Saya baru terima sebuah audio (rekaman suara) tentang virus Covid-19 yang kini, kata si pembicara dalam audio itu, sedang menyasar terbanyak ke orang yang punya masalah dengan lambung atau maag mereka. Saya dengarkan baik-baik audio sekitar lima menitan itu. Test PCR atau test swab dikatakannya tidak tepat lagi, karena telah dikalahkan oleh si virus yang, katanya, sudah berubah makin "canggih".
Pertama-tama saya berterimakasih telah dapat mendengarkan audio itu. Berikutnya, saya mau memberi tanggapan saya untuk menenangkan teman-teman.
Don't panic. Be calm. Keep maintaining your peace of mind. Jangan panik. Tetaplah kalem. Pertahankan kedamaian pikiran anda.
Sudah sejak sekian bulan lalu diketahui, virus corona baru juga dapat menimbulkan diare --- artinya, virus tersebut dapat masuk ke dalam lambung dan usus-usus, atau ke sistem cerna. Ini bukan hal baru.
Bahkan sudah diketahui juga, virus corona baru juga menyerang organ-organ lain, selain paru, seperti ginjal dan otak. Juga dapat membuat sel-sel darah merah menggumpal kecil dalam pembuluh darah. Juga mematikan fungsi indra penciuman dan fungsi indra pengecap. Selain itu, juga dapat menimbulkan ruam-ruam merah pada kulit.
Dan.... sudah ditemukan banyak kasus, orang muda di bawah 59 tahun juga terserang tanpa ampun dan berakhir dengan banyak kematian. Tambahan lagi, bayi dan kanak-kanak juga rentan diserang virus SARS-CoV-2, selain orang yang menyandang penyakit ikutan lain (atau komorbiditas).
Semua hal di atas sudah diketahui. Sejak berbulan-bulan lalu.
Nah, ikuti dengan cermat apa yang saya tulis di bawah ini. Mudah diikuti.
Sebelum sampai ke lambung dan usus, si virus hanya bisa masuk ke tubuh lewat lubang hidung (saat bernafas) atau lubang mulut lalu masuk ke tenggorokan, kemudian lebih dalam lagi masuk ke paru. Covid-19 adalah penyakit saluran pernafasan, yang kemudian berkomplikasi.
Jadi test swab/PCR tetap harus dilakukan, tetap penting, jika mau tahu apakah seseorang (dengan gejala atau tanpa gejala) sudah terinfeksi atau tidak/belum terinfeksi virus SARS-CoV-2. Ketepatan test PCR mencapai 98 hingga 99%.
Ambil test swab yang hasilnya baru bisa diketahui dalam hitungan hari, dari dalam kurun 1 hari hingga 3 hari kerja
Jadi, jika ada yang bilang test PCR tak bisa dipercaya, ya tidak benar. Memang untuk tahu kepastiannya, sudah terinfeksi atau tidak/belum terinfeksi, jika ada gejala, test PCR perlu dilakukan minimal 2 kali dengan biaya yang tidak murah. Tetapi ada juga program test PCR gratis oleh pemerintah, tokh.
Juga harus diingat, test swab/PCR bisa hasilkan "false negative".
Maksudnya: dari sampel/spesimen yang diambil dari rongga dalam hidung (nasofaring) dan sekaligus dari rongga tenggorok (orofaring), bisa tidak terambil material genetik si virus (ini material yang mati, bukan virion atau si virus hidupnya sendiri). Tetapi, material genetik virus ini bisa ada di bagian lain dari rongga hidung dan rongga tenggorok yang tidak terambil lewat alat swab/usap. Juga bisa tak ditemukan karena virus sudah masuk lebih dalam ke sel-sel tubuh dan sel-sel paru yang tidak bisa dijangkau alat swab.
Hasil negatif dalam kasus ini menjadi "false negative". Artinya, anda sebetulnya sudah positif terinfeksi, tapi test swab gagal mendapatkan material genetik si virus, sehingga anda dinyatakan negatif, bukan positif.
Nah, hasil "false negative" ini sudah lama diketahui, bukan hal baru sama sekali. Tak perlu membuat anda panik.
Juga harus diingat dan dicamkan betul bahwa seandainya virus SARS-CoV-2 di Indonesia sudah dan sedang bermutasi genetik lalu menjadi MUTANT COVID atau SUPER COVID (seperti sedang terjadi dan dipantau terus di Inggris--- tentang ini sudah saya tulis) yang lebih agresif (dan mungkin lebih berbahaya), si virus varian baru ini bisa ditangkal dengan 95% efektif lewat protokol kesehatan yang dijalankan:
1. Memakai masker wajah dengan benar (plus "face shield" jika harus),
2. Menjauhi dan tidak membuat kerumunan, lalu acap kali....
3. Mencuci tangan pakai sabun untuk mencegah penularan lewat permukaan benda padat yang sudah terkontaminasi virus yang tersentuh tangan (disebut "fomite transmission").
Semua hal di atas sudah diketahui. Sejak berbulan-bulan lalu.
Nah, ikuti dengan cermat apa yang saya tulis di bawah ini. Mudah diikuti.
Sebelum sampai ke lambung dan usus, si virus hanya bisa masuk ke tubuh lewat lubang hidung (saat bernafas) atau lubang mulut lalu masuk ke tenggorokan, kemudian lebih dalam lagi masuk ke paru. Covid-19 adalah penyakit saluran pernafasan, yang kemudian berkomplikasi.
Jadi test swab/PCR tetap harus dilakukan, tetap penting, jika mau tahu apakah seseorang (dengan gejala atau tanpa gejala) sudah terinfeksi atau tidak/belum terinfeksi virus SARS-CoV-2. Ketepatan test PCR mencapai 98 hingga 99%.
Ambil test swab yang hasilnya baru bisa diketahui dalam hitungan hari, dari dalam kurun 1 hari hingga 3 hari kerja
Jadi, jika ada yang bilang test PCR tak bisa dipercaya, ya tidak benar. Memang untuk tahu kepastiannya, sudah terinfeksi atau tidak/belum terinfeksi, jika ada gejala, test PCR perlu dilakukan minimal 2 kali dengan biaya yang tidak murah. Tetapi ada juga program test PCR gratis oleh pemerintah, tokh.
Juga harus diingat, test swab/PCR bisa hasilkan "false negative".
Maksudnya: dari sampel/spesimen yang diambil dari rongga dalam hidung (nasofaring) dan sekaligus dari rongga tenggorok (orofaring), bisa tidak terambil material genetik si virus (ini material yang mati, bukan virion atau si virus hidupnya sendiri). Tetapi, material genetik virus ini bisa ada di bagian lain dari rongga hidung dan rongga tenggorok yang tidak terambil lewat alat swab/usap. Juga bisa tak ditemukan karena virus sudah masuk lebih dalam ke sel-sel tubuh dan sel-sel paru yang tidak bisa dijangkau alat swab.
Bisa juga karena muatan virus ("viral load") yang menginfeksi sangat sangat sedikit dan tidak meninggalkan material genetik pada membran mukosa bagian atas saluran sistem pernafasan.
Hasil negatif dalam kasus ini menjadi "false negative". Artinya, anda sebetulnya sudah positif terinfeksi, tapi test swab gagal mendapatkan material genetik si virus, sehingga anda dinyatakan negatif, bukan positif.
Nah, hasil "false negative" ini sudah lama diketahui, bukan hal baru sama sekali. Tak perlu membuat anda panik.
Juga harus diingat dan dicamkan betul bahwa seandainya virus SARS-CoV-2 di Indonesia sudah dan sedang bermutasi genetik lalu menjadi MUTANT COVID atau SUPER COVID (seperti sedang terjadi dan dipantau terus di Inggris--- tentang ini sudah saya tulis) yang lebih agresif (dan mungkin lebih berbahaya), si virus varian baru ini bisa ditangkal dengan 95% efektif lewat protokol kesehatan yang dijalankan:
1. Memakai masker wajah dengan benar (plus "face shield" jika harus),
2. Menjauhi dan tidak membuat kerumunan, lalu acap kali....
3. Mencuci tangan pakai sabun untuk mencegah penularan lewat permukaan benda padat yang sudah terkontaminasi virus yang tersentuh tangan (disebut "fomite transmission").
Semua langkah di atas lazim disebut prokes 3M.
Tapi, dari riset mutakhir, prokes 3M juga bertambah dengan keharusan ada ventilasi yang cukup dalam setiap ruang indoor privat dan publik untuk mencegah penularan lewat udara (umumnya udara ruang indoor) atau "airborne transmission" yang jauh lebih banyak terjadi (95%) dibandingkan "fomite transmission".
Ventilasi yang cukup dan bekerja baik, ditambah kipas angin pembuang yang bekerja bagus, sangat penting untuk mengalirkan udara indoor ke ruang outdoor. Alhasil, jika ada suspensi atau himpunan sangat banyak partikel virus dalam mikrodroplets yang mengapung di udara indoor, membentuk awan-awan yang tak terlihat oleh mata dalam udara ruang indoor, suspensi ini akan buyar ketika terbuang ke luar lewat banyak ventilasi. Dus, partikel virus tidak akan tersebar dalam ruang indoor, dan tidak akan menginfeksi.
Sekali lagi, ventilasi, ventilasi, ventilasi. Sekali lagi, sirkulasi udara keluar dari ruang indoor. Sirkulasi udara, sirkulasi udara!
Dan ingat selalu, AC itu bukan ventilasi. Udara dalam ruang ber-AC ya udara yang sama, yang itu-itu juga, yang berputar di tempat dalam ruang indoor yang tertutup. Ingat juga, AC pun ikut berfungsi menyebarkan virus dalam ruang indoor tertutup publik khususnya.
Selain prokes plus ventilasi, juga sangat perlu untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja sistem imun di masa pandemi ini. Caranya?
Ya pertahankan kebugaran tubuh dan ketenangan mental/emosi, lewat olah raga sedang yang aman, dan cocok dengan usia, di ruang atau tempat yang banjir cahaya Matahari. Juga lewat rekreasi yang aman untuk menghilangkan stres dan rasa cemas karena pandemi dan covid-insomnia. Meditasi relaksasi akan bisa membantu untuk mencapai kondisi tenang dan hening.
Ditambah dengan asupan nutrisi dan makanan serta minuman yang bergizi dan hiegenis, plus banyak mengkonsumsi buah-buahan segar, sayur-mayur dan kacang-kacangan.
Jangan diabaikan: minum vitamin, mineral dan suplemen yang berfungsi sebagai imunomodulator (penguat dan peningkat kinerja sistem imun), seperti vitamin D3 dalam dosis yang pas (jangan berlebih!), cukup 1 kapsul lunak sebesar bulir jagung dosis 1000 IU per hari. Juga vitamin-vitamin C dan E dalam dosis yang cukup.
Saya perlu tambahkan: madu hutan hitam pahit (asli), "black forest honey", sangat kuat fungsi imunomodulator-nya, selain memiliki belasan khasiat lainnya seperti menetralisir asam lambung yang berlebih dan mencegah refluks (naiknya asam lambung yang menimbulkan rasa panas di dada).
Biasakan sehari minum madu hutan hitam pahit (yang asli) 2 kali sehari @ 1 sendok makan, pagi dan sore.
Menguji keaslian madu hutan hitam pahit asli sangat mudah: ambil 1 sendok makan/teh madunya, lalu celupkan ke dalam air dan gerakan perlahan selama beberapa detik. Jika tidak langsung larut dan tetap menempel kuat pada sendok (bisa sampai 1 jam 15 menit), itu tandanya madu asli.
Tapi, dari riset mutakhir, prokes 3M juga bertambah dengan keharusan ada ventilasi yang cukup dalam setiap ruang indoor privat dan publik untuk mencegah penularan lewat udara (umumnya udara ruang indoor) atau "airborne transmission" yang jauh lebih banyak terjadi (95%) dibandingkan "fomite transmission".
Ventilasi yang cukup dan bekerja baik, ditambah kipas angin pembuang yang bekerja bagus, sangat penting untuk mengalirkan udara indoor ke ruang outdoor. Alhasil, jika ada suspensi atau himpunan sangat banyak partikel virus dalam mikrodroplets yang mengapung di udara indoor, membentuk awan-awan yang tak terlihat oleh mata dalam udara ruang indoor, suspensi ini akan buyar ketika terbuang ke luar lewat banyak ventilasi. Dus, partikel virus tidak akan tersebar dalam ruang indoor, dan tidak akan menginfeksi.
Sekali lagi, ventilasi, ventilasi, ventilasi. Sekali lagi, sirkulasi udara keluar dari ruang indoor. Sirkulasi udara, sirkulasi udara!
Dan ingat selalu, AC itu bukan ventilasi. Udara dalam ruang ber-AC ya udara yang sama, yang itu-itu juga, yang berputar di tempat dalam ruang indoor yang tertutup. Ingat juga, AC pun ikut berfungsi menyebarkan virus dalam ruang indoor tertutup publik khususnya.
Selain prokes plus ventilasi, juga sangat perlu untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja sistem imun di masa pandemi ini. Caranya?
Ya pertahankan kebugaran tubuh dan ketenangan mental/emosi, lewat olah raga sedang yang aman, dan cocok dengan usia, di ruang atau tempat yang banjir cahaya Matahari. Juga lewat rekreasi yang aman untuk menghilangkan stres dan rasa cemas karena pandemi dan covid-insomnia. Meditasi relaksasi akan bisa membantu untuk mencapai kondisi tenang dan hening.
Ditambah dengan asupan nutrisi dan makanan serta minuman yang bergizi dan hiegenis, plus banyak mengkonsumsi buah-buahan segar, sayur-mayur dan kacang-kacangan.
Jangan diabaikan: minum vitamin, mineral dan suplemen yang berfungsi sebagai imunomodulator (penguat dan peningkat kinerja sistem imun), seperti vitamin D3 dalam dosis yang pas (jangan berlebih!), cukup 1 kapsul lunak sebesar bulir jagung dosis 1000 IU per hari. Juga vitamin-vitamin C dan E dalam dosis yang cukup.
Saya perlu tambahkan: madu hutan hitam pahit (asli), "black forest honey", sangat kuat fungsi imunomodulator-nya, selain memiliki belasan khasiat lainnya seperti menetralisir asam lambung yang berlebih dan mencegah refluks (naiknya asam lambung yang menimbulkan rasa panas di dada).
Biasakan sehari minum madu hutan hitam pahit (yang asli) 2 kali sehari @ 1 sendok makan, pagi dan sore.
Menguji keaslian madu hutan hitam pahit asli sangat mudah: ambil 1 sendok makan/teh madunya, lalu celupkan ke dalam air dan gerakan perlahan selama beberapa detik. Jika tidak langsung larut dan tetap menempel kuat pada sendok (bisa sampai 1 jam 15 menit), itu tandanya madu asli.
Jika langsung buyar dan larut dengan cepat, dalam hitungan detik, maka itu tanda madu yang tidak asli, sudah dicampur gula putih kental manis atau sirup.
Madu yang sudah dicampur gula buruk buat penderita diabetes. Madu hutan hitam pahit malah berkhasiat stabilkan kadar gula darah yang normal--- jadi baik untuk penderita diabet.
Selain itu, "black forest honey" rasanya pahit betul. Jika tidak pahit, itu bukan madu hutan hitam pahit asli. Bisa jadi, itu madu manis biasa yang dicampur zat pewarna hitam.
Perlu diingatkan juga, sekarang ini banyak beredar video atau audio atau tulisan (disebar lewat WA, paling umum) yang mengajukan saran-saran tentang hal mencegah atau mengobati Covid-19, dan uraian-uraian tentang virus SARS-CoV-2 dan pandemi.
Ya, ujilah semua yang anda terima itu, apakah digambarkan, diutarakan atau ditulis berdasarkan studi-studi dan riset-riset ilmiah mutakhir.
Sebab banyak juga yang sebetulnya tidak betul atau tidak tepat. Ada banyak motivasi dan tujuan, dari yang positif hingga yang negatif, ketika orang menyusun video, merekam audio, membuat tulisan, terkait pandemi Covid-19 dan perkembangan si virus SARS-CoV-2.
Jelas, ada juga video-video propaganda dan berita-berita di media massa online yang bertujuan untuk mendiskreditkan pemerintah Indonesia lewat penyebaran informasi yang salah dan ditelikung tentang usaha penanggulangan pandemi oleh negara dan hal-hal lain yang berkaitan.
Selain itu, "black forest honey" rasanya pahit betul. Jika tidak pahit, itu bukan madu hutan hitam pahit asli. Bisa jadi, itu madu manis biasa yang dicampur zat pewarna hitam.
Perlu diingatkan juga, sekarang ini banyak beredar video atau audio atau tulisan (disebar lewat WA, paling umum) yang mengajukan saran-saran tentang hal mencegah atau mengobati Covid-19, dan uraian-uraian tentang virus SARS-CoV-2 dan pandemi.
Ya, ujilah semua yang anda terima itu, apakah digambarkan, diutarakan atau ditulis berdasarkan studi-studi dan riset-riset ilmiah mutakhir.
Sebab banyak juga yang sebetulnya tidak betul atau tidak tepat. Ada banyak motivasi dan tujuan, dari yang positif hingga yang negatif, ketika orang menyusun video, merekam audio, membuat tulisan, terkait pandemi Covid-19 dan perkembangan si virus SARS-CoV-2.
Jelas, ada juga video-video propaganda dan berita-berita di media massa online yang bertujuan untuk mendiskreditkan pemerintah Indonesia lewat penyebaran informasi yang salah dan ditelikung tentang usaha penanggulangan pandemi oleh negara dan hal-hal lain yang berkaitan.
Video-video dan berita-berita semacam itu mempolitisasi secara sempit dan tendensius nyaris segala kebijakan dan langkah penanganan pandemi Covid-19 oleh pemerintah. Jika anda mendapat kiriman video-video semacam ini, langsung di-delete saja. Termasuk juga video propaganda teori-teori konspirasi yang terus diubah dan diganti.
Ya, ada yang menulis atau memberi info yang salah dan menyesatkan. Ada juga yang berdasarkan ilmu pengetahuan. Ada juga sekedar mau nimbrung saja, bikin rame, tanpa memikirkan akibat-akibatnya. Untuk bisa memilah, bertanyalah tanpa sungkan ke orang-orang yang berpengetahuan yang benar. Bacalah report studi-studi di jurnal-jurnal ternama internasional, jika anda mau berlelah-lelah dan jika anda mampu.
Sebetulnya, akal sehat juga akan menghindarkan kita dari bahaya dan kebodohan yang disebarkan lewat sekian video, audio dan tulisan.
Apakah akal sehat anda akan mengizinkan anda untuk menghirup dengan mulut dan menyedot dengan hidung uap air panas yang keluar mengepul-ngepul dari corong sebuah teko yang berisi air panas yang sudah dicampuri dengan minyak kayu putih, yang sedang dijerang di atas api kompor? Jawablah sendiri.
Saya perlu ingatkan, bahwa si virus bermutasi genetik, adalah hal yang lumrah, berhubung sudah makin banyak orang yang imun terhadap infeksi si virus.
Ya, ada yang menulis atau memberi info yang salah dan menyesatkan. Ada juga yang berdasarkan ilmu pengetahuan. Ada juga sekedar mau nimbrung saja, bikin rame, tanpa memikirkan akibat-akibatnya. Untuk bisa memilah, bertanyalah tanpa sungkan ke orang-orang yang berpengetahuan yang benar. Bacalah report studi-studi di jurnal-jurnal ternama internasional, jika anda mau berlelah-lelah dan jika anda mampu.
Sebetulnya, akal sehat juga akan menghindarkan kita dari bahaya dan kebodohan yang disebarkan lewat sekian video, audio dan tulisan.
Apakah akal sehat anda akan mengizinkan anda untuk menghirup dengan mulut dan menyedot dengan hidung uap air panas yang keluar mengepul-ngepul dari corong sebuah teko yang berisi air panas yang sudah dicampuri dengan minyak kayu putih, yang sedang dijerang di atas api kompor? Jawablah sendiri.
Saya perlu ingatkan, bahwa si virus bermutasi genetik, adalah hal yang lumrah, berhubung sudah makin banyak orang yang imun terhadap infeksi si virus.
Imunitas diperoleh lewat kesembuhan dari sakit lewat minum obat-obatan (kapsul Tiongkok Lian Hua Qingwen, antara lain, efektif menyembuhkan) dan terapi (misalnya terapi plasma konvalesen), dan kini juga bisa lewat vaksinasi dengan vaksin-vaksin Covid-19 yang aman dan efektif dan memperlihatkan serokonversi yang persentasenya tinggi (yaitu kemampuan suatu vaksin untuk membangkitkan antibodi lengkap dan banyak lewat kerja sistem imun manusia).
Karena si virus ingin bertahan hidup, maka mereka melawan imunitas dengan cara bermutasi genetik.
Mutasi genetik virus yang dengan serius akan berpengaruh pada kemampuan antibodi-antobodi untuk menyerang virus yang menginfeksi adalah mutasi genetik yang terkait dengan morfologi atau bentuk luar si virus yang sudah dikenali sebelumnya oleh sistem imun.
Sejauh ini, mutasi genetik yang paling serius baru ditemukan pada si MUTANT COVID Inggris yang kini sedang dikaji terus oleh para ilmuwan Inggris. Varian virus ini bukan "canggih", tetapi mutasi-mutasi yang sudah terjadi luar biasa, tak seperti sangat banyak mutasi sebelumnya.
Anda tak perlu khawatir dengan mutasi-mutasi si virus yang kebanyakan tidak membuat mereka lebih berbahaya atau lebih cepat menular. Anda cukup jalankan prokes 3 M plus pasang ventilasi yang cukup dan bekerja bagus. Serta tingkatkan kinerja sistem imun anda.
Ketahuilah, kasus infeksi akan terus membubung jika prokes 3M diabaikan, dan orang tak mau memasang ventilasi yang cukup dalam ruang indoor publik, dan kinerja sistem imun tidak prima. Bukan terutama karena virusnya sudah makin "canggih". Uupps.... kok virus bisa makin canggih? Emangnya teknologi?
Banyak kalangan kini sengaja mengabaikan prokes, ya antara lain karena mereka menganggap penyakit Covid-19 hanya khayalan yang dibangun negara-negara, atau virus SARS-CoV-2 adalah virus yang lemah, yang akan lenyap sendiri jika musim panas tiba (seperti diyakini Donald Trump sekian bulan lalu) atau jika suatu wilayah dibanjiri cahaya Matahari dengan berlimpah.
Karena si virus ingin bertahan hidup, maka mereka melawan imunitas dengan cara bermutasi genetik.
Mutasi genetik virus yang dengan serius akan berpengaruh pada kemampuan antibodi-antobodi untuk menyerang virus yang menginfeksi adalah mutasi genetik yang terkait dengan morfologi atau bentuk luar si virus yang sudah dikenali sebelumnya oleh sistem imun.
Sejauh ini, mutasi genetik yang paling serius baru ditemukan pada si MUTANT COVID Inggris yang kini sedang dikaji terus oleh para ilmuwan Inggris. Varian virus ini bukan "canggih", tetapi mutasi-mutasi yang sudah terjadi luar biasa, tak seperti sangat banyak mutasi sebelumnya.
Anda tak perlu khawatir dengan mutasi-mutasi si virus yang kebanyakan tidak membuat mereka lebih berbahaya atau lebih cepat menular. Anda cukup jalankan prokes 3 M plus pasang ventilasi yang cukup dan bekerja bagus. Serta tingkatkan kinerja sistem imun anda.
Ketahuilah, kasus infeksi akan terus membubung jika prokes 3M diabaikan, dan orang tak mau memasang ventilasi yang cukup dalam ruang indoor publik, dan kinerja sistem imun tidak prima. Bukan terutama karena virusnya sudah makin "canggih". Uupps.... kok virus bisa makin canggih? Emangnya teknologi?
Banyak kalangan kini sengaja mengabaikan prokes, ya antara lain karena mereka menganggap penyakit Covid-19 hanya khayalan yang dibangun negara-negara, atau virus SARS-CoV-2 adalah virus yang lemah, yang akan lenyap sendiri jika musim panas tiba (seperti diyakini Donald Trump sekian bulan lalu) atau jika suatu wilayah dibanjiri cahaya Matahari dengan berlimpah.
Dus, mereka anggap negara tak ada, dan menantang si virus untuk menginfeksi mereka. Apa yang disebut "Covid Party" tak lain adalah anak-anak milenial yang membuat keramaian pesta di mana beberapa orang dari antara mereka telah terinfeksi SARS-CoV-2 dan diharapkan virus akan tertular ke rekan-rekan mereka yang lain, yang akan menerima hadiah uang yang telah dikumpulkan jika terbukti benar bahwa mereka sudah tertular virus yang lemah ini. Mereka inilah yang disebut Covanarkis dan Covidiots. Mereka ada di seluruh dunia. Tetapi ada juga kalangan yang mengabaikan atau melepaskan prokes karena merasa sudah lelah dan bosan saja. Karena itu semua, jumlah kasus terinfeksi global dan nasional terus meningkat dengan cepat.
Nanti, di awal 2021, jika di Indonesia sudah resmi tersedia vaksin-vaksin Covid-19 yang aman, manjur dan sudah teruji lama (misalnya vaksin "inactivated" produk Tiongkok), vaksinasikan diri anda dan keluarga anda. Jangan ikuti gerakan anti-vaksin.
Selebihnya, serahkan ke para ilmuwan tulen, dan jangan dibuat puyeng oleh hal-hal yang tak perlu. Yang utama, pertahankan kestabilan dan ketenangan emosi anda. Jauhkan diri anda dan keluarga anda dari "cov-anxiety and sress", dari kecemasan dan stres yang timbul karena pandemi Covid-19 dan berbagai cara dan langkah mitigasi dan penanggulangannya.
Semoga bermanfaat.
Nanti, di awal 2021, jika di Indonesia sudah resmi tersedia vaksin-vaksin Covid-19 yang aman, manjur dan sudah teruji lama (misalnya vaksin "inactivated" produk Tiongkok), vaksinasikan diri anda dan keluarga anda. Jangan ikuti gerakan anti-vaksin.
Selebihnya, serahkan ke para ilmuwan tulen, dan jangan dibuat puyeng oleh hal-hal yang tak perlu. Yang utama, pertahankan kestabilan dan ketenangan emosi anda. Jauhkan diri anda dan keluarga anda dari "cov-anxiety and sress", dari kecemasan dan stres yang timbul karena pandemi Covid-19 dan berbagai cara dan langkah mitigasi dan penanggulangannya.
Semoga bermanfaat.
Be blessed. Stay happy and healthy. Don't forget to pray for yourself and your family and for the suffering world as well.
☆ ioanes rakhmat
22 Des 2020
☆ ioanes rakhmat
22 Des 2020