Wednesday, October 15, 2014

Robot-pokalipsis: Musnahnya manusia oleh robot!



Robot humanoid Nao yang ternyata menyentuh hati banyak mahasiswa karena kemampuannya memperlihatkan benih-benih sifat-sifat insani


“Akankah robot-robot mewarisi planet Bumi?

Ya, tetapi mereka akan menjadi anak-anak kita.” (Marvin Minsky)

Banyak orang di seluruh dunia sudah mulai mencemaskan perkembangan pesat teknologi robotik, yakni teknologi yang menghasilkan berbagai jenis robot yang memiliki kecerdasan buatan dalam berbagai tingkatan, sampai mencapai tahap super-super Artificial Intelligence (SAI atau SSAI). 

Belum lama ini bahkan sekelompok orang Kristen evangelikal yang berdiam dekat North Carolina, USA, membeli sebuah robot cerdas yang seperti manusia, robot humanoid, seharga USD 16.000, yang dinamakan robot Nao, untuk mempelajari dan menyelidiki dampak robot-robot humanoid dan kecerdasan buatan pada manusia. 

Robot Nao adalah suatu robot seperti manusia, robot humanoid, yang dapat diprogram secara otonom, yang diciptakan oleh perusahaan Aldebaran Robotics (Paris, Prancis). Sejauh ini sudah terjual 200 unit lebih robot Nao yang digunakan di universitas-universitas di seluruh dunia.

Menurut Dr. Kevin Staley dari Southern Evangelical Seminary di Matthews, North Carolina, tujuan proyek pembelian satu unit robot Nao oleh komunitasnya adalah “untuk menyelidiki dampak potensial yang akan timbul dari teknologi semacam ini bagi manusia dan masyarakat mereka” dan juga untuk “memulai suatu percakapan dengan komunitas-komunitas keagamaan lain mengenai perkembangan dan pemanfaatan robot-robot.”

Kendatipun proyek ini dapat dipandang sebagai suatu langkah yang maju dari kalangan Kristen evangelikal itu karena mereka mau memahami dunia robotik dan dampaknya bagi manusia, Kevin Staley wanti-wanti mengingatkan bahwa “sementara anda tentu saja tidak akan mencari rujukan-rujukan ke robot dalam teks-teks Alkitab, kendatipun bisa saja ada amanat-amanat Alkitab yang bisa ditarik ke arah itu, satu hal yang anda dapat tarik dari Alkitab adalah afirmasinya yang jelas bahwa yang terpenting adalah relasi manusia dengan manusia.” Tersirat dalam pernyataannya ini adalah bahwa jika anda menghabiskan banyak waktu untuk berbicara dengan robot-robot alih-alih dengan sesama manusia lain, anda telah melakukan hal yang buruk, hal yang bahkan memerosotkan kemanusiaan kita./1/ 

Semula, robot-robot dikonstruksi manusia (tentu lewat industri robotik milyaran USD di berbagai negara maju) untuk menolong manusia supaya bisa hidup lebih baik, lebih sehat, lebih tangguh, lebih terlayani, lebih terhibur, lebih relaks, lebih cepat, lebih efisien, lebih bersih, lebih terawat. 

Dengan kata lain, semula robot digagas sebagai pembantu manusia untuk manusia dapat hidup dengan lebih insani, lebih manusiawi. Dalam kegiatan-kegiatan manufakturing dan industri, robot diciptakan sebagai alat-alat bantu yang dapat bertindak presisi, sangat cermat, sesuatu yang jarang atau mustahil dicapai tangan dan mata manusia saja. Di Indonesia, sekian dasawarsa lalu sempat timbul debat pro dan kontra ketika banyak perusahaan mau melakukan robotisasi atas banyak bidang usaha mereka. Yang menjadi isu menonjol waktu itu adalah ketakutan akan makin berlipatgandanya angka pengangguran di Indonesia karena robotisasi.

Sejauh robot-robot itu masih bekerja secara mekanistik saja sesuai perintah manusia yang disampaikan lewat peralatan computing, teknik sensor, atau lewat program-program perintah dari jarak jauh, tidak akan ada persoalan serius yang muncul dari dunia robotik.

Tetapi yang kini dikhawatirkan banyak orang adalah jika era robot android tiba di dalam peradaban kita. Kata “android” (searti dengan kata “humanoid”) berasal dari kata majemuk Yunani “andro-eidēs”, yang artinya “berwatak serupa manusia”. 

Sebuah robot android adalah seperangkat mesin robotik yang bukan hanya mampu bekerja secara mekanistik dan mempunyai kapasitas penalaran logis, tetapi juga memiliki kesadaran dan emosi seperti layaknya manusia. 

Teknologi kecerdasan buatan dalam cakupan yang luas, yang dipadukan dengan sains kognitif yang mempelajari berbagai dimensi kecerdasan manusia, teknik Brain Reverse Engineering (BRE) yang dijalankan lewat instrumen high resolution brain-computer interface yang mampu mengubah data neural dalam otak manusia menjadi data digital algoritmis (alhasil, bain mapping dapat dilakukan) yang dapat ditransfer ke manapun terlepas dari organ otak ragawi, neural and genetic engineering, dan biologi sintetis, akan mampu menghasilkan robot-robot android yang makin sempurna.

Jangan anda berpikir bahwa era robot-robot cerdas android masih lama. Kita semua telah mengalami fakta ini: belum lama ini kita masih memakai pesawat-pesawat telpon biasa berkabel; tahu-tahu kini kita semua diseruduk oleh era baru berkuasanya telpon-telpon selular yang cerdas nirkabel, alias smartphones. Peradaban teknologis kita, meskipun baru berusia 300 hingga 400 tahun, terus berkembang dengan pesat dengan tingkat kemajuan menurut deret ukur, bukan lagi deret hitung. Eksponensial dan melompat-lompat dan bergulung-gulung multilinier, tidak lagi unilinier.

Robot-robot android, sesuai dengan namanya, bisa memutuskan sendiri, berdasarkan pertimbangan rasionalitas dan kesadaran sendiri, untuk bertindak sendiri di luar perintah manusia. 

Tapi, jika era robot android sudah tiba, robot-robot jenis ini bisa bukan saja menjadi mitra-mitra manusia yang konstruktif, tetapi juga bisa menjadi musuh-musuh manusia yang dahsyat dan mematikan. Era ini oleh sejumlah orang dinamakan era ROBOT-POKALIPSIS, era kemusnahan manusia di tangan robot-robot android yang mereka sendiri ciptakan. Era ini, seperti halnya apokalipsis keagamaan, tampak tidak bisa dihindari oleh manusia. Manusia tahu akan tiba, tetapi manusia tidak bisa mengubahnya, seolah takdir ilahi telah datang bagi mereka kendatipun era ini dibuat dan didatangkan sendiri oleh manusia. 

Situs web ini http://facthat.com/site/post/736/0 memuat foto dan keterangan pendek 15 jenis robot, dari yang berjalan di darat, juga di dalam laut, sampai yang beroperasi di ruang atas (di langit-langit, angkasa, dll) dalam kehidupan kita sehari-hari saat ini. Belum ada masalah yang muncul sejauh ini. Era robot-pokalipsis masih jauh. 

Tetapi, akal dan hati kita akan terbelah-belah tidak menentu saat kita memikirkan konsekwensi-konsekwensi yang ditulis pada web itu, jika semua robot ini sudah menjadi robot-robot android. Jadi cemaslah kita, saat menatap ke masa depan, kendatipun kini semua robot ini masih menjadi mitra manusia yang konstruktif, tidak destruktif.

Berikut ini tiga jenis robot yang saya ambil dari situs web tersebut di atas, dilengkapi keterangan pendek tentang masing-masing.




Robot pada gambar di atas dinamakan Atlas (buatan Boston Dynamics; perusahaan ini memiliki alamat situs web di sini http://www.bostondynamics.com/). Dirancang untuk menjangkau dan mendatangi kawasan-kawasan dan tempat-tempat yang sangat berbahaya bagi manusia, misalnya kawasan yang sudah tercemar radioaktif atau yang rawan ledakan atau yang sangat labil. Kini masih bersahabat dengan manusia. Bagaimana jika Atlas telah ber-evolusi menjadi robot android yang memiliki super-AI?




Di atas adalah foto robot laba-laba raksasa (buatan LaMachine, Prancis) yang memiliki kemampuan untuk menembakkan api, asap, air atau cairan lain, dari mulut dan ujung kaki-kakinya, dan mampu bergerak cepat, membubarkan kerumunan massa, dan menyedot apapun yang ada di depannya. Bayangkan, jika si laba-laba raksasa ini sudah berubah menjadi robot android. Sekarang ini, apapun gerak dan tindakan si robot ini, semuanya masih dalam kendali manusia yang menungganginya.




Robot pada foto di atas dinamakan Robokiyu, pelesetan dari kata-kata “Robot Kill You”. Robot pembunuh kamu. Robot ini dikirim ke kawasan-kawasan yang porak-poranda karena bencana alam atau peperangan, yang penuh dengan mayat yang bergelimpangan. Sang robot bertugas untuk menyantap semua mayat, sebagai makanannya sendiri, tanpa bisa membedakan apakah tubuh yang terbaring itu masih bernafas, atau hanya pingsan saja, atau sudah menjadi mayat.

Selanjutnya saya persilakan anda memperhatikan satu per satu 15 jenis robot yang ditampilkan dalam situs web di atas. Ujilah, apakah anda masih akan punya nyali untuk hidup di era robot-pokalipsis jika semua robot itu berbalik memusuhi manusia, sang pencipta mereka!

Tentu saja, saya tidak ingin meninggalkan anda dalam situasi galau dan kalut saat memikirkan era robot-pokalipsis. Masih ada jalan keluar untuk mengelakkan era seram ini. Yakni, dengan kita sendiri, Homo sapiens, berubah menjadi organisme-organisme robotik android juga, yang di dalam otak mereka tersimpan data digital algoritmis jatidiri kita sendiri. Dus, kita hidup dengan memakai tubuh robot android sebagai avatar atau surrogate kita. Secara fisik, kita adalah organisme logam baja, serba kuat, tidak bisa sakit, tidak bisa mati, tetapi secara intelektual, personal, emosional, psikis, kita tetap hidup abadi di dalam avatar-avatar kita itu. Ketika era ini tiba, era Homo sapiens berubah menjadi organisme cyborg (cybernetic organism) atau bionic human, kita berada dalam era transhuman atau era posthuman

Saya pikir, lewat robot-robot android yang di dalam otak mereka tersimpan jatidiri kita, robot-robot android asli non-human yang memiliki super AI akan lebih mudah kita kendalikan, dengan kita membangun persahabatan dengan mereka, untuk mencegah mereka berbalik menyerang manusia. Inilah era yang sangat menawan. Be happy dengan era ini, seandainya anda masih bisa happy setelah membaca tulisan saya ini.

Satu hal penting jangan kita lupakan. Saya punya keyakinan bahwa semakin maju dan tinggi peringkat peradaban suatu spesies cerdas, akan semakin maju dan agung pula etika yang dipegang dan dijalankan spesies cerdas ini. Saya percaya, keyakinan saya ini berlaku juga untuk Homo sapiens di masa depan, dan juga untuk semua spesies alien cerdas di angkasa luar yang jauh. 

Jadi, saya justru melihat ketika era robot-robot android non-human yang mempunyai super-AI datang di tengah kita, kita yang sudah makin maju dan makin tinggi berperadaban, akan juga makin bertanggungjawab secara etis untuk memelihara keagungan semua bentuk kehidupan dan ekologi kita. 

Jadi, daripada membayangkan dengan suram akan tibanya era robot-pokalipsis, lebih bertanggungjawab jika kita membangun masa depan kita dengan etis, masa depan yang di dalamnya robot-robot android non-human bisa bergaul dan hidup damai dengan kita sebagai manusia atau dengan kita sebagai organisme insani robotik yang cerdas, sebagai cyborg atau manusia bionik, perpaduan bahan organik dan bahan logam non-organik.

Menutup tulisan ini, saya berikan kutipan sebagian pernyataan Dr. Stuart Armstrong (dari James Martin Research Fellow at Oxford University's Future of Humanity Institute) bahwa ide tentang “suatu Kecerdasan Buatan yang Superior, yang berada di atas manusia tapi tidak melenyapkan manusia, adalah suatu pemikiran yang sangat insani. Jika kita tidak memegang skenario punahnya umat manusia dari planet Bumi oleh organisme-organisme AI, maka organisme-organisme AI ini mungkin sekali adalah suatu pikiran yang sangat asing, a very alien mind, yang dengan kita hidup bersama di planet ini, mungkin sama caranya dengan cara kita hidup bersama lumba-lumba, paus atau bahkan dengan semut-semut.”/2/ 

Pernyataan Armstrong itu memperlihatkan realisme yang optimistik. Benih-benih Super-AI sebetulnya sudah ada banyak di tengah kita masa kini, misalnya mesin Google yang serba tahu dan serba menjawab dengan persis dan cepat. Mesin Google ini dibangun antara lain dengan landasan teknologi AI yang dipadukan dengan teknologi IT. Hingga saat ini, tidak kita lihat kalau mesin Google akan berubah jadi jahat atau minta disembah sebagai Allah.

Senada dengan itu, dalam makalahnya Bob Struijk menyatakan bahwa “pada umumnya semua jenis robot harus memberi andil pada usaha-usaha membangun masyarakat yang lebih ramah lingkungan dan bertahan langgeng. Ada makin lebih banyak robot yang akan lebih mampu untuk menggantikan manusia. Dengan penambahan kemampuan melihat dan kemampuan mengindra, robot-robot itu mendapatkan mata dan indra perasa lewat sentuhan. Tentu manusia sebagai para pekerja senantiasa tetap diperlukan, entah dalam industri ataupun dalam manufaktur medis dan aerospasial. Tentu saja robot-robot akan berperan dengan cara-cara yang khusus.”/3/

Kembali ke pertanyaan yang sudah diajukan di atas: Apakah ketika robot-robot sudah dilibatkan dalam berbagai bidang pekerjaan, para pekerja manusia akan tersingkir, alhasil pengangguran akan meningkat di mana-mana? Empat peneliti robotika, Mehdi Miremadi, Subu Narayanan, Richard Sellschop, dan Jonathan Tilley, menjawab: “Ya, robot-robot akan menggantikan manusia yang kini menangani pekerjaan-pekerjaan tangan. Tetapi robot-robot akan juga memerlukan perusahaan-perusahaan besar dan kecil untuk mempekerjakan ribuan karyawan yang memiliki kecakapan dalam analitika, programming, integrasi sistem, dan desain interaksi. Para pekerja yang ambisius, khususnya mereka yang terlatih, akan mendapatkan perspektif-perspektif baru dan kesempatan-kesempatan baru untuk berpartisipasi.”/4/ 
 

Notes 

/1/ Kutipan diambil dari Mark Piesing, “Creationists buy robot to study technology's impact on humanity”, Wired.co.uk, 10 April 2014, pada http://www.wired.co.uk/news/archive/2014-04/10/creationists-vs-robots/viewgallery/333950

/2/ Ibid.

/3/ Bob Struijk, “Robotics in the New Era: Challenges on Robot Design”, Debreceni Műszaki Közlemények 2011/3 (HU ISSN 2060-6869), hlm. 15-25. Format Pdf makalah ini tersedia di http://www.eng.unideb.hu/userdir/dmk/docs/20113/11_3_03.pdf.

/4/ Mehdi Miremadi, Subu Narayanan, Richard Sellschop, dan Jonathan Tilley, “The Age of Smart, Safe, Cheap Robots Is Already Here”, Harvard Business Review, 15 June 2015, pada https://hbr.org/2015/06/the-age-of-smart-safe-cheap-robots-is-already-here


By Ioanes Rakhmat 
Jakarta, 14 Oktober 2014

Sunday, October 12, 2014

Puisiku: Memiliki Seribu


MEMILIKI SERIBU 

Pandanglah dirimu memiliki seribu kaki 
Gunung-gunung tinggi tak akan lelah kau daki  
Kau akan terus berjalan wira-wiri 
Sekalipun ke titik terbenamnya Mentari

Kau akan terus berkelana dan mengelana 
Sampai ke ujung-ujung jagat raya nan tanpa batas
Untuk menemukan hakikat segala yang ada 
Saat itulah kau akan temukan jatidirimu yang mahaluas 

Pandanglah dirimu memiliki seribu tangan  
Segala sesuatu akan dapat kau pikul dengan ringan 
Penamu akan terus menari-nari tak tertahan 
Melahirkan buku-buku agung nan menawan

Oleh jari-jemarimu gitar terus dipetik lembut perlahan 
Melantunkan madah-madah perdamaian dan pencerahan 
Menggerakkan hati sanubari setiap insan begawan 
Untuk mengabdi ikhlas bagi kemanusiaan

Pandanglah dirimu memiliki seribu mulut
Kau tak akan kehabisan kata dan tutur
Untuk mengungkap rahasia kehidupan dan kemelut
Dan menyampaikan pesan-pesan para dewa termahsyur

Dari seribu mulutmu yang terlatih
Mengalir kata dan tutur yang agung dan lembut
Hiburan dan kekuatan bagi jiwa-jiwa yang lelah letih
Membuat eling jiwa-jiwa kerdil gelap berkabut

Pandanglah dirimu memiliki seribu lidah
Kau akan mengecap dengan nikmat dan bergelora
Segala asam garam kehidupan yang berhikmah
Segala manis anggur azab, duka dan lara

Segala cita rasa kasih dan cinta
Segala buah pohon-pohon pengetahuan
Segala air di berbagai samudera biru dunia
Kau akan kecap dengan nikmat tak tertahan

Pandanglah dirimu memiliki seribu hidung
Kau akan tajam mencium segala wewangian 
Yang disebarkan kehidupan dan kematian 
Jadilah kau memiliki kecerdasan dan kearifan adiluhung



Segala maksud tersembunyi anak manusia 
Segala pikiran rahasia para dewa-dewi di angkasa 
Segala isi hati dan kalbu semua hewan dan tetumbuhan di dunia 
Dengan mudah kau cium semua tanpa rahasia

Pandanglah dirimu memiliki seribu telinga
Kau akan dapat menangkap segala suara hilir-mudik 
Suara orang-orang yang telah dibunuh para tentara
Pun suara semut-semut kecil yang kerap terinjak 

Bahkan suara-suara dari tepian-tepian jagat raya 
Dari relung-relung terdalam lautan-lautan planet Bumi 
Dari ketinggian gunung-gunung yang tegak perkasa 
Terdengar oleh seribu telingamu yang sunyi sendiri 

Pandanglah dirimu memiliki seribu mata  
Tersedia bagimu perspektif yang tak terhitung 
Saat kau memandang segala perkara kehidupan manusia 
Jadilah kau mahatma yang arif dan agung 

Tatapanmu ke dasar sukma setiap insan tajam menusuk 
Tak akan kau tertipu oleh jiwa-jiwa yang ringkih dan rentan 
Kau akan tahu mana yang jahat dan mana yang baik 
Kau akan menjadi pandu yang berjalan di garis terdepan     

Jangan hanya gunakan sepasang mata ragawimu  
Pakai juga seribu mata akal dan seribu mata batinmu 
Sungguh dunia akan selalu inspiratif bagimu 
Gerbang-gerbang besi segala langit pun ditembus olehmu

Kau adalah anak-anak jagat raya mahabesar   
Dari kandungan jagat raya kau telah lahir dan besar
Ke sana, ke masa depan, kau akan kembali lagi 
Hanya jika kekuatan tubuhmu tumbuh berlipat beribu kali


by Ioanes Rakhmat
Jakarta, 12 Oktober 2014


Wednesday, October 8, 2014

Puisiku: Alyssa Carson mau ke planet Mars!



 

Alyssa Carson from Louisiana: One day I shall be one of the first astronauts landing on Mars!


Alyssa Carson sang Nona yang belia 
Tiga belas tahun sudah usianya
Tumbuh besar sebagai orang Amerika
Cinta ilmu pengetahuan kultur masyarakatnya

Sang Nona bertekad bulat jadi astronot pertama
Yang nanti akan mendarat di sebuah planet merah
Dalam tata surya kita sendiri yang meriah
Yang kita namakan planet Mars perkasa

Mars, Mars, Mars!
Engkaulah sang Dewa Perang bangsa Romawi kuno
Engkau planet keempat dari bintang Matahari yang panas
Oksida besi di wajahmu membuatmu merah jinggo

Mars, Mars, Mars!
Tunggu dan sambutlah nanti sang Nona Alyssa Carson
Yang akan tiba dengan wantariksa perkasa berdesis
Akan mendarat di wajahmu dengan sangat menawan

Mars, Mars, Mars, sang Dewa perang!
Kelak kau akan jadi rumah kedua manusia di angkasa luar
Demi kami dalam jagat raya bertahan langgeng
Setelah saudaramu, Bumi, lumat, luruh dan memar tercemar

Sang Bumi suatu saat tak akan berpenghuni lagi
Entah karena rusak beribu tahun akibat radiasi nuklir
Atau karena penghuninya musnah terkena terjangan meteor
Mencari planet-planet baru sungguh tak terhindar lagi

Sang Nona Alyssa Carson mau ada di garis depan
Dalam usaha manusia untuk nanti mendiami Mars
Wahai dunia, pandanglah sang Nona yang jelita menawan!
Dorong semua putrimu mengambil jalan yang selaras
Semoga cita-cita sang Nona kesampaian....
Baginya jalan masih sangat panjang hingga tuntas!

Wahai negeri-negeri dunia!
Jadikan cinta ilmu pengetahuan kebudayaan semua kota!
Supaya putri-putrimu menjadi para mahatma!
Tumbuh cerdas luar biasa sebagai para penjelajah buana!

Tidak berjiwa penakut!
Tidak mengenal lelah!
Bukan hanya mengarungi semua laut!
Tapi juga melanglang jagat raya jauh-jauh!

Wahai putri-putri Indonesia negeri yang besar!
Lihatlah Alyssa Carson dan teladanilah dia!
Jangan kalian hanya saleh beragama bersinar-sinar!
Tapi bercita-citalah juga jadi astronot pelanglang jagat dan buana!

Bercita-citalah nanti di masa depan yang dekat
Wantariksa dari Indonesia juga akan mendarat di Mars
Kalianlah di depan yang akan menjadi para astronot
Mendarat di sana disertai madah pujian dewa-dewi yang magis

Jangan kita hanya jadi bangsa bahari yang lelet
Jadilah kita juga bangsa angkasa yang tanpa batas
Tancapkan sang saka merah-putih di banyak planet
Rebut masa depan dunia dengan tekun belajar tanpa batas

Inilah harapan besar kakak-kakakmu dan ayah ibumu
Di tempatkan pada pundakmu yang teguh perkasa
Kami semua tak lama lagi akan berlalu
Tapi kalian akan jadikan Indonesia bangsa angkasa!

Trilyunan tahun cahaya akan kalian masuki dan seberangi
Masuk ke relung-relung terdalam jagat-jagat raya tanpa tepi
Dengan wantariksa perkasa buatan Indonesia sendiri
Dalam kandungan jagat-jagat raya kalian akan abadi!

Sama abadinya dengan semua bintang yang berkelap-kelip!
Takdir kalian ada di sana, bukan di sini!
Bangunlah gerak putri negeri sederap
Masuk ke sana tanpa tepi ke dunia abadi!

Kalianlah insan-insan dari masa depan
Telah datang kemarin ke Bumi yang permai nian
Segeralah pulang kembali ke masa depan
Masa lalu bukan dunia kalian!  
Di sana di masa depan yang abadi dan jauh nian 
Di dalam kedalaman samudera hampa ruang jagat-jagat raya 
Kalian akan bertemu dengan banyak bentuk kehidupan lain
Bangunlah bersama mereka peradaban antargalaksi nan raya nan jaya 

Itulah cara kalian mempertahankan eksistensi kita kekal abadi
Kalian akan menjadi pahlawan-pahlawan peradaban yang abadi 
Nama besar kalian tertulis di hamparan berbagai tingkat langit tinggi
Tak bisa selamanya dihapus lagi 


oleh Ioanes Rakhmat
Jakarta, 8 Oktober 2014

* Diedit 25 Juni 2023

* Alyssa Carson sedang menerima training dari NASA dan sekian organisasi lain. Dia dan NASA sangat serius mempersiapkan berbagai pekerjaan untuk 20 tahun ke depan. Infonya ada di sini http://www.bbc.com/news/magazine-29516432.

N.B. Untuk tepat memahami cita-cita Alyssa Carson, dan begitu banyak persiapan yang sedang dia jalani, dan ilmu pengetahuan apa saja yang harus dia kuasai, dan bagaimana hubungan dia yang sebenarnya dengan NASA, lihat fact checks 2021 berikut ini:

• Reuters Fact Check, “Fact check-- Alyssa Carson, 20, has not been selected for a Mars Mission”, Reuters, June 8, 2021, https://www.reuters.com/article/factcheck-carson-idUSL2N2NP20P.

• McKenzie Sadeghi, “Fact check: claim about Alyssa Carson preparing to go to Mars is missing context”, USA TODAY, July 12, 2021, https://www.usatoday.com/story/news/factcheck/2021/07/12/fact-check-post-alyssa-carson-mars-preparation-lacks-context/7879648002/.

Saturday, October 4, 2014

Silence



My mystical poem

SILENCE 

God is silence
Feel God in silence


Enter silence
Free the mind from noise
Unite with silence

Kiss silence

Speak in silence
Make silence your only voice
Conquer noise with silence
Make silence win over noise


When silence wins
The sky tenderly speaks

No thunder rumbles 
No lightning strikes  

When silence wins
Words stop becoming swords 
Swords change to plows
Guns change to reaping knives   

When silence wins
The Earth yields crops

The mountains sing songs 
The oceans change to beds


When silence wins
The world smiles
Your baby laughs
Hunger no more exists 


When silence wins
The deaf can hear sounds
The dumb can speak in beautiful words
The disable can dance many times

When silence wins
Religions become harmless
Terrorism ends
War no more happens 


When silence wins
God becomes emptiness
Humans become gods and goddesses 
Love forever prevails 


by ioanes rakhmat  
Jakarta, 4 Oktober 2014

Friday, October 3, 2014

TUBUH diubah jadi CAHAYA, mungkinkah?

“Aku tahu, malaikat-malaikat sedang memperhatikanku dari sisi lain.”
☆ Kanye West

“Jika malaikat terang memimpin akal-budimu, jangan biarkan malaikat kegelapan merebut hatimu.”
☆ Ioanes Rakhmat

Pertanyaan saya pada judul di atas tidak berada dalam koridor teologi gerakan New Age, yang meyakini bahwa tubuh manusia bisa diubah menjadi tubuh malaikat atau “angelic body” lewat ritual-ritual mereka. Dengan kata lain, diubah menjadi tubuh cahaya, “light body”. Saya menilai, mereka hanya yakin saja bahwa mereka, lewat berbagai ritual, telah berubah jadi malaikat, kendatipun dalam realitas tetap masih insan-insan belaka.

Yang ada dalam pikiran saya adalah sains dan teknologi yang bergerak dalam kawasan yang sangat halus, yakni nanoteknologi. Satu nano adalah 10-9, artinya ukuran 1 per 1.000.000.000.

Apa itu nanoteknologi? Jawabnya, nanoteknologi adalah teknologi yang sangat advanced, yang menciptakan materi, peralatan dan sistem-sistem pada skala nanometer, dan memanfaatkan fenomena dan properti baru (fisikal, kimiawi, dan biologis) pada skala itu.

Dibayangkan, di depan ini lewat nanoteknologi, kita dapat mengubah apapun yang material (fisikal, kimiawi, dan biologis) menjadi atom-atom atau molekul-molekul, yang bisa ditransformasi ke bentuk baru apapun yang kita kehendaki.

Anda tentu sudah tahu, cahaya juga memiliki properti partikel yang dinamakan foton. Foton berada pada level dunia sub-atomik.

Nah, saya berpikir, nanoteknologi yang sudah sangat advanced bisa mengubah tubuh kita menjadi partikel-partikel foton. Artinya, lewat nanoteknologi tubuh kita bisa ditransformasi menjadi cahaya.

Alhasil, lewat nanoteknologi nanti kita bisa menjadi organisme cahaya. Saya masih menunggu konfirmasi dari beberapa fisikawan dunia tentang apakah hal ini mungkin.


Ilustrasi tubuh yang sedang bertransformasi menjadi cahaya

Tapi saya punya sebuah pertimbangan. Partikel foton memiliki massa yang sangat ringan (bahkan yang paling ringan dari semua partikel lain); tetapi kita mengalami cahaya umumnya sebagai gelombang energi.

Cahaya Matahari, misalnya, kita terima sebagai suatu sumber energi. Dari persamaan Einstein E=mc², kita tahu bahwa massa (M) dan energi (E) berbanding lurus, ekuivalen.

Jadi, sebetulnya secara fisikal, adalah mungkin untuk mengubah massa tubuh kita menjadi energi besar partikel-partikel foton.

Saya membaca sebuah reportase di The Guardian, edisi 18 Mei 2014. Diberitakan di situ bahwa hanya dalam jangka 1 tahun ke depan, para saintis akan dapat menciptakan materi dari energi partikel-partikel cahaya (foton) berdasarkan E=mc² dan teori elektrodinamik Quantum (QED). Ini akan disusul dengan mengubah waktu menjadi energi, dan energi menjadi waktu./1/

Saya terpesona terhadap pengetahuan itu. Menurut teman saya di Twitter, Phil Metzger Ph.D., seorang saintis yang mengkaji planet-planet, hal yang sebaliknya juga dapat dilakukan, yakni mengubah materi menjadi cahaya. Caranya? Tulisnya (3 Oktober 2014), “Jika kita menggabung materi dan anti-materi, maka yang akan dihasilkan adalah sinar gamma (partikel-partikel foton).”

Jadi, sains menyatakan bahwa energi dapat dikonversi ke materi, waktu ke energi, dan energi ke waktu, dan juga materi ke energi cahaya.

Jika demikian, saya berani mengajukan sebuah ide fantastis bahwa di masa depan kita juga akan bisa mengonversi tubuh kita (materi) ke cahaya (energi), lebih khusus lagi ke cahaya yang memiliki kesadaran (conscious light).

Yang jadi persoalan kita sekarang adalah bagaimana secara teknis ide fantastis saya ini bisa terwujud; hemat saya, ya lewat nanoteknologi yang sudah sangat maju, atau lewat teknologi lain yang sekarang belum ditemukan yang bisa menggabung materi dan antimateri dari seluruh partikel elementer tubuh kita. Masalah sulit juga muncul dalam mengadakan antimateri tubuh kita yang bisa ada hanya dalam wujud partikel.

Ide saya ini, yakni mengubah tubuh material menjadi energi cahaya lewat nanoteknologi yang sangat maju, alhasil muncul organisme cahaya yang bisa melanglang jagat raya dengan bebas, kelihatan lebih maju jika dibandingkan dengan metode computing yang sudah lama dikenal (tapi belum diujicoba), yakni metode “brain reverse engineering” (BRE).

Lewat metode computing ini, seluruh jalur aktivitas neuron dalam otak kita (yang berlangsung sejak kita dilahirkan hingga dewasa) dibuat petanya, lalu di-copy, dan selanjutnya ditransfer atau di-upload ke dalam sebuah superkomputer yang mengubahnya jadi data digital algoritmis, yang terlepas sama sekali dari raga dan otak biologis kita sendiri.

Data digital ini juga bisa di-upload ke dalam otak mekanik organisme robotik android (artinya, robot yang “menyerupai manusia” dalam segala segi) sebagai surrogate atau avatar kita sendiri, terlepas dari raga dan otak biologis kita sendiri, atau ke tubuh hologram sebagai avatar kita (lihat penjelasannya di bawah).

Data digital algoritmis ini menjadi data jatidiri digital kita, yang bisa dibawa ke mana saja, termasuk dibawa ke galaksi-galaksi yang jauh dengan memakai sinar laser sebagai medianya, lalu setibanya di kawasan-kawasan yang jauh itu (lewat pengaturan oleh sebuah superkomputer) mendapatkan avatar yang akan membuat data digital kita ini fungsional sebagai organisme.

Dalam diri organisme avatar-avatar inilah kita hidup abadi. Alhasil, pikiran (mind) kita bisa abadi dan bergerak ke banyak kawasan dalam jagat raya, tanpa terikat pada tubuh kita lagi.

Dengan kata lain, dari semula organisme ragawi yang dibatasi ruang-waktu, kita berubah menjadi organisme informasi lintas ruang-waktu. Tentu saja metode ini sangat ribet, jika dibandingkan, dalam bayangan saya, dengan metode mengubah tubuh kita (termasuk data neural kita yang tersimpan dalam otak kita) menjadi cahaya lewat nanoteknologi.

Teman-teman saya yang kritis tentu akan langsung bertanya, kenapa seluruh tubuh yang harus diubah ke cahaya? Kenapa tidak mengonversi hanya data digital algoritmis otak kita, langsung menjadi cahaya yang berkesadaran? Bukankah cara yang kedua ini jauh lebih dapat diandalkan secara saintifik?

Kalau metode BRE membutuhkan sinar laser sebagai media yang membawa data digital algoritmis jatidiri kita ke galaksi-galaksi yang jauh, kenapa tidak langsung saja data digital ini kita konversi menjadi sinar laser-nya sendiri, sinar laser yang berkesadaran dan mandiri?

Ya, pertanyaan-pertanyaan itu juga membuat saya terpesona banget. Metode BRE sendiri, yang hingga detik ini belum pernah dijalankan dengan real, memang masih terus diperdebatkan, apakah mungkin ataukah tidak mungkin dilaksanakan. Para ahli menargetkan, dalam tempo 50 tahun ke depan, teknologi BRE sudah akan bisa diterapkan.

Saya sendiri sudah lama banyak bertanya. Apakah tidak akan terjadi sesuatu pada kinerja otak jika otak diceraikan dari tubuh kita seluruhnya? Bukankah mind dan body adalah dua hal yang saling mempengaruhi dan tidak bisa diceraikan? Tanpa pasokan oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh aliran darah ke sel-sel otak, bukankah sel-sel otak sendiri akhirnya akan mati?

Fenomena real psikosomatis juga menunjukkan mind dan body itu tidak terceraikan: apa yang terjadi pada mind berpengaruh pada body, dan juga sebaliknya.

Begitu juga, jika semua data dan info kognitif dalam seluruh neuron dalam otak kita sudah diubah jadi data dan info digital algoritmis, apakah kreativitas masih akan muncul dari data dan info digital jatidiri kita ini? Bukankah kreativitas yang muncul dari dalam otak kita, hanya bisa muncul kalau otak kita hidup, berenergi, bervitalitas, tidak tercerai dari tubuh yang hidup dan mengalami banyak pengalaman?

Apakah data dan info digital kognitif kita, yang sudah dikuantifikasi dan dibuat fixed oleh metode BRE, sulit atau bahkan mustahil akan bisa kreatif, dari dirinya sendiri?

Hanya dengan penambahan atau kombinasi kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang bekerja secara mekanistik saja (seperti kerja PC kita) pada avatar (atau surrogate) kita, data dan info digital algoritmis otak kita mungkin akan masih bisa kreatif. Apakah kita cukup percaya saja bahwa "data digital algoritmis" pada dirinya sendiri adalah entitas yang hidup, dus bisa kreatif dari dirinya sendiri, seperti diperlihatkan PC kita saat kita mengoperasikannya setiap hari?

Masih ada banyak persoalan lagi menyangkut metode BRE ini. Nah, mengingat semua persoalan ini, saya berharap, metode mengonversi seluruh tubuh kita, termasuk otak kita, menjadi partikel-partikel cahaya yang sadar dan mandiri, akan bisa mengatasi banyak persoalan ini.


Ini bukan hantu tante kita yang baru meninggal, tapi ilustrasi tubuh hologram 3D

Dan jangan dilupakan, masih ada satu teknologi lagi yang sudah dikonsep dan diperinci, yakni teknologi membangun tubuh hologram, yakni tubuh laser 3D, yang ke dalam mekanik kecerdasannya data digital algoritmis jatidiri kita bisa ditransfer dan disatupadukan atau dilebur dengan kecerdasan buatan.

Tubuh hologram 3D ini, sebagai avatar kita, akan juga membuat kita hidup abadi kendatipun raga kita sudah lenyap, berubah menjadi berbagai senyawa kimia organik kembali, menyatu dengan Bumi atau mengambil bentuk-bentuk zat hidup lain.

Jika teknologi ini sudah bisa dibangun dan diterapkan, kita akan berubah menjadi organisme cahaya laser yang cerdas, dan kekal. Fantastis, terdengarnya. Ya, tapi itu hanya pada masa kini.

Setengah atau satu abad yang akan datang, tubuh hologram saya kira akan merupakan bagian dari pengalaman rutin sehari-hari kita dalam bermasyarakat. Tidak lagi fantastis. Saat diterapkan, teknologi ini memadukan sinar laser, interferensi, diffraksi, intensitas cahaya, untuk menghasilkan tubuh holografis tiga dimensi./2/

Saya berpikir, atau melamun, alien cerdas di angkasa luar dalam jagat raya kita ataupun dalam jagat-jagat raya lain yang paralel, dengan nanoteknologi mereka yang sudah sangat maju, yang diterapkan bersamaan dengan teknologi BRE dan teknologi tubuh hologram, sudah dapat mengubah tubuh ragawi mereka ke dalam bentuk-bentuk dan wujud-wujud apapun yang mereka kehendaki, termasuk ke dalam wujud cahaya, light, sehingga mereka bertransformasi menjadi organisme cahaya. 

Jika bintang Matahari manapun di dalam jagat raya bisa ada secara mandiri sebagai energi besar pada dirinya sendiri, tentu juga bisa ada suatu organisme cahaya pada dirinya sendiri, mandiri, tidak bergantung pada hal lain apapun, sebagai bintang Matahari kecil yang memiliki kesadaran dan kecerdasan. Di dalam diri Matahari kecil ini berlangsung aksi-reaksi fisika, kimia dan biologis yang berbeda dari yang berlangsung dalam bintang-bintang Matahari besar.

Sebagai cahaya, mereka, para alien itu, dapat dengan bebas dan sangat cepat bergerak di seluruh ruang jagat raya, dan dalam waktu sangat pendek bisa pindah-pindah tempat, masuk ke jagat-jagat raya paralel.

Apalagi jika mereka memanfaatkan apa yang kini dinamakan “worm holes”, lubang-lubang serupa terowongan yang menghubungkan jagat-jagat raya yang paralel, yang tercipta karena tiga dimensi ruang-waktu menceruk (warped) atau dilipat. Dulu, jalan pintas lewat “worm holes” ini dinamakan “lorong waktu”, “time tunnel”, dan perjalanannya disebut “time travel”.

Sebagai cahaya, sangat mungkin alien cerdas sebenarnya sudah berada di antara kita, cuma kita tidak bisa mengenali mereka.

Mengingat bahwa cahaya adalah energi, bisa terjadi (ini terdengar fantastis!) alien-alien juga bisa masuk ke dalam sistem mental kita, untuk menambah dan memperkuat berlipatganda energi mental kita, alhasil kita berubah menjadi insan-insan yang luar biasa cerdas atau luar biasa berprestasi dalam banyak bidang kehidupan, jauh melebihi prestasi insan-insan kebanyakan. Dalam hal ini, harap dicatat, saya tidak berpikir tentang fenomena “kerasukan setan” yang diklaim banyak terjadi pada orang-orang yang sedang mengalami masalah mental yang berat. Ini dua hal yang berbeda.


Mungkin sekali organisme cahaya dari angkasa luar berada di sekitar kita!

Nah, kita tinggal menunggu saja dengan sabar tibanya era penerapan berbagai teknologi yang sudah disebut di atas, yang sudah sangat maju, dalam peradaban kita, Homo sapiens. Saat era ini tiba, kita akan dapat berubah menjadi makhluk-makhluk cahaya. Kapan era ini tiba? Bergantung pada percepatan perkembangan sains dan teknologi modern kita.

Dalam beberapa teks agama, organisme cahaya ini diberi nama malaikat. Kita akan menjadi malaikat tetapi tidak lewat agama, melainkan lewat nanoteknologi, teknologi BRE, dan teknologi tubuh hologram.


Jangan-jangan, sosok malaikat dalam teks-teks keagamaan sebetulnya adalah organisme cahaya yang datang dari galaksi-galaksi yang jauh!

Adakah implikasinya buat spiritualitas? Tentu ada.

Perkembangan pesat dalam sains dan teknologi modern menimbulkan banyak pertanyaan serius tentang siapa atau apa yang oleh moyang kita dulu dinamakan Tuhan, malaikat, atau anak-anak Allah.

Adakah yang bisa membantah lewat sains, bahwa adalah mungkin yang sebetulnya mendatangi mereka dari langit, yang lalu mereka sembah, adalah organisme-organisme cahaya yang dihasilkan nanoteknologi, teknologi BRE dan teknologi tubuh hologram yang sudah sangat maju, dari peradaban-peradabaan cerdas di angkasa luar? Tentu tak bisa dibantah, tapi juga tak bisa dibenarkan.

Organisme-organisme cahaya ini sudah jauh melampaui kodrat kita sebagai manusia; mereka superhuman atau higher intelligent beings.

Betulkah bahwa yang menjumpai dan dijumpai moyang kita dulu adalah superhumans atau transhumans?

Saya juga anda tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan pasti. Penuh kebimbangan. Penuh ketakjuban. Penuh rasa heran. Hanya terdiam, bisu sekaligus kagum terhadap alam. Empty but full. Full but empty. Let it be!

Akhirnya, saya merasa bingung dengan semua yang ada, termasuk dengan diri saya sendiri. Pertanyaan yang timbul bukan makin sedikit, tapi makin banyak sementara jawaban-jawaban datang sangat lambat. Teka-teki bertambah lagi. Permainan petak-umpet diperpanjang tanpa batas akhir. 


Catatan-catatan

/1/ Ian Sample, “Matter will be created from light within a year, claim scientists”, The Guardian, 18 May 2014, http://www.theguardian.com/science/2014/may/18/matter-light-photons-electrons-positrons?CMP=twt_gu.

/2/ Pada masa kini, lembaga yang diberi nama 2045 Strategic Social Initiative, yang didirikan Dmitry Itskov tahun 2011, fokus pada usaha-usaha untuk merealisasi teknologi tubuh hologram 3D. Situs webnya http://2045.com/news/31799.html
 

Baca juga 
Apakah aliens cerdas ada di angkasa luar?