Tak lama, terbongkarlah fakta bahwa lagu "heroik" tersebut lagu jiplakan, hasil plagiarisme. Nah, setelah saya meneliti sedikit, kini tersedia 2 pilihan sumber jiplakan untuk PKS putuskan yang satu mana.
Ini lagu yang diklaim PKS ciptaan timses paslon 3 ternyata jiplakan dari lagu Israel Hashem Melech yang dinyanyikan musikus Gad Elbaz.
Konon sang penyanyi Yahudi Gad Elbaz ini telah memberi kritik pedas atas plagiarisme lagunya oleh timses paslon 3 pilkada DKI 2017 putaran dua, dalam lagu mereka "Kobarkan Semangat". Ini link ke kritik tajam tersebut:
http://www.beraninews.com/2017/04/jawaban-telak-penyanyi-israel-gad-elbaz-anies-sandi-kobarkan-semamgat.html?m=1
Tapi dalam bantahannya, PKS menyatakan bahwa lagu "Kobarkan Semangat" paslon 3 itu bukan dijiplak dari lagu Yahudi "Hashem Melech", tapi dijiplak dari lagu penyanyi Arab (Aljazair) yang bernama Khaled, yang berjudul C'est Le Vie. Pertanyaan krusialnya adalah tahukah mereka ini lagu jenis apa? Dan apa konten liriknya?
Ok, perkenankan saya memberitahu. Aslinya lirik lagu Khaled ini ditulis dalam dua bahasa: Prancis dan Arab. Berikut ini link ke lirik Inggrisnya. Saya lampirkan screencapture-nya di bawah link-nya.
http://lyricstranslate.com/en/cest-la-vie-life.html
Apa konten lagu ini?
C'EST LA VIE artinya "Beginilah hidup"; "Begitulah yang terjadi"; "Terima saja, niscaya".
Maaf ya, sesungguhnya itu lagu percintaan, lagu mabuk asmara, dansa, musik, cinta satu malam, antara dua orang yang bukan suami-istri, yang menjadi subjek gossip. Dus lagu rohanikah ini? Lagu agamakah ini? Atau sebuah lagu mesum dan perselingkuhan? Terang sekali, ini lagu kobarkan semangat birahi. Lagu perangsang syahwat. Baru tahu? Baru nyaho? Katanya PKS itu partai anti-maksiat.
Jadi, PKS sekarang mau pilih mengakui sumber jiplakan yang mana? Hayo, berilah respons. Ini pilihan sebuah simalakama.
Lagipula, dari manapun sumber jiplakan mereka, plagiarisme itu bagi orang yang beradab dan terpelajar bukan hal remeh, tetapi sesuatu yang sangat serius bukan saja menyangkut legalitas hak cipta, tetapi juga rasa malu dan martabat dan integritas.
Setahu saya Bung AB itu bergelar Ph.D. Jadi, seharusnya baginya plagiarisme ini hal yang sangat sangat sangat serius cacatnya. Tapi saya telah mendengar bahwa AB menganggap kasus plagiarisme lagu "Kobarkan Semangat" cuma soal sepele yang tak perlu dipersoalkan. Nah loh! Lah No!
Setelah menyelidiki sedikit lebih jauh lagi, saya perlu menambahkan 5 poin berikut, memperpanjang versi awal tulisan saya ini yang berakhir pada satu alinea persis di atas.
1. Kalau orang membajak atau menjiplak lagu--bukan menyadur liriknya ke bahasa lain dengan tetap mempertahankan melodinya-- nah yang dijiplak itu melodinya, bukan liriknya.
2. Lagu "Hashem Melech" itu disusun liriknya berdasarkan teks kitab suci Yahudi Mazmur 10:16, bukan berdasarkan teks asmara dan percintaan yang mesum. "Hashem Melech" itu dua kata dalam bahasa Ibrani (Hebrew), bahasa bangsa Yahudi. Artinya "Tuhan itu Raja".
3. Melodi dan lirik otentik lagu "Hashem Melech" pertama kali dipublikasi tahun 1962 oleh Shlomo Carlebach, seorang rabbi. Ada di Youtube. Ini link-nya (publikasi 9 Juli 2012) https://www.youtube.com/watch?v=USb0ZryDoOc.
Lagu Shlomo Carlebach ini sama sekali bukan lagu mesum, perselingkuhan dan zinah. Tapi pujian kepada Tuhan sang Raja bangsa Yahudi. Lirik Ibrani dan Inggrisnya saya sudah buat screencapture-nya. Saya pasang di bawah ini.
4. Melodi otentik "Hashem Melech" tahun 1962 ini kemudian, langsung atau tak langsung, diambil musikus Khaled orang Arab Aljazair itu, dan liriknya diganti dengan lirik asmara, perselingkuhan, dansa dan cinta satu malam. Jadi Khaled bukan pencipta melodinya.
5. Begitu saja dulu. Kalau nanti saya dapat pengetahuan lebih lanjut, akan pasti saya edit lagi tulisan ini.
Silakan share.
Bebas saja. Tak perlu minta izin dulu.
Salam,
ioanes rakhmat
5. Begitu saja dulu. Kalau nanti saya dapat pengetahuan lebih lanjut, akan pasti saya edit lagi tulisan ini.
Silakan share.
Bebas saja. Tak perlu minta izin dulu.
Salam,
ioanes rakhmat
08 April 2017