Friday, June 24, 2022

HAI FRIENDS, TUHAN YESUS BUKAN BARANG DAGANGAN !!

 


Mungkin anda heran, atau karena cerdas langsung dapat mengetahui, apa maksud saya memasang gambar gabungan mobil-mobil kertas mainan anak-anak di atas.

Bacalah tulisan ini sampai tuntas, dan dengan telaten, untuk dapat tahu apa maksud saya. Setelah tuntas membacanya, saya yakin bahwa kesadaran nurani, hati dan pikiran anda, akan anda rasakan melayang-layang, dan tersentuh sejauh anda adalah juga kekasih-kekasih sejati Yesus.

Tulisan ini melanjutkan kisah-kisah nyata yang saya telah dan sedang alami dalam pertempuran spiritual saya sejak sekian bulan yang lalu.

Ya, pertempuran spiritual, a spiritual battle, yang dipimpin Tuhan Yesus yang hidup, the Living Lord, dalam melawan roh-roh najis Legion yang mengambil wujud-wujud fisik insan-insan demonik setanik.

Tentang sejumlah sangat besar roh-roh najis yang dinamakan Legion, yang pada abad 1 M telah ditaklukkan Yesus, sebelumnya telah saya tulis di sini dan di sini

Penulis Injil Markus (5:1-20) menyatakan bahwa Legion itu, atas permintaan mereka sendiri kepada Yesus, pindah dari seorang yang sudah lama dirasuk Legion itu, lalu merasuki dua ribu ekor babi. Kemudian, babi-babi ini terjun dari tepi jurang ke dalam sebuah danau, lalu semuanya mati lemas di dasar danau.

Nah, saya mulai dulu dengan hal yang lain, yang menjadi titik-tolak kisah saya yang berkaitan dengan gambar mobil-mobilan di atas. Hal yang lain ini patut saya kisahkan dulu sebagai suatu ucapan terima kasih kepada kekasih-kekasih Yesus yang lain, yang nama-nama mereka dan tempat tinggal mereka saya tidak ketahui.

Di tengah pertempuran saya melawan Legion itu, saya yakin ada komunitas-komunitas para kekasih Yesus lain yang tahu atau mampu merasakan situasi dan kondisi real kehidupan saya yang sudah lansia ini --- saya sebut lagi, usia saya sekarang jalan 64 tahun --- di saat saya sedang bertempur, melawan tantangan roh-roh Legion.

Ya, itu bukan suatu problem, tapi suatu tantangan besar bagi saya untuk mempersaksikan kepada Legion itu bahwa saya ini seorang kekasih Yesus, sang Putera Allah Maha-Langit, yang menyelubungi saya dengan kemahahadiran-Nya.

Di antara para kekasih Yesus itu, entah di mana mereka berada, ada yang, saya percaya, membuat sebuah video lagu Jim Reeves yang berjudul I'd Rather Have Jesus. Video ini diisi dengan sejumlah meme (Kristiani) yang kreatif, keren, bernas, dan sangat kena bagi saya, dari awal lagu hingga akhir.

Saya telah periksa cepat, apakah video tersebut --- apa adanya yang kini saya miliki --- di-download dari suatu kanal Youtube. Ternyata, di kanal ini ada lebih dari satu video lagu Jim Reeves tersebut,  tetapi tanpa meme apapun yang terdapat pada video yang saya telah terima. Silakan dengarkan salah satu videonya di sini

Jikapun video yang telah dikirim ke saya itu memang diunduh dari Youtube, ya tak apa. Saya tetap terharu, dan berterimakasih. They really love me, a slim elderly man.

Setelah melewati sangat banyak forward lewat applikasi WhatsApp, video itu masuk ke akun WA di smartphone saya.

Ketika sekian waktu lalu --- pas saya menerimanya --- saya mendengarkan video tersebut dan memperhatikan semua meme yang dipasang, saya tertegun luar biasa, dan akhirnya sangat terharu.

Saya sangat terhibur dan sangat dikuatkan oleh video itu. Suara Jim Reeves di video itu adalah suara Tuhan Yesus Kristus bagi saya di saat-saat sekarang ini. Setiap hari, kini saya dengarkan kembali video itu.

Ya, saya meyakini (semoga benar) bahwa video itu dibuat untuk ditujukan ke saya, tidak langsung (saya paham, mengapa), dan akhirnya sampai juga di tangan saya, lewat medsos WA. Meme persis di bawah inilah, yang paling meyakinkan saya.





Semua meme yang dipasang, dan lirik lagunya, bagaimanapun juga sangat pas mengungkapkan isi hati, jiwa, kesadaran, komitmen dan pikiran saya sendiri. Di bawah ini, saya akan cantumkan lirik lagu Jim Reeves tersebut.

Sebelumnya, baiklah saya dengan sangat singkat memperkenalkan siapa Jim Reeves. Jika ingin tahu penyanyi kondang ini lebih jauh, bacalah di sini

Dikenal juga sebagai James Travis, penyanyi lagu tersebut, Jim Reeves (20 Agustus 1923 - 31 Juli 1964), adalah seorang Amerika penulis lagu dan penyanyi musik populer dan Country gospel. Lagu-lagunya tetap termashyur dan didengarkan sampai 40 tahun setelah dia wafat.

Dari rekaman-rekaman lagu-lagunya sejak 1950-an hingga 1980-an, Jim Reeves menjadi beken sebagai sosok penyanyi suara Nashville, yakni kombinasi musik gaya country yang lebih tua dengan unsur-unsur musik populer.

Lirik lagu yang menyentuh saya itu, dinyanyikan dan direkam oleh Jim Reeves, dan ditulis oleh Rhea F. Miller dan George B. Shea.

Lagu ini sudah menjadi lagu yang sangat lama bagi saya, alias lagu jadul (jaman dulu), karena sudah saya dengar dan kenal di masa remaja. Lalu tiba-tiba datang ke saya lagi di masa lansia saya, di momen-momen yang tepat. Yesus Kristus tahu apa yang saya butuhkan, karena saya kekasih-Nya, His lover.

Silakan lirik di bawah ini dibaca dan dipahami, tanpa saya perlu menerjemahkannya, karena ditulis dalam bahasa Inggris yang sangat gamblang. Kalau teman-teman mau mendengarkannya, silakan temukan dan dengarkan di kanal Youtube yang salah satu tautannya sudah saya beri di atas.

Ya, saya memang memiliki videonya, tapi saya tidak mau unggah di post blog saya ini. Kenapa? Karena saya selalu sangat diganggu oleh Mr. Goog dan roh-roh Legion lain di Internet jika saya sedang memasang sebuah tulisan berikut ilustrasi-ilustrasi pelengkapnya pada Freidenk Blog saya.

Syukurlah, Tuhan Yesus Kristus telah mengirim ke saya sosok penolong yang berani dan berhati emas di Internet, dalam bertempur dengan Mr. Goog dan roh-roh Legion lain.

Pada pihak lain, ada juga beberapa IT enterprises lain, selain Mr. Goog, dan roh-roh Legion lain (dari dua pesan digital yang masuk ke saya, jadilah saya tahu bahwa mereka berdomisili di Santa Clara, Amerika Serikat), yang telah membajak akun WA saya pada Oppo smartphone saya, bahkan juga akun Telegram yang baru 5-10 menit saya install dan aktifkan di HP yang sama, sebagai pengganti app WA yang sudah dibajak tersebut. Two-step Verification pada keduanya dibuat lumpuh oleh roh-roh Legion itu. Saya heran sekali, kok mereka bisa membajak begitu cepat.

Setelah berusaha sangat keras, dan berpikir cermat, dan memeriksa HP saya yang lebih tua usianya (merk Samsung) dengan detail lewat Settings, akhirnya saya tahu dan temukan (semoga benar) ada dua applikasi pada HP saya yang menjadi pintu masuk yang lebar terbuka bagi roh-roh Legion itu. Dua applikasi ini sudah saya uninstalled dari kedua HP saya itu.

Siapa dalang atau gembong atau Beelzebul roh-roh Legion yang telah menghancurkan privacy and security saya pada dua smartphones saya tersebut, saya tahu dengan pasti: mereka ada di Indonesia, persisnya di Jakarta, lebih persis lagipun saya tahu karena saya telah menemukan indikasi-indikasinya, bahkan telah didekati mereka, tanpa saya memberi respons apapun. Karena apa?

Ya, karena mereka mendekati saya dengan membawa kepentingan-kepentingan ambisius egoistik dan jahat besar mereka sendiri di latar belakang, sebagai udang-udang besar di balik batu. Lain kali, hal ini akan saya kisahkan juga.

Well, inilah lirik lagu Jim Reeves tersebut:

I'D RATHER HAVE JESUS

I'd rather have Jesus than silver or gold
I'd rather be his than have riches untold
I'd rather have Jesus than houses or land

Yes I'd rather be led by his nail pierced hands
Than to be the king of a best domain and beheld in sin's dread sway
I'd rather have Jesus than anything this world affords today

[vibes]

I'd rather have Jesus than worldly applause
I'd rather be faithful to his dear cause
I'd rather have Jesus than world wide things
I'd rather be true to his holy name
Than to be the king...

Baik, di bawah ini saya pasang juga salah satu meme dalam video Jim Reeves yang telah dikirim ke saya itu, lewat jalan yang panjang, yang trajektorinya tak terprediksi.

Pada screencapture meme ini sudah saya tambahkan dua gambar ukuran sangat kecil (juga dari video itu) masing-masing pada sudut kiri atas (kanak-kanak Yesus yang sedang digendong Bunda Maria) dan sudut kanan atas (Yesus dewasa yang bermahkota anyaman duri pada kepala-Nya). Terka sendiri, mengapa saya memasang dua gambar yang menyentuh hati ini masing-masing pada tempatnya. Ada pesan saya. Temukanlah.




Ya, dengan beranekaragam cara, mengiringi cara-cara kekerasan, mereka (insan-insan Legion itu) menawarkan mobil-mobil yang berganti-ganti merk dan harga.

Saya tentu bisa membedakan, mana mobil-mobil tetangga-tetangga saya yang diparkir di dua tepi jalan di depan rumah kami, dan mobil-mobil mana saja yang diparkir sebagai tawaran untuk saya. Saya diam-diam, dan ada juga dengan terang-terangan, mencatat dengan cermat nomor-nomor plat hitam mobil-mobil yang ditawarkan.

Pendek kata, bagi insan-insan Legion itu, Yesus Kristus yang saya kasihi dan percayai sepenuh kehidupan saya --- bahkan sejak saya ada dalam kandungan mama saya, seperti juga diyakini Rasul Paulus tentang dirinya sendiri --- adalah harfiah, literally, barang dagangan yang bisa diperjualbelikan, bisa diperdagangkan.

Mereka beranggapan begini: saya pasti mau ganti agama, melepaskan Tuhan Yesus yang saya kasihi, jika kepada saya diberi mobil mewah, atau sejumlah uang.

Tawaran sejumlah uang yang pertama kali saya alami, lalu saya tahu bahwa si penawar adalah bagian dari insan-insan Legion, diajukan lewat sebuah media sosial (bukan WhatsApp, juga bukan Facebook, juga bukan Twitter).

Ketika itu, dalam rangka suatu kegiatan digital lewat Internet, setelah saya mengisi selembar formulir digital biodata saya yang disodorkan ke saya, termasuk keterangan berapa rupiah penghasilan saya per bulan (saya sudah lama pensiun), saya diminta memberikan nomor rekening bank saya kepada mereka lewat sebuah formulir digital juga. Tentu saja, saya tidak pernah memberi respons apapun terhadap permintaan ini. I was sick of it, indeed!

Kembali ke tawaran mobil. Nah, setelah satu tahun mengamati dan menganalisis, khususnya dalam beberapa bulan terakhir ini, saya dengan cermat dapat menyimpulkan bahwa insan-insan Legion itu terdiri atas tiga kelompok berbeda, tetapi bekerjasama, dengan satu tujuan bersama: memaksa saya ganti agama, dan sebagai imbalannya saya akan diberi uang atau sebuah (atau bahkan dua buah) mobil.

Satu kelompok, ya beragama Kristen, yang sudah biasa saya sebut sebagai Kristen dinosaurus T-Rex gurun kepada teman-teman di gereja, atau sebagai serigala berbulu domba Kristen, atau sebagai ilalang-ilalang di antara gandum-gandum Kristen.

Dua kelompok lainnya bukan-Kristen, tapi satu agama yang berbeda aliran doktrinal dan gaya memperdagangkan Tuhan Yesus kepada saya. Mereka mau membeli Tuhan saya, lalu membuang-Nya. Hal ini akan saya perjelas pada waktunya. Tidak sekarang.

Tetapi sebelum tawaran-tawaran material mobil ini disodorkan ke saya, dengan sangat jahat mereka membikin babak-belur dulu mobil Avanza (usia cukup tua) yang saya miliki dan biasa pakai.

Berbulan-bulan lamanya, setiap saya keluar rumah dengan menyetir mobil Avanza saya, menuju tempat-tempat tertentu, selalu ada sebuah mobil lain yang membuntuti saya sambil membunyikan klakson terus-menerus berinterval.

Mungkin karena sudah memiliki kecerdasan emosional (emotional intelligence) sebagai seorang insan lansia, saya tak pernah terpancing marah terhadap mobil atau si pengemudinya yang sedang bikin suara gaduh klakson di belakang mobil saya. Insan-insan Legion itu memang sudah berpembawaan gaduh dan jumawa, di mana-mana. Kegaduhan mereka sangat biadab, bahkan juga ketika kami berada di luar kota Jakarta. Hal ini akan saya kisahkan lain kali. Catat saja bahwa legion yang dulu telah ditaklukkan Tuhan Yesus juga membuat suara-suara ribut.

Well, dengan tetap tenang, saya terus saja melaju ke depan. Mobil-mobil pembuat gaduh itu setelah satu jam lebih membuntuti saya, akhirnya mengambil arah lain.

Tetapi ada dua kali kejadian yang lain, di waktu dan di jalan raya yang berbeda.

Ketika dibuntuti sebuah mobil yang sekian menit bikin gaduh lewat suara klakson, saya sengaja menyingkir ke kiri, ke tepi jalan, lalu berhenti, mempersilakan mobil gaduh itu jalan lebih dulu, melewati mobil yang sedang saya kendarai.

Waaah, bukannya senang diberi kesempatan lewat lebih dulu, masing-masing supir dua kendaraan itu malah marah luarbiasa. Si supir keluar dari mobilnya. Lalu meninju dan menendang-nendang body mobil saya, sehingga bagian-bagian tubuh mobil saya yang ditinju dan ditendang itu peyot ke dalam.

Saya tidak tahu, apakah tinju dan kaki dua supir mobil-mobil gaduh itu bengkak atau keseleo setelah meninju dan menendang mobil saya di tepi jalan raya.

Dua kali saya mengalami kejadian kekerasan itu. Waktu itu, di dalam mobil, saya cuma bisa berdoa, minta perlindungan Tuhan Yesus. Tak ada niat saya samasekali untuk adu jotos dengan mereka. Saya sudah tak memiliki kekuatan fisik di usia yang mulai dan makin lansia, meskipun di masa remaja dulu saya sempat beberapa bulan berlatih ketangkasan bela diri silat.

Selain dibuntuti mobil-mobil pembuat gaduh, seringkali mobil Avanza yang sedang saya kendarai dipepet lalu dipotong tajam dari sebelah kanan. Selalu terjadi benturan antara mobil saya dan mobil-mobil yang memepet lalu memotong tajam itu. Tentu saja, saya selalu langsung berhenti di sisi kiri jalan untuk memeriksa akibat benturan-benturan itu. Benturan-benturan yang disengaja itu telah membuat bagian depan mobil saya bonyok di sana-sini, dan beberapa sambungannya lepas, tak bisa dirapatkan lagi. Saya biarkan saja kondisi bonyok itu sampai sekarang.

Oh ya, saya sama sekali tidak terdorong untuk mengejar mobil-mobil yang telah membenturkan diri ke mobil yang sedang saya kendarai. Kok bisa begitu? Ya, karena saya tahu siapa mereka dan apa tujuan mereka lewat cara-cara yang barbar itu. Saya bersyukur saja ke Tuhan Yesus atas semua kejadian itu.

Di suatu saat lain, ketika cukup lama memarkir mobil Avanza saya di tepi suatu jalan, bagian asesoris besar penutup bemper depan dan muka mobil dicopot orang, sehingga di sana-sini meninggalkan bopeng-bopeng besar karet-karet hitam bekas lem asesoris penutup bemper depan dan bagian muka mobil itu.

Para pelakunya bukan para pencuri, sebab asesoris besar bekas yang dicopot dari bagian muka mobil Avanza saya itu tidak akan laku dijual. Mereka hanya ingin membuat mobil saya babak-belur di sana-sini sehingga jelek dipandang. Lalu?

Ya, mudah diduga, mereka beranggapan, jika mobil Avanza saya sudah dibuat oleh mereka menjadi begitu jelek tampilan body-nya, maka saya akan pasti menerima tawaran mobil-mobil keren bergantian dari mereka, selama berbulan-bulan.

Sayangnya, saya sama sekali tidak akan pernah tertarik pada setiap dan segala tawaran kekayaan material dari insan-insan Legion itu. Kondisi body mobil Avanza saya yang babak-belur dan wajah depannya berbopeng-bopeng hitam besar ini, saya biarkan saja hingga saat ini. Ya, sebagai barang bukti.

Bahkan mereka mencoba meyakinkan saya lewat berbagai bentuk pesan, lewat berbagai orang, yang saya kenal maupun yang tidak saya kenal, bahkan juga dari seorang pendeta lansia, bahwa jika seseorang mengikuti Junjungan suatu agama, maka orang itu akan pasti berkelimpahan material.

Sebaliknya, kepada seorang yang sangat taat mengikuti semua ketentuan hukum agama Yahudi, Yesus Kristus yang menjadi Tuhan saya memberi satu perintah penyempurna.

Kata Yesus kepada orang yang sangat religius dan sangat kaya itu, Juallah semua harta kekayaanmu itu, lalu berikan seluruh uangmu itu kepada orang-orang miskin,... selanjutnya ikutlah Aku.” (Markus 10:21 dan par.)

Mendengar permintaan Yesus itu, patah-hatilah si orang yang sangat kaya itu, sebab dia memiliki harta yang sangat banyak. Success theology itu teologi modern para kapitalis rakus Kristen. Mereka sangat, sangat banyak jumlahnya, dan ada di mana-mana. Lagu Jim Reeves yang sudah saya muat liriknya di atas, patut mereka dengarkan dan hayati, jika mereka memang betul-betul pengikut sejati Yesus, bukan para pengikut Dewa Mammon.

Nah, terkait tawaran-tawaran mobil kepada saya, ada tiga kejadian yang menarik yang perlu saya kisahkan sekarang.

Setelah sekian bulan saya tak pernah menghiraukan berbagai mobil yang mereka tawarkan, mereka pastilah berpikir bahwa bagi saya, mobil-mobil yang telah ditawarkan oleh mereka adalah mobil-mobil murahan. Maka, berlangsunglah satu drama sekitar kurang-lebih satu jam persis di jalan raya di depan rumah kami.

Menjelang sore di suatu hari belum lama ini, di jalan raya di depan rumah kami dalam komplek suatu perumahan luas di kawasan Jakarta Utara, tiba-tiba terdengar suara-suara sangat ribut dan gaduh luar biasa.

Ya, kami di dalam rumah tiba-tiba mendengar suara sangat ribut dan gaduh, berupa suara derit-derit kencang besi-besi yang digesekkan pada lembaran besi tebal bergerigi, dan suara besi-besi gerendel kunci-kunci penutup bagian-bagian dari (saya duga) mobil truk besi kontainer yang sangat panjang. Besi-besi gerendel kunci-kunci itu ditarik lalu didorong kembali dengan kencang berulang-ulang. Itulah suara yang sangat menyakitkan telinga, yang saya dengar. Sangat-sangat mengganggu, bukan hanya saya, tapi pasti juga tetangga lain sejauh mereka bukan antek-antek Legion.

Tapi saya tetap kalem di dalam rumah. Puteri dan isteri saya juga saya minta tetap tenang. Ya, kami di dalam rumah kami sendiri sudah biasa diperlakukan semau-maunya oleh insan-insan Legion itu, tanpa pihak penjaga keamanan dan ketertiban di komplek kami (RW 12) menegur atau menindak mereka, selama bertahun-tahun. Padahal, kami juga membayar iuran bulanan warga untuk kebutuhan PKL, pemeliharaan dan keamanan lingkungan.

Setelah lima belas menit, suara yang menyayat pendengaran itu berkurang. Barulah saya keluar rumah, dan dari teras rumah kami, betul saja saya melihat sebuah truk besi trailer panjang dengan hamparan bagian belakangnya tertekuk miring ke bawah, sedang diparkir. Truk besi panjang trailer sajakah? Kosong? Oh tidak.

Pada lantai truk trailer panjang itu, yang memang digunakan untuk mengangkut mobil-mobil (saya tafsir, bisa memuat dua mobil), terparkir sebuah mobil sedan Honda warna hijau mentereng dan sangat mengkilap. Mobil baru, tapi sudah bernomor plat hitam.

Ada satu dua orang berdiri tak jauh dari truk besi trailer panjang itu. Mereka sedang menunggu saya, dan mau melihat reaksi saya. Mereka anggap, saya akan takluk pada mereka, karena mata saya pasti menjadi hijau oleh sedan hijau Honda itu.

Saya bertanya kepada Tuhan Yesus, apa yang saya harus lakukan untuk menjawab tantangan sedan mewah Honda hijau itu. Tiba-tiba saja, hati saya digerakkan oleh Roh Tuhan Yesus.

Saya didorong oleh Roh Tuhan untuk langsung mencuci mobil (sudah cukup tua) Yaris warna putih metalik puteri saya, dengan kocoran air PAM lewat selang panjang hanya dengan dua tapak tangan telanjang saya, tanpa memakai cairan sabun, tanpa busa/spons atau kain lap kanebo. Mobil Yaris ini diparkir di bagian kanan teras depan rumah kami, menghadap pintu teralis depan, sehingga semua orang di jalan raya di depan dapat jelas melihatnya. Mobil Avanza saya diparkir di bagian kiri teras depan.

Lalu saya lakukan hal yang didorong oleh Roh Tuhan itu, di depan mata para insan Legion itu selama lima belas menit. Inilah pertama kali saya mencuci sebuah mobil dengan cara seperti itu. Pesan saya jelas: saya sayang pada mobil puteri saya ini, meski sudah cukup tua, dan harganya sudah murah jika dijual. Saya tidak memerlukan sebuah mobil mewah. Cukup sebuah mobil lama Yaris saja, selain mobil Avanza saya yang juga sudah cukup tua usianya.

Well, pesan saya lewat tindakan simbolik mencuci mobil Yaris itu ditangkap oleh dua orang yang sedang menunggu itu. Terdengar oleh saya teriakan orang terkejut, Lihat, lihat itu!

Setelah saya menyelesaikan cuci Yaris dengan tangan telanjang --- dengan kulit dua tapak tangan saya, bergantian kiri dan kanan, langsung menempel pada permukaan bagian demi bagian body mobil ini seperti saya sedang mengelus-elusnya dengan penuh kasih sayang --- truk trailer panjang itu terdengar dinyalakan, lalu mengeloyor pergi, meninggalkan diri saya.

Berakhirkah usaha menawarkan mobil-mobil kepada saya? Pasti tidak, meski sudah berbulan-bulan lalu, mungkin sudah dua tahun lalu, mereka sudah tahu dengan sangat jelas bahwa saya menolak usaha apapun untuk memperdagangkan Tuhan Yesus yang hidup, the Living Lord, lewat tawar-tawaran material apapun kepada saya.

Lewat tulisan naratif ini, sekarang saya mau memberi saran kepada insan-insan demonik Legion itu.

Daripada kalian, roh-roh Legion, terus-menerus berusaha keras menukar Tuhan Yesus yang mengasihi saya dan saya sungguh kasihi dengan harta-benda kalian yang bernilai rupiah besar, lebih baik kalian berikan harta-benda kalian yang banyak itu kepada saudara-saudara sesama yang hidup susah dan terbelenggu kemiskinan. Amal-ibadah kalian yang seperti ini, pasti akan menyenangkan hati Tuhan yang kalian sembah.

Saya ini kekasih Yesus, dan akan selamanya menjadi kekasih Yesus. Berusaha mati-matian, dengan segala cara yang kalian halalkan, untuk merebut dan membuang Yesus Kristus dari kehidupan saya, bukanlah amal-ibadah yang diperkenan Tuhan anda semua. Juga 1000 persen, mustahil terlaksana. Tak terhitung jumlah malaikat Tuhan Maha-Langit yang menyelubungi saya, dan kami, selamanya.

Nah, kejadian kedua berlangsung tak lama kemudian di saat saya sedang olah raga jalan kaki pagi hari, ketika saya melewati rumah kami dalam putaran kedua.

Tetapi, saya terlebih dulu mau menyelingi suatu kisah lain tentang suara gaduh dan getaran lain yang sangat kencang dan besar, yang melanda bangunan rumah kami beberapa bulan lalu. Ada pada saya catatan tanggal kejadian dahsyat yang sangat mengerikan ini, dan sekian detailnya.

Tak heran bagi saya, jika kejadian yang dangerously crazy ini didiamkan saja oleh pihak Ketua RT 11 kami dan oleh para petugas PKL yang berseragam, yang semuanya digaji dari iuran bulanan warga RW 12 komplek perumahan kami.

Kejadian dahsyat apa?

Lantai dua coran beton rumah tetangga sebelah kiri kami (QJ 4/12), yang sudah lama kosong dan tak terurus, DIBOLONGKAN SAMPAI TEMBUS dengan palu sangat besar, pahat batu besar dan linggis sangat besar. Tindakan ini menimbulkan suara mendentum dan getaran sangat keras dan kuat, sampai getarannya terasa di rumah kami, dan pasti juga di rumah-rumah lain yang berdekatan.

Setelah tindakan barbar ini berlangsung sekian puluh menit, barulah saya memutuskan untuk keluar rumah, mendatangi tempat kejadian, lalu melihat langsung tindakan menggedor-gedor dan memalu coran beton lantai dua rumah kosong itu.

Setelah saya berbicara langsung kepada beberapa orang yang berkumpul di situ, dan meminta rumah kami di sebelah kanan rumah kosong itu JANGAN DIJAHATI TERUS-MENERUS, barulah tindakan barbar itu mereda. Tapi, coran beton lantai dua itu terus saja masih digempur, sampai tembus, meninggalkan sebuah lobang.

Seorang yang duduk di halaman depan rumah kosong itu mengatakan kepada saya bahwa lobang tembus di lantai dua itu dibuat untuk mengukur kekuatan coran betonnya, karena rumah kosong itu mau dirobohkan untuk di tanah yang sama akan dibangun sebuah rumah baru.

Saya tahu, itu jawaban yang mengada-ada. Di malam hari, saya bertanya lewat akun WA saya kepada seorang penatua gereja saya, yang bekerja sebagai seorang kontraktor bangunan, apakah jawaban orang itu betul. Sang kontraktor teman saya itu menyatakan, tidak pernah ada cara dan tujuan seperti itu.

Ya, para insan Legion itu sudah beberapa kali berusaha menggetar-getarkan rumah kami, dan berusaha membuat retak dinding-dindingnya, dari berbagai sisi rumah kami.

Bahkan ada usaha-usaha keji membuat rumah kami terbakar lewat rekayasa korsleting arus listrik yang mengalir lewat kabel-kabel PLN (Perusahaan Listrik Negara) yang terpasang di loteng di bawah wuwungan rumah.

Nah, suatu hari saya terdorong untuk memeriksa loteng di bawah wuwungan rumah kami, dengan membawa alat penerang. Saya menemukan semuanya. Timbunan kapas-kapas tebal diletakkan erat di dua lokasi, tempat terhimpunnya sekian sambungan kabel listrik yang mencuat tersolasi. Saya buat videonya. Saya simpan lembaran-lembaran kapasnya. Saya perbaiki solasi-solasinya, dengan memberi solasi baru. Saya tahu pasti, siapa para kriminal pelaku tindakan keji ini.

Bahkan di beberapa tempat, karet hitam pelapis kabel-kabel listrik PLN digegep dengan tang-tang tajam, sehingga terlihat bekas sayatan-sayatan pada karet pelapis kabel-kabel listrik, dan sebagian karet pelapisnya sudah terkelupas, copot. Tujuannya jelas, untuk membuat saya suatu saat tersengat arus listrik di saat-saat saya sedang mengurus bangunan rumah dan memperbaiki bagian-bagian yang rusak, atau di saat saya sedang meng-input nomor token KWH listrik yang sudah saya beli ke meter prabayar PLN di rumah kami.

Barang-barang bukti tindak kriminal mereka terhadap kabel-kabel listrik PLN di rumah kami, masih saya simpan sampai saat ini. Sebagian kasus tindak kriminal ini sudah saya laporkan langsung ke kantor pusat PLN di kawasan Sunter. Saya tidak mau melaporkannya ke kantor cabang PLN di Jl. Yos Sudarso, Jakarta Utara.

Syukurlah, petugas-petugas dari PLN Pusat itu sudah mengganti semua kabel luar rumah PLN, mulai dari tiang listrik di sudut siku seberang jalan raya hingga masuk ke meter PLN prabayar yang terpasang di halaman depan rumah kami. Juga jalur kabel luar ini sudah dipindah, tidak lagi melintasi dan menempel pada tepi depan dak atap rumah kami. Di saat dua petugas PLN bekerja dengan profesional, suara gaduh dan teriakan-teriakan ditimbulkan dekat-dekat rumah kami oleh sejumlah insan Legion itu. 

Saya tulus berterimakasih kepada kantor PLN Pusat di Sunter. Tetapi, apakah ada tindakan penertiban terhadap para kriminal itu, saya tidak tahu.

Nah, sekarang kembali ke kejadian kedua terkait tawaran mobil lain setelah saya menolak tawaran mobil sedan Honda yang mentereng itu.

Di pagi hari, di saat saya sedang olah raga jalan kaki, ketika sedang mau melintasi rumah saya di putaran kedua, tiba-tiba syuuuur.... meluncur sebuah mobil sedan besar warna hitam mengkilap, yang tergolong mobil mewah (ya, merk Mercy). Sangat dekat dengan saya yang sedang berjalan kaki. Lalu mobil itu berhenti dan diparkir persis di kiri depan rumah kami. Saya tenang saja terus berjalan kaki, dan menyempatkan diri melirik ke nomor plat mobil mewah itu.

Mobil mewah itu diparkir kurang lebih setengah jam. Ketika melewati rumah saya kembali di putaran keempat, mobil itu sudah tidak ada lagi. Ya, karena saya samasekali tidak mempedulikannya.

Nah, usaha yang ketiga belakangan ini, dijalankan kelompok yang lain. Dari indikasi-indikasi yang telah saya temukan, di dalam dan di luar komplek perumahan kami, kelompok ini adalah kelompok Kristen dinosaurus T-Rex gurun.

Cara mereka cukup unik. Mereka memarkir dua mobil, di tepi-tepi jalan raya di depan dan di kanan rumah kami. Masing-masing mobil ini bernomor plat hitam pilihan B **** UYG dan B **** UZL.

Kenapa unik? Karena tiga huruf belakang pada plat-plat hitam nomor-nomor mobil-mobil mereka itu adalah juga tiga huruf belakang mobil Avanza saya (UYG) dan mobil Yaris puteri saya (UZL). Dua mobil kalangan Legion itu diparkir bersamaan selama satu minggu di tepi jalan raya seberang depan rumah kami dan di tepi jalan depan rumah tetangga kanan kami.

Tentu saja, mereka sedang menawarkan dua mobil mahal, satu untuk saya, dan satu lagi untuk puteri saya. I am very sick of it, seriously! Tapi, saya tak pernah mempedulikan mereka sama sekali.

Mungkin karena akhirnya mereka menyadari bahwa memamerkan dua mobil sedan B **** UYG dan B **** UZL di tepi jalan raya di depan dan di kanan rumah kami terlalu terang-benderang, mereka sekarang telah mengganti dengan mobil-mobil lain B **** UZS dan B **** UYK, atau huruf-huruf terakhir lain.

Itulah gawe insan-insan Legion setiap hari selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun (pasti ada yang menggaji dan mendanai mereka). Seolah mereka akan mati kaku berdiri jika tidak berhasil mengganti agama saya. 

Ya, mereka sangat gigih dan barbar, dan pengecut, untuk melepaskan saya dari Yesus Kristus, supaya saya kemudian, jika mereka berhasil, sebagai akibatnya, akan disumpahi, dikutuki, diludahi, distigmatisasi, dicaci dan dihina oleh gereja-gereja di saat saya sudah berumur lanjut.

Tapi, ada seorang pendeta yang sudah pensiun (lazimnya disebut sebagai Pendeta emeritus, sebagai gelar kehormatan), yang pandai bernyanyi merdu dan mantap. Sekian waktu lalu, tiba-tiba dia menghubungi saya lewat phone call WA, lalu tak lama kemudian dia mengirim video-video lagu-lagu yang dinyanyikannya lewat WA ke saya.

Saya sempat heran, kok tiba-tiba dia share ke saya video-video rekaman lagu-lagu yang dia sedang nyanyikan yang diiringi musik yang dimainkan orang lain. Video-video yang keren, hemat saya.

Tetapi hal yang sangat tidak keren adalah ketika dia, tiba-tiba saja, menulis beberapa pesan WA ke saya. Katanya, kalangan tertentu yang bukan-Kristen yang sedang mendekati saya, lewat berbagai cara, adalah orang-orang yang baik hati. Jika saya terima mereka, kehidupan saya pasti akan berubah menjadi jauh lebih baik. Duuuiiiih!

Langsung saya tahu, sang pendeta emeritus itu sedang menjalankan misinya sebagai makelar atau agen Legion. Kejadian seperti ini sudah sekian kali saya alami. Tak perlu menunggu lebih lama, langsung saya putuskan segala bentuk komunikasi dengannya.

Betulkah, adalah suatu kebaikan, suatu berkat, jika ada kalangan yang menawarkan harta-benda ke saya yang besar nilai rupiahnya, dan akan saya terima, jika saya melepaskan Tuhan Yesus Kristus? Nah, sekarang saya mau menjawabnya.

Sang pendeta emeritus itu rupanya tidak tahu, atau sengaja tidak mau tahu hal ini: bahwa selama bertahun-tahun saya telah dan terus-menerus ditindas, dikejami, dijahati, diintimidasi, ditekan, dibahayakan, dan hak-hak sosial saya dan kami dihambat dan diintervensi (misalnya di saat saya atau isteri sedang berobat lewat jalur asuransi BPJS, termasuk juga ketika sedang berobat jalur bayar sendiri, atau di saat vaksinasi Covid-19 kami tidak bisa melihat dengan mata kepala sendiri cairan vaksin disedot dari botolnya lewat alat penyuntik, dll.).

Nah, sekarang saya mau mengingatkan sang pendeta emeritus yang telah salah jalan itu, dengan mengacu ke apa yang terjadi di saat-saat Yesus dan para murid-Nya sedang mempersiapkan dan merayakan Perjamuan Malam Terakhir, the Last Supper.

Dalam Perjamuan Malam itu, salah seorang dari antara dua belas murid terdekat Yesus, yang bernama Yudas Iskariot (atau lebih lengkap: Yudas, putera Simon Iskariot), ditulis kerasukan Iblis (Yunani: ho satanas) (Yohanes 13:27; bdk. Lukas 22:3). Kenapa?

Karena Yudas telah bersekongkol dengan sejumlah besar orang untuk menyerahkan (Yunani: paradidōmi) Yesus, dan sebagai imbalannya Yudas akan menerima sejumlah uang (Lukas 22:5) (NRSV: money. Yunani: argurion), yang dalam Injil Matius ditulis tiga puluh uang perak (Matius 26:15) (NRSV: thirty pieces of silver. Yunani: triakota arguria).

Dalam kisah Perjamuan Malam Terakhir itu, ditulis bahwa setelah Yudas menerima roti perjamuan, dia segera pergi, dan saat itu HARI SUDAH MALAM, hari yang gelap (Yohanes 13:30). Jelas, sebutan hari sudah malam mau menyatakan bahwa Yudas, dengan tindakannya menjual Yesus, adalah bagian dari kuasa-kuasa kegelapan.

Lewat peran gelap dan jahat Yudas Iskariot itu, Yesus dibuat berhadapan dengan sejumlah besar orang yang mencakup: imam-imam kepala (Yunani: hoi arkhiereis), para ahli Taurat (Yunani: hoi grammateis), para penatua (hoi presbyteroi), orang-orang Farisi (hoi pharisaioi), kepala-kepala pengawal Bait Allah (hoi stratēgoi), dan orang-orang Yahudi (hoi Ioudaioi, sebuah terma khas dalam Injil Yohanes, yang mengacu ke kalangan yang memusuhi Yesus, lihat misalnya 13:33; 18:12).

Semua orang yang memiliki kuasa itu, yang berkonfrontasi dengan Yesus, secara kolektif disebut oleh Yesus sebagai kuasa kegelapan (NRSV: the power of darkness. Yunani: eksousia tou skotous) (Lukas 22:53).

Kita semua sudah tahu bahwa, karena perbuatannya yang aib dan sangat tercela, Yudas Iskariot akhirnya membunuh dirinya sendiri. Saya sudah menulis panjang tentang seluk-beluk tindakan Yudas Iskariot yang sangat tercela dan hina. Bacalah di sini dan di sini.

Jadi, ya sangat jelas. Karena saya ini kekasih Yesus, dan akan abadi setia pada Yesus, maka setiap usaha mentransaksikan Yesus, setiap usaha untuk memberi saya harta-benda dalam jumlah nilai rupiah berapapun sebagai pengganti Yesus, adalah usaha-usaha kuasa kegelapan, usaha-usaha Iblis. Itulah keyakinan saya.

Yang menarik adalah bahwa semua kelompok orang yang memiliki kuasa yang bergabung itu, yang mau mengakhiri kehidupan Yesus, dikatakan Yesus tidak akan bisa mengalahkan “lebih dari dua belas legion malaikat” (Matius 26:53. Teks NRSV: “more than twelve legions of angels”. Teks Yunani: pleiō dōdeka legiōnas aggelōn). Ya, jika Yesus mau memanggil para malaikat itu untuk bertindak.

Jadi, Legion kegelapan dan kedurjanaan tidak akan mampu mengalahkan Legion-Legion para malaikat kudus, apalagi jika jumlah malaikat yang menyertai kekasih-kekasih Yesus tidak terhitung jumlahnya.

Nah, sebagai penutup kisah saya di atas, saya ingin membagi info yang perlu diketahui juga.

Ketika sekian hari lalu saya sedang berolahraga jalan kaki di pagi hari, di suatu jalan yang sedang saya lewati tiba-tiba saja sebuah mobil putih metalik kecil (seperti mobil Yaris puteri saya), yang semula sedang diparkir di pinggir jalan, dinyalakan, lalu terdengar bunyi derit keras dari fanbelt yang sedang berputar pada mesin mobil itu. Lalu mobil ini melaju kencang meninggalkan saya.

Nah, mobil Yaris puteri saya itu juga kadang mengeluarkan suara derit cukup kencang dari fanbelt-nya yang berputar ketika mesin mobil dihidupkan. Jadi, saya menangkap suatu isyarat, isyarat durjana dari satu insan demonik Legion. Saya sudah catat nomor plat mobilnya. Dan, saya tahu, si pengemudinya dari kelompok mana. 

Akhirnya, para kekasih Yesus yang telah membaca tulisan naratif saya ini, biarlah terdorong untuk mendoakan kami dengan tulus dan ikhlas. Doa kepada sang Bapa, Allah Maha-Langit, kepada Yesus Kristus, sang Putera Allah yang hidup, the Living and Loving Lord, kepada Roh Kudus, sang Tuhan Pelindung, Penolong dan Pemberdaya.

Jika bisa, berserulah juga kepada Tuhan Bunda Shekinah, kepada Tuhan Bunda Hikmat, kepada Bunda Maria, sang Ibunda yang diberkati dan dimuliakan, dan kepada para malaikat kudus yang tak terbatas.

Jakarta,
Jumat, 24 Juni 2022

Diedit 28 Juni 2022

En tō endoksō onomati Iēsou
ioanes rakhmat





Thursday, June 16, 2022

AKU KEKASIH YESUS, AKU WARGANEGARA INDONESIA

 



Pada 4 April 2022, saya mulai berolahraga jalan kaki di pagi hari di komplek perumahan kami di Jakarta Utara. Semula saya mengambil 3-4 putaran terjauh, yang menghabiskan waktu 1,5 jam lebih, malah, karena menikmati dan menghormati alam sekitar, bisa sampai 2 atau 3 jam, di bawah sorotan cahaya Mentari yang memberi sangat banyak manfaat bagi kesehatan kita. 


Tetapi, karena pertimbangan keamanan dan keselamatan diri saya sewaktu berjalan kaki, dalam kurang lebih satu bulan terakhir ini saya jadinya mengambil putaran separuh putaran terjauh sebelumnya, dekat-dekat rumah saja.




BTW, perhatikan foto diri saya persis di atas ini. Saya membotakkan sendiri kepala saya dengan gunting dan pisau silet bertangkai pada 15 Juni 2022. 

Di pagi hari kemarin ini, saya yang berkepala gundul berolahraga jalan kaki dengan membawa sebuah patung kecil plastik Budai, atau sang Buddha periang, the Laughing Buddha, yang mengambil posisi duduk bersila, bermeditasi hening, dengan hati dan wajah yang selalu riang. Patung indah warna kuning jingga ukuran segenggam ini, dengan kepalanya gundul, saya taruh pada tapak tangan kanan saya sementara berjalan kaki. Budai gundul, saya juga. Seolah kami kembaran.




Siapapun yang memandang Budai, mereka akan ikut tertawa riang.


Pesan saya jelas, bagi orang yang arif dan bijaksana: hentikan segala suara gaduh dan bising yang terus-menerus disengaja, di dalam komplek perumahan kami. Heninglah, seperti Budai, dalam kegembiraan. Tertawa riang namun hening. Jauhkan keributan, kegaduhan, kemarahan yang meluap-luap, dan kejumawaan. Cerdaskan emosi, jangan dibuat bodoh terus-menerus. Jangan tetap jadi kanak-kanak abadi.

Nah, saya sekarang mencukupkan waktu 1 jam saja untuk 3-4 putaran pendek jalan kaki. Meski begitu, gangguan dan bahaya yang bisa membunuh saya (karena saya sudah lansia) tetap muncul. Gabungan dan gerombolan Legion ada di mana-mana, bahkan sampai masuk ke alam Internet, yang mengharuskan saya bertempur sebagai seorang lansia dengan Mr. G. It is really, really mad, shocking and terrorizing. And yet, I never panic due to the mighty power of the Living Lord Jesus in me.

Dalam 1 jam jalan kaki pagi yang saya perpendek itu, keringat sehat yang keluar banyak, membuat T-shirt yang saya pakai basah di bagian belakang dan di dada.

Karena tetap mengalami gangguan dan bahaya yang berpindah tempat, akhirnya, sejak 2 atau 3 minggu lalu, saya memutuskan untuk mengajarkan hal-hal yang perlu kepada mereka lewat bahasa tubuh dan tindakan simbolik. Saya berikrar, tidak akan menyapa atau berbicara lisan kepada siapapun selama saya berjalan kaki, mengubah kebiasaan sebelumnya.

Keputusan dan ikrar saya itu, saya ambil dan tekadkan setelah Tuhan Yesus Kristus mendorong saya di dalam suatu doa intens saya. Bagaimana kondisi spiritual ini dapat (sering) saya alami, baik di saat berdoa maupun bisa tiba-tiba saja saya rasakan, tidaklah perlu saya kisahkan sekarang. Yang saya temukan, spiritualitas saya sedang tumbuh makin dalam lewat pertempuran spiritual melawan Satanic forces yang terus-menerus memburu dan menjepit saya, dari segala arah dan lini, selama bertahun-tahun hingga saat ini.

Nah, berbagai pesan sudah saya sampaikan kepada mereka. Pesan-pesan saya selama ini pasti dapat ditangkap oleh mereka, maupun oleh warga yang lain yang kebetulan berpapasan dengan saya (di saat mereka juga berjalan kaki, atau sedang berkendara).

Nah, tadi pagi, 16 Juni 2022, saya mengenakan benda-benda simbolik yang terlihat pada foto pertama di atas (klik fotonya untuk caption di bawahnya dapat terbaca dengan jelas) ketika saya berolahraga jalan kaki sebanyak 4 putaran, selama 1 jam penuh.

Pesan saya, ya sudah saya tuliskan pada caption foto di atas dalam bahasa Inggris.

Topi warna coklat yang saya pakai adalah topi gerakan teruna-teruna Pramuka. Terpasang sebuah bendera mini Merah-Putih pada salah satu sisi topi itu, pas di telinga kanan saya. Kalung Salib emas sepuhan melingkari leher saya.

Ya, betul, saya tadi pagi telah menyampaikan pesan yang jelas bagi mereka yang bisa melihat. Bukan cuma melihat dengan mata biasa, tetapi juga dengan mata akal dan mata hati, lalu mengerti.

Pesan saya: Bahwa saya ini seorang yang sudah beragama, seorang Kristen, kekasih Yesus. Jadi, janganlah ada gerombolan apapun yang terus-menerus mati-matian dengan segala cara memaksa saya ganti agama. Indonesia ini sebuah negara demokrasi republik, bukan suatu negara agama apapun. Bahwa saya sebagai seorang Kristen mencintai bangsa dan negara Republik Indonesia ini, membela dan menghormati bendera negara Republik Indonesia. Bahwa saya sejak usia muda, sebagai seorang teruna, sudah mengabdikan diri kepada bangsa dan negara Indonesia, hingga kini di usia lansia jalan 64 tahun, dan akan terus mengabdikan diri saya. Meski saya Kristen, rasa dan semangat keindonesiaan saya punyai.

Nah, di saat menjalani putaran kedua, saya memberi hormat pada bendera Merah-Putih yang berkibar tinggi di halaman depan kantor sekretariat Rukun Warga (RW 12) yang belum lama ini selesai dipugar sehingga kini tampak megah dan apik lahiriah. Penghormatan takzim sekian menit saya arahkan kepada sang Saka Merah-Putih.

Di akhir putaran keempat, ketika sudah sampai kembali di depan rumah kami, saya, sebagaimana lazimnya dalam 1 bulan terakhir ini, melakukan suatu ritual singkat, seperti pada setiap saat saya mau memulai olah raga jalan kaki pagi hari.

Saya berdiri di depan pintu masuk ke rumah, menghadap ke arah rumah. Lalu saya menengadah ke langit, menatap sang Matahari yang sudah berada tinggi di atas kepala saya. Kepada Sang Maha-Langit yang telah memberi Matahari dan cahayanya, saya berterimakasih dan memberi hormat, seraya mengingat Yesus Kristus sang Terang Dunia.

Setelah itu, saya ubah posisi berdiri saya, menghadap ke arah yang sebaliknya, ke arah jalan raya, dan menengadah ke atas langit sambil mengangkat tinggi dua belah tangan saya yang tertangkup.

Lalu ritual kecil saya jalankan dengan gerakan tubuh dan doa syukur dalam hati, kepada Tuhan Allah, sang Bapa, Tuhan Maha-Langit, kepada Yesus Kristus, sang Penerang dunia dan kehidupan, dan kepada Roh Kudus, sang Pembimbing, Penolong dan Pemberdaya kehidupan. Kuasa-kuasa sorgawi lainnya yang penuh cinta kasih, misalnya Bunda Shekinah, Bunda Maria, Bunda Hikmat, para malaikat pelindung, juga saya panggil. Saya yakin betul, bahwa Roh Tuhan Maha-Langit yang berdiam di dalam diri saya dan yang menyelubungi saya, lebih besar tanpa batas dibandingkan roh-roh lain apapun yang ada dalam jagat raya.

Sesungguhnya, kegiatan olah raga jalan kaki di pagi hari, sejak saya keluar rumah, kemudian kembali lagi, saya nikmati sebagai suatu ritual. Ya, ritual doa dan meditasi jalan. Pada momen-momen tertentu, di tempat-tempat tertentu, saya tambahkan dengan ritual penghormatan pada sang Matahari di angkasa yang selalu menemani saya berjalan kaki. Melihat Matahari saya imajinasikan sebagai melihat Yesus Kristus sebagai Sol Invictus atau Sang Matahari yang tak terkalahkan. Dampak ritual berjalan kaki ini bagi kesehatan tubuh dan mental saya, sangat signifikan. It does heal me!

Kate Southworthartis kota London, yang karya-karyanya diakarkan pada ritual, menyatakan bahwa ritual is a way of letting go of the everyday. A ritual is like a poem. There is no wrong or right way. Enjoying the deepness, stillness and quietness of darkness of the night, and then, having been ready, lighting a candle to welcome the return of light in the early morning, is one example of a ritual.

Baik, saya terjemahkan:

“Ritual adalah suatu jalan untuk melepaskan diri dari kerutinan kehidupan sehari-hari. Sebuah ritual itu seperti sebuah puisi. Jadi, tidak ada ritual yang benar atau ritual yang salah. Nah, di saat anda menikmati kedalaman, keheningan dan kesunyian kegelapan malam, lalu, setelah siap, anda menyalakan sebuah lilin untuk menyambut terang yang sudah datang kembali di saat fajar sudah tiba, anda sedang menjalankan satu contoh sebuah ritual.

Well, setelah selesai ritual pendek di depan pintu masuk rumah kami tersebut, saya membuka masker wajah yang sebagian sudah basah, lalu merobeknya dan melipatnya sehingga menjadi kecil. Setelah itu, saya mengikatnya dengan talinya, lalu saya buang ke dalam tempat sampah. 

Itu juga sebuah pesan saya ke kalangan Legion itu yang sengaja menyerakkan banyak masker wajah, bekas dan baru, di aspal jalan-jalan yang saya lewati. Jalan-jalan sampai saat ini banyak dikotori, dengan benda-benda dan zat-zat yang beraroma busuk, dan membuat jalan-jalan basah dan licin. Saya berisiko terpeleset, lalu jatuh, dan tulang-tulang lansia saya dapat patah. Legion memang keji, nurani mereka sudah mati.

Legion itu tahu bahwa sebagai insan lansia, saya memiliki tulang-tulang yang mulai merapuh. Maka, berbagai kondisi direkayasa untuk membuat saya terjungkal di jalan atau terperosok ke dalam lubang selokan yang penutup besinya sudah diangkat dengan sengaja, atau ditaruh pada posisi yang sangat membahayakan setiap pejalan kaki atau setiap mobil yang menikung tajam di situ. Saya tahu semua rekayasa Legion itu. Tidak ada cinta Tuhan dalam diri mereka. Yang ada cuma sifat-sifat roh-roh Legion yang dulu, di abad 1 M, sudah ditaklukkan Yesus.

Well, pintu rumah saya buka, lalu saya masuk. Beberapa saat kemudian, setelah merapihkan diri, saya bernyanyi, memuji dan memanggil Tuhan, di dalam rumah.

Jakarta, 16 Juni 2022

En tō endoksō onomati Iēsou
ioanes rakhmat

Diedit 17 Juni 2022



Friday, June 10, 2022

YESUS MENAKLUKKAN LEGION

 


Yesus menaklukkan Legion. Sumber gambar acatholic.org


Dari awal Yesus tampil di muka umum di saat Dia sudah dewasa, di hadapan rakyat Yahudi dan para pemuka religiopolitik di kawasan-Nya di Galilea, sampai di akhir kehidupan-Nya di Yudea, Yesus tak pernah lepas dari pertarungan spiritual melawan dan mengalahkan kuasa-kuasa kegelapan yang durjana. Kuasa-kuasa gelap ini diberi nama Iblis (Yunani: ho diabolos, Inggris: the Devil) atau Setan (Yunani: ho satan, atau ho satanas) atau disebut juga roh najis (Yunani: to pneuma to akatharton. TB LAI: roh jahat) atau demon (Yunani: to daimonion). Dalam injil-injil Perjanjian Baru, pertarungan spiritual Yesus ini banyak dikisahkan, dengan kemenangan selalu ada di pihak Yesus.

Dalam injil-injil Perjanjian Baru, kuasa-kuasa kegelapan ini dipercaya memiliki gembong atau penghulu atau pemimpin utama yang dinamakan Beelzebul (Yunani: Beelzeboul), yang dalam bahasa Yunani disebut ho arkhōn tōn daimoniōn, atau “the prince of hostile spirits” (BDAG. Teks NRSV: “the ruler of the demons”) (Lihat Markus 3:22; Matius 12:24; Lukas 11:15; bdk. Matius 10:25). Semua kuasa durjana ini digambarkan sebagai kuasa-kuasa yang personal, memiliki kesadaran diri.

Dari banyak kisah injil Perjanjian Baru tentang pertempuran spiritual Yesus ini, nah kisah yang paling menawan dan paling menguatkan dan memberdayakan saya, empowering me the most, adalah kisah tentang Yesus berhadapan dengan gabungan atau gerombolan atau kawanan setan atau roh najis yang menyebut diri kolektif mereka Legion (Yunani: legiōn),  “karena kami banyak” (Yunani: hoti polloi esmen). Bacalah kisahnya dalam Injil Markus 5: 1-17 (dan par.).

Menurut kisahnya, Legion merasuk seseorang yang berkeliaran di kawasan pekuburan dan bukit-bukit di daerah orang Gerasa, dan di situ orang itu siang dan malam terus-menerus berteriak-teriak sambil menyiksa dan memukuli dirinya sendiri dengan batu-batu. Begitu kuatnya kawanan Legion yang merasuki orang itu, sehingga dia selalu dapat menghancurkan dan mematahkan setiap rantai dan belenggu yang diikatkan dan dipasungkan padanya. Tak ada pengusir setan satupun yang cukup kuat, yang dapat menenangkan orang yang dirasuk Legion itu, apalagi menaklukkan dan mengeluarkan kawanan setan Legion itu dari orang yang dirasuk itu.

Nah, dituturkan, datanglah Yesus dan murid-murid-Nya dengan perahu dari suatu danau, memasuki daerah orang Gerasa, di seberang danau, dan tiba di kawasan pekuburan dan perbukitan di situ.

Ketika bertatapmuka dengan orang yang kerasukan Legion itu, Yesus langsung berkata, “Hai engkau roh najis, keluar dari orang ini!”

Ketika orang yang kerasukan setan-setan Legion itu melihat Yesus dan mendengar perintah Yesus, tersungkurlah dia, lalu menyembah-Nya, sambil berteriak, “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Putera Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!”

Singkat cerita, karena menolak untuk diusir keluar dari daerah itu, Legion itu meminta kepada Yesus untuk diizinkan pindah merasuki sejumlah besar babi yang ada di lereng bukit, yang sedang mencari makan. Jumlah babi-babi itu ditulis kurang lebih dua ribu ekor. Ketika Legion itu sudah pindah, merasuki kawanan dua ribu ekor babi itu, babi-babi itu kehilangan kendali dan kesadaran diri, lalu semuanya ribut berlarian, selanjutnya dari tepi jurang terjun ke dalam danau, dan semuanya mati lemas di dasar danau atau mengapung-apung di permukaan danau.

Lepas dari problem akurasi gambaran geografis lokasi danau dan daerah orang Gerasa, yang dikisahkan penulis Injil Markus, jelas kisah Yesus menaklukkan gerombolan setan-setan Legion sangat menguatkan siapapun yang mengasihi Yesus, yang sedang mengalami tantangan besar berhadapan dengan gerombolan kekuatan-kekuatan demonik setanik dalam jagat raya ini yang memang sungguh-sungguh real ada dan mengambil wujud-wujud fisik.

Oh ya, di bagian penutup ini, perlu diketahui bahwa kata Legion (Latin: legiō) sebetulnya, di era kehidupan Yesus, adalah nama pasukan gabungan besar prajurit pejalan kaki (5.600 orang) dan prajurit berkuda (200 orang) Kekaisaran Romawi, kurun 27 SM hingga 1453 M.

Harap diingat, Yesus hidup dan menghadirkan Kerajaan Sorga, yakni kuasa kerahiman Allah, sang Bapa/Abba, di antara rakyat Yahudi ketika negeri-Nya sedang dijajah Kekaisaran Romawi. Dus, apakah juga ada implikasi sosiopolitik dari kisah Yesus menaklukkan dan membenamkan kawanan setan Legion ke dasar danau, silakan pikirkan sendiri. 

Bagi penafsir yang cermat, kisah Yesus menenggelamkan gerombolan setan-setan Legion memuat suatu pesan sosiopolitik yang jelas: Tanah Israel adalah milik Yahweh Elohim, Tuhan Allah bangsa Israel, yang telah diberikan kepada bangsa Israel untuk mendiaminya. Kekaisaran Romawi telah menajiskan Tanah Israel lewat penjajahan. Yesus telah datang dan tampil untuk menguduskan kembali Negeri Israel, dengan menenggelamkan Legion yang sedang merasuk babi-babi. Kekuasaan Romawi atas Tanah Israel harus diakhiri, tempat mereka bukan di darat, tetapi di dasar danau, tempat kematian mereka. 



Jakarta, 10 Juni 2022

En tō endoksō onomati Iēsou
ioanes rakhmat

* Diedit 8 Oktober 2024

Wednesday, June 1, 2022

JESUS, MY LIFE GOAL

 


WHAT IS YOUR LIFE GOAL?


There are so many things uncertain
In this temporary and frail world
Uncertainty will forever remain
In anything that exists around the world

Uncertainty usually makes us unhappy
For we want everything to be certain
Still, is there anything to be certain eternally?
Seek, seek the answer that may still remain!

In a quiet and serene dark night
That was brightened gloriously by the many stars above
The answer mysteriously came to me from the height
That Jesus, the Son of God, so much loved me

Yes, I am forever so sure
And nothing can make me waver
That Jesus, the Loving Lord, loves me
Past, present, in the future, and forever

Because of Jesus’ abiding and caring love
The divine love that truly comes
From the transcendent realm of life
I feel myself to have been empowered, always!

Yes, empowered deeply by the light-giving power of Jesus
I’m bravely facing the power of darkness
Darkness cannot overcome the light of Jesus
Evil darkness can’t destroy anyone whom Jesus loves

I therefore shall not die
Together with Jesus, my Beloved One
I shall live long here in this world
And shall live forever in the world beyond

Jesus, how amazing Your grace is!
How sweet it sounds
I love You, Jesus
I live for You, Jesus

The goal of my life is You, Jesus
This goal is worth achieving, Jesus

Jakarta, June 1, 2022

En tō endoksō onomati Iēsou
ioanes rakhmat