MAKA MENANGISLAH YESUS!
Seperti tersihir kutengadah ke atas
Sungguh kulihat Engkau, ya Yesus
Berdiri di awan-awan putih bak kapas
Bercahya kemilau memancar lepas
Kegelapan langit tunggang-langgang
Ditendang jauh sang Maha Terang
Angkasa bercahaya gilang-gemilang
Para malaikat berdendang riang
Setan-setan durjana telah dihempas
Kembali di alam neraka dilepas
Dihukum abadi tanpa batas
Di sana mereka meratap habis memelas
Saat kutunduk melihat ke padang rumput nan hijau
Duuuh, di situ Yesus duduk dengan wajah berkilau
Dikerumuni kanak-kanak yang ramai bergurau
Mereka sungguh girang bercanda dengan Engkau
Engkau tertawa senang tak tertahan
Kanak-kanak Galilea riuh saling berebutan
Ramai-ramai meminta Kau gendong
Satu sama lain dorong-mendorong
Kesedihan kanak-kanak itu jauh terbuang
Mereka merasa tak ingin pulang
Karena di rumah menanti beban segudang
Terbiasa ditampar dan ditendang
Porak-poranda jiwa mereka
Rumah tinggal sudah jadi neraka
Sejak kecil hidup sudah celaka
Di saat sudah besar, mereka menebar petaka
Air mataku menitik haru tak tertahan
Yesus, sungguh, Engkaulah Tuhan
Bukan hanya di atas tak terjangkau tangan
Tapi Engkaulah Tuhan di bawah di tengah insan
Kanak-kanak di padang rumput hijau itu
Selalu merindukan dekapan Engkau
Yesus, ubahlah kehidupan mereka di depan
Agar dapat menjadi insan-insan teladan
Yesus, Engkaulah Tuhan yang insani
Engkau berada bukan lagi di angkasa tinggi
Kau telah turun dari kawasan tinggi
Berdiam di antara insan di Bumi sekarang ini
Kerajaan-Mu, ya Tuhan, ada di Bumi ini
Kehendak-Mu jadi di Bumi ini
Engkaulah Tuhan di Bumi ini
Engkau dijumpai real di Bumi ini
Tuhan telah menjadi manusia
Memiliki biologi anak manusia
Bertubuh, berdaging dan bertulang
Bukan hantu, juga bukan kepompong
Yesus bermain bersama kanak-kanak manusia
Terlihat bergembira bersama mereka
Mengapa kalian mencari-Nya di langit tinggi
Padahal Tuhan telah ada di Bumi ini?
Sungguh telah nyata kualami!
Yesus bagiku Tuhan yang insani
Sang Teman dan Penuntun sejati
Dalam jalan kehidupan yang harus kutapaki di Bumi
Yesus sang Immanuel sejati
Dalam kehidupanku hari demi hari
Imanku bukan cuma sebuah teori
Tapi suatu pengalaman hidup sejati
Lihat, lihat ke dalam dadaku
Di situ Yesus berdiam selalu
Tak pernah pergi berlalu
Membuatku selalu syahdu terharu
Imanmu sebuah teori belaka
Lewat mulutmu, Yesus kau puji-puji
Tapi mulutmu yang sama
Menyebar fitnah ke sana ke sini
Maka menangislah Yesus, Tuhanku!
Siapakah yang dapat menghibur Tuhanku?
Jakarta, 14 Januari 2022
ioanes rakhmat