Teleskop radio Proyek SETI,
untuk memindai gelombang radio dari angkasa luar
Dalam
galaksi kita saja, galaksi Bima Sakti, ditafsir terdapat 100 milyar planet, dan
di antaranya adalah planet Bumi. Apakah mungkin bahwa dari antara 100 milyar
planet dalam galaksi Bima Sakti, hanya planet Bumi saja yang berpenghuni makhluk hidup?
Para saintis angkasa berpandangan bahwa tidak mungkin
hanya planet Bumi yang memiliki penghuni makhluk hidup cerdas dalam galaksi Bima
Sakti. Frank Drake adalah saintis pertama
yang pada 1961 menyusun sebuah persamaan matematis untuk menghitung jumlah
peradaban cerdas yang mungkin ada dalam Bima Sakti. Persamaan Drake, yang dengannya kita dapat mengestimasi berapa banyak planet dalam galaksi Bima Sakti yang dapat dihuni bentuk-bentuk kehidupan cerdas lainnya, hingga kini secara umum masih digunakan
oleh Proyek SETI dalam menafsir jumlah peradaban yang mungkin ada dalam galaksi
Bima Sakti.
Apakah anda sudah tahu apa yang dinamakan Proyek SETI?
SETI adalah singkatan dari the Search for Extra Terrestrial Intelligence, proyek pencarian
spesies cerdas di angkasa luar, didirikan 1984 sebagai sebuah lembaga privat non-profit
pengkajian dunia bintang-bintang dalam galaksi Bima Sakti yang kini dipimpin
oleh Jill Tarter./1/
Argumen SETI : jika di angkasa luar ada peradaban cerdas,
peradaban ini akan memancarkan gelombang radio dan sinyal elektronik lain ke
luar angkasa, yang bisa kita tangkap di Bumi lewat teleskop radio. Situasinya sama dengan
peradaban kita di Bumi: semua sinyal radio, TV dan peralatan elektronik lain
yang kita pakai, memancar masuk ke angkasa luar tanpa batas. Jika ada peradaban cerdas lain dalam Bima Sakti, mereka
bisa tahu bahwa kita ada dari sinyal-sinyal
radio dan elektronik kita yang terpancar ke antariksa.
Sarana yang dipakai proyek SETI untuk memindai
sinyal-sinyal radio dari angkasa luar adalah deretan 42 antena piring parabola Universitas
California yang dipasang di California Utara, yang bekerja sebagai teleskop radio. Deretan antena parabola ini dinamakan Allen Telescope
Array, karena didanai privat oleh Paul Allen, milyarder co-founder Microsoft.
Selain itu, aliens cerdas di angkasa luar juga akan bisa tahu peringkat peradaban kita, apakah peradaban yang masih primitif ataukah peradaban yang sudah sangat advanced, berdasarkan berapa besar tingkat konsumsi energi kita yang dapat dihitung dari cahaya yang terpancar dari Bumi ke angkasa luar, yang mereka dapat tangkap. Demikian juga sebaliknya. Kosmolog Michio Kaku pernah menulis tentang
bagaimana mengukur tingkat suatu peradaban cerdas di antariksa berdasarkan
pancaran cahaya dari planetnya. Tulisan Michio
Kaku ini telah saya terjemahkan dan sudah tersedia online di blog saya ini./2/
Nah, selain SETI, ada lagi sebuah proyek lain yang sangat menawan hati, yang dinamakan SETG, singkatan dari the Search for Extra-Terrestrial Genomes. SETG adalah proyek pencarian genomes/DNAs di angkasa luar. Proyek ini sudah saya bentangkan sebelumnya. Jika anda mau mengetahuinya, sudah tersedia online di blog yang sama./3/
Nah, selain SETI, ada lagi sebuah proyek lain yang sangat menawan hati, yang dinamakan SETG, singkatan dari the Search for Extra-Terrestrial Genomes. SETG adalah proyek pencarian genomes/DNAs di angkasa luar. Proyek ini sudah saya bentangkan sebelumnya. Jika anda mau mengetahuinya, sudah tersedia online di blog yang sama./3/
Catatan-catatan
/1/ Tentang proyek SETI, lihat
antara lain http://history.nasa.gov/seti.html;
http://www.seti.org/; http://www.seti.org/node/1500;
http://www.seti.org/seti-institute/projects; http://www.coseti.org/setileag.htm;
http://history.nasa.gov/SP-419/sp419.htm; http://setiathome.ssl.berkeley.edu/. Uraian
yang luas dan lengkap serta bagus mengenai proyek SETI dan cabang-cabang serta
perkembangannya, tersedia di http://en.wikipedia.org/wiki/Search_for_extraterrestrial_intelligence.