa luar.
Jadi, hampir dipastikan oleh para saintis, DNA yang terdapat dalam bebatuan meteorit yang ditemukan di Antarktika dan Australia itu, berasal dari angkasa luar, persisnya dari planet Mars!/5/
Sangat boleh jadi, karena bebatuan meteor pasti sudah masuk ke Bumi pada awal planet ini terbentuk 4,5 milyar- 5 milyar tahun lalu, kita semua, humans, memiliki asal-usul paling awal di angkasa luar, bukan di planet Bumi ini sendiri, dalam bentuk DNA yang dihasilkan di antariksa.
Lagi pula, sudah menjadi pengetahuan umum bagi kita dewasa ini bahwa setiap atom dalam tubuh kita pun semula berasal dari supernovae, bintang-bintang yang meledak.
Kalau big bang yang terjadi 13,72 milyar tahun lalu menghasilkan zat-zat kimiawi yang paling ringan (hidrogen, deuterium, helium dan lithium), supernovae yang terjadi belakangan membuat zat-zat kimiawi yang lebih berat yang terdapat dalam inti bintang-bintang (carbon, nitrogen, oksigen, besi, dan lain-lain) tersebar mengisi ruang-ruang jagat raya.
Dari unsur-unsur kimiawi yang semula ada dalam bintang-bintang inilah, khususnya unsur carbon, makromolekul DNA semua bentuk kehidupan terbentuk.
Sungguh, elemen-elemen DNA kita, dan DNA semua bentuk kehidupan, memang pada awalnya terbentuk di angkasa luar.
Jadi, benih-benih kehidupan memang ada dan tersebar dalam keseluruhan jagat raya. Inilah yang dinamakan panspermia.
Maka, tepatlah apa yang ditulis oleh fisikawan teoretis Lawrence M. Krauss, bahwa “Kita semua, dalam arti harfiah, adalah anak-anak bintang-bintang, dan tubuh kita terbuat dari debu-debu bintang.”/6/
Partikel debu bintang LAP-149
Baru ditemukan sebuah partikel debu bintang cebol putih ("white dwarf"/WD) di padang es Antarktika. Temuan ini sedang dikaji oleh tim ilmuwan dari Universitas Arizona, antara lain oleh Pierre Haenecour, Jane Howe, dan Toma Zega./7/
Kajian atas partikel debu bintang ini, yang baru pertama kali ditemukan, akan memberi banyak pengetahuan astrofisika baru, khususnya tentang ihwal bagaimana sistem Matahari kita terbentuk milyaran tahun lalu, dan umumnya tentang termodinamik ledakan bintang-bintang (atau "novae", tunggal "nova").
Partikel debu ini, yang diberi nama LAP-149, berasal dari debu-debu ledakan sebuah WD yang terjadi sebelum sistem Matahari kita terbentuk 4,5 milyar tahun lalu./8/
Sistem Matahari kita
Butiran partikel ini ditemukan dalam kandungan sebuah meteorit yang telah jatuh di kawasan es La Paz di Antarktika. Meteorit ini berasal dari luar sistem Matahari kita dan telah jatuh ke planet Bumi.
Bintang-bintang WD adalah sisa-sisa bintang-bintang tua yang telah meledak karena reaksi berantai fusi termonuklir dalam bahan bakar nuklir yang terdapat pada inti bintang-bintang tua ini.
Cahaya putih dingin yang berpendar dari sebuah WD adalah remah-remah dari energi yang dihasilkan oleh reaksi-reaksi termofisika fusi bintang-bintang tua dari mana bintang-bintang WD terbentuk.
Pada saat sebuah bintang WD mengorbit sebuah bintang lain yang lebih besar dalam suatu sistem bintang biner, WD tersebut dapat menyedot materi dari bintang lain yang menjadi pasangannya itu.
Begitu materi yang disedot sebuah WD sudah cukup terakumulasi, materi ini secara berkala dapat mencapai suhu yang cukup tinggi yang selanjutnya memicu reaksi fusi termonuklir kembali dalam WD tersebut, dan reaksi ini akan bermuara pada suatu ledakan dahsyat yang melempar ke kevakuman kosmik partikel-partikel awan debu-debu bintang yang kandungannya berlimpah dengan elemen-elemen carbon, oksigen dan silikon.
Citra data mikroskopik partikel LAP-149 yang diberi warna. Merah: carbon. Biru: oksigen. Hijau: silikon.
Dari debu-debu bintang yang berlimpah ini, ada yang terlontar sampai ke Bumi lewat meteorit-meteorit.
Kajian-kajian atas partikel LAP-149 ini sedang dijalankan.
Ditemukan, bukan saja mikrostruktur partikel ini (yang ukurannya beberapa ratus nanometer), tapi juga silikat yang kaya dengan oksigen dan isotop carbon ^13C yang luar biasa banyak, mencapai 50.000 kali lipat dari yang umum atau normal ditemukan pada planet-planet dan benda-benda lain dalam sistem Matahari kita sendiri.
Dus, para ahli menyimpulkan bahwa debu-debu carbon dan oksigen yang berlimpah dalam nanopartikel-nanopartikel oksida campuran debu-debu grafit dan silikat LAP-149 yang terlontar dari ledakan sebuah bintang WD adalah unsur-unsur esensial yang membentuk sistem Matahari kita.
Berbagai studi yang cermat atas komposisi kimiawi dan mikrostruktur partikel LAP-149 ini akan memberi banyak pengetahuan baru tentang termodinamik ledakan sebuah bintang WD dan tentang bagaimana sistem-sistem Matahari, khususnya sistem Matahari kita, tercipta, yang tidak atau belum kita ketahui sebelumnya.
Selain itu, studi-studi lebih lanjut atas partikel LAP-149 dan atas partikel-partikel debu-debu bintang yang diharapkan masih akan ditemukan lagi, juga akan menambah pengetahuan kita tentang kosmologi pada umumnya dan tentang ihwal bagaimana molekul-molekul kehidupan dapat terbentuk.
Unsur-unsur kimiawi yang membentuk jagat raya berasal baik dari debu-debu novae maupun, pada awal sekali saat bintang-bintang belum tercipta, dari Bing Bang 13,7 milyar tahun lalu (yakni unsur-unsur kimiawi hidrogen, helium, dan sedikit lithium).
Sementara ini, karena atom-atom yang berisi nanopartikel LAP-149 yang sudah ditemukan ini belum cukup jumlahnya, usia partikel LAP-149 belum dapat ditentukan.
Jika makin banyak partikel yang sama ditemukan dari meteorit-meteorit lain, baik yang sudah jatuh ke Bumi maupun yang berada dan bergerak di angkasa luar, dan dengan demikian usia partikel-partikel itu dapat ditentukan, maka pengetahuan kita akan menjadi lebih baik tentang rupa struktural bagian galaksi Bima Sakti yang dapat diobservasi dari Bumi. Selain itu, kita juga akan mengetahui hal-hal apa yang memicu terbentuknya sistem Matahari kita.
Air di planet Bumi
Setelah terbentuk di angkasa, tentu kawasan yang paling memungkinkan elemen-elemen DNA ini berkembang ketika sudah masuk ke Bumi, lalu dalam kurun jauh sesudahnya memunculkan Homo sapiens, adalah kawasan laut.
Nah, para ahli astrofisika, astrobiologi dan astrokimia sudah tiba pada sebuah kesimpulan bulat bahwa air di permukaan Bumi kita juga kiriman dari angkasa luar./9/
Planet kita aslinya adalah sebuah planet gersang bebatuan hampir 100 persen. Air datang belakangan, dan hanya sedikit sekali jumlah massanya dibandingkan besarnya massa Bumi secara keseluruhan.
Atom oksigen dan atom hidrogen di angkasa luar sudah terbentuk pada suatu tahap evolusi kosmologis, lalu lewat meteor dan komet, secara kebetulan menerjang masuk ke Bumi tanpa diundang.
Puing-puing jagat raya inilah, komet dan asteroid, kendaraan angkasa yang membawa air dan DNA mikroorganisme masuk ke planet Bumi.
Dari air dan DNA antariksa, kita kemudian dilahirkan di Bumi, sebagai makhluk asing nan sendiri di planet ini!
Mungkin anda, seperti saya, suka menatap langit malam yang cerah, dan memandang lama-lama banyak benda terang di angkasa malam yang kelam. Kenapa?
Bisa jadi kita semua, dulu secara intuitif, dan kini dapat dijelaskan secara saintifik, merasa bahwa kampung halaman kita yang sebenarnya adalah angkasa luar! Kita semula adalah E.T. beings!
Jangan sedih, tapi happy-lah, jika anda rindu berada di ruang-ruang antarbintang dan antargalaksi!
Bisa jadi, pengalaman spiritual yang diklaim dialami banyak orang, yang disebut OBE, “out of body experience”, pengalaman keluar dari tubuh lalu melanglang jagat raya, terkoneksi erat dalam otak kita dengan pengetahuan intuitif kita bahwa kita berasal dari antariksa!/10/ Tentu saja ini bukan pandangan ilmu pengetahuan, tapi cuma sebuah puisi saja.
Kita semua, humans, adalah aliens di planet Bumi! Human aliens!
Sains astrokimia, astrobiologi dan geokimia menjurus pada satu kesimpulan bahwa DNA kita berasal dari antariksa.
Proyek SETG NASA
Dus, ada banyak alasan jika NASA kini menjalankan sebuah proyek yang diberi nama SETG, the Search for Extra-Terrestrial Genomes, proyek pencarian genom di antariksa, khususnya di planet Mars.
Proyek NASA yang dinamakan SETG ini dikhususkan untuk menguji hipotesis bahwa kehidupan di planet Mars, jika ada, memiliki nenek moyang yang sama dengan kehidupan di planet Bumi.
Bukti-bukti makin bertambah yang menunjukkan bahwa mikroba-mikroba yang dapat bertahan hidup, dapat ditransfer di antara dua planet ini, suatu kemungkinan yang sebagian didasarkan pada kalkulasi-kalkulasi lintasan-lintasan meteor dan kajian-kajian magnetisasi yang mendukung hanya pemanasan yang moderat pada inti-inti meteor./11/
Logis, jika kita berharap, proyek ini akan nantinya diperluas oleh NASA ke planet-planet lain manapun yang terjangkau, yang diduga berisi bentuk-bentuk kehidupan mikrobial jenis apapun.
Sementara ini, bulan-bulan dari planet-planet raksasa dalam tata surya menjadi objek-objek kajian yang menantang dan memberi harapan.
Di bulan-bulan lain
Diperkirakan di bawah permukaan lautan-lautan di bulan Europa, sebagai salah satu satelit Galilee dari planet Jupiter, yang kawasannya sangat asam, terdapat mikroba-mikroba.
Selain itu, bulan terbesar planet Jupiter, yang diberi nama Ganymede, bersama bulan lainnya Callisto, memiliki lautan-lautan yang jauh di bawah permukaannya yang tak terkena cahaya Matahari diyakini terdapat mikroba-mikroba.
Eko-sistem dalam laut-laut dalam dari bulan-bulan planet Jupiter ini serupa dengan eko-sistem yang terdapat jauh di bawah permukaan laut-laut dalam dari planet Bumi.
Jadi, dianggap bahwa sama seperti eko-sistem di kedalaman laut-laut dalam yang tak terkena cahaya Matahari dari planet Bumi berisi bentuk-bentuk kehidupan mikroba, demikian juga halnya dengan tempat-tempat di kedalaman laut-laut dalam dari tiga bulan planet Jupiter ini.
European Space Agency (ESA) lewat wahana misi besarnya JUICE (Jupiter Icy Moons Explorer) akan fokus pada ketiga bulan planet Jupiter ini untuk mencari dan menemukan lingkungan-lingkungan alam yang memungkinkan munculnya kehidupan.
Di samping itu, pencarian kehidupan mikrobial juga diarahkan ke dua buah bulan dari antara 53 bulan planet Saturnus, yakni Titan sebagai bulan terbesarnya yang atmosfir padatnya mengandung materi organik, gas hidrogen dan gas-gas lainnya; dan bulan Enceladus, bulan terbesar keenam, yang berisi senyawa-senyawa organik sederhana.
Ketika wahana antariksa Cassini-Huygens melakukan lintasan orbit beberapa kali pada bulan Enceladus pada tahun 2005, ditemukan gumpalan-gumpalan besar awan yang bermuatan air.
Kajian-kajian lebih jauh, seperti yang dilakukan April 2012, pada banyak geyser es kutub selatan bulan ini berhasil memindai adanya uap air, partikel es, garam dan senyawa-senyawa organik di segala tempat yang diteliti. Tingkat salinitas di sana sama dengan yang terdapat di lautan-lautan planet Bumi.
Misi astrobiologi terbesar dan terpenting dan yang paling memberi harapan dalam mencari dan menemukan kehidupan mikroba ditujukan ke bulan Enceladus.
Jenis ekologi bulan Enceladus serupa dengan ekologi yang terdapat di kedalaman laut-laut dalam planet Bumi. Pengkajian lebih cermat dan lebih dekat atas bulan Enceladus akan diadakan Cassini pada Oktober 2015.
Rover Curiosity
Air di planet Bumi
Setelah terbentuk di angkasa, tentu kawasan yang paling memungkinkan elemen-elemen DNA ini berkembang ketika sudah masuk ke Bumi, lalu dalam kurun jauh sesudahnya memunculkan Homo sapiens, adalah kawasan laut.
Nah, para ahli astrofisika, astrobiologi dan astrokimia sudah tiba pada sebuah kesimpulan bulat bahwa air di permukaan Bumi kita juga kiriman dari angkasa luar./9/
Planet kita aslinya adalah sebuah planet gersang bebatuan hampir 100 persen. Air datang belakangan, dan hanya sedikit sekali jumlah massanya dibandingkan besarnya massa Bumi secara keseluruhan.
Atom oksigen dan atom hidrogen di angkasa luar sudah terbentuk pada suatu tahap evolusi kosmologis, lalu lewat meteor dan komet, secara kebetulan menerjang masuk ke Bumi tanpa diundang.
Puing-puing jagat raya inilah, komet dan asteroid, kendaraan angkasa yang membawa air dan DNA mikroorganisme masuk ke planet Bumi.
Dari air dan DNA antariksa, kita kemudian dilahirkan di Bumi, sebagai makhluk asing nan sendiri di planet ini!
Mungkin anda, seperti saya, suka menatap langit malam yang cerah, dan memandang lama-lama banyak benda terang di angkasa malam yang kelam. Kenapa?
Bisa jadi kita semua, dulu secara intuitif, dan kini dapat dijelaskan secara saintifik, merasa bahwa kampung halaman kita yang sebenarnya adalah angkasa luar! Kita semula adalah E.T. beings!
Jangan sedih, tapi happy-lah, jika anda rindu berada di ruang-ruang antarbintang dan antargalaksi!
Bisa jadi, pengalaman spiritual yang diklaim dialami banyak orang, yang disebut OBE, “out of body experience”, pengalaman keluar dari tubuh lalu melanglang jagat raya, terkoneksi erat dalam otak kita dengan pengetahuan intuitif kita bahwa kita berasal dari antariksa!/10/ Tentu saja ini bukan pandangan ilmu pengetahuan, tapi cuma sebuah puisi saja.
Kita semua, humans, adalah aliens di planet Bumi! Human aliens!
Sains astrokimia, astrobiologi dan geokimia menjurus pada satu kesimpulan bahwa DNA kita berasal dari antariksa.
Proyek SETG NASA
Dus, ada banyak alasan jika NASA kini menjalankan sebuah proyek yang diberi nama SETG, the Search for Extra-Terrestrial Genomes, proyek pencarian genom di antariksa, khususnya di planet Mars.
Proyek NASA yang dinamakan SETG ini dikhususkan untuk menguji hipotesis bahwa kehidupan di planet Mars, jika ada, memiliki nenek moyang yang sama dengan kehidupan di planet Bumi.
Bukti-bukti makin bertambah yang menunjukkan bahwa mikroba-mikroba yang dapat bertahan hidup, dapat ditransfer di antara dua planet ini, suatu kemungkinan yang sebagian didasarkan pada kalkulasi-kalkulasi lintasan-lintasan meteor dan kajian-kajian magnetisasi yang mendukung hanya pemanasan yang moderat pada inti-inti meteor./11/
Logis, jika kita berharap, proyek ini akan nantinya diperluas oleh NASA ke planet-planet lain manapun yang terjangkau, yang diduga berisi bentuk-bentuk kehidupan mikrobial jenis apapun.
Sementara ini, bulan-bulan dari planet-planet raksasa dalam tata surya menjadi objek-objek kajian yang menantang dan memberi harapan.
Di bulan-bulan lain
Diperkirakan di bawah permukaan lautan-lautan di bulan Europa, sebagai salah satu satelit Galilee dari planet Jupiter, yang kawasannya sangat asam, terdapat mikroba-mikroba.
Selain itu, bulan terbesar planet Jupiter, yang diberi nama Ganymede, bersama bulan lainnya Callisto, memiliki lautan-lautan yang jauh di bawah permukaannya yang tak terkena cahaya Matahari diyakini terdapat mikroba-mikroba.
Eko-sistem dalam laut-laut dalam dari bulan-bulan planet Jupiter ini serupa dengan eko-sistem yang terdapat jauh di bawah permukaan laut-laut dalam dari planet Bumi.
Jadi, dianggap bahwa sama seperti eko-sistem di kedalaman laut-laut dalam yang tak terkena cahaya Matahari dari planet Bumi berisi bentuk-bentuk kehidupan mikroba, demikian juga halnya dengan tempat-tempat di kedalaman laut-laut dalam dari tiga bulan planet Jupiter ini.
European Space Agency (ESA) lewat wahana misi besarnya JUICE (Jupiter Icy Moons Explorer) akan fokus pada ketiga bulan planet Jupiter ini untuk mencari dan menemukan lingkungan-lingkungan alam yang memungkinkan munculnya kehidupan.
Di samping itu, pencarian kehidupan mikrobial juga diarahkan ke dua buah bulan dari antara 53 bulan planet Saturnus, yakni Titan sebagai bulan terbesarnya yang atmosfir padatnya mengandung materi organik, gas hidrogen dan gas-gas lainnya; dan bulan Enceladus, bulan terbesar keenam, yang berisi senyawa-senyawa organik sederhana.
Ketika wahana antariksa Cassini-Huygens melakukan lintasan orbit beberapa kali pada bulan Enceladus pada tahun 2005, ditemukan gumpalan-gumpalan besar awan yang bermuatan air.
Kajian-kajian lebih jauh, seperti yang dilakukan April 2012, pada banyak geyser es kutub selatan bulan ini berhasil memindai adanya uap air, partikel es, garam dan senyawa-senyawa organik di segala tempat yang diteliti. Tingkat salinitas di sana sama dengan yang terdapat di lautan-lautan planet Bumi.
Misi astrobiologi terbesar dan terpenting dan yang paling memberi harapan dalam mencari dan menemukan kehidupan mikroba ditujukan ke bulan Enceladus.
Jenis ekologi bulan Enceladus serupa dengan ekologi yang terdapat di kedalaman laut-laut dalam planet Bumi. Pengkajian lebih cermat dan lebih dekat atas bulan Enceladus akan diadakan Cassini pada Oktober 2015.
Rover Curiosity
Foto di atas ini (credit NASA) diambil pada 10 September 2010 ketika Curiosity sedang dalam tahap uji-coba di Spacecraft Assembly Facility di Jet Propulsion Laboratory, NASA, di Pasadena, California, USA. Sumber gambar https://marsmobile.jpl.nasa.gov/msl/multimedia/images/?ImageID=3365.
Ketahuilah, dalam rangka proyek SETG, NASA pada Sabtu pagi, 26 November 2011, telah meluncurkan sebuah wantariksa berbentuk piring (bak UFO), yang membawa sebuah mesin penjelajah planet Mars, rover, berbentuk mobil roda enam seberat 1 ton, yang diberi nama Curiosity.
Di atas foto rover Curiosity. Diambil oleh Curiosity sendiri pada 1 November 2012, di sekitar kawah Gale, planet Mars. Tentu editing yang cukup rumit dan penggabungan ratusan foto selfie harus dilakukan para tenaga NASA sebelum foto penuh di atas dihasilkan.
Rover ini, yang diberi energi bukan dari cahaya Matahari tapi dari bahan bakar plutonium, yang akan berfungsi sebagai laboratorium sains (Mars Science Laboratory), sudah dengan mulus didaratkan di planet Mars 6 Agustus 2012. Wantariksa yang membawanya menempuh perjalanan terbang sejauh 354 juta mil selama 8,5 bulan.
Curiosity didaratkan di planet merah Mars untuk menyelidiki langsung di tempat, persisnya di kawah Gale, adakah jejak-jejak dan tanda-tanda kehidupan di planet ini, yang tersimpan di dalam molekul-molekul organik dan isotop-isotop carbon-12 dan carbon-13./12/
Dalam jangka panjang ke depan, proyek SETG NASA akan disusul dengan pendaratan astronot-astronot di planet Mars secara bertahap. Para astronot ini akan tinggal lama di planet merah ini untuk mengubah kondisi alam planet Mars menjadi serupa dengan kondisi alam planet Bumi sehingga Mars nantinya akan menjadi rumah kedua Homo sapiens.
Kegiatan-kegiatan teknologis semacam ini dinamakan terraforming. Tetapi terraforming, dalam perencanaan NASA, baru akan bisa dilakukan dalam abad ke-23, masih jauh di depan.
Tetapi, bagaimana kalau ada perusahaan penerbangan antariksa swasta yang akan dalam waktu pendek di depan ini mendaratkan astronot-astronot di planet Mars dan mulai melakukan terraforming dalam abad ke-21 ini? Inilah yang saya mau share ke anda.
Mars One
Perusahaan penerbangan antariksa swasta Belanda Mars One pada April 2023 akan mengirim 4 astronot ke Mars yang tak akan kembali lagi ke planet Bumi, kampung halaman mereka.
Ketika mereka sudah tiba di Mars, mereka akan bekerja giat mempersiapkan segala sesuatu dan membangun pemukiman-pemukiman untuk manusia./13/
Selanjutnya, setiap 2 tahun sekali Mars One akan mengirim 4 orang astronot tambahan ke Mars, sehingga sampai dengan tahun 2033 akan sudah ada 20 orang yang berdiam di planet Mars, dan tak pernah lagi pulang ke planet Bumi.
Untuk menggolkan proyek jangka panjang ini, Mars One akan bekerja sama dengan media reality show Big Brother, dan mereka juga mendapatkan dukungan dari fisikawan pemenang Hadiah Nobel Gerard 't Hooft.
Mulai tahun depan ini, 2013, Mars One berencana akan mencari dan menyeleksi serta melatih calon-calon astronot yang akan terbang ke Mars.
Apakah anda mau mendaftarkan diri? Sebelum anda mendaftarkan diri, ketahuilah, jika anda sudah mendarat di planet Mars, dan harus memulai kehidupan dan bekerja di sana, anda sungguh-sungguh berada di suatu lingkungan alam yang sangat keras, tak bersahabat, dan sangat asing bagi anda.
Tanpa persiapan jangka panjang yang sangat matang, anda pasti akan gagal hidup di Mars. Karena kesadaran semacam inilah, kini NASA dan lembaga-lembaga pengeskplorasi angkasa luar lainnya sedang terus-menerus melatih para calon astronot yang nanti akan terbang ke planet merah ini dan mendarat di sana, lalu bekerja untuk waktu yang cukup lama.
Mereka dilatih untuk bertahan hidup dan bekerja efektif di tempat-tempat di Bumi (alamiah maupun buatan) yang dipandang menyamai kondisi-kondisi keras alam planet Mars./14/
NASA sendiri hingga saat ini dan sekian dekade ke depan belum sanggup melaksanakan apa yang akan dilaksanakan perusahaan Mars One. Ini sungguh suatu perkembangan yang mendebarkan hati, yang dapat membawa anda ke suasana batin yang tak menentu.
Tentu saja anda harus siap jika nanti diketahui, misalnya, bahwa Mars One gagal dengan misinya ini, atau cuma trik untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya dan tak akan pernah mengirim satu astronot pun ke Mars.
Mengarungi lelautan kosmik
Kalau dulu orang menjelajah lautan-lautan di muka Bumi untuk menemukan benua-benua baru, kini orang akan segera menjelajah antariksa untuk membangun koloni-koloni baru di planet-planet lain.
Jika keberadaan bentuk-bentuk kehidupan apapun dipandang terkait dengan keberadaan air, maka sudah dipastikan bahwa planet Mars pada kondisi masa kini memiliki air yang aktif./15/
Terbuka banyak kemungkinan bahwa di antariksa dalam jagat raya kita tersimpan tidak hanya satu jenis DNA, tetapi sangat beragam, sejalan dengan banyak ragamnya lokasi dan kondisi yang potensial menyimpan berbagai bentuk kehidupan antariksa, sama seperti kondisi di Bumi./16/
Begitu juga, dengan bertumpu pada konsep kosmologis mutakhir multiverse, kita dapat menyatakan bahwa di dalam jagat-jagat raya paralel yang memiliki hukum-hukum alam dan konstan yang berbeda dari yang berlaku di jagat raya kita, seperti ditegaskan oleh fisikawan Victor J. Stenger, dapat ada bentuk-bentuk kehidupan lain yang tidak sama dengan yang kita kenal di Bumi atau di dalam jagat raya kita sendiri./17/
Penutup
Bukankah suatu pengetahuan dan penemuan yang mempesona luar biasa jika nanti terbukti makin kuat dan tak terbantahkan bahwa kita semua berasal-usul dari angkasa luar, dan di sana, di ruang antarplanet dan antarbintang, dan di dalam planet-planet dan bintang-bintang sendiri, ternyata terdapat berbagai jenis bentuk-bentuk kehidupan, yang tidak harus sama dengan bentuk-bentuk kehidupan yang ada di planet Bumi?
Mungkinkah di antara berbagai jenis bentuk kehidupan antariksa ini, terdapat spesies-spesies cerdas aliens yang siap bertemu kita, entah sebagai lawan atau pun sebagai kawan? Saya ingin pertanyaan ini djawab dengan positif: Ya, kita akan bertemu dengan mereka suatu saat sebagai sesama kawan.
Ihwal bagaimana anda akan memperlakukan mitos Taman Eden di depan fakta-fakta sains yang sudah saya bentangkan di atas, saya serahkan pada keputusan anda sendiri, dan ujilah mana yang anda mau ikuti.
Melecehkan dan mencemooh orang-orang yang menerima sains evolusi sebagai keturunan-keturunan monyet, sudah tak relevan lagi dan sama sekali meleset, sebab baik manusia maupun monyet, bahkan semua bentuk kehidupan, memiliki tubuh yang unsur-unsur kimiawinya memang datang dari bintang-bintang yang meledak.
Tanpa supernovae, tak ada kehidupan apapun dalam jagat raya kita.
Baca juga
Catatan-catatan
/1/ Charles Darwin, On the Origin of the Species (terbit pertama kali 1859; edisi paperback 17 Desember 2011); idem, The Descent of Man and Selection in Relation to Sex (Kindle edition; 24 Maret 2011).
/2/ Richard Dawkins, The Selfish Gene (New York: Oxford University Press, 1976); idem, The Greatest Show on Earth: The Evidence for Evolution (New York, etc.: Free Press, 2009).
/3/ Di luar mitos yang dibangun oleh Harun Yahya sendiri dan oleh para pendukungnya tentang siapa dirinya, ihwal siapa dirinya sebenarnya dan bagaimana kehidupannya yang sebenarnya yang dirahasiakan, lihat tulisan kritis Halil Arda yang berjudul “Sex, flies and videotape: the secret lives of Harun Yahya”, http://newhumanist.org.uk/2131.
Lihat juga tulisan sejenis di http://whoisharunyahya.wordpress.com/harun-yahya-tries-to-hide-his-past/.
Artikel tentang Harun Yahya di Wikipedia versi Indonesia perlu dibaca juga http://id.wikipedia.org/wiki/Harun_Yahya.
/4/ Harun Yahya tidak memiliki kualifikasi akademik sama sekali untuk menghasilkan tulisan-tulisan anti-sains evolusi; sebuah contoh kekeliruannya sekaligus ketidakjujurannya dalam karyanya Atlas of Creation dapat dicek di http://www.museumofhoaxes.com/hoax/weblog/permalink/the_fishing_lures_of_faith/ .
Sebetulnya Harun Yahya tak pernah melakukan kajian lapangan sama sekali (seperti dulu dilakukan dalam waktu panjang oleh Charles Darwin) ketika dia menyusun Atlas of Creation.
Karyanya ini, yang dibagi-bagi olehnya dengan cuma-cuma ke banyak saintis terkenal dunia dan lembaga-lembaga keilmuan internasional, hanyalah sebuah kumpulan foto-foto yang diambil dari berbagai sumber olehnya dengan tanpa izin.
Foto-foto yang dikumpulkan olehnya diberi penjelasan yang menyesatkan, bahkan di sana dan di sini direkayasa atau dipelintir, hanya untuk menunjukkan, lewat foto-foto, bahwa berbagai macam makhluk hidup sejak dulu hingga kini tak mengalami perubahan bentuk fisik sama sekali; dus, tidak ada evolusi biologis spesies.
Ketika karyanya ini dievaluasi oleh para saintis sejati, terlihatlah berbagai kesalahan dan rekayasa di sana dan di sini. Setelah mendapat banyak kecaman, Harun Yahya memperbaiki buku mewahnya ini; lalu muncullah seloroh dari sejumlah saintis sejati bahwa karya Harun Yahya yang anti-evolusi ternyata malah berevolusi karena diperbaiki olehnya di sana di sini sehingga berubah secara signifikan dari versi sebelumnya.
/5/ Info mutakhir dari NASA tentang hal ini, dapat dibaca di http://news.yahoo.com/blogs/technology-blog/nasa-says-might-aliens-204234402.html, dan jika anda mau lihat juga gambar-gambarnya, masuk ke http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-2023946/Nasa-study-looking-meteorites-claims-aliens.html.
Reportase mutakhir (24 Mei 2012) tersedia online di http://www.bbc.co.uk/news/science-environment-18196353. Lihat juga terutama jurnal Science DOI: 10.1126/science.1220715 (03 May 2012).
/6/ Lawrence M. Krauss, A Universe from Nothing: Why There Is Something Rather Than Nothing (New York: Free Press, 2012), hlm. 17.
/7/ Pierre Haenecour, Jane Y. Howe, et al., "Laboratory evidence for co-condensed oxygen-and-carbon -rich meteoritic stardust from nova outbursts", Nature Astronomy, 29 April 2019, https://www.nature.com/articles/s41550-019-0757-4.
Lihat juga Pierre Haenecour, et al., "Ashes of a Dying Star's Hold Clues about Solar System's Birth", University of Arizona UANews, 29 April 2019, https://uanews.arizona.edu/press-release/ashes-dying-stars-hold-clues-about-solar-systems-birth. Juga Matt Davis, "Found in Antarctica: A 'Weirdo particle' that predates the Sun", Big Think, 02 May 2019, https://bigthink.com/surprising-science/solar-system-formation.
/8/ Ihwal bagaimana sistem Matahari kita terbentuk, sudah banyak ditulis. Lihat antara lain Nola Taylor Redd, "How Did the Solar System Form?", Space.com, 01 Feb 2017, https://www.space.com/35526-solar-system-formation.html.
/9/ Lihat terutama laporan penelitian dalam majalah Nature 464, hlm. 1320-1321, Issue 7293, 29 April 2010, berjudul “Water Ice and Organics on the Surface of the Asteroid 24 Themis”, http://www.nature.com/nature/journal/v464/n7293/abs/nature09029.html.
Menurut beberapa kajian yang sudah dilakukan sebelumnya, persediaan air di planet Bumi dikirim oleh asteroid (komet dan meteor) pada suatu saat setelah terjadi tabrakan benda-benda langit yang menghasilkan bulan kita (yang kini sudah tak berisi air karena semuanya menguap pada saat tabrakan ini). Lihat Mottl, M.J., Glazer, B.T., Kaise, R.I., & Meech, K.J., “Water and astrobiology”, dalam Chem. Erde Geochem. 67, hlm. 253-282 (2008); Drake, M.J. & Campins, H., dalam Comets and Meteorites (eds. Lazzaro, D., Ferraz-Mello, S., & Fernandez, J.A.), hlm. 381-394 (Cambridge Univ. Press, 2006); Morbidelli, A., et al., “Source regions and time scales for the delivery of water to earth”, dalam Meteorite. Planet. Sci. 35, hlm. 1309-1320 (2000).
Lihat juga berita yang lebih mutakhir tentang temuan awan air dalam jumlah massa yang luar biasa besar di sebuah kuasar yang terbentuk kurang lebih 1 milyar tahun setelah big bang (dinamakan kuasar APM 08279+5255 ); beritanya tersedia online di http://www.science20.com/news_articles/apm_082795255_largest_water_mass_universe_so_far-81124.
/10/ Tentang OBE, saya sudah membahasnya panjang lebar di http://ioanesrakhmat.blogspot.com/2011/11/pengalaman-pengalaman-spiritual.html.
/11/ Tentang proyek ini, lihat di http://astrobiology.nasa.gov/astid/projects/a-search-for-extra-terrestrial-genomes-setg-an-in-situ-detector-for-life-on-mars-ancestrally-related-to-life-on-earth. Lihat juga http://www.sen.com/feature/are-we-alone.html.
/12/ Lihat reportasenya di http://www.time.com/time/health/article/0,8599,2100310,00.html; dan penjelasan terperinci berjudul “Mega-rover ready to hunt for life signs on Mars”, http://www.newscientist.com/article/mg21228381.900-megarover-ready-to-hunt-for-life-signs-on-mars.html?full=true.
Selain itu, gambaran yang lebih luas tentang Curiosity dan kondisi-kondisi lingkungan alam planet Mars dapat diperoleh di http://www.time.com/time/health/article/0,8599,2100299,00.html.
/13/ Berita ini kebetulan saya dapatkan di situs http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-2154336/New-Mars-One-mission-aims-establish-human-colony-Red-Planet-2023.html. Bacalah dengan happy.
/14/ Tentang kegiatan-kegiatan pelatihan calon-calon astronot yang akan terbang dan mendarat di planet Mars lalu bekerja di sana, lihat antara lain http://www.good.is/posts/mars-500-training-astronauts-for-a-manned-mission-to-mars/, juga http://www.space.com/11871-mars500-photos-russia-mock-mars-mission.html, dan juga http://www.space.com/13536-9-coolest-mock-space-missions-countdown.html.
/15/ Simak serial reportase bergambar tentang planet Mars yang pada kondisi masa kini memiliki air, di http://www.time.com/time/photogallery/0,29307,2086992,00.html#ixzz1epv6kzaw.
/16/ Lihat artikel Anna Davison, “The most extreme life-forms in the universe”, 26 Juni 2008, New Scientist, http://www.newscientist.com/article/dn14208-the-most-extreme-lifeforms-in-the-universe.html.
/17/ Victor J. Stenger, Has Science Found God? The Latest Results in the Search for Purpose in the Universe (Amherst, N.Y.: Prometheus Books, 2003) hlm. 156, 183-84.
Di atas foto rover Curiosity. Diambil oleh Curiosity sendiri pada 1 November 2012, di sekitar kawah Gale, planet Mars. Tentu editing yang cukup rumit dan penggabungan ratusan foto selfie harus dilakukan para tenaga NASA sebelum foto penuh di atas dihasilkan.
Rover ini, yang diberi energi bukan dari cahaya Matahari tapi dari bahan bakar plutonium, yang akan berfungsi sebagai laboratorium sains (Mars Science Laboratory), sudah dengan mulus didaratkan di planet Mars 6 Agustus 2012. Wantariksa yang membawanya menempuh perjalanan terbang sejauh 354 juta mil selama 8,5 bulan.
Curiosity didaratkan di planet merah Mars untuk menyelidiki langsung di tempat, persisnya di kawah Gale, adakah jejak-jejak dan tanda-tanda kehidupan di planet ini, yang tersimpan di dalam molekul-molekul organik dan isotop-isotop carbon-12 dan carbon-13./12/
Dalam jangka panjang ke depan, proyek SETG NASA akan disusul dengan pendaratan astronot-astronot di planet Mars secara bertahap. Para astronot ini akan tinggal lama di planet merah ini untuk mengubah kondisi alam planet Mars menjadi serupa dengan kondisi alam planet Bumi sehingga Mars nantinya akan menjadi rumah kedua Homo sapiens.
Kegiatan-kegiatan teknologis semacam ini dinamakan terraforming. Tetapi terraforming, dalam perencanaan NASA, baru akan bisa dilakukan dalam abad ke-23, masih jauh di depan.
Tetapi, bagaimana kalau ada perusahaan penerbangan antariksa swasta yang akan dalam waktu pendek di depan ini mendaratkan astronot-astronot di planet Mars dan mulai melakukan terraforming dalam abad ke-21 ini? Inilah yang saya mau share ke anda.
Mars One
Perusahaan penerbangan antariksa swasta Belanda Mars One pada April 2023 akan mengirim 4 astronot ke Mars yang tak akan kembali lagi ke planet Bumi, kampung halaman mereka.
Ketika mereka sudah tiba di Mars, mereka akan bekerja giat mempersiapkan segala sesuatu dan membangun pemukiman-pemukiman untuk manusia./13/
Selanjutnya, setiap 2 tahun sekali Mars One akan mengirim 4 orang astronot tambahan ke Mars, sehingga sampai dengan tahun 2033 akan sudah ada 20 orang yang berdiam di planet Mars, dan tak pernah lagi pulang ke planet Bumi.
Untuk menggolkan proyek jangka panjang ini, Mars One akan bekerja sama dengan media reality show Big Brother, dan mereka juga mendapatkan dukungan dari fisikawan pemenang Hadiah Nobel Gerard 't Hooft.
Mulai tahun depan ini, 2013, Mars One berencana akan mencari dan menyeleksi serta melatih calon-calon astronot yang akan terbang ke Mars.
Apakah anda mau mendaftarkan diri? Sebelum anda mendaftarkan diri, ketahuilah, jika anda sudah mendarat di planet Mars, dan harus memulai kehidupan dan bekerja di sana, anda sungguh-sungguh berada di suatu lingkungan alam yang sangat keras, tak bersahabat, dan sangat asing bagi anda.
Tanpa persiapan jangka panjang yang sangat matang, anda pasti akan gagal hidup di Mars. Karena kesadaran semacam inilah, kini NASA dan lembaga-lembaga pengeskplorasi angkasa luar lainnya sedang terus-menerus melatih para calon astronot yang nanti akan terbang ke planet merah ini dan mendarat di sana, lalu bekerja untuk waktu yang cukup lama.
Mereka dilatih untuk bertahan hidup dan bekerja efektif di tempat-tempat di Bumi (alamiah maupun buatan) yang dipandang menyamai kondisi-kondisi keras alam planet Mars./14/
NASA sendiri hingga saat ini dan sekian dekade ke depan belum sanggup melaksanakan apa yang akan dilaksanakan perusahaan Mars One. Ini sungguh suatu perkembangan yang mendebarkan hati, yang dapat membawa anda ke suasana batin yang tak menentu.
Tentu saja anda harus siap jika nanti diketahui, misalnya, bahwa Mars One gagal dengan misinya ini, atau cuma trik untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya dan tak akan pernah mengirim satu astronot pun ke Mars.
Mengarungi lelautan kosmik
Kalau dulu orang menjelajah lautan-lautan di muka Bumi untuk menemukan benua-benua baru, kini orang akan segera menjelajah antariksa untuk membangun koloni-koloni baru di planet-planet lain.
Jika keberadaan bentuk-bentuk kehidupan apapun dipandang terkait dengan keberadaan air, maka sudah dipastikan bahwa planet Mars pada kondisi masa kini memiliki air yang aktif./15/
Terbuka banyak kemungkinan bahwa di antariksa dalam jagat raya kita tersimpan tidak hanya satu jenis DNA, tetapi sangat beragam, sejalan dengan banyak ragamnya lokasi dan kondisi yang potensial menyimpan berbagai bentuk kehidupan antariksa, sama seperti kondisi di Bumi./16/
Begitu juga, dengan bertumpu pada konsep kosmologis mutakhir multiverse, kita dapat menyatakan bahwa di dalam jagat-jagat raya paralel yang memiliki hukum-hukum alam dan konstan yang berbeda dari yang berlaku di jagat raya kita, seperti ditegaskan oleh fisikawan Victor J. Stenger, dapat ada bentuk-bentuk kehidupan lain yang tidak sama dengan yang kita kenal di Bumi atau di dalam jagat raya kita sendiri./17/
Penutup
Bukankah suatu pengetahuan dan penemuan yang mempesona luar biasa jika nanti terbukti makin kuat dan tak terbantahkan bahwa kita semua berasal-usul dari angkasa luar, dan di sana, di ruang antarplanet dan antarbintang, dan di dalam planet-planet dan bintang-bintang sendiri, ternyata terdapat berbagai jenis bentuk-bentuk kehidupan, yang tidak harus sama dengan bentuk-bentuk kehidupan yang ada di planet Bumi?
Mungkinkah di antara berbagai jenis bentuk kehidupan antariksa ini, terdapat spesies-spesies cerdas aliens yang siap bertemu kita, entah sebagai lawan atau pun sebagai kawan? Saya ingin pertanyaan ini djawab dengan positif: Ya, kita akan bertemu dengan mereka suatu saat sebagai sesama kawan.
Ihwal bagaimana anda akan memperlakukan mitos Taman Eden di depan fakta-fakta sains yang sudah saya bentangkan di atas, saya serahkan pada keputusan anda sendiri, dan ujilah mana yang anda mau ikuti.
Melecehkan dan mencemooh orang-orang yang menerima sains evolusi sebagai keturunan-keturunan monyet, sudah tak relevan lagi dan sama sekali meleset, sebab baik manusia maupun monyet, bahkan semua bentuk kehidupan, memiliki tubuh yang unsur-unsur kimiawinya memang datang dari bintang-bintang yang meledak.
Tanpa supernovae, tak ada kehidupan apapun dalam jagat raya kita.
Baca juga
Catatan-catatan
/1/ Charles Darwin, On the Origin of the Species (terbit pertama kali 1859; edisi paperback 17 Desember 2011); idem, The Descent of Man and Selection in Relation to Sex (Kindle edition; 24 Maret 2011).
/2/ Richard Dawkins, The Selfish Gene (New York: Oxford University Press, 1976); idem, The Greatest Show on Earth: The Evidence for Evolution (New York, etc.: Free Press, 2009).
/3/ Di luar mitos yang dibangun oleh Harun Yahya sendiri dan oleh para pendukungnya tentang siapa dirinya, ihwal siapa dirinya sebenarnya dan bagaimana kehidupannya yang sebenarnya yang dirahasiakan, lihat tulisan kritis Halil Arda yang berjudul “Sex, flies and videotape: the secret lives of Harun Yahya”, http://newhumanist.org.uk/2131.
Lihat juga tulisan sejenis di http://whoisharunyahya.wordpress.com/harun-yahya-tries-to-hide-his-past/.
Artikel tentang Harun Yahya di Wikipedia versi Indonesia perlu dibaca juga http://id.wikipedia.org/wiki/Harun_Yahya.
/4/ Harun Yahya tidak memiliki kualifikasi akademik sama sekali untuk menghasilkan tulisan-tulisan anti-sains evolusi; sebuah contoh kekeliruannya sekaligus ketidakjujurannya dalam karyanya Atlas of Creation dapat dicek di http://www.museumofhoaxes.com/hoax/weblog/permalink/the_fishing_lures_of_faith/ .
Sebetulnya Harun Yahya tak pernah melakukan kajian lapangan sama sekali (seperti dulu dilakukan dalam waktu panjang oleh Charles Darwin) ketika dia menyusun Atlas of Creation.
Karyanya ini, yang dibagi-bagi olehnya dengan cuma-cuma ke banyak saintis terkenal dunia dan lembaga-lembaga keilmuan internasional, hanyalah sebuah kumpulan foto-foto yang diambil dari berbagai sumber olehnya dengan tanpa izin.
Foto-foto yang dikumpulkan olehnya diberi penjelasan yang menyesatkan, bahkan di sana dan di sini direkayasa atau dipelintir, hanya untuk menunjukkan, lewat foto-foto, bahwa berbagai macam makhluk hidup sejak dulu hingga kini tak mengalami perubahan bentuk fisik sama sekali; dus, tidak ada evolusi biologis spesies.
Ketika karyanya ini dievaluasi oleh para saintis sejati, terlihatlah berbagai kesalahan dan rekayasa di sana dan di sini. Setelah mendapat banyak kecaman, Harun Yahya memperbaiki buku mewahnya ini; lalu muncullah seloroh dari sejumlah saintis sejati bahwa karya Harun Yahya yang anti-evolusi ternyata malah berevolusi karena diperbaiki olehnya di sana di sini sehingga berubah secara signifikan dari versi sebelumnya.
/5/ Info mutakhir dari NASA tentang hal ini, dapat dibaca di http://news.yahoo.com/blogs/technology-blog/nasa-says-might-aliens-204234402.html, dan jika anda mau lihat juga gambar-gambarnya, masuk ke http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-2023946/Nasa-study-looking-meteorites-claims-aliens.html.
Reportase mutakhir (24 Mei 2012) tersedia online di http://www.bbc.co.uk/news/science-environment-18196353. Lihat juga terutama jurnal Science DOI: 10.1126/science.1220715 (03 May 2012).
/6/ Lawrence M. Krauss, A Universe from Nothing: Why There Is Something Rather Than Nothing (New York: Free Press, 2012), hlm. 17.
/7/ Pierre Haenecour, Jane Y. Howe, et al., "Laboratory evidence for co-condensed oxygen-and-carbon -rich meteoritic stardust from nova outbursts", Nature Astronomy, 29 April 2019, https://www.nature.com/articles/s41550-019-0757-4.
Lihat juga Pierre Haenecour, et al., "Ashes of a Dying Star's Hold Clues about Solar System's Birth", University of Arizona UANews, 29 April 2019, https://uanews.arizona.edu/press-release/ashes-dying-stars-hold-clues-about-solar-systems-birth. Juga Matt Davis, "Found in Antarctica: A 'Weirdo particle' that predates the Sun", Big Think, 02 May 2019, https://bigthink.com/surprising-science/solar-system-formation.
/8/ Ihwal bagaimana sistem Matahari kita terbentuk, sudah banyak ditulis. Lihat antara lain Nola Taylor Redd, "How Did the Solar System Form?", Space.com, 01 Feb 2017, https://www.space.com/35526-solar-system-formation.html.
/9/ Lihat terutama laporan penelitian dalam majalah Nature 464, hlm. 1320-1321, Issue 7293, 29 April 2010, berjudul “Water Ice and Organics on the Surface of the Asteroid 24 Themis”, http://www.nature.com/nature/journal/v464/n7293/abs/nature09029.html.
Menurut beberapa kajian yang sudah dilakukan sebelumnya, persediaan air di planet Bumi dikirim oleh asteroid (komet dan meteor) pada suatu saat setelah terjadi tabrakan benda-benda langit yang menghasilkan bulan kita (yang kini sudah tak berisi air karena semuanya menguap pada saat tabrakan ini). Lihat Mottl, M.J., Glazer, B.T., Kaise, R.I., & Meech, K.J., “Water and astrobiology”, dalam Chem. Erde Geochem. 67, hlm. 253-282 (2008); Drake, M.J. & Campins, H., dalam Comets and Meteorites (eds. Lazzaro, D., Ferraz-Mello, S., & Fernandez, J.A.), hlm. 381-394 (Cambridge Univ. Press, 2006); Morbidelli, A., et al., “Source regions and time scales for the delivery of water to earth”, dalam Meteorite. Planet. Sci. 35, hlm. 1309-1320 (2000).
Lihat juga berita yang lebih mutakhir tentang temuan awan air dalam jumlah massa yang luar biasa besar di sebuah kuasar yang terbentuk kurang lebih 1 milyar tahun setelah big bang (dinamakan kuasar APM 08279+5255 ); beritanya tersedia online di http://www.science20.com/news_articles/apm_082795255_largest_water_mass_universe_so_far-81124.
/10/ Tentang OBE, saya sudah membahasnya panjang lebar di http://ioanesrakhmat.blogspot.com/2011/11/pengalaman-pengalaman-spiritual.html.
/11/ Tentang proyek ini, lihat di http://astrobiology.nasa.gov/astid/projects/a-search-for-extra-terrestrial-genomes-setg-an-in-situ-detector-for-life-on-mars-ancestrally-related-to-life-on-earth. Lihat juga http://www.sen.com/feature/are-we-alone.html.
/12/ Lihat reportasenya di http://www.time.com/time/health/article/0,8599,2100310,00.html; dan penjelasan terperinci berjudul “Mega-rover ready to hunt for life signs on Mars”, http://www.newscientist.com/article/mg21228381.900-megarover-ready-to-hunt-for-life-signs-on-mars.html?full=true.
Selain itu, gambaran yang lebih luas tentang Curiosity dan kondisi-kondisi lingkungan alam planet Mars dapat diperoleh di http://www.time.com/time/health/article/0,8599,2100299,00.html.
/13/ Berita ini kebetulan saya dapatkan di situs http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-2154336/New-Mars-One-mission-aims-establish-human-colony-Red-Planet-2023.html. Bacalah dengan happy.
/14/ Tentang kegiatan-kegiatan pelatihan calon-calon astronot yang akan terbang dan mendarat di planet Mars lalu bekerja di sana, lihat antara lain http://www.good.is/posts/mars-500-training-astronauts-for-a-manned-mission-to-mars/, juga http://www.space.com/11871-mars500-photos-russia-mock-mars-mission.html, dan juga http://www.space.com/13536-9-coolest-mock-space-missions-countdown.html.
/15/ Simak serial reportase bergambar tentang planet Mars yang pada kondisi masa kini memiliki air, di http://www.time.com/time/photogallery/0,29307,2086992,00.html#ixzz1epv6kzaw.
/16/ Lihat artikel Anna Davison, “The most extreme life-forms in the universe”, 26 Juni 2008, New Scientist, http://www.newscientist.com/article/dn14208-the-most-extreme-lifeforms-in-the-universe.html.
/17/ Victor J. Stenger, Has Science Found God? The Latest Results in the Search for Purpose in the Universe (Amherst, N.Y.: Prometheus Books, 2003) hlm. 156, 183-84.