Jika anda mati dengan meninggalkan hutang uang yang belum anda lunasi, anak-anak atau orang lain saudara anda dapat melunasinya, apalagi jika anda meninggalkan warisan kepada mereka.
Tetapi jika anda mati dengan meninggalkan hutang besar pada kebenaran, keadilan dan kemanusiaan, maka tidak ada seorang pun dalam dunia ini, setelah anda pergi, yang akan dapat melunasi hutang anda itu.
Jika ini terjadi pada anda, seluruh kehidupan anda menjadi sebuah azab besar, kutukan, dan sebuah batu sandungan.
Hutang budi memang dibawa mati, tetapi hutang pada kebenaran, keadilan dan kemanusiaan tidak akan terlunasi sekalipun andaikan lewat 1000 kematian dan kelahiran kembali.
Jika anda mati nanti, mintalah pada batu nisan anda tercantum sebuah kalimat, "Terbaring di sini dengan tenang Tuan/Nyonya/Nona...., tanpa hutang sedikitpun pada kebenaran, keadilan dan kemanusiaan."
Jika ini kemauan anda, maka anda akan mengisi masa kehidupan anda sekarang ini dengan pengabdian diri yang besar kepada kebenaran, keadilan dan kemanusiaan.
Mahkota sebuah kerajaan fana adanya. Tetapi jika mahkota di hari kematian anda adalah pembelaan anda terhadap kebenaran, keadilan dan kemanusiaan, mahkota anda ini akan bertahan relatif kekal.
Ya, relatif kekal karena akan diingat dan dikenang untuk waktu yang sangat panjang oleh insan-insan lain. Juga oleh rerumputan, pepohonan, tanaman, bahkan oleh danau, telaga, gunung, air terjun, sungai-sungai, samudera, dan juga oleh semut, jangkrik, kupu-kupu, kumbang, belalang dan kunang-kunang serta bintang-bintang di langit kelam.
Ya, relatif kekal karena akan diingat dan dikenang untuk waktu yang sangat panjang oleh insan-insan lain. Juga oleh rerumputan, pepohonan, tanaman, bahkan oleh danau, telaga, gunung, air terjun, sungai-sungai, samudera, dan juga oleh semut, jangkrik, kupu-kupu, kumbang, belalang dan kunang-kunang serta bintang-bintang di langit kelam.
Jakarta,
26 Mei 2014 (di FB)
29 Mei 2019 (di blog)
ioanes rakhmat