Update terbaru:
Telah disusun sebuah surat (elektronik) yang Senin depan ini (27 Agustus 2012) akan diserahkan kepada duta besar Indonesia di London, yang isinya pada intinya mendorong kedubes RI di Inggris bertindak dan menyatakan sikap sehubungan dengan kampanye #SaveMaryam. Surat ini perlu anda tandatangani, bersama dengan banyak orang lain. Ini link ke surat bersama itu http://www.facebook.com/notes/maulana-m-syuhada/17-surat-bersama-warga-indonesia-kepada-duta-besar-ri-di-london/10151198709757238?comment_id=25520220¬if_t=like.
Telah dibangun sebuah blog yang melawan proyek #SaveMaryam, yakni blog #SaveUdin, beralamat di www.saveudin.org. Tengoklah blog ini, saksikan tayangan video tandingan di dalamnya, dan baca semua tulisan yang sudah dipasang di situ.
Maulana M. Syuhada telah menyusun sejumlah pertanyaan yang kerap
diajukan tentang kampanye #SaveMaryam untuk menggalang dana USD 2 juta,
kampanye yang dilandaskan pada data palsu bahwa di Indonesia ada 2 juta
Muslim setiap tahunnya yang pindah agama,
masuk Kristen. Untuk setiap pertanyaan, langsung diberi jawabannya.
Penting untuk orang Indonesia, Muslim dan Kristen, membaca FAQ ini.
Masuklah ke http://www.saveudin.org/11-faq-about-savemaryam-controversies/
Bagian 1
Seseorang memberi link ini http://www.youtube.com/watch?v=C5VgcYlFcF8 kepada saya, supaya saya mengevaluasinya. Ini link ke video yang mengampanyekan misi Muslim di Indonesia yang diberi nama SAVE MARYAM. Website proyek SAVE MARYAM beralamat di www.savemaryam.com. Lembaga karitas yang mengorganisir proyek SAVE MARYAM ini bernama Mercy Mission World (MMW), dan beralamat di sebuah negeri Barat, P.O. Box
18776, London, E6 3AE, United Kingdom. Uraian di bawah ini adalah evaluasi saya atas misi Muslim ini, yang akan terus di-update jika ditemukan data baru.
Logo proyek SAVE MARYAM,
selamatkan Maryam, supaya dia tidak ganti nama menjadi Mary!
Menurut SAVE MARYAM, setiap tahun ada 2 juta Muslim di Indonesia pindah agama, masuk Kristen. Jelas, orang akan otomatis bertanya, Adakah data statistik autentiknya?
Menurut SAVE MARYAM, di tahun 2035, Indonesia akan tidak lagi menjadi negara berpopulasi Muslim terbesar dunia, jika kristenisasi yang massif sukses tak terbendung.
Sekian tayangan di video itu menampilkan kegiatan-kegiatan gereja-gereja tertentu, yang SAVE MARYAM pandang sebagai kegiatan kristenisasi, padahal sebetulnya lebih merupakan acara internal kebaktian kebangunan rohani (KKR) gaya gereja-gereja pentakostal, dan umumnya dihadiri oleh orang-orang Kristen dari berbagai aliran, dan mungkin sekali tidak dihadiri orang Islam sendiri. Bahwa gereja-gereja pentakostal sangat aktif mengadakan KKR yang seringkali bertema bombastis, adalah fakta. Dus, saya merasa kasihan juga pada gereja HKBP, sebuah gereja suku, ketika bangunan sebuah gerejanya dimunculkan dalam video itu, seolah menuduh HKBP juga giat mengkristenkan Indonesia.
Acara-acara pembinaan rohani yang digelar di TV-TV tertentu di Indonesia, misalnya acara yang diberi nama SOLUSI, yang bertujuan untuk membantu para pemirsa yang sedang bermasalah mendapatkan jalan keluar dan penguatan oleh Yesus Kristus, dibayangkan oleh SAVE MARYAM sebagai kegiatan kristenisasi. Ya, ada benarnya bahwa acara-acara ini juga sebuah bentuk kristenisasi; tapi sebetulnya lebih tepat jika dipandang sebagai acara konsultasi psikologis. Tapi karena nama Yesus dibawa-bawa, ya acara konsultasi psikologis ini berubah dengan mudah menjadi acara kristenisasi atas orang-orang yang sedang bermasalah. Jika acara ini mengganggu kaum Muslim, dan mereka takut menjadi korban kristenisasi, ya solusi paling cepat dan praktis adalah ganti saja channel TV-nya, atau sekalian matikan saja TV-nya. :))
Selain itu, SAVE MARYAM juga melihat usaha-usaha mempribumikan kekristenan ke dalam konteks Indonesia dan dunia Muslim, serta pemakaian kata-kata, sebagai contoh, "salah", "iman" dan "Allah" dalam perbendaharaan kosa kata gereja (yang dipandang sebagai pembajakan istilah-istilah khas Muslim), bertujuan untuk memikat kaum Muslim Indonesia supaya mereka mau pindah agama, masuk Kristen. Dalam hal ini, saya sependapat dengan SAVE MARYAM. Salah satu bentuk penyebaran agama Kristen adalah lewat kontekstualisasi. Tetapi bukankah konteks Indonesia adalah konteks kita semua, dan kita merasa perlu hidup sejalan dengan konteks kita, hidup kontekstual? Bukankah kata-kata salah, iman dan Allah adalah kata-kata resmi bahasa Indonesia, dan tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan kita semua bisa memakai kata-kata ini dengan bebas? Jika anda ingin tahu lebih jauh berbagai metode penyebaran agama Kristen yang dijalankan gereja-gereja di Indonesia, baca tulisan saya yang sangat bernas dan seimbang, terpasang online di http://ioanesrakhmat.blogspot.com/2012/06/mengenal-metode-penyebaran-agama.html.
Gerakan SAVE MARYAM membutuhkan donasi dana USD 2 juta, untuk menyelamatkan Muslim Indonesia dari gerakan kristenisasi, lewat berbagai program pemberdayaan dan penyadaran Muslim.
Karena alasan-alasan tertentu, saya menolak kristenisasi dalam bentuk apapun. Saya ingin Indonesia tetap menjadi negara berpopulasi Muslim terbesar dunia. Islam adalah bagian dari kekayaan spiritual dunia, jadi harus dipelihara oleh semua orang yang cinta peradaban insani. Hanya dengan menempatkan Islam sebagai bagian dari kekayaan spiritual dunia, Islam bisa dievaluasi dengan objektif.
Saya tahu dengan pasti bahwa kristenisasi memang dijalankan di Indonesia, sama seperti umat Muslim juga menjalankan Islamisasi, atau Arabisasi, atau Wahabisasi atau liberalisasi, di Indonesia. Kaum agamawan umumnya di mana-mana berpendapat bahwa sama seperti surat-surat kabar dan berbagai media sosial, dalam suatu negara demokratis yang terbuka, bebas menyebarkan berbagai berita dan info ke masyarakat, menyiarkan agama apapun adalah kegiatan yang tak dapat dilarang, dan semua penganut agama telah melakukannya sejak dulu. Baiklah jika kaum agamawan mau berpendapat demikian! Saya paham betul, jika mereka tidak dengan gigih mempertahankan pendapat mereka itu, mereka akan kehilangan pekerjaan dan income mereka dan... pahala mereka nanti di surga. :)) Tapi, hemat saya, siar agama tak dapat dilarang hanya sejauh kegiatan siar agama apapun dijalankan tanpa memakai pemaksaan, tipu-daya, intimidasi, kekerasan dan penghinaan, dan tidak mengganggu keharmonisan hubungan antar golongan-golongan keagamaan yang berbeda-beda dalam suatu masyarakat dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
Bagaimanapun juga, saya sangat ragu terhadap data statistik yang diajukan SAVE MARYAM yang bisa ditafsirkan telah dikemas dengan tendensius untuk memberi pesan politis bahwa kristenisasi sedang berjalan sangat massif, ekstensif dan berbahaya di Indonesia sampai menghasilkan para muallaf dalam jumlah fantastik per tahun, dan bahwa di tahun 2035 Negara Kesatuan Republik Indonesia akan lenyap dari muka Bumi dan akan diganti dengan Negara Kristen Indonesia. Dan saya juga ragu dana USD 2 juta sedang dihimpun untuk kepentingan apa/siapa. Dengan dana sebesar ini, para pelaksana proyek SAVE MARYAM bisa leluasa melakukan apa saja di Indonesia, atau malah tidak melakukan hal apapun setelah mengantongi dana besar itu.
Mari teman-teman, kita evaluasi SAVE MARYAM, yang sedang aktif dikampanyekan dalam bulan puasa 2012 ini. Silakan sumbang saran lewat berbagai media sosial.
Satu catatan pendahuluan saya, SAVE MARYAM melihat hanya kristenisasi sebagai ancaman buat Islam masa kini di Indonesia, tapi mereka tak melihat bahwa ancaman lebih besar lagi bagi Islam di Indonesia adalah kemunduran dalam Islam sendiri. Kita patut bertanya, Apakah Islam masa kini di Indonesia mengalami kemunduran? Jika ya, kemunduran dalam arti apa? Dan apa penyebabnya? Kalau Islam Indonesia makin mundur, sudah sepatutnya kaum Muslim mawas diri dan memperbaikinya.
Gerakan SAVE MARYAM membutuhkan donasi dana USD 2 juta, untuk menyelamatkan Muslim Indonesia dari gerakan kristenisasi, lewat berbagai program pemberdayaan dan penyadaran Muslim.
Karena alasan-alasan tertentu, saya menolak kristenisasi dalam bentuk apapun. Saya ingin Indonesia tetap menjadi negara berpopulasi Muslim terbesar dunia. Islam adalah bagian dari kekayaan spiritual dunia, jadi harus dipelihara oleh semua orang yang cinta peradaban insani. Hanya dengan menempatkan Islam sebagai bagian dari kekayaan spiritual dunia, Islam bisa dievaluasi dengan objektif.
Saya tahu dengan pasti bahwa kristenisasi memang dijalankan di Indonesia, sama seperti umat Muslim juga menjalankan Islamisasi, atau Arabisasi, atau Wahabisasi atau liberalisasi, di Indonesia. Kaum agamawan umumnya di mana-mana berpendapat bahwa sama seperti surat-surat kabar dan berbagai media sosial, dalam suatu negara demokratis yang terbuka, bebas menyebarkan berbagai berita dan info ke masyarakat, menyiarkan agama apapun adalah kegiatan yang tak dapat dilarang, dan semua penganut agama telah melakukannya sejak dulu. Baiklah jika kaum agamawan mau berpendapat demikian! Saya paham betul, jika mereka tidak dengan gigih mempertahankan pendapat mereka itu, mereka akan kehilangan pekerjaan dan income mereka dan... pahala mereka nanti di surga. :)) Tapi, hemat saya, siar agama tak dapat dilarang hanya sejauh kegiatan siar agama apapun dijalankan tanpa memakai pemaksaan, tipu-daya, intimidasi, kekerasan dan penghinaan, dan tidak mengganggu keharmonisan hubungan antar golongan-golongan keagamaan yang berbeda-beda dalam suatu masyarakat dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
Bagaimanapun juga, saya sangat ragu terhadap data statistik yang diajukan SAVE MARYAM yang bisa ditafsirkan telah dikemas dengan tendensius untuk memberi pesan politis bahwa kristenisasi sedang berjalan sangat massif, ekstensif dan berbahaya di Indonesia sampai menghasilkan para muallaf dalam jumlah fantastik per tahun, dan bahwa di tahun 2035 Negara Kesatuan Republik Indonesia akan lenyap dari muka Bumi dan akan diganti dengan Negara Kristen Indonesia. Dan saya juga ragu dana USD 2 juta sedang dihimpun untuk kepentingan apa/siapa. Dengan dana sebesar ini, para pelaksana proyek SAVE MARYAM bisa leluasa melakukan apa saja di Indonesia, atau malah tidak melakukan hal apapun setelah mengantongi dana besar itu.
Mari teman-teman, kita evaluasi SAVE MARYAM, yang sedang aktif dikampanyekan dalam bulan puasa 2012 ini. Silakan sumbang saran lewat berbagai media sosial.
Satu catatan pendahuluan saya, SAVE MARYAM melihat hanya kristenisasi sebagai ancaman buat Islam masa kini di Indonesia, tapi mereka tak melihat bahwa ancaman lebih besar lagi bagi Islam di Indonesia adalah kemunduran dalam Islam sendiri. Kita patut bertanya, Apakah Islam masa kini di Indonesia mengalami kemunduran? Jika ya, kemunduran dalam arti apa? Dan apa penyebabnya? Kalau Islam Indonesia makin mundur, sudah sepatutnya kaum Muslim mawas diri dan memperbaikinya.
Bagian 2
Mungkin karena proyek SAVE MARYAM sudah mulai disorot (antara lain oleh kita)
di berbagai media sosial, pada 25 Juli 2012 MMW telah mengeluarkan sebuah
press release yang memuat data statistik tentang jumlah rata-rata
Muslim Indonesia per tahun yang pindah agama masuk Kristen, yakni
(persisnya) 2.014.837 orang (berdasarkan himpunan data dari 2000 sampai
2009). MMW memakai data tentang pertambahan jumlah umat Kristen di
Indonesia karena perpindahan agama (Muslim ke Kristen), dari 4 sumber:
World Harvest, Secretbelievers, Secretbelievers/ICG, dan Departemen
Agama RI. Press release ini terpasang online di http://savemaryam.com/downloads/SaveMaryamPressRelease.pdf.
Angka 2.014.837 adalah angka yang fantastik; angka yang bisa mendorong orang yang memakai akal sehat untuk menyatakan bahwa angka ini adalah hoax. Sejauh yang saya berhasil pantau, sanggahan yang menyatakan bahwa angka ini adalah hoax sudah bermunculan di beberapa media sosial.
Tapi untuk menyatakan bahwa angka itu hoax, kita harus memakai data real tandingan, tak bisa hanya sekadar menolak angka yang fantastik itu. Marilah kita mencari data tandingan yang bisa membantah angka yang diajukan MMW itu. Sudah kita ketahui, di Indonesia ini orang sukar sekali mendapatkan data statistik apapun yang akurat dan kredibel. Hal ini pun membuat MMW mengeluarkan pernyataan, bahwa "sesungguhnya hanya Allah yang tahu angka-angka real yang sebenarnya dan absolut, yang mengungkapkan berapa besar umat Muslim yang telah pindah agama, masuk Kristen. Tapi tanggungjawab kami adalah memberikan sebuah tebakan cerdas, seperti yang kami telah lakukan di atas." Di sini poinnya: tebakan, secerdas apapun, tetap sebuah tebakan! Saya mau bertanya pada para pemimpin MMW: Apakah kalian, dari Inggris, mau mengatur umat Muslim Indonesia berdasarkan sebuah tebakan?
Atau kita menunjukkan bahwa data pendukung, sumber-sumber data dan kesimpulan yang ditarik MMW memiliki cacat dalam berbagai bentuk. Nah, untuk keperluan ini, teman-teman yang memiliki keahlian dalam analisis statistik perlu turun tangan.
Well, kita bisa mengambil sikap tidak perduli pada apapun yang sedang dan akan dilakukan SAVE MARYAM. Karena kita merasa telah dibuat lelah oleh mereka. :)) Kita juga bisa tak perduli, dengan alasan, kalau kita mempersoalkan proyek ini, justru info tentang proyek ini makin tersebar dan maksud dan tujuan si pemilik proyek ini kita jadi bantu wujudkan. Saya melihat persoalannya tidak demikian. Hemat saya, kita perlu mengevaluasi proyek ini dengan kritis, justru supaya kelemahan-kelemahan proyek ini tersingkap dan publik jadi mengetahuinya.
Saya melihat, ketimbang bisa membantu Muslim Indonesia, proyek SAVE MARYAM ini potensial memecahbelah bangsa kita, memecah belah sesama Muslim Indonesia, dan membenturkan umat Islam dan umat Kristen. Inilah bahaya potensialnya!
Saya sendiri bertanya, mengapa lembaga MMW itu, sebagai lembaga asing (Barat), mau ikut campur mengurusi kehidupan umat Muslim Indonesia. Tentu siapapun boleh perduli pada umat Muslim Indonesia, sama seperti Barat juga boleh perduli pada umat Kristen di Indonesia. Tapi, yang saya lihat sebagai persoalannya adalah, proyek SAVE MARYAM mungkin terlalu jauh mencampuri kehidupan umat Muslim Indonesia. Dengan dana 2 juta US Dollar yang sedang dikumpulkan, mereka bisa melakukan apa saja dengan leluasa di Indonesia, termasuk memperkuat Wahabisme di negeri ini.
Dalam press release MMW itu ditulis bahwa gerakan mereka sudah didahului riset yang intensif dan ekstensif dengan melibatkan banyak pihak di Indonesia, yakni alim ulama, profesor Muslim, wartawan, aktivis Muslim, anggota komite masjid, usahawan, ummah. Mereka semua, kata MMW, melihat bahwa memang sedang terjadi pemurtadan umat Muslim di Indonesia dalam jumlah besar. Sayangnya, MMW tak menyebutkan dengan eksplisit nama orang-orang dan lembaga-lembaga yang mereka sebut ini. Selain itu, mereka juga menyatakan bahwa gerakan mereka untuk MENYELAMATKAN MARYAM dijalankan dengan kerja sama dengan Muhammadiyah. Klaim yang terakhir ini jelas halus diklarifikasi langsung pada organisasi Muslim Indonesia yang besar ini.
Secara khusus MMW menyebut-nyebut kegiatan-kegiatan pemurtadan yang telah dan sedang dilakukan oleh gereja-gereja (pentakostal, khususnya) di Indonesia, terhadap umat Muslim Indonesia. Mereka menunjuk pada dua acara kebaktian kebangunan rohani (KKR) besar yang memang pernah diadakan di Jakarta (Jakarta for Jesus) dan di Surabaya (Surabaya for Jesus), yang juga pernah saya soroti dengan tajam dalam sebuah tulisan saya.
Penyebutan acara-acara KKR tersebut sebagai KKR Jakarta for Jesus dan KKR Surabaya for Jesus jelas penyebutan yang bombastis; dan celakanya dan bodohnya orang-orang Kristen pentakostal adalah mereka tak sadar sama sekali bahwa penyebutan-penyebutan hiperbolik demikian telah memberi pesan dan sinyal yang salah ke dunia luar bahwa dua kota besar itu akan menjadi kota-kota Kristen hanya lewat dua acara KKR tersebut. Maka bisa dipahami jika MMW juga mengumumkan bahwa menyusul KKR-KKR besar ini, kolam-kolam renang skala Olimpiade telah disewa untuk membaptis para muallaf. Jelas, dalam pandangan MMW dua acara KKR itu telah sukses besar menghasilkan muallaf dalam jumlah besar. Really? Kalau MMW menyatakan bahwa dua acara KKR itu telah berhasil menghimpun uang dalam jumlah besar yang masuk ke kocek-kocek para rohaniwan penyelenggaranya, saya masih bisa sependapat. Selain itu, mereka juga mengacu ke Mega Churches (gereja-gereja superbesar) yang banyak dibangun di kota-kota besar di Indonesia, yang bisa menyerap 4.000 sampai 10.000 orang pengunjung. Dalam pandangan mereka, keberadaan Mega Churches di Indonesia masa kini adalah suatu bukti keberhasilan besar kristenisasi di negeri ini.
Hal-hal yang diungkap MMW ini sebagian adalah fakta-fakta, tetapi yang masih perlu mereka ungkap adalah adakah orang Islam Indonesia yang ikut hadir dalam acara-acara KKR tersebut lalu masuk Kristen, atau yang ikut beribadah dalam gedung-gedung gereja superbesar itu. Jika ada, berapa banyak (tunjukkan dengan statistik), dan apa penyebab mereka mau hadir (lakukan evaluasi).
Dalam pandangan saya, Mega Churches yang akan makin banyak dibangun (dengan mudah) di kota-kota besar Indonesia lebih mengungkapkan kolaborasi kekristenan di Indonesia dengan kapitalisme, ketimbang membuktikan keberhasilan kristenisasi di Indonesia itu sendiri. Yang mengisi ruang-ruang dalam Mega Churches adalah orang-orang Kristen lama yang suka pindah-pindah gereja, dan yang mengidentifikasi diri sebagai orang-orang Kristen terhormat yang telah sukses secara material. Orang-orang Kristen kapitalis semacam ini mustahil mau ikut kebaktian Minggu di gereja-gereja reot, pengap dan panas. Sebaliknya, orang-orang Kristen yang ke mana-mana naik Bajaj, berpakaian murahan dengan warna yang sudah kabur, dan hanya bisa memberi persembahan ke kantung persembahan maksimal Rp. 2.000 sekali beri, akan sangat merasa minder jika ikut kebaktian Minggu dalam Mega Churches. Mega Churches by definition adalah gereja Kristen kapitalis, bukan gereja orang miskin. Problemnya bagi orang Kristen kapitalis (mereka berhak loh menjadi orang Kristen kapitalis, kendatipun Yesus sangat terang mengajarkan hal yang bertolakbelakang!) adalah umat Muslim di Indonesia umumnya antipati pada kapitalisme, dan mereka sudah punya sistem ekonomi sendiri yang dilandaskan pada syariah. Anti-kapitalisme dan anti-Mega Churches adalah saudara kembar. MMW tampak sangat piawai memainkan sentimen-sentimen sosio-ekonomis dan religius ini.
Sekali lagi, sekian hal yang diungkap dalam press release MMW itu memang fakta, tapi sekian hal lainnya jelas dibesar-besarkan, atau dibiarkan tanpa penjelasan sehingga orang bisa bebas memakai bayangan-bayangan dan khayalan-khayalan mereka sendiri. Jadi, pada satu pihak, sudah seharusnya proyek 2 juta USD SAVE MARYAM yang sudah digelindingkan ini memicu umat Kristen evangelikal revivalistik di Indonesia untuk memeriksa diri, tahu diri, bertafakur, dan mengembangkan kepekaan sosial mereka. Dan, pada pihak lainnya, adalah juga kewajiban kita semua, Muslim dan Kristen, untuk mencari dan menemukan fakta-fakta, dan menolak asumsi, pemalsuan data, fiksi, mitos, prasangka, kebencian dan kemarahan.
Yang saya puji dari MMW adalah sikap mental mereka: kendatipun mereka sudah menyatakan bahwa pemurtadan besar sedang dilakukan orang Kristen terhadap umat Muslim Indonesia, mereka tidak melihat problemnya terletak pada orang Kristen, tapi pada umat Muslim sendiri, yang umumnya, kata mereka (dengan nada merendahkan), tidak memahami situasi dan kondisi real kehidupan mereka sendiri di Indonesia, dan tidak memiliki basis kuat untuk hidup sebagai Muslim sejati sehingga dapat dengan mudah dipengaruhi untuk pindah agama. Dus, proyek SAVE MARYAM dirancang, dibangun dan dijalankan untuk memberdayakan dan menyadarkan Muslim Indonesia serta untuk memperkuat jati diri mereka dan memproteksi, bukan untuk menyerang orang Kristen. So far so good.
Tapi, itu adalah sikap mental orang Barat pada umumnya: proporsional. Tapi pujian saya ini akan gugur dengan sendirinya jika nanti terbukti bahwa MMW telah tidak objektif dalam menampilkan data statistik yang sudah disebut di atas. Selain itu, saya sangat ragu, kalau segmen-segmen tertentu dalam dunia Islam Indonesia akan melihat dari sudut pandang yang sama. Segmen-segmen ini bisa diantisipasi akan memberi reaksi geram dan murka terhadap orang Kristen Indonesia, ketika kepada mereka disodorkan analisis yang telah dilakukan MMW atas kondisi umat Muslim Indonesia masa kini. Itulah sebabnya saya telah tulis di atas, bahwa proyek SAVE MARYAM potensial menimbulkan benturan sosial dalam masyarakat Indonesia, benturan sosial yang akan makin parah dan makin keras dibandingkan keadaannya sekarang yang memang sudah tidak bagus.
Press release MMW itu ditutup dengan kutipan teks dari Surat Al Anfal ayat 46, yang berbunyi demikian, "Jangan berdebat di antaramu sendiri, yang mengakibatkan strategimu gagal dan kekuatanmu menyusut." Ya, tampaknya MMW menghendaki proyek SAVE MARYAM dijalankan tanpa kompromi, tanpa dialog, tanpa debat, dan umat Muslim Indonesia diminta untuk ikut saja, tanpa terpecah-belah. Is that so? Time will tell.
Bung Maulana menyatakan,
Angka 2.014.837 adalah angka yang fantastik; angka yang bisa mendorong orang yang memakai akal sehat untuk menyatakan bahwa angka ini adalah hoax. Sejauh yang saya berhasil pantau, sanggahan yang menyatakan bahwa angka ini adalah hoax sudah bermunculan di beberapa media sosial.
Tapi untuk menyatakan bahwa angka itu hoax, kita harus memakai data real tandingan, tak bisa hanya sekadar menolak angka yang fantastik itu. Marilah kita mencari data tandingan yang bisa membantah angka yang diajukan MMW itu. Sudah kita ketahui, di Indonesia ini orang sukar sekali mendapatkan data statistik apapun yang akurat dan kredibel. Hal ini pun membuat MMW mengeluarkan pernyataan, bahwa "sesungguhnya hanya Allah yang tahu angka-angka real yang sebenarnya dan absolut, yang mengungkapkan berapa besar umat Muslim yang telah pindah agama, masuk Kristen. Tapi tanggungjawab kami adalah memberikan sebuah tebakan cerdas, seperti yang kami telah lakukan di atas." Di sini poinnya: tebakan, secerdas apapun, tetap sebuah tebakan! Saya mau bertanya pada para pemimpin MMW: Apakah kalian, dari Inggris, mau mengatur umat Muslim Indonesia berdasarkan sebuah tebakan?
Atau kita menunjukkan bahwa data pendukung, sumber-sumber data dan kesimpulan yang ditarik MMW memiliki cacat dalam berbagai bentuk. Nah, untuk keperluan ini, teman-teman yang memiliki keahlian dalam analisis statistik perlu turun tangan.
Well, kita bisa mengambil sikap tidak perduli pada apapun yang sedang dan akan dilakukan SAVE MARYAM. Karena kita merasa telah dibuat lelah oleh mereka. :)) Kita juga bisa tak perduli, dengan alasan, kalau kita mempersoalkan proyek ini, justru info tentang proyek ini makin tersebar dan maksud dan tujuan si pemilik proyek ini kita jadi bantu wujudkan. Saya melihat persoalannya tidak demikian. Hemat saya, kita perlu mengevaluasi proyek ini dengan kritis, justru supaya kelemahan-kelemahan proyek ini tersingkap dan publik jadi mengetahuinya.
Saya melihat, ketimbang bisa membantu Muslim Indonesia, proyek SAVE MARYAM ini potensial memecahbelah bangsa kita, memecah belah sesama Muslim Indonesia, dan membenturkan umat Islam dan umat Kristen. Inilah bahaya potensialnya!
Saya sendiri bertanya, mengapa lembaga MMW itu, sebagai lembaga asing (Barat), mau ikut campur mengurusi kehidupan umat Muslim Indonesia. Tentu siapapun boleh perduli pada umat Muslim Indonesia, sama seperti Barat juga boleh perduli pada umat Kristen di Indonesia. Tapi, yang saya lihat sebagai persoalannya adalah, proyek SAVE MARYAM mungkin terlalu jauh mencampuri kehidupan umat Muslim Indonesia. Dengan dana 2 juta US Dollar yang sedang dikumpulkan, mereka bisa melakukan apa saja dengan leluasa di Indonesia, termasuk memperkuat Wahabisme di negeri ini.
Dalam press release MMW itu ditulis bahwa gerakan mereka sudah didahului riset yang intensif dan ekstensif dengan melibatkan banyak pihak di Indonesia, yakni alim ulama, profesor Muslim, wartawan, aktivis Muslim, anggota komite masjid, usahawan, ummah. Mereka semua, kata MMW, melihat bahwa memang sedang terjadi pemurtadan umat Muslim di Indonesia dalam jumlah besar. Sayangnya, MMW tak menyebutkan dengan eksplisit nama orang-orang dan lembaga-lembaga yang mereka sebut ini. Selain itu, mereka juga menyatakan bahwa gerakan mereka untuk MENYELAMATKAN MARYAM dijalankan dengan kerja sama dengan Muhammadiyah. Klaim yang terakhir ini jelas halus diklarifikasi langsung pada organisasi Muslim Indonesia yang besar ini.
Secara khusus MMW menyebut-nyebut kegiatan-kegiatan pemurtadan yang telah dan sedang dilakukan oleh gereja-gereja (pentakostal, khususnya) di Indonesia, terhadap umat Muslim Indonesia. Mereka menunjuk pada dua acara kebaktian kebangunan rohani (KKR) besar yang memang pernah diadakan di Jakarta (Jakarta for Jesus) dan di Surabaya (Surabaya for Jesus), yang juga pernah saya soroti dengan tajam dalam sebuah tulisan saya.
Penyebutan acara-acara KKR tersebut sebagai KKR Jakarta for Jesus dan KKR Surabaya for Jesus jelas penyebutan yang bombastis; dan celakanya dan bodohnya orang-orang Kristen pentakostal adalah mereka tak sadar sama sekali bahwa penyebutan-penyebutan hiperbolik demikian telah memberi pesan dan sinyal yang salah ke dunia luar bahwa dua kota besar itu akan menjadi kota-kota Kristen hanya lewat dua acara KKR tersebut. Maka bisa dipahami jika MMW juga mengumumkan bahwa menyusul KKR-KKR besar ini, kolam-kolam renang skala Olimpiade telah disewa untuk membaptis para muallaf. Jelas, dalam pandangan MMW dua acara KKR itu telah sukses besar menghasilkan muallaf dalam jumlah besar. Really? Kalau MMW menyatakan bahwa dua acara KKR itu telah berhasil menghimpun uang dalam jumlah besar yang masuk ke kocek-kocek para rohaniwan penyelenggaranya, saya masih bisa sependapat. Selain itu, mereka juga mengacu ke Mega Churches (gereja-gereja superbesar) yang banyak dibangun di kota-kota besar di Indonesia, yang bisa menyerap 4.000 sampai 10.000 orang pengunjung. Dalam pandangan mereka, keberadaan Mega Churches di Indonesia masa kini adalah suatu bukti keberhasilan besar kristenisasi di negeri ini.
Hal-hal yang diungkap MMW ini sebagian adalah fakta-fakta, tetapi yang masih perlu mereka ungkap adalah adakah orang Islam Indonesia yang ikut hadir dalam acara-acara KKR tersebut lalu masuk Kristen, atau yang ikut beribadah dalam gedung-gedung gereja superbesar itu. Jika ada, berapa banyak (tunjukkan dengan statistik), dan apa penyebab mereka mau hadir (lakukan evaluasi).
Dalam pandangan saya, Mega Churches yang akan makin banyak dibangun (dengan mudah) di kota-kota besar Indonesia lebih mengungkapkan kolaborasi kekristenan di Indonesia dengan kapitalisme, ketimbang membuktikan keberhasilan kristenisasi di Indonesia itu sendiri. Yang mengisi ruang-ruang dalam Mega Churches adalah orang-orang Kristen lama yang suka pindah-pindah gereja, dan yang mengidentifikasi diri sebagai orang-orang Kristen terhormat yang telah sukses secara material. Orang-orang Kristen kapitalis semacam ini mustahil mau ikut kebaktian Minggu di gereja-gereja reot, pengap dan panas. Sebaliknya, orang-orang Kristen yang ke mana-mana naik Bajaj, berpakaian murahan dengan warna yang sudah kabur, dan hanya bisa memberi persembahan ke kantung persembahan maksimal Rp. 2.000 sekali beri, akan sangat merasa minder jika ikut kebaktian Minggu dalam Mega Churches. Mega Churches by definition adalah gereja Kristen kapitalis, bukan gereja orang miskin. Problemnya bagi orang Kristen kapitalis (mereka berhak loh menjadi orang Kristen kapitalis, kendatipun Yesus sangat terang mengajarkan hal yang bertolakbelakang!) adalah umat Muslim di Indonesia umumnya antipati pada kapitalisme, dan mereka sudah punya sistem ekonomi sendiri yang dilandaskan pada syariah. Anti-kapitalisme dan anti-Mega Churches adalah saudara kembar. MMW tampak sangat piawai memainkan sentimen-sentimen sosio-ekonomis dan religius ini.
Sekali lagi, sekian hal yang diungkap dalam press release MMW itu memang fakta, tapi sekian hal lainnya jelas dibesar-besarkan, atau dibiarkan tanpa penjelasan sehingga orang bisa bebas memakai bayangan-bayangan dan khayalan-khayalan mereka sendiri. Jadi, pada satu pihak, sudah seharusnya proyek 2 juta USD SAVE MARYAM yang sudah digelindingkan ini memicu umat Kristen evangelikal revivalistik di Indonesia untuk memeriksa diri, tahu diri, bertafakur, dan mengembangkan kepekaan sosial mereka. Dan, pada pihak lainnya, adalah juga kewajiban kita semua, Muslim dan Kristen, untuk mencari dan menemukan fakta-fakta, dan menolak asumsi, pemalsuan data, fiksi, mitos, prasangka, kebencian dan kemarahan.
Yang saya puji dari MMW adalah sikap mental mereka: kendatipun mereka sudah menyatakan bahwa pemurtadan besar sedang dilakukan orang Kristen terhadap umat Muslim Indonesia, mereka tidak melihat problemnya terletak pada orang Kristen, tapi pada umat Muslim sendiri, yang umumnya, kata mereka (dengan nada merendahkan), tidak memahami situasi dan kondisi real kehidupan mereka sendiri di Indonesia, dan tidak memiliki basis kuat untuk hidup sebagai Muslim sejati sehingga dapat dengan mudah dipengaruhi untuk pindah agama. Dus, proyek SAVE MARYAM dirancang, dibangun dan dijalankan untuk memberdayakan dan menyadarkan Muslim Indonesia serta untuk memperkuat jati diri mereka dan memproteksi, bukan untuk menyerang orang Kristen. So far so good.
Tapi, itu adalah sikap mental orang Barat pada umumnya: proporsional. Tapi pujian saya ini akan gugur dengan sendirinya jika nanti terbukti bahwa MMW telah tidak objektif dalam menampilkan data statistik yang sudah disebut di atas. Selain itu, saya sangat ragu, kalau segmen-segmen tertentu dalam dunia Islam Indonesia akan melihat dari sudut pandang yang sama. Segmen-segmen ini bisa diantisipasi akan memberi reaksi geram dan murka terhadap orang Kristen Indonesia, ketika kepada mereka disodorkan analisis yang telah dilakukan MMW atas kondisi umat Muslim Indonesia masa kini. Itulah sebabnya saya telah tulis di atas, bahwa proyek SAVE MARYAM potensial menimbulkan benturan sosial dalam masyarakat Indonesia, benturan sosial yang akan makin parah dan makin keras dibandingkan keadaannya sekarang yang memang sudah tidak bagus.
Press release MMW itu ditutup dengan kutipan teks dari Surat Al Anfal ayat 46, yang berbunyi demikian, "Jangan berdebat di antaramu sendiri, yang mengakibatkan strategimu gagal dan kekuatanmu menyusut." Ya, tampaknya MMW menghendaki proyek SAVE MARYAM dijalankan tanpa kompromi, tanpa dialog, tanpa debat, dan umat Muslim Indonesia diminta untuk ikut saja, tanpa terpecah-belah. Is that so? Time will tell.
Bagian 3
Baru saja (pukul 16.00, tanggal 28 Juli 2012) saya menemukan sebuah tanggapan saintifik (ditulis dalam bahasa Inggris) atas semua klaim yang disebarluaskan oleh MMW lewat video dan press release mereka, ditulis oleh Maulana M. Syuhada, dan tersedia online di Facebook-nya. Link ke Facebook Bung Maulana ini saya berikan di bawah ini (seluruhnya ada 3 link); silakan keseluruhan tanggapannya anda baca. Pada kesempatan ini saya mau mengutip tiga pernyataan tegas saja dari Bung Maulana ini.
Bung Maulana menyatakan,
"#SaveMaryam is exploiting Indonesia by creating bombastic video using manipulative facts and figures in order to achieve their donations ambition of $ 2,000,000. It seems this KONY 2012 type video is a new way of gathering money from all over the world."
(#SaveMaryam sedang mengeksploitasi Indonesia dengan menciptakan video yang bombastis dan memakai fakta-fakta dan angka-angka yang dimanipulasi dengan tujuan untuk memenuhi ambisi mereka mendapatkan sumbangan sebesar USD 2.000.000. Tampaknya tipe video KONY 2012 adalah sebuah cara baru dalam mengumpulkan uang dari seluruh dunia.)
Dan juga,
"After watching the video, I was shocked and angry. The video is very patronizing, yet insulting to Muslims in Indonesia. They use manipulative figures and inaccurate facts, depicting Indonesia as ignorant and hopeless nation."
(Setelah menyaksikan video itu, saya terkejut dan marah. Video itu tampak sangat bersahabat dan menyokong, tapi sebetulnya sangat merendahkan sekaligus menghina umat Muslim di Indonesia. Mereka memakai angka-angka yang dimanipulasi dan fakta-fakta yang tidak akurat, dengan menggambarkan Indonesia sebagai bangsa yang bodoh dan tak memiliki pengharapan.)
Mr. Maulana juga memasang tuntutannya kepada MMW, demikian:
"I demand you to withdraw the video and stop spreading this lies before we report this to the Indonesian authorities and police."
(Saya menuntut anda untuk menarik video ini dan berhenti menyebarkan kebohongan-kebohongan ini sebelum kami melaporkan hal ini kepada pemerintah Indonesia dan polisi.)
Dalam tulisan Bung Maulana itu terdapat lampiran tentang data demografis Indonesia jika dilihat dari jumlah para penganut agama-agama. Data ini diambil dari hasil sensus nasional tahun 2000 dan tahun 2010. Saya kutipkan seluruhnya, termasuk pendapat-pendapatnya atas data demografis ini. Menurut Maulana, data statistik konversi Muslim ke Kristen sebesar 2 juta orang per tahun, yang diajukan SAVE MARYAM, adalah dusta, yang disebarkan ke seluruh dunia!
Indonesian Population by Religion
(According to 2000 and 2010 National Census)
1. Indonesian Population in 2000 (1,2,3)
Islam = 177,528,772 (88.22%)
Protestant = 11,820,075 (5.87%)
Catholic = 6,134,902 (3.05%)
Hindu = 3,651,939 (1.81%)
Buddha = 1,694,682 (0.84%)
Others = 411,629 (0.20%)
Total = 201,241,999 (100%)
2. Indonesian Population in 2010 (2,4)
Islam = 207,176,162 (87.18%)
Protestant = 16,528,513 (6.96%)
Catholic = 6,907,873 (2.91%)
Hindu = 4,012,116 (1.69%)
Buddha = 1,703,254 (0.72%)
Konghucu = 117,091 (0.05%)
Others = 299,617 (0.13%)
Not Answered = 139,582 (0.06%)
Not Asked = 757,118 (0.32%)
Total = 237,641,326 (100%)
3. Average Annual Increase (2000 - 2010)
Total = (237,641,326 - 201,241,999) / 10 = 3,639,933
Muslim = (207,176,162 - 177,528,772) / 10 = 2,964,739
Protestant = (16,528,513 - 11,820,075) / 10 = 470,844
Catholic = (6,907,873 - 6,134,902) / 10 = 77,297
Christian (Catholic + Protestan) = (23,436,386 - 17,954,977) / 10 = 548,141
From 2000 to 2010 total Indonesian population had increased by 3,639,933 per year.
- Muslim population had increased by 2,964,739 per year.
- Christian population had increased by 548,141 per year.
If total Christian population only increased by 548,141 per year how could 2,000,000 Muslims converted to Christian per year???
(Jika total penduduk Kristen hanya bertambah 548,141 per tahun, bagaimana bisa 2 juta Muslim pindah agama, masuk Kristen, per tahun???)
And of that 548,141, the biggest percentage is certainly due to natural growth (birthrate). So, the annual increase due to conversion from other religion(s) is even smaller.
(Dan dari 548,141, persentase terbesar tentu saja berasal dari pertambahan alamiah [angka kelahiran]. Jadi, pertambahan tahunan yang berasal dari perpindahan dari agama lain bahkan lebih kecil lagi.)
So, SaveMaryam's claim that 2 Millions Indonesian Muslims are converted to Christianity every year is simply A LIE! If you dare to exaggerate the exact facts, how could we believe that you don't exaggerate the other facts?
(Jadi, klaim SaveMaryam bahwa 2 juta Muslim Indonesia pindah agama, masuk Kristen, per tahun, sesungguhnya cuma SEBUAH DUSTA. Jika anda berani membesar-besarkan fakta-fakta yang eksak, bagaimana kami dapat percaya bahwa anda tidak membesar-besarkan fakta-fakta lainnya?)
Akhir kata, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bung Maulana. Anda, Bung Maulana, adalah seorang Muslim intelektual yang Indonesia terus perlukan!
If total Christian population only increased by 548,141 per year how could 2,000,000 Muslims converted to Christian per year???
(Jika total penduduk Kristen hanya bertambah 548,141 per tahun, bagaimana bisa 2 juta Muslim pindah agama, masuk Kristen, per tahun???)
And of that 548,141, the biggest percentage is certainly due to natural growth (birthrate). So, the annual increase due to conversion from other religion(s) is even smaller.
(Dan dari 548,141, persentase terbesar tentu saja berasal dari pertambahan alamiah [angka kelahiran]. Jadi, pertambahan tahunan yang berasal dari perpindahan dari agama lain bahkan lebih kecil lagi.)
So, SaveMaryam's claim that 2 Millions Indonesian Muslims are converted to Christianity every year is simply A LIE! If you dare to exaggerate the exact facts, how could we believe that you don't exaggerate the other facts?
(Jadi, klaim SaveMaryam bahwa 2 juta Muslim Indonesia pindah agama, masuk Kristen, per tahun, sesungguhnya cuma SEBUAH DUSTA. Jika anda berani membesar-besarkan fakta-fakta yang eksak, bagaimana kami dapat percaya bahwa anda tidak membesar-besarkan fakta-fakta lainnya?)
Akhir kata, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bung Maulana. Anda, Bung Maulana, adalah seorang Muslim intelektual yang Indonesia terus perlukan!
Salam,
ioanes rakhmat
Agamaku paling tinggi,
karena agamaku adalah Cinta Kasih.
─ ioanes rakhmatkarena agamaku adalah Cinta Kasih.