Ini sebuah artikel deskriptif sains populer yang menarik tentang mengapa waktu hanya bisa maju, tidak bisa mundur. Judulnya Why Does Time Always Run Forwards and Never Backwards?; terpasang online di sini.
Kita tahu, apa makna dan akibatnya kalau waktu itu maju, antara lain kita jadi makin tua, makin lemah dan akhirnya jompo lalu mati. Ini sejalan dengan Hukum Kedua Thermodinamik, berkaitan dengan entropi dalam semua sistem. Menurut hukum ini, entropi atau potensi menjadi chaos dan mengalami disorder dalam semua sistem akan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya waktu, sampai akhirnya sistem ini rusak, binasa dan lenyap.
Tetapi kita tidak tahu apa makna dan akibatnya jika waktu kita bisa alami bergerak mundur. Jika bisa, maka orang yang sudah lansia bisa menjadi remaja kembali, dan sebuah telur yang sudah pecah bisa utuh kembali seperti sebelumnya, dan seseorang yang baru putus pacaran akan bisa merapihkan semua urusan sebelum putus sehingga putus pacaran tidak akan terjadi.
Kapankah waktu akan bergerak mundur? Adakah mesin yang bisa kita buat untuk membawa kita mundur ke masa lalu? Menurut mahafisikawan Stephen Hawking, kita hanya bisa menempuh perjalanan lintaswaktu untuk masuk ke masa depan, tidak bisa mundur, masuk ke masa lampau. Artikel Hawking terpasang di sini dengan judul Stephen Hawking on “Time Travel to the Future”. Betapa disayangkan, bukan? Kita semua, jujur saja, mungkin merindukan waktu yang bisa mundur. Karena ada banyak hal yang sudah terjadi dalam kehidupan kita yang kita mau perbaiki atau cegah sebelum terjadi. But we are powerless! Very sad!
Tapi saya melihat ada kemungkinan yang tidak diurai dalam artikel ini, yakni waktu bergerak siklikal, maju terus, tetapi juga akan tiba saatnya bergerak mundur lagi, sehingga mencapai satu momen untuk bergerak maju lagi. Terus bersiklus, abadi, tanpa awal dan tanpa akhir.
Argumennya begini: begitu waktu tercipta saat big bang, maka bersamaan dengan jagat raya yang terus mengembang makin cepat setelah inflasi, waktu juga bergerak ke depan. Tetapi jagat raya tidak akan abadi mengembang terus. Ada saatnya nanti di masa depan (bermilyar-mlyar tahun dari sekarang), ketika entropi disorder dan chaos sudah mencapai jumlah maksimal, jagat raya akan collapse, tereduksi menjadi satu titik massif kembali yang berenergi sangat besar lewat penciutan jagat raya. Titik massif yang berenergi luar biasa besar ini dinamakan singularitas lubang hitam. Saat collapse inilah, waktu yang semula bergerak linier ke depan, berubah menjadi waktu yang bergerak mundur, mundur sangat jauh sampai mencapai singularitas kembali. Jadi, waktu itu maju dan juga mundur, alias siklikal.
Sayangnya, kita yang hidup sekarang tidak akan pernah mengalami waktu yang bergerak mundur jauh ke belakang, ke titik singularitas. Ingin sekali saya mengalami suatu kondisi kehidupan di mana waktu bergerak mundur. Dunia yang semacam apakah ini? Dunia yang serba merepotkankah? Dunia yang chaotic-kah? Ataukah dunia yang nyaman? No one knows!
Tetapi bagaimana dengan perjalanan lintaswaktu, “time travel”? Mahafisikawan Stephen Hawking menyatakan bahwa melakukan perjalanan lintas-waktu mundur ke masa lalu tidak dimungkinkan karena sesuatu yang disebutnya “Paradoks Saintis Gila”.
Konon, kisah Hawking, ada seorang saintis yang berhasil melakukan perjalanan lintas waktu, kembali ke satu menit sebelum sekarang, lalu dia melihat dirinya sendiri yang lalu ditembaknya sampai mati. Si saintis gila ini menembak mati dirinya sendiri satu menit yang lalu. Kalau si saintis sudah mati satu menit lalu karena ditembak oleh dirinya sendiri, maka muncul paradoks: kalau dia sudah mati (sebagai “akibat”), maka mana bisa dia mundur ke dalam waktu untuk menembak dirinya sendiri (sebagai “penyebab”)? Dalam sains, kata Hawking, penyebab selalu mendahului akibat, dan tidak bisa sebaliknya!
Karena paradoks itu, yang katanya menjadi mimpi buruk para saintis, Hawking akhirnya menegaskan bahwa time travel ke masa lampau tidak dimungkinkan. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa time travel tidak bisa dilakukan. Kita bisa melakukan time travel hanya ke masa depan, “time travel to the future”.
time travel lewat worm holes
Dengan memakai teori Albert Einstein yang diajukan 100 tahun lalu tentang dimensi ruangwaktu, Hawking menyatakan bahwa, karena ruang dan waktu tidak bisa dipisahkan, maka di tempat yang berbeda, waktu juga berperilaku berbeda. Di angkasa luar waktu bergerak lebih lambat dibandingkan geraknya di muka Bumi, karena pengaruh gravitasi benda-benda massif seperti planet-planet, bintang-bintang, dan apalagi lubang-lubang hitam (black holes). Begitu juga, makin cepat kita bergerak, maka waktu bergerak makin lambat. Kata Hawking, perlambatan waktu ini mencegah kita menerobos kecepatan cahaya sebagai batas maksimal kecepatan kosmik. Alhasil, kalau kita melesat dalam sebuah wantariksa dengan kecepatan nyaris menyamai (99,988%) kecepatan cahaya (c = 186.000 mil per detik), maka 1 hari dalam kabin wantariksa kurang lebih sama dengan 1 tahun di muka Bumi. Jika di Bumi waktu sudah berlalu 100 tahun, dalam kabin wantariksa itu waktu baru berlalu hanya 100 hari. Tentu ini hitungan kasar saja. Anda bisa hitung sendiri, berapa persisnya.
Jadi, jika anda meninggalkan putra anda saat dia berusia 11 tahun saat anda akan melakukan time travel dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya, saat anda balik lagi setelah menempuh perjalanan 100 hari dalam pesawat anda, putra anda itu, jika masih hidup, akan sudah berusia 111 tahun! Anda masih sangat muda, sementara putra anda sudah sangat jompo! Anda bisa lihat? Dalam tempo hanya 100 hari, anda sudah lakukan time travel masuk ke kurun 100 tahun di depan!
Mengherankan sekaligus menakjubkan, bukan? Nah, itu baru di wilayah dimensi ke-4 (dimensi waktu), apalagi kalau kita sudah bisa memasuki dan mengalami kehidupan dalam dimensi-dimensi lain, yang menurut prediksi teori dawai jumlah seluruhnya ada 26! Juga akan sangat mengherankan, jika kita juga sudah bisa masuk ke jagat-jagat raya lain, yang menurut prediksi teori dawai jumlah seluruhnya mencapai 10500 jagat raya!
Alam semesta ini memuat sangat banyak hal yang tidak bisa kita pahami semuanya sekarang ini, dan mungkin juga selamanya! Be silent!