Wahai kawan, dengarlah baik-baik!
Bangsa yang energinya habis terkuras
Hanya untuk urusan konflik primordial domestik
Akan akhirnya jadi bangsa pecundang yang terlibas
Bangsa pemenang yang besar dan gagah
Yang berdiri tegak di baris terdepan peradaban
Hanyalah bangsa besar yang berakal bermarwah
Sains dan teknologi modern memimpin terdepan
Dulu orang pernah meyakini kuat-kuat
Bangsa yang besar bangsa bahari
Tak takut amukan gelombang laut
Lewat bahari dunia baru didatangi dikuasai
Wahai kawan, keyakinan itu kini tak pas lagi!
Bukan lagi samudera luas di hamparan muka Bumi
Yang kini harus diarungi tak gentar tak gemetar
Tapi samudera luas tanpa batas di angkasa luar
Di masa depan yang akan tiba tak lama lagi
Di angkasa luar pertarungan akan seru dilaga
Samudera kosmik tanpa tepi medan laga
Bulan-bulan dan planet-planet didatangi pulang-pergi
Bukan lagi di lelautan Bumi manusia harus jaya
Tapi di sana di kedalaman angkasa tanpa batas!
Berenang kian-kemari gesit dan digdaya
Dari satu galaksi ke galaksi lain terus melintas
Wantariksa bergerak cepat di kevakuman ruang
Menggantikan kapal yang dikayuh para sahaya
Bergerak melesat makin kencang tak kepalang
Hingga mendekati kecepatan partikel foton cahaya
Di medan laga angkasa luar yang terus mengembang
Di sanalah ditentukan siapa bangsa pemenang
Bertarung dengan sigap, cerdas dan gagah
Dikawal akhlak agung bangsa-bangsa bermarwah
Jika kita sungguh ingin jadi bangsa pemenang
Sudah waktunya kita menengadah ke langit di atas
Bukan untuk mengirim doa-doa ke sorga lengang
Tapi untuk masuk ke angkasa luar bertarung lepas
Yakinlah Tol Laut tak cukup sungguh!
Untuk jadi bangsa pemenang yang jaya
Tol Angkasa Luar harus kita bangun niscaya
Mencapai bulan dan planet lain yang jauh
Kita punya sumber daya alam yang besar
Sumber daya manusia tersedia melimpah
Ribuan orang Indonesia pasti pintar
Kekayaan alam menopang ekonomi kokoh
Kita sanggup jadikan bangsa besar mandiri
Menguasai sains dan teknologi maju
Dengan sains-tek yang kita kembangkan sendiri
Kita mampu ke masa depan cepat melaju
Potensi besar untuk maju melesat ke segala lini
Selama ini tak termanfaatkan benar-benar
Karena politikus dan birokrat negeri ini
Nyaris semuanya bermoral bobrok pembuat onar
Mereka mahal-mahal telah dipilih dan dilantik
Bukan memajukan bangsa dan negeri sendiri
Tapi lewat cara-cara yang lancung, picik dan licik
Mereka seabrek-abrek menghimpun kekayaan sendiri
Energi kita sebagai bangsa banyak habis sia-sia
Hanya untuk mengurusi konflik-konflik agama
Kemarin, sekarang, di sana di sini, tanpa henti
Alhasil kita kehilangan fokus masa depan sendiri
Harus kita akui sebagai fakta yang benderang
Doktrin agama apapun yang dibela orang
Tak akan bisa mengirim anak negeri sendiri
Ke bulan dan planet lain dalam galaksi sendiri
Ya, agama pernah terbangkan orang
Meruntuhkan menara kembar WTC jadi puing
Membunuh ribuan orang tanda menantang perang
Peristiwa gelap yang selamanya dicatat jam dinding
Hanya sains-tek modern ditakdirkan langit agung
Mengirim manusia Indonesia ke dunia antarbintang
Dengan wantariksa melesat ke langit terbentang
Di sana ditancap Sang Merah Putih agung
Hanya jika paradigma berpikir agamawi
Ditransformasi ke paradigma berpikir saintifik
Indonesia akan berubah cepat seolah sakti
Menjadi bangsa maju yang besar heroik!
Tak ada negara yang akan bisa maju
Jika memegang doktrin agama tempo dulu
Sejauh pikiran rakyat dan pemimpin fokus ke depan
Negara akan melesat cepat masuk ke masa depan
Pikiran saintifik mendorong orang maju meluncur
Ke masa depan gilang-gemilang tanpa akhir
Pikiran agamawi menjadikan anda undur-undur
Tertambat di masa lalu alhasil dunia kini terasa getir
Wahai kawan, belajarlah dari China negeri panda!
Mereka sudah mendaratkan wantariksa di bulan kita
Kini sedang mempersiapkan teknologi mandraguna
Untuk menambang dan mendiaminya tanpa kita
Belajarlah dari India negeri ular kobra!
Wantariksa mereka sudah mengorbit Mars yang jauh
Untuk mengeksplorasi dan mempelajarinya segera
Kini mereka sederet Amerika yang tangguh
Bagaimana dengan Indonesia bangsa yang besar?
Yeah, kita baru sanggup mengirim hanya doa ke langit
Lewat ritual agama-agama yang terus bertengkar
Kapan astronot bisa kita kirim ke ibu langit?
Semoga di masa depan yang dekat ini
Indonesia bisa tak cuma kirim doa ke langit tinggi
Tapi juga wantariksa hebat yang dibangun sendiri
Menjelajah planet-planet lain yang akan dihuni
Wahai kawan, dengarlah kataku ini!
Beragamalah baik-baik secukupnya saja
Berpikirlah ilmiah ke segala arah
Rumah ibadah sudah dibangun melimpah
Laboratorium sains sangat langka tersedia
Beri diri anda ke dunia ilmu pengetahuan
Jika ingin bangsa anda besar di buwana
Tak lagi dikerdilkan bangsa lain yang arogan
Tak lagi bertikai disulut agama-agama asing jumawa
Di laut kita jaya!
Di angkasa luar kita harus juara!
Jakarta, 22 November 2015
ioanes rakhmat
Bangsa yang energinya habis terkuras
Hanya untuk urusan konflik primordial domestik
Akan akhirnya jadi bangsa pecundang yang terlibas
Bangsa pemenang yang besar dan gagah
Yang berdiri tegak di baris terdepan peradaban
Hanyalah bangsa besar yang berakal bermarwah
Sains dan teknologi modern memimpin terdepan
Dulu orang pernah meyakini kuat-kuat
Bangsa yang besar bangsa bahari
Tak takut amukan gelombang laut
Lewat bahari dunia baru didatangi dikuasai
Wahai kawan, keyakinan itu kini tak pas lagi!
Bukan lagi samudera luas di hamparan muka Bumi
Yang kini harus diarungi tak gentar tak gemetar
Tapi samudera luas tanpa batas di angkasa luar
Di masa depan yang akan tiba tak lama lagi
Di angkasa luar pertarungan akan seru dilaga
Samudera kosmik tanpa tepi medan laga
Bulan-bulan dan planet-planet didatangi pulang-pergi
Bukan lagi di lelautan Bumi manusia harus jaya
Tapi di sana di kedalaman angkasa tanpa batas!
Berenang kian-kemari gesit dan digdaya
Dari satu galaksi ke galaksi lain terus melintas
Wantariksa bergerak cepat di kevakuman ruang
Menggantikan kapal yang dikayuh para sahaya
Bergerak melesat makin kencang tak kepalang
Hingga mendekati kecepatan partikel foton cahaya
Di medan laga angkasa luar yang terus mengembang
Di sanalah ditentukan siapa bangsa pemenang
Bertarung dengan sigap, cerdas dan gagah
Dikawal akhlak agung bangsa-bangsa bermarwah
Jika kita sungguh ingin jadi bangsa pemenang
Sudah waktunya kita menengadah ke langit di atas
Bukan untuk mengirim doa-doa ke sorga lengang
Tapi untuk masuk ke angkasa luar bertarung lepas
Yakinlah Tol Laut tak cukup sungguh!
Untuk jadi bangsa pemenang yang jaya
Tol Angkasa Luar harus kita bangun niscaya
Mencapai bulan dan planet lain yang jauh
Kita punya sumber daya alam yang besar
Sumber daya manusia tersedia melimpah
Ribuan orang Indonesia pasti pintar
Kekayaan alam menopang ekonomi kokoh
Kita sanggup jadikan bangsa besar mandiri
Menguasai sains dan teknologi maju
Dengan sains-tek yang kita kembangkan sendiri
Kita mampu ke masa depan cepat melaju
Potensi besar untuk maju melesat ke segala lini
Selama ini tak termanfaatkan benar-benar
Karena politikus dan birokrat negeri ini
Nyaris semuanya bermoral bobrok pembuat onar
Mereka mahal-mahal telah dipilih dan dilantik
Bukan memajukan bangsa dan negeri sendiri
Tapi lewat cara-cara yang lancung, picik dan licik
Mereka seabrek-abrek menghimpun kekayaan sendiri
Energi kita sebagai bangsa banyak habis sia-sia
Hanya untuk mengurusi konflik-konflik agama
Kemarin, sekarang, di sana di sini, tanpa henti
Alhasil kita kehilangan fokus masa depan sendiri
Harus kita akui sebagai fakta yang benderang
Doktrin agama apapun yang dibela orang
Tak akan bisa mengirim anak negeri sendiri
Ke bulan dan planet lain dalam galaksi sendiri
Ya, agama pernah terbangkan orang
Meruntuhkan menara kembar WTC jadi puing
Membunuh ribuan orang tanda menantang perang
Peristiwa gelap yang selamanya dicatat jam dinding
Hanya sains-tek modern ditakdirkan langit agung
Mengirim manusia Indonesia ke dunia antarbintang
Dengan wantariksa melesat ke langit terbentang
Di sana ditancap Sang Merah Putih agung
Hanya jika paradigma berpikir agamawi
Ditransformasi ke paradigma berpikir saintifik
Indonesia akan berubah cepat seolah sakti
Menjadi bangsa maju yang besar heroik!
Tak ada negara yang akan bisa maju
Jika memegang doktrin agama tempo dulu
Sejauh pikiran rakyat dan pemimpin fokus ke depan
Negara akan melesat cepat masuk ke masa depan
Pikiran saintifik mendorong orang maju meluncur
Ke masa depan gilang-gemilang tanpa akhir
Pikiran agamawi menjadikan anda undur-undur
Tertambat di masa lalu alhasil dunia kini terasa getir
Wahai kawan, belajarlah dari China negeri panda!
Mereka sudah mendaratkan wantariksa di bulan kita
Kini sedang mempersiapkan teknologi mandraguna
Untuk menambang dan mendiaminya tanpa kita
Belajarlah dari India negeri ular kobra!
Wantariksa mereka sudah mengorbit Mars yang jauh
Untuk mengeksplorasi dan mempelajarinya segera
Kini mereka sederet Amerika yang tangguh
Bagaimana dengan Indonesia bangsa yang besar?
Yeah, kita baru sanggup mengirim hanya doa ke langit
Lewat ritual agama-agama yang terus bertengkar
Kapan astronot bisa kita kirim ke ibu langit?
Semoga di masa depan yang dekat ini
Indonesia bisa tak cuma kirim doa ke langit tinggi
Tapi juga wantariksa hebat yang dibangun sendiri
Menjelajah planet-planet lain yang akan dihuni
Wahai kawan, dengarlah kataku ini!
Beragamalah baik-baik secukupnya saja
Berpikirlah ilmiah ke segala arah
Rumah ibadah sudah dibangun melimpah
Laboratorium sains sangat langka tersedia
Beri diri anda ke dunia ilmu pengetahuan
Jika ingin bangsa anda besar di buwana
Tak lagi dikerdilkan bangsa lain yang arogan
Tak lagi bertikai disulut agama-agama asing jumawa
Di laut kita jaya!
Di angkasa luar kita harus juara!
Jakarta, 22 November 2015
ioanes rakhmat