Sunday, June 15, 2014

Saat para elit gereja menatap Rupiah! Oh my God!




Saya telah mendengar berita-berita yang membuat saya sangat prihatin. Ada berita yang ditunjang dengan sehelai fotokopi dokumen. Ada berita yang disampaikan beberapa orang yang jujur dan sangat dapat dipercaya lewat beberapa SMS dan BBM. Apapun juga, saya tetap realistik bahwa hal ini tentu bisa terjadi di dalam kehidupan orang beragama apapun. 

Kita semua adalah insan-insan yang punya dua sisi watak: watak baik dan watak jahat. Kita sendiri, bukan orang lain, yang harus memutuskan, mau mengembangkan sisi watak yang mana dan kenapa. Dengan harapan bahwa kita semua mau memilih untuk mengembangkan watak baik kita, tulisan ini saya tulis.  

Ada elit beberapa denominasi gereja di Indonesia yang telah dengan rasa senang menerima sogokan bermilyar-milyar Rupiah, lalu mengarahkan umat mereka untuk memilih pasangan capres-cawapres tertentu. Mereka adalah para koruptor walau mereka mengklaim darah Yesus telah menyucikan dosa-dosa mereka. Bukan hanya menilep uang negara, menerima sogokan dan uang pelicin juga termasuk kategori korupsi. Korupsi adalah tindak pidana! Mereka perlu diperkarakan secara hukum!

Bahkan lebih dari itu, mereka, setelah jadi koruptor, tenteram-tenteram saja dalam batin karena percaya darah Yesus selalu tetap menyucikan diri mereka, bahkan mereka sangat percaya Tuhan mereka ini telah memberkati mereka dengan uang haram itu.

Apapun juga, perbuatan-perbuatan korup mereka adalah bukti yang sangat kuat bahwa darah Yesus tidak mujarab secara magis untuk menjadikan mereka orang-orang suci. Padahal semua orang Kristen percaya, Yesus mati di kayu salib untuk menjadi pencuci dosa orang yang mau percaya lewat darahnya yang tercurah. Begitu menerima Yesus, kata mereka, semua dosa anda dengan otomatis dan magis dihapuskan, dan anda menjelma menjadi orang yang bak baru dilahirkan kembali, suci tanpa dosa!

Lebih buruk lagi, kepercayaan mereka itu telah membuat mereka tetap tenang untuk hidup sebagai para koruptor, alih-alih hidup sebagai bayi-bayi suci tanpa dosa! Kata mereka satu sama lain, “Mari kita ramai-ramai terima sogokan, biarkan kita takluk pada money politics, tokh selanjutnya darah Yesus akan menyucikan kita dari dosa-dosa kita lagi!” Uang panas dengan ajaib menjadikan hati mereka tetap dingin.

Doktrin yang luar biasa merusak! Doktrin yang mendorong orang bukan untuk menjalankan kehidupan yang bermoral, malah menjatuhkan orang ke dalam praktek kehidupan tanpa akhlak dengan tanpa batas! Habis berbuat dosa, tinggal tunduk dalam doa, nangis-nangis, lalu akan angkat wajah kembali dengan gembira karena yakin bahwa semua dosa mereka otomatis telah dihapuskan. Mereka betul-betul hidup dalam delusi dan psikopati!

Karena doktrin ini, alih-alih kelihatan sebagai orang-orang suci, mereka tampil sebagai binatang-binatang buas yang selalu sangat rakus dan haus darah. Haus Rupiah! Haus US Dollar! Haus kekuasaan!

Jauh lebih bermartabat, orang yang tidak beragama atau malah orang ateis, meskipun tidak bertuhan, tetap nyata bertuhan lewat disiplin diri dan akhlak mereka untuk tidak korupsi! Jadi masihkah anda selalu mengagungkan agama di atas kebajikan dan kemanusiaan?

Jika bagi anda, agama anda adalah sumber kehidupan bermoral agung, jalankanlah kehidupan semacam ini dan bongkar semua elit dalam komunitas agama anda yang nyata-nyata hidup tidak berakhlak! Jika anda tinggal diam, pasif dan netral, itu artinya anda mendukung mereka dengan diam-diam. Saya juga masih percaya, masih ada sangat banyak pemimpin Kristen di Indonesia yang bermoral agung, karena kedisiplinan mereka mengontrol diri mereka sendiri. Kepada mereka saya masih punya harapan. Bersama mereka yang berjiwa besar inilah warga gereja dapat dijaga dari serangan politik uang!