Kita semua sekarang ini tentu sudah dengar nama Benjamin Solomon Carson, dan mungkin sekali juga sudah tahu siapa dia dan apa sepak terjangnya hari-hari ini di Amerika ketika pertarungan antar kandidat-kandidat presiden Amerika sedang berlangsung seru.
Pilpres negara besar Amerika di depan ini akan jatuh pada 8 November 2016, sebagai Pilpres ke-58. Pilpres diadakan setiap empat tahun sekali. Presiden terpilih lewat Pilpres 2016 akan menjadi presiden ke-45 Amerika Serikat.
Akankah pria ini, Ben Carson, menjadi orang nomor satu di Amerika?
Kini ada cukup banyak politikus dari partai-partai politik dan calon-calon independen yang sedang bertarung untuk menang sebagai orang nomor satu Amerika nantinya.
Selain banyak calon dari partai-partai kecil dan calon-calon independen, ada beberapa nama yang kini tampak sangat menonjol dalam pertarungan politik tingkat tinggi ini.
Mereka yang menonjol ini antara lain Hillary Clinton (Partai Demokrat), Martin O’Malley (Partai Demokrat), Bernie Sanders (Partai Demokrat), dan Ben Carson (Partai Republik), dan Donald Trump (Partai Republik). Sementara ini, Ben Carson memimpin dengan 23% dan Donald Trump dengan 25%.
Kali ini, saya fokus pada Ben Carson, yang dilahirkan 18 September 1951 di Detroit, Michigan, Amerika, sebagai putera kedua Robert Solomon dan Sonya Carson.
Semasa kanak-kanak dan remaja, dia tampil sebagai seorang yang cepat marah dan beringas, dan beberapa kali pernah melakukan kekerasan fisik kepada orang-orang lain.
Di hari-hari ini ketika calon-calon presiden Amerika sedang bertarung, masa-masa lalu Ben Carson yang gelap dan keras kini sedang disoroti banyak media dan kalangan; dan dia harus mengeluarkan banyak energi (dan tentu dana juga) untuk menangkis semua berita tentang masa lalu dirinya yang keras dan brutal. Selain itu, seluk-beluk studi kesarjanaannya juga dipersoalkan orang. Berbagai kebohongan Ben Carson telah diungkap./1/ Akan habiskah riwayatmu, Carson?
Walaupun berasal dari keluarga miskin, karena ketekunannya membaca dan kepercayaan dirinya yang besar dan kesediaannya mencari uang dengan mengerjakan apa pun, akhirnya siswa Ben Carson berhasil menjadi seorang mahasiswa kedokteran.
Setelah menjadi seorang dokter bedah saraf, pada usia 33 tahun dia sudah diangkat sebagai Direktur Bedah Saraf Pediatrik di Rumah Sakit Johns Hopkins (1984-2013), dan menjadi terkenal karena keberhasilannya memisahkan dua anak kembar siam untuk pertama kalinya.
Belum lama ini, Ben Carson dengan terang-terangan telah menyatakan bahwa dia tidak yakin jika otoritas UUD Amerika berada di atas otoritas Alkitab./2/
Banyak kalangan yang melihat Ben Carson sebagai sosok yang akan―jika terpilih menjadi presiden Amerika―memasukkan kembali agama (Kristen, khususnya Kristen Adventis Hari Ketujuh) ke dalam kehidupan politik Amerika. Sekularisme Amerika dilihat sedang terancam dengan serius oleh sosok semacam Ben Carson.
Saya mencatat sejauh ini ada dua pernyataan lain yang dibuat Ben Carson
yang mengharuskan saya menyimpulkan bahwa dia adalah seorang calon
presiden Amerika yang paling naif dalam sejarah modern Amerika dari
Partai Republik yang juga dikenal sebagai Grand Old Party/GOP, yang
didirikan 1854.
Bagaimana dia tidak harus dicap naif, sebab sebagai
seorang dokter bedah saraf dan sebagai seorang politikus calon presiden
Amerika, dia sama sekali buta dengan pandangan-pandangan ilmu
pengetahuan tentang sedikitnya dua hal. Pertama, tentang kalangan
gay/lesbian, dan, kedua, tentang tujuan dari pembangunan
piramida-piramida di era Mesir kuno.
Dalam suatu kesempatan, Ben Carson menegaskan bahwa kondisi kehidupan di dalam penjara bisa mengubah seorang heteroseksual menjadi seorang homoseksual.
Jadi, baginya, perilaku homoseksual itu mutlak bagian dari gaya hidup yang dipilih dengan sadar, bukan sesuatu yang dibentuk semenjak seorang homoseksual berada dalam kandungan ibunya./3/
Jika itu alasan Ben Carson, kondisi yang serupa juga bisa berlaku pada diri gay dan lesbian: jika seorang gay/lesbian untuk waktu yang panjang tidak bisa bercinta dengan sesama jenis, maka demi pemuasan syahwat seksual mereka, mereka juga akan dengan terpaksa berhubungan seks dengan orang-orang heteroseksual, meskipun tidak akan mengalami kepuasan puncak. Jika gaya hidup seksual corak ini dijalankan sangat lama, maka, memakai nalar Ben Carson, kalangan gay/lesbian akan berubah menjadi heteroseksual.
Pernyataannya itu, yang telah menimbulkan sinisme mendalam terhadapnya, menunjukkan bahwa sang politikus ini adalah seorang dokter bedah yang asal bunyi, dan sama sekali tidak mendasarkan pendapatnya tentang kalangan gay/lesbian pada ilmu pengetahuan modern yang sudah menemukan bahwa orientasi seksual seseorang (baik kalangan heteroseksual, maupun kalangan LGBT) itu bersifat biologis, neural dan genetik./4/
Baru saja, 4 November 2015, Ben Carson juga menegaskan kembali
kenaifannya saat dia menyatakan kembali untuk kedua kalinya bahwa
piramida-piramida besar di Mesir tidak dibangun sebagai kuburan-kuburan
para firaun Mesir, tetapi didirikan oleh (atau atas perintah) seorang
Yahudi yang bernama Yusuf (yang sebelumnya seorang budak di Mesir) untuk
menjadi gudang-gudang penyimpanan gandum ketika seluruh negeri Mesir
(kuno) sedang menghadapi masa kelaparan yang mengerikan selama tujuh
tahun./5/
Dia menyatakan pendapatnya yang ganjil ini pertama kali di
tahun 1998 di Universitas Andrews yang berafiliasi dengan Gereja
Adventis Hari Ketujuh./6/
Sang politikus naif yang berambisi menjadi
presiden Amerika ini mendasarkan pendapatnya yang aneh ini tentang
piramida-piramida di Mesir pada teks-teks tertentu dalam kitab suci
Yahudi Tenakh atau Perjanjian Lama gereja (Kejadian 41).
Apakah karena dia bodoh, maka dia juga dengan bodoh memahami kitab sucinya? Ataukah karena literalisme biblisistis dan Adventisme yang dipertahankannya, dia mendungukan dirinya sendiri?
Tiga piramida akbar Giza, dibangun sekitar 2613-2494 SM. Yang tertua dan terbesar dinamakan piramida (Firaun) Khufu (Yunani: Kheops)
Sebaliknya para arkeolog menegaskan bahwa piramida-piramida Mesir kuno (era 2375-2160 SM; dan juga era 2686-1750 SM) bukanlah bangunan-bangunan besar berongga, dengan ruang kosong di dalamnya; dan bahwa orang Mesir kuno sendiri telah menuliskan dengan terang pada dinding-dinding piramida-piramida mereka teks-teks pemakaman yang menyatakan apa tujuan mereka mendirikan bangunan-bangunan besar yang mempesona itu./7/
Penelitian-penelitian mutakhir sudah menyingkapkan lebih banyak fakta tentang piramida-piramida Mesir dan bagaimana bangunan-bangunan besar ini dulu dibangun.
Mitos-mitos dan teori-teori konspirasi―misalnya bahwa piramida-piramida dibangun oleh alien-alien cerdas yang datang dari angkasa luar, dan mereka memberikan ke orang Mesir kuno teknologi yang kini telah hilang―makin terbukti tidak benar./8/
Para fisikawan pun ikut memberi jawaban-jawaban atas pertanyaan tentang metode membangun piramida-piramida pada zaman Mesir kuno dengan memanfaatkan bahan-bahan dan teknologi sederhana yang tersedia waktu itu./9/
Ok, berikut ini respons saya kepada Mr. Ben Carson.
Wahai Mr. Ben Carson, terus terang saya heran, dari mana anda memperoleh keyakinan dan keberanian menjadi calon presiden sebuah negara besar di dunia yang sudah diakui sebagai sebuah negara di mana ilmu-ilmu pengetahuan baru terus lahir dan terus berkembang?
Seandainya anda terpilih nanti sebagai presiden Amerika, apakah anda memang punya tujuan untuk memperbodoh rakyat negara maju yang besar ini?
Apakah nanti anda akan memperluas kebodohan di Amerika, jauh melampaui sejumlah besar rakyat Amerika yang bodoh, yang nanti akan memilih anda?
Atau, anda dalam kebodohan anda harus siap menghadapi arus balik yang bergelombang besar yang akan menerjang anda karena kesadaran untuk berpikir ilmiah nantinya tetap akan menang di Amerika, di atas kebodohan yang kini anda sedang bela dan perlihatkan!
Wahai Mr. Ben Carson, anda sebetulnya seorang politikus “oportunis” sejati, yang sedang bermain dan sedang menunggangi corak keberagamaan konservatif atau malah fundamentalis dari ratusan juta orang Amerika yang memang menutup diri mereka rapat-rapat terhadap sains modern dan hanya mau melihat, mendengarkan dan taat pada teks-teks Alkitab yang mereka pahami literalistik.
Mereka membutakan diri mereka terhadap ilmu pengetahuan, dan anda ―meskipun seorang dokter bedah―mengikuti kebutaan mereka hanya untuk mendulang suara mereka demi apa yang anda bayangkan sebagai kemenangan politis anda nantinya. Anda sangat naif dan tidak bermoral!
Jakarta, 8 November 2015
ioanes rakhmat
Catatan-catatan
/1/ Antara lain di sini http://www.thedailybeast.com/articles/2015/11/09/ben-carson-gifted-hands-active-imagination.html.
/2/ Lihat J.T. Eberhard, “Ben Carson isn't sure if the Constitution has authority over the Bible”, Patheos, 4 August 2015, pada http://www.patheos.com/blogs/wwjtd/2015/08/ben-carson-isnt-sure-if-the-constitution-has-authority-over-the-bible/. Lihat juga pada http://www.christianpost.com/news/ben-carson-asked-gotcha-question-does-the-bible-have-authority-over-the-constitution-142209/.
/3/ Lihat reportase Jeffrey Kluger, “No Ben Carson, Homosexuality Is Not a Choice”, Time, 6 March 2015, pada http://time.com/3733480/ben-carson-gay-choice-science/.
/4/ Tentang temuan-temuan sains modern mengenai sumber-sumber atau penyebab orientasi seksual seseorang sudah saya uraikan panjang lebar. Lihat Ioanes Rakhmat, “LGBT, Agama, Teks Alkitab, dan Pandangan Sains Modern”, Freethinker Blog, 24 September 2015, pada http://ioanesrakhmat.blogspot.co.id/2015/09/lgbt-agama-teks-alkitab-dan-pandangan.html.
/5/ Erica Brown dan Ellen Uchimiya, “Ben Carson’s unusual theory about Pyramids”, CBS News, 4 November 2015, pada http://www.cbsnews.com/news/ben-carsons-unusual-theory-about-pyramids/.
/6/ Lihat video Youtube https://youtu.be/FrqShRhxJBM.
/7/ Lihat Fiona MacDonald, “Here’s how scientists know the pyramids were built to store pharaohs, not grain”, Science Alert, 6 November 2015, pada http://www.sciencealert.com/here-s-how-scientists-know-the-pyramids-were-built-to-store-pharaohs-not-grain. Lihat juga Kristina Killgrove, “Archaelogists to Ben Carson: Ancient Egyptians Wrote Down Why The Pyramids Were Built”, Forbes Science, 5 November 2015, pada http://www.forbes.com/sites/kristinakillgrove/2015/11/05/archaeologists-to-ben-carson-ancient-egyptians-wrote-down-why-the-pyramids-were-built/.
/8/ Lihat video dan teks penjelas: “Watch: How were the pyramids built”, Science Alert, 6 November 2014, pada http://www.sciencealert.com/watch-how-were-the-pyramids-built.
/9/ Lihat misalnya penjelasan di Science Alert, 28 Agustus 2014, “Did physicists just solve the construction mystery of the Great Pyramid?”, pada http://www.sciencealert.com/did-physicists-solve-the-construction-mystery-of-the-great-pyramid?utm_source=Article&utm_medium=Website&utm_campaign=InArticleReadMore.