Pendahuluan
TUJUH TAHUN LALU, tepatnya 25 Oktober 2014, di Freidenk Blog ini saya telah mempublikasi tulisan saya yang berjudul Kapan Dinosaurus lenyap, dan mengapa?/1/ Sampai pada tahun itu, 2014, info dari dunia sains telah cukup lengkap saya sajikan.
Kepunahan berbagai jenis dinosaurus non-avian di muka Bumi yang diakibatkan oleh tumbukan sebuah asteroid raksasa di Chicxulub, Semenanjung Yukatan, yang sekarang dikenal sebagai Mexico, pada 66 juta tahun lalu, dalam terminologi keilmuan dinamakan Kemusnahan Massal Kretaseous-Tertiari, atau K-T, atau Kemusnahan K-T, atau disebut juga Kemusnahan Kretaseous-Paleogene atau Kemusnahan K-Pg.
Bayangkan, hantaman asteroid yang lebarnya mencapai 10 km itu melepaskan energi 100 trilyun ton TNT, atau lebih dari satu milyar energi total bom-bom atom yang pernah dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.
Langsung menyusul bencana besar alamiah tumbukan asteroid raksasa tersebut, timbullah serangkaian kejadian lanjutan yang dahsyat:
• Gelombang-gelombang kejut yang berenergi sangat besar merambat dengan sangat cepat ke segala arah, termasuk ke atmosfir Bumi
• Gempabumi terjadi di mana-mana
• Tsunami dahsyat melanda
• Pulsa kejut panas yang berlangsung singkat yang timbul dari energi panas yang sebelumnya terlepas dan masuk ke atmosfir di saat tumbukan terjadi, lalu tentu sebagian memantul balik dan sebagian terlepas ke angkasa luar
• Api liar sangat panas membakar di seantero Bumi
• Asam sulfat, debu panas, dan serbuk hidrokarbon amorfus (yang terbentuk dari bebatuan yang terbakar yang berisi molekul hidrokarbon seperti minyak) terlontar ke atmosfir yang mengakibatkan 80% total radiasi cahaya Matahari ke Bumi terhalang masuk
• Energi tumbukan sebuah asteroid juga menghasilkan plasma (yakni sejenis gas yang atom-atomnya hancur, membentuk elektron-elektron dan ion-ion positif) yang menjadi “perisai magnetik” bagi bebatuan di area tumbukan. Akibatnya, magnetisme di kawasan tumbukan menyusut sampai 10 kali dibandingkan magnetisme peringkat normal alamiah./2/
• Udara dan Bumi mengalami pendinginan untuk kurun yang panjang (seperti musim dingin panjang yang ditimbulkan oleh ledakan-ledakan WMD nuklir dalam suatu perang dunia)
• Masa kegelapan selama berdekade-dekade ketika sebagian besar sinar Matahari tidak bisa masuk ke Bumi
• Fotosintesis di aras global tidak dapat berlangsung yang sebetulnya dibutuhkan tetumbuhan, alhasil kepunahan besar terjadi pada semua pohon kehidupan
• Akhirnya, Kemusnahan K-Pg berdampak pada sejarah evolusi biologis spesies-spesies di Bumi pasca-bencana dan seterusnya
Di masa Kemusnahan K-Pg, 80% spesies tanaman di Bumi punah. Bagian terbesar dinosaurus punah, khususnya dinosaurus non-avian (dinosaurus yang tidak menyerupai burung), pretosaurus dan mosasaurus.
Akibat kerusakan semua ekosistem Bumi, diestimasi 76% hewan dan tanaman yang ada pada masa itu punah, tetapi ada yang luarbiasa dapat bertahan hidup dalam lingkungan kehidupan yang sudah seperti neraka itu. Di antaranya beberapa jenis mammalia, burung-burung, katak, ikan, dan ular.
Nah, dalam tulisan ini, di tahun 2021, saya mau menyajikan temuan-temuan mutakhir terkait Kemusnahan K-T, yang tentu saja belum diketahui pada 7 tahun lalu. Saya anjurkan, bacalah dulu tulisan saya tahun 2014 itu yang tautannya sudah saya berikan di paragraf pertama tulisan ini.
Asteroid hitam khondrit karbon
Setelah dilakukan serangkaian penelitian/3/, disimpulkan bahwa asteroid besar (lebar kurang lebih 10 km) yang telah menghantam Bumi si Semenanjung Yukatan 66 juta tahun lalu adalah asteroid berwarna hitam jenis khondrit karbon, yang berasal dari kurun awal terbentuknya sistem Matahari.
Asteroid ini---yang tentu saja tidak dideteksi sebelumnya oleh reptil-reptil yang bertubuh sangat besar, yang tidak memiliki neokorteks dalam otak mereka--- berasal dari kawasan paruhan luar Asteroid Belt yang berlokasi di antara Mars dan Jupiter.
Kejadian terhantamnya permukaan Bumi oleh asteroid-asteroid besar dari kawasan tersebut ternyata ditemukan sepuluh kali lebih sering ketimbang yang dipikirkan sebelumnya.
Evolusi ular pasca-Kemusnahan K-pg
Suatu tim ilmuwan peneliti yang dipimpin Dr. Catherine G. Klein, dari Milner Centre for Evolution, Universitas Bath, Somerset, Inggris, telah melakukan suatu penelitian luas atas evolusi hewan ular pasca-Kemusnahan K-Pg. Laporan penelitian mereka telah diterbitkan dalam Nature Communication 12 yang tersedia online 14 September 2021./4/
Image credit: Joschua Knüppe. Sumber ilustrasi SciTechDaily.
Sumber gambar: BBC NEWS
N.B. Tulisan ini belum selesai. Banyak hal yang harus didahulukan. Sabaaarr ya.
“ ”
Notes
/1/ Ioanes Rakhmat, “Kapan dinosaurus lenyap, dan mengapa?”, Freidenk Blog, 25 Oktober 2014, https://ioanesrakhmat.blogspot.com/2014/10/kapan-dinosaurus-lenyap-dan-mengapa.html?m=0.
/2/ Jacinta Bowler, “Magnetic Anomaly in New Mexico Reveals an Invisible Signature of Meteorite Impacts”, ScienceAlert, 23 November 2021, https://www.sciencealert.com/scientists-have-discovered-a-new-way-to-detect-and-define-hidden-meteorite-impact-sites.
/3/
/4/ Catherine G. Klein, Davide Pisani,...., Nicholas R. Longrich, “Evolution and dispersal of snakes across the Cretaceous-Paleogene mass extinction”, Nature Communication 12, article number 5335 (2021), published online 14 September 2021, https://www.nature.com/articles/s41467-021-25136-y.
Lihat juga University of Bath, “All Living Snakes Evolved From A Few Survivors of Asteroid That Killed the Dinosaurs”, SciTechDaily, 14 September 2021, https://scitechdaily.com/all-living-snakes-evolved-from-a-few-survivors-of-asteroid-that-killed-the-dinosaurs/
Helen Briggs, “Asteroid that wiped out dinosaurs shapes fortunes of snakes”, BBC NEWS, 14 September 2021, https://www.bbc.com/news/science-environment-58559735.