Pandanglah
dirimu memiliki seribu tangan. Dengan begitu, segala sesuatu akan dapat kamu
pikul, dan penamu tidak akan pernah berhenti menulis, dan piano dan gitar lewat
jari-jemarimu akan terus melantunkan madah-madah pencerahan dan perdamaian.
Pandanglah dirimu memiliki seribu mulut. Dengan begitu, kamu tidak akan pernah kehabisan kata untuk mengungkapkan rahasia-rahasia agung kehidupan dan menyampaikan pesan-pesan abadi kepada para dewa.
Pandanglah
dirimu memiliki seribu lidah. Dengan begitu, segala asam garam kehidupan,
segala manis anggur keberhasilan, segala cita rasa cinta, dan segala buah pohon-pohon
pengetahuan, akan dapat kamu kecap dengan nikmat.
Pandanglah
dirimu memiliki seribu hidung. Dengan begitu, kamu akan dapat mencium segala
wewangian kehidupan dan kematian, dan segala maksud tersembunyi anak manusia
dan para dewa.
Pandanglah
dirimu memiliki seribu telinga. Dengan begitu, kamu akan dapat menangkap segala
suara, bahkan suara semut-semut kecil yang kerap terinjak, dan suara-suara
orang-orang yang telah dibungkam dan dibunuh.
Pandanglah
dirimu memiliki seribu mata. Dengan begitu, kamu akan dapat melihat segala
sesuatu dari berbagai perspektif yang tidak terhitung banyaknya, dan kamu
karenanya akan makin bijaksana.
Lihatlah segala
sesuatu jangan hanya dengan mata ragawimu. Lihatlah juga dengan seribu mata
akal dan seribu mata batinmu. Dengan begitu, dunia akan selalu inspiratif bagimu dan tatapanmu tajam dan
menusuk sampai ke dasar sukma anak-anak manusia dan menembus gerbang-gerbang besi segala langit.
Jakarta, 17 Mei 2014