Tapi, bisakah itu? Mungkinkah? Mustahilkah? Perlukah? Ataukah tidak perlu?
A problem-free life. Is it possible or impossible? Is it necessary or unnecessary?
Ya, tidak bisa. Tidak ada seorang pun dalam dunia ini, selagi hidup di muka Bumi, yang dapat terbebas sama sekali dari persoalan. Ini realitas. Harus diterima dan dihadapi dengan berani, cerdas, tenang, tegar, dan tetap bersikap positif.
Bahwa setiap orang akhirnya harus mati, ini sebuah persoalan eksistensial yang dihadapi semua orang, sejak dulu hingga seterusnya, apapun kedudukan dan status sosial mereka dalam masyarakat, sejak bayi hingga tua dan lisut....
Ya, persoalan-persoalan besar atau kecil, yang
mendatangi kita, atau yang kita sendiri datangi, kerap menempa kita menjadi
manusia yang lebih tangguh, lebih cerdas, lebih sigap, lebih matang, lebih
arif, lebih berwawasan, lebih berpengalaman, lebih taktis, lebih strategis, dan
lebih maju.
Hal-hal bagus yang diberikan oleh persoalan-persoalan kita kepada diri kita ini menguntungkan bukan hanya kita sendiri, tetapi juga banyak orang lain.
Ketahuilah, persoalan-persoalan yang dihadapi manusia, dari zaman ke zaman, dari masa ke masa, juga menjadi faktor pendorong kuat bagi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ketika para ilmuwan bertemu dan menghadapi persoalan-persoalan manusia, mereka pun mulai berpikir, mengeksplorasi, menggelar pengkajian-pengkajian, menengok ke teori-teori ilmiah yang ada, mengevaluasi, lalu menyusun hipotesis-hipotesis baru, menguji hipotesis-hipotesis ini lewat berbagai metode ilmiah, mengumpulkan bukti-bukti, melakukan berbagai analisis, lalu menyusun sintesis-sintesis, kemudian menarik kesimpulan-kesimpulan. Dari semua aktivitas keilmuan ini, sains berkembang, sains-sains baru ditemukan, dan teknologi-teknologi baru dihasilkan, untuk digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang sedang dihadapi.
Jadi, jangan takut terhadap semua persoalan! Sebaliknya, jadikan semua persoalan anda sebagai:
Hal-hal bagus yang diberikan oleh persoalan-persoalan kita kepada diri kita ini menguntungkan bukan hanya kita sendiri, tetapi juga banyak orang lain.
Ketahuilah, persoalan-persoalan yang dihadapi manusia, dari zaman ke zaman, dari masa ke masa, juga menjadi faktor pendorong kuat bagi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ketika para ilmuwan bertemu dan menghadapi persoalan-persoalan manusia, mereka pun mulai berpikir, mengeksplorasi, menggelar pengkajian-pengkajian, menengok ke teori-teori ilmiah yang ada, mengevaluasi, lalu menyusun hipotesis-hipotesis baru, menguji hipotesis-hipotesis ini lewat berbagai metode ilmiah, mengumpulkan bukti-bukti, melakukan berbagai analisis, lalu menyusun sintesis-sintesis, kemudian menarik kesimpulan-kesimpulan. Dari semua aktivitas keilmuan ini, sains berkembang, sains-sains baru ditemukan, dan teknologi-teknologi baru dihasilkan, untuk digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang sedang dihadapi.
Jadi, jangan takut terhadap semua persoalan! Sebaliknya, jadikan semua persoalan anda sebagai:
- sang guru kearifan;
- sebuah peluang untuk maju lebih jauh;
- sebuah ujian untuk hidup lebih tangguh dan lebih sabar;
- sebuah kesempatan untuk mengalami empati dan kasih sayang dari orang-orang lain;
- sebuah kesempatan untuk menemukan diri anda sangat kuat dan tegar dan tangguh, di luar perkiraan anda sebelumnya;
- sebuah peluang untuk melihat kehidupan dari sudut-sudut pandang lain yang baru dan kreatif;
- sebuah kesempatan untuk berterima kasih kepada sang pemberi kehidupan.
Suatu ketika, seekor kutilang dari atas melihat
ke bawah, ke sebuah desa terpencil. Dilihatnya di bawah, manusia harus berjalan
berputar jauh untuk sampai di tempat sebuah mata air besar satu-satunya untuk
seluruh penduduk desa. Mereka harus memutari sebuah bukit batu besar yang
menjulang dan terbentang lebar dan panjang. Lalu sang kutilang berpikir, “Aku
harus memindahkan bukit batu itu supaya semua penduduk desa itu hanya perlu
waktu beberapa menit saja tiba di mata air besar itu. Sekarang mereka sengsara,
karena harus menempuh perjalanan memutar selama setengah hari bolak-balik!”
Maka mulailah sang kutilang mematuk bagian-bagian puncak bukit batu itu, secuil demi secuil, lalu butiran batu yang sudah ada di ujung paruhnya dibawanya terbang ke suatu lembah luas yang jauh, dan di sana dia menjatuhkannya. Tahun demi tahun berlalu. Windu demi windu lewat. Terus saja sang kutilang dengan tegar, riang gembira, sabar, optimistik, dan sambil terus bersiul, memindahkan bukit batu besar itu dengan paruhnya yang kecil. Dia memerlukan keabadian untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya itu, mengatasi persoalan penduduk desa itu.
Setegar, seriang, sesabar dan seoptimistik sang kutilang kecil itukah anda, ketika anda sedang berada dalam sebuah persoalan berat? Trilililili lili lili trilili....!
Anda jelas lebih besar dari sang kutilang nan baik hati itu.
Jakarta, 16-9-2015
ioanes rakhmat
Maka mulailah sang kutilang mematuk bagian-bagian puncak bukit batu itu, secuil demi secuil, lalu butiran batu yang sudah ada di ujung paruhnya dibawanya terbang ke suatu lembah luas yang jauh, dan di sana dia menjatuhkannya. Tahun demi tahun berlalu. Windu demi windu lewat. Terus saja sang kutilang dengan tegar, riang gembira, sabar, optimistik, dan sambil terus bersiul, memindahkan bukit batu besar itu dengan paruhnya yang kecil. Dia memerlukan keabadian untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya itu, mengatasi persoalan penduduk desa itu.
Setegar, seriang, sesabar dan seoptimistik sang kutilang kecil itukah anda, ketika anda sedang berada dalam sebuah persoalan berat? Trilililili lili lili trilili....!
Anda jelas lebih besar dari sang kutilang nan baik hati itu.
Jakarta, 16-9-2015
ioanes rakhmat