Sang Sunyi!
Kata Mr. A kepada banyak orang:
“Saya Kristen yang setia. Saya tak wajib pilih Ahok untuk jadi gubernur DKI dalam Pilkada 2017 meskipun beliau Kristen. Namun saya tetap mau memilih beliau lantaran prestasi kerjanya yang cemerlang dan pengabdiannya kepada rakyat, sudah dibuktikannya dengan nyata!”
Reaksi saya: Ya Mr. A bersikap sangat benar! Kalau agama saya jadikan patokan pemilihan dan dukungan, waktu Pilpres kemarin ya pasti saya tak akan pilih Pak Jokowi karena beliau Muslim. Mustinya saya golput saja waktu Pilpres lalu itu, berhubung tak ada capres yang Kristen.
Tapi saya tak pilih jadi golput. Saya gak hiraukan apa agama Pak Jokowi. Saya memilih beliau karena saya melihat angin perubahan akan berhembus di NKRI jika beliau jadi presiden. Saya percaya, dari semula berhembus semilir sepoi-sepoi, Pak Jokowi selanjutnya akan bertahap menghembuskan angin perubahan yang jauh lebih kuat dan berdampak besar.
Begitulah cara berpikir saya waktu itu. Tidak primordialis. Tidak SARA-is. Saya berharap Pak Jokowi yang telah menang Pilpres itu (yang telah berlangsung sangat keras!) selanjutnya akan dapat dengan tenang dan mantap memimpin pembangunan bangsa dan NKRI. Beliau Muslim (nusantara). Karena itu saya mengira (bahkan meyakini) bahwa beliau akan diterima semua rakyat NKRI seusai Pilpres.
Eeeeh.... ternyata, meskipun beliau Presiden RI yang beragama Islam, beliau hingga kini masih saja sering dijadikan bulan-bulanan oleh sesama Muslim, bahkan masih saja sering difitnah dan dibenci terus. Muslim menyerang Muslim! Duuuuh pilunya hati saya!
Mau apa sih sebenarnya sebagian dari rakyat RI ini, yang setiap hari hidup dalam kebencian dan kemarahan? Apakah enak hidup seperti itu?
Jika anda hidup (sebentar saja, paling panjang ya 70 atau 80 tahun, itupun kalau sehat) terus-menerus dalam kebencian dan kemarahan, pasti ada yang tidak beres dalam sel-sel saraf otak anda. Kondisi ini akan membuat anda rentan terhadap serangan jantung, stroke, tekanan darah tinggi, dementia, diabetes, serangan gagal ginjal, dan penuaan dini. Anda mau hidup dalam kondisi azab seperti ini? Kalau anda sudah punya banyak anak, tak kasihankah anda pada mereka yang telah lahir tanpa mereka minta?
Lalu, kapan kita akan bisa mengirim para astronot kita sendiri dengan wahana antariksa buatan kita sendiri ke planet-planet lain? Kapan?
India yang konon berada di bawah Indonesia, tahukah anda, telah berhasil meluncurkan sebuah wahana antariksa tanpa awak ke planet Mars dan kini sudah mengorbit planet ini untuk mengeksplorasinya demi manfaat besar buat negara dan bangsa India sendiri di masa depan.
Apa prestasi bangsa Indonesia selain hanya ribut soal SARA terus tak habis-habisnya? Sadarkah anda bahwa yang sedang menjalankan politik adudomba (devide et impera) sekarang ini bukan penjajah Belanda, tetapi sejumlah kalangan WNI terhadap sesama WNI?
Tahukah anda apa tujuan kalangan WNI pengadudomba itu selain untuk mendapatkan kekuasaan, kedudukan tingggi, harta, uang dan kekayaan berlimpah untuk diri mereka sendiri dengan tamak, sementara anda dijadikan hanya sebagai bidak-bidak catur dan tumbal mereka?
Maka menangislah Tuhan Allah dengan pilu yang dalam!
Sang Sunyi mahasunyi meratap sangat dalam. Yang terdengar hanya kesunyian.
Jakarta, 19 Maret 2016
ioanes rakhmat