oleh Ioanes Rakhmat
Wahyu Gabriel (Ibrani: Hazon Gabriel) adalah sebuah apokalipsis yang ditulis dalam bahasa Ibrani dengan tinta pada sebuah batu ceper berbentuk segi empat seukuran meja yang panjangnya kurang lebih 92 cm (lihat foto), ditemukan sekitar tahun 2000 di dekat Laut Mati di kawasan Transyordan. Teks ini terdiri atas 87 baris dan dibagi dalam 2 kolom. Setelah dilakukan penelitian kimiawi (oleh Prof. Yuval Goren dari Universitas Tel Aviv) dan penyelidikan linguistik dan paleografik (oleh Prof. Moshe Bar-Asher dan Prof. Ada Yardeni), dipastikan bahwa Hazon Gabriel berasal dari tahun-tahun terakhir abad pertama S.M., atau beberapa tahun menjelang zaman Kristen.
Pemilik loh batu yang bertuliskan teks Hazon Gabriel ini, David Jeselsohn, seorang kolektor benda-benda antik kebangsaan Israel-Swiss, yang membeli loh batu ini dari seorang pedagang barang antik kebangsaan Yordania, semula tidak menyadari signifikansi Wahyu Gabriel sampai seorang sarjana Israel yang bernama Ada Yardeni, ahli tulisan Ibrani, beberapa tahun lalu memeriksa loh batu ini dan menyatakan bahwa teks Hazon Gabriel adalah teks penting yang tergolong ke dalam Naskah-naskah Gulungan dari Laut Mati (DSS), yang luar biasanya ditulis di atas sebuah batu. Setelah Ada Yardeni bersama Binyamin Elitzur, seorang pakar tulisan Ibrani juga, menulis sebuah makalah tentang Hazon Gabriel pada tahun lalu di sebuah jurnal berbahasa Ibrani (Cathedra 123 [2007]: 155-66), Hazon Gabriel mulai menjadi perhatian kalangan luas.
Prof. Israel Knohl, guru besar dari Universitas Ibrani di Yerusalem, yang pernah menerbitkan buku berjudul The Messiah before Jesus (Berkeley: University of California Press, 2000), melanjutkan penelitian yang telah dilakukan Ada Yardeni dan Binyamin Elitzur terhadap teks Hazon Gabriel, untuk lebih memperkuat tesis yang diajukan dalam buku terdahulunya ini bahwa konsep tentang Mesias yang menderita, lalu mati dibunuh dan bangkit sesudah 3 hari adalah konsep pra-Kristen yang diambil-alih oleh Yesus atau oleh kekristenan perdana. Tulisan mutakhir Prof. Knohl tentang Hazon Gabriel dapat dibaca dalam the Journal of Religion (Vol 88, No. 2, April 2008: pp. 147-158).
Di bawah ini diberikan teks terjemahan Indonesia Hazon Gabriel, yang diikuti penjelasan pendek atas teks yang luar biasa ini.
Teks Hazon Gabriel
Kolom 1
1. [ ] …….
2. [ ] Tuhan
3. [ ] . [ ]
4. [se]bab demikianlah fir[man] Tu[han] Aku telah menjadikan engkau tun[ang]an-
Ku, taman
5. [ ]… .. [
6. dan Aku akan berbicara …. …. [
7. [ ] anak-anak Israel …. [?] … [ ]… [ ] ….
8. anak Daud [?] ……. [
9. [ ] firman Tu[han]
10. [ ] … …. …. …. Engkau telah bertanya … [?]
11. [?] Tuhan Engkau telah bertanya kepadaku, demikian firman Allah Semesta Alam
12. [ ] .. dari rumah-Ku Israel dan Aku akan berbicara tentang kebesaran Yerusalem
13. [Demikian] firman Tuhan, Allah Israel, adapun segenap bangsa
14. … berke[mah] di Yerusalem dan dari sini mereka di[buang]
15. Satu dua tiga empat puluh nabi dan para tua-tua
16. dan Khasidim. Hamba-Ku Daud, meminta sesuatu tentang Efraim
17. [supaya ia] menempatkan tanda itu; (ini) Aku meminta darimu. Sebab
demikianlah firman
18. Tuhan Semesta Alam, Allah Israel, taman-taman-Ku siap dituai,
19. Barang yang kudus dari-Ku untuk Israel. Dalam tiga hari engkau akan tahu,
demikianlah firman
20. Tuhan Semesta Alam, Allah Israel, kefasikan akan dimusnahkan
21. oleh kebenaran. Tanyakanlah kepada-Ku, maka Aku akan memberitahu
engkau, apakah
22. cabang yang fasik ini, yang diplester putih. Engkau berdiri, dan sang malaikat
23. menopang engkau. Jangan takut. Terpujilah kemuliaan Tuhan Allah dari
24. takhta-Nya. Sebentar lagi, Aku akan mengguncang
25. … surga dan bumi. Inilah kemuliaan Tuhan Allah
26. Semesta Alam, Allah Israel. Inilah tujuh kereta berapi
27. di pintu gerbang Yerusalem dan gerbang-gerbang Yehuda; mereka akan
beristi[rahat], sebab
28. tiga malaikat-Ku, Mikhael dan yang lainnya, memerhatikan
29. kekuatanmu. Demikianlah firman Tuhan Allah Semesta Alam, Allah
30. Israel. Satu dua tiga empat lima enam
31. [tu]juh malaikat-Ku …. Apakah ini? Ia berkata, jimat yang
32. …. [ ] …. …… dan pemimpin yang kedua
33. Memantau .. Yerusalem ….. tiga dalam kebesarannya
34. ……… tiga [ ] ….
35. [ ] …. . bahwa ia melihat seorang manusia … bekerja [
36. Bahwa ia …. [ ] bahwa suatu tanda dari Yerusalem
37. Aku berada pada ….. [ ] debu dan suatu tanda pembuangan ..
38. [tan]da pembuangan ……. Allah dosa …. dan lihat ..
39. …. … [ ] Yerusalem firman Tuhan
40. …….. ……. Bahwa kabutnya akan memenuhi nyaris seluruh bulan
41. [ ] darah bahwa orang-orang dari utara akan dipenuhi belatung
42. [ ] kejijikan tempat yang dilanda wabah penyakit. Dalam segala
43. [ ] . Allah [
44. [ ] . [ ? ]
Kolom 2 (Sampai baris 51 tidak ada kata yang dapat dibaca)
51. bersamamu (atau: bangsamu) ….
52. .. para malaikat [ ] dari … pada [ ] ..
53. … dan hari esok untuk … mereka akan rehat … besar .. .. ..
54. [dalam] tiga hari inilah apa yang [aku telah] katakan Ia
55. inilah [
56. harap lihatlah orang-orang dari utara membangun ke[mah] [
57. Meteraikanlah darah penduduk Yerusalem yang dibunuh. Sebab demikianlah firman
Tuhan Semesta [Alam]
58. Allah Israel, demikianlah firman Tuhan Semesta Alam Allah
59. Israel [
60. … Ia akan menaruh kasihan .. Rakhmat-Nya sudah de[kat]
61. [ ] diberkati ? …
62. puteri? …
63. …
64. [ ] … [ ] yang dikasihi?
65. Tiga yang kudus dari dunia ini dari …. [ ]
66. [ ] syalom katanya, padamu kami percaya … [?]
67. Beritakanlah tentang darah kepadanya, inilah kereta berapi mereka.
68. Banyak dari antara mereka yang mengasihi Tuhan Semesta Alam, Allah Israel
69. Demikianlah firman Tuhan Semesta Alam, Allah Israel …. [?]
70. nabi-nabi. Aku telah mengutus kepada umat-Ku tiga gembala-Ku. Aku akan
mengatakan (?)
71. bahwa Aku telah melihat ber[kat] … … Pergilah dan katakanlah (?)
72. Tempat bagi Daud hamba Tuhan [ ] … [ ] .. [ ]
73. Surga dan bumi, diberkatilah ……. [ ]
74. manusia. Memperlihatkan kasih yang teguh kepada beribu-ribu …. kasih yang
teguh. [ ]
75. Tiga gembala mendatangi Israel … [ ] …
76. Jika ada seorang imam, jika ada anak-anak dari yang kudus … [ ]
77. Siapakah aku? Aku adalah Gabriel ….. [ ]
78. Engkau akan menyelamatkan mereka ……… sebab dua [ ] … [ ]
79. dari hadapanmu tiga ta[n]da tiga .. [ ]
80. Dalam tiga hari, hiduplah [atau: bangkitlah], aku Gabriel memerintahkan
ka[mu],
81. pemimpin dari para pemimpin, kotoran dari celah-celah batu karang [ ] … ..
[ ]
82. kepada penglihatan-penglihatan (?) … lidah mereka (?) [ ] … mereka yang
mengasihi aku
83. kepadaku, dari tiga yang kecil yang aku ambil, aku Gabriel
84. Tuhan Semesta Alam Allah Is[rael] [
85. maka engkau akan bangkit berdiri …
86. …/
87. … dunia ? /
Penjelasan pendek
Dalam Wahyu Gabriel, ditemukan rujukan-rujukan kepada figur-figur Mesias: “Hamba-Ku Daud” dan “Efraim” (baris 16). Ungkapan “Hamba-Ku Daud” juga muncul dalam Perjanjian Lama sebagai sebuah terminologi untuk seorang pemimpin dalam jaman mesianik (lihat Yeh. 34:23, 24; 37:24, 25). Dalam PL (Yer. 31:18; 31:20; bdk. Hos. 11:1-8), sebutan “Efraim” dikenakan untuk seorang “anak Allah” yang menderita atau suatu figur mesianik yang sengsara. Dalam Talmud Pesikta Rabbati, “Efraim” adalah nama sang Mesias (anak Yusuf) yang menderita untuk menebus bangsa Israel. Menurut Prof. Israel Knohl, sebutan-sebutan “Hamba-Ku Daud” dan “Efraim” dalam Hazon Gabriel sejajar dengan sebutan-sebutan “Mesias anak Daud” dan “Mesias anak Yusuf” yang disebut dalam Talmud, di mana segi keanakan ilahi dan kesengsaraan yang dialami sang Mesias ditekankan.
Konteks sosial-politis dan militer penyebutan figur mesianik Efraim anak Allah yang menderita sengsara dalam Wahyu Gabriel ini diberikan pada baris 19-21: “Dalam tiga hari engkau akan tahu, demikianlah firman Tuhan Semesta Alam, Allah Israel, kefasikan akan dimusnahkan oleh kebenaran.” (Bdk. Daniel 8:25). Konteks historisnya adalah konteks perang di kota Yerusalem dan tempat-tempat lain, perang melawan kejahatan yang akan dikalahkan dalam tiga hari oleh pasukan Israel yang dibantu para bala tentara Allah yang mengendarai tujuh kereta berapi yang dipimpin malaikat Mikhael dan malaikat-malikat kepala lainnya untuk membinasakan musuh mereka (baris 26-28: “Inilah tujuh kereta berapi di pintu gerbang Yerusalem dan gerbang-gerbang Yehuda…, sebab tiga malaikat-Ku, Mikhael dan yang lainnya, memerhatikan kekuatanmu.”) Melalui perang dan pertumpahan darah ini (lihat baris 57), Allah akan segera muncul dan penyataan diri Allah ini akan membuat jagat raya terguncang: “Sebentar lagi, Aku akan mengguncang surga dan bumi.” (baris 24-26). Dalam konteks perang ini, Mesias yang membela kebenaran (dan karenanya dia disengsarakan) berhadapan dengan “kefasikan” yang diperbuat suatu figur mesianik lain yang pada baris 21-22 disebut “cabang yang fasik, yang diplester putih.” Dengan demikian, Mesias “cabang kebenaran” (bdk. Yer. 23:5) melawan Mesias palsu “cabang yang fasik, yang diplester putih” (bdk. Kis. 23:3; Mat. 23:27). Bahwa Hazon Gabriel adalah teks apokaliptik yang disusun dalam konteks perang dan pertumpahan darah dipertegas oleh sekian rujukan lain dalam teks: “Adapun segenap bangsa berkemah di Yerusalem” (baris 13-14; bdk. Za. 14:2); “Meteraikanlah darah penduduk Yerusalem yang dibunuh” (baris 57; bdk. Dan. 8:26); “Beritakanlah tentang darah kepadanya, inilah kereta berapi mereka” (baris 67). Darah para korban menjadi “kereta berapi” yang akan mengangkat mereka ke surga, seperti kenaikan Elia ke surga dengan berkendara kereta dan kuda berapi (2 Raj. 2:11).
Ke dalam konteks perang dan pertumpahan darah dan kesengsaraan pada zaman akhir mesianik inilah, ucapan Gabriel pada baris 80-81 harus ditempatkan: “Dalam tiga hari, hiduplah [atau: bangkitlah], aku Gabriel memerintahkan ka[mu], pemimpin dari para pemimpin, kotoran dari celah-celah bukit karang.” Tidak dapat dipastikan kepada siapa Gabriel memberi perintah bangkit dari kematian ini setelah yang bersangkutan tiga hari mati. Namun, kita tahu dari tradisi Yahudi bahwa, seperti telah dicatat di atas, Efraim, sang Mesias anak Yusuf (lihat juga kitab-kitab Yusuf dan Asenat; Wasiat Dua Belas Bapak Leluhur; Wasiat Benyamin di mana Yusuf diidentifikasi sebagai sang hamba yang menderita [5:8]), dibunuh dalam suatu pertempuran dan kemudian dibangkitkan oleh sang Mesias anak Daud; dengan demikian, dari sudut ini, kita, menurut Prof. Israel Knohl, dapat menyatakan bahwa sosok yang dibangkitkan dalam Hazon Gabriel ini juga seorang Mesias, persisnya seorang Mesias yang sengsara dan mati dibunuh. Karakteristik mesianik semacam ini sejalan dengan keseluruhan suasana yang ditampilkan Hazon Gabriel: umat yang meratap, pembuangan, kematian, dan pertumpahan darah (lihat juga baris 37). Lebih persis lagi, sang Mesias itu, “pemimpin dari para pemimpin”, dibunuh dengan mayatnya yang berlumuran darah tidak dikubur, di bunuh di celah-celah bukit karang sehingga tentangnya dikatakan “kotoran dari celah-celah bukit karang.”
Seperti telah dikatakah di atas, Hazon Gabriel ditemukan di kawasan Transyordan, dan berdasarkan kajian paleografik, linguistik dan kimiawi Hazon Gabriel ditetapkan ditulis pada akhir abad pertama S.M. Referensi pada tempat dan penetapan waktu penulisan Wahyu Gabriel ini menjadi dasar dugaan Prof. Knohl bahwa sang Mesias yang dibunuh ini adalah Mesias Simon, salah seorang dari tiga pemimpin pemberontakan yang pecah ketika Raja Herodes Agung mangkat pada tahun 4 SM. Simon aktif di kawasan Transyordan dan mengklaim dirinya dan diakui sebagai raja Israel. Sejarawan Yahudi, Flavius Yosefus, menggambarkan kematian Simon setelah dikalahkan di medan pertempuran demikian: “Simon sendiri, yang berusaha menyelamatkan diri sampai ke sebuah jurang yang curam, di situ ia dicegat oleh Gratus [panglima pasukan Herodes] yang menyerangnya dari samping dengan sebuah pedang ke lehernya, sehingga kepalanya putus dari tubuhnya.” (Bellum Judaicum 2:1-5; dan Antiquities 17:10 [250-298]).
Terlepas dari persoalan siapa sebenarnya sang Mesias dalam Hazon Gabriel yang mati dibunuh dan setelah tiga hari diperintahkan Gabriel untuk bangkit, Hazon Gabriel adalah sebuah teks pra-Kristen pertama yang memuat konsep tentang seorang Mesias yang disengsarakan lalu mati dibunuh dan diperintahkan bangkit setelah tiga hari. Dalam Injil-injil PB, Yesus digambarkan memandang dirinya dari perspektif yang sama dengan yang ditemukan dalam Hazon Gabriel: Yesus memandang dirinya (atau dipandang oleh murid-murid perdananya) sebagai sang Mesias yang disengsarakan, lalu mati dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari (Mrk. 8:31; 9:31; 10:33-34). Teks Hazon Gabriel ini mengharuskan kita menyatakan bahwa konsep mesianik semacam ini bukanlah konsep yang dipakai hanya oleh Yesus untuk dirinya sendiri atau yang dikenakan hanya kepadanya oleh gereja Kristen. Konsep tentang Mesias yang sengsara dan mati yang kemudian dibangkitkan setelah tiga hari adalah konsep Yahudi pra-Kristen yang diambil-alih oleh Yesus atau yang dikenakan umat Kristen perdana kepadanya sebagai seorang Mesias Yahudi.