Sabda Yesus, “Aku datang untuk meniadakan kurban-kurban, dan jika engkau tidak berhenti memberi kurban, engkau tidak akan berhenti mengalami kemurkaan.” (Injil Orang Ebion 6)
Injil Orang Ebion (selanjutnya ditulis I.Ebi) diberi nama demikian karena kutipan-kutipan injil ini muncul di dalam sebuah tulisan Epifanius dari Salamis (315-403 M) yang membahas suatu komunitas Yahudi-Kristen yang disebut orang Ebion (kata Ibrani; artinya “miskin”); selain itu, hampir semua kutipan I.Ebi memuat pandangan teologis yang cocok dengan pandangan orang Kristen-Yahudi Ebion yang dapat diketahui dari sumber-sumber lain (misalnya dari Irenaeus, dan juga dari tulisan Yahudi-Kristen yang berjudul Pseudo-Klementin, Homili, dari abad ke-4).
Meskipun Epifanius dua kali menyatakan bahwa I.Ebi dikenal sebagai “Injil Ibrani” (I.Ebi 2 dan 6), namun dari kutipan-kutipan yang disampaikan Epifanius kita tahu bahwa komunitas Ebion atau penyusun I.Ebi mengikuti teks Yunani dari injil-injil sinoptik (Markus, M atius, dan Lukas), sehingga kita hanya dapat sedikit ragu bahwa injil ini aslinya ditulis dalam bahasa Yunani.
Dilihat dari jenis sastranya, I.Ebi adalah suatu injil naratif; dekat dengan Injil Matius tetapi juga memiliki hubungan yang kentara dengan Injil Markus dan Injil Lukas. Dilihat dari bagaimana penyusun ini menulis dan menyusun injilnya ini, I.Ebi paling pas jika digolongkan sebagai suatu harmoni (penyelarasan) ketiga injil sinoptik, dengan perluasan dan pengurangan editorial di sana-sini yang mencerminkan kecenderungan teologis penyusunnya.
Epifanius memuat tujuh kutipan dari I.Ebi di dalam karyanya, Bidah 30, yang ditulisnya pada tahun 375 M. Jadi, injil ini pasti sudah ada sebelum tahun ini. Petunjuk lain yang perlu diperhatikan didapat dari seorang penulis Kristen lain yang bernama Irenaeus (sekitar 140-200), yang mungkin sekali merupakan saksi paling awal atas keberadaan orang Ebion.
Irenaeus, pada tahun 175, melaporkan bahwa komunitas Kristen-Yahudi Ebion memakai hanya Injil Matius; dan juga bahwa komunitas ini menolak pandangan Kristen tentang kelahiran perawan (virgin birth). Ini berarti bahwa orang Ebion pastilah memakai suatu injil yang mirip dengan Injil Matius, dan bukan Injil Matius kanonik yang, kita tahu, berisi pasal tentang kelahiran Yesus dari perawan Maria.
Injil komunitas Ebion ini bisa tersaru dengan Injil Matius, tetapi tidak berisi kisah kelahiran perawan. Tulis Epifanius, I.Ebi adalah Injil Matius yang “sudah tidak lengkap lagi dan sudah dipotong dan sudah tidak asli” dan sudah tidak memiliki silsilah Yesus (I.Ebi 1b dan 2).
Maka hampir bisa dipastikan bahwa injil yang digunakan orang Ebion adalah I.Ebi yang sebagian daripadanya dikutip Epifanius, yang tidak berisi kisah kelahiran dan silsilah Yesus.
Jenisnya sebagai suatu harmoni tiga injil sinoptik, seperti sudah dikatakan di atas, memberi kita suatu petunjuk lain bahwa I.Ebi pasti sudah ditulis pada paruhan pertama abad kedua M, sebab dalam kurun ini beberapa harmoni injil-injil sinoptik juga disusun.
Dari sedikit penulis Kristen perdana, kita mendapat informasi bahwa orang Ebion menetap di kawasan timur Sungai Yordan di mana Epifanius menemukan injil ini. Tetapi hal ini tidak bisa membuat kita memastikan bahwa I.Ebi ditulis di sana.
Kita memiliki hanya tujuh potongan injil ini (disusun di bawah ini sebagai tujuh pasal injil ini) sehingga kita tidak bisa memastikan banyak hal mengenai susunan dan isi injil ini secara menyeluruh. Tapi dari apa yang kita miliki, terungkap beberapa gambaran mengenai teologi komunitas Ebion ini.
Pasal 1a dan 1b I.Ebi membuka injil ini dengan suatu kisah pendek Yohanes Pembaptis tampil (sejajar dengan pembukaan Injil Markus) pada masa pemerintahan Raja Herodes di Sungai Yordan membaptis orang dengan “suatu baptisan yang mengubah hati manusia”.
Menurut catatan dalam injil ini, Yohanes pembaptis berhasil menarik banyak pengikut; ditulis dalam injil ini “setiap orang datang kepadanya” (I.Ebi 1a:3) dan “orang-orang Farisi dan seluruh Yerusalem mendatanginya dan dibaptis” (I.Ebi 3:1).
Seperti pada Injil Markus, di awal I.Ebi tidak ada kisah tentang kelahiran Yesus; kisah ini rupanya sudah dipangkas karena komunitas Ebion menolak doktrin kelahiran perawan.
Penyebutan Yohanes Pembaptis sebagai “seorang keturunan imam Harun, seorang putera Zakharia dan Elisabet” (I.Ebi 1a:2), yang merupakan kutipan dari Lukas 1:5, menunjukkan bahwa penulis injil ini mengetahui kisah kelahiran Yesus versi Lukas, tetapi dia tidak memasukkan kisah ini ke dalam injilnya jelas karena dia, seperti sudah dikatakan, menolak doktrin kelahiran perawan.
Selanjutnya dalam I.Ebi 2 dikisahkan mengenai Yesus yang pada usia 30 tahun tampil di muka umum dan menghimpun murid-murid sejumlah, menurut kutipan Epifanius, 12 orang untuk melambangkan Israel; tetapi yang didaftarkan Epifanius hanya berjumlah 8 rasul, dengan 4 orang lainnya tidak tercatat, yakni Filipus, Bartolomeus, Yakobus putra Alfeus, dan Tomas (lihat Markus 3:8; Matius 10:3; Lukas 6:14-15).
Cara berpakaian dan makanan Yohanes Pembaptis disebut dalam I.Ebi 3. Di sini hanya disebutkan madu hutan dan kue serabi yang digoreng dengan minyak sebagai makanannya. Tidak disebut sama sekali perihal “belalang” sebagai makanan Yohanes Pembaptis, berbeda dari tuturan dalam injil-injil kanonik (Markus 1:6 dan par.).
Jika catatan dalam I.Ebi 7 diperhatikan juga bahwa Yesus tidak memakan daging (yang menurut Epifanius merupakan informasi menyesatkan), kita dapat mengatakan bahwa komunitas Ebion mungkin sekali vegetarian.
Tuturan tentang pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis muncul dalam I.Ebi 4. Pada momen ini terdengar suara Allah dari surga, sampai tiga kali berturut-turut. Suara yang pertama (I.Ebi 4:3) paralel dengan suara yang dilaporkan dalam Markus 1:11; dan suara yang ketiga (I.Ebi 4:6) sejajar dengan suara yang dicatat dalam Matius 3:17.
Yang membedakan dari injil-injil kanonik adalah suara yang kedua, yang berbunyi “Hari ini Aku menjadi Bapamu” (I.Ebi 4:4). Pada teks inilah tampil dengan jelas kristologi komunitas Ebion yang dinamakan adopsionisme: Yesus diangkat (“diadopsi”) menjadi anak Allah (dan Allah menjadi Bapa Yesus) pada waktu dia menerima baptisan, setelah “roh kudus dalam rupa seekor burung merpati turun dan masuk ke dalam dirinya.” Sebelum pembaptisan, Yesus hanyalah manusia biasa, memiliki kodrat manusia biasa dan dilahirkan wajar sebagai seorang manusia biasa dari seorang perempuan.
Dalam kristologi adopsionis, sebelum pembaptisan, Yesus dipandang termasuk ke dalam kaum keluarga darah-dagingnya, yaitu sebagai anak dari Maria dan sebagai saudara dari saudara-saudarinya; tetapi, setelah dia diadopsi menjadi Anak Allah, dia tidak lagi milik keluarga darah-daging ini, melainkan milik keluarga ilahi, keluarga Allah, di mana yang menjadi ibu dan saudara-saudarinya adalah, seperti ditegaskan oleh Yesus sendiri, orang-orang “yang melakukan kehendak Bapanya” (yang di surga) (I.Ebi 5:3).
Menurut Epifanius, dalam pengertian inilah komunitas Ebion “menyangkal kalau dia (Yesus, setelah pembaptisannya) adalah seorang manusia biasa” (I.Ebi 5:1).
Dalam I.Ebi 6 Epifanius menyatakan bahwa komunitas Ebion percaya bahwa Yesus “diciptakan seperti salah satu dari malaikat-malaikat kepala, dan bahkan lebih dari itu, bahwa dia memerintah malaikat-malaikat dan segala sesuatu yang diciptakan oleh Yang Maha Kuasa.”
Bagaimana kepercayaan yang tersirat menerima pra-eksistensi Yesus ini bisa sejalan dengan kristologi adopsionis yang memandang Yesus diadopsi menjadi Anak Allah pada waktu dia menerima baptisan dalam dunia ini?
Patut disarankan bahwa kata “diciptakan” dalam teks I.Ebi 6 ini harus ditafsirkan sebagai suatu kejadian pada waktu Yesus dibaptiskan, bahwa pada waktu dia dibaptiskan Allah “menciptakan” (atau “menjadikan”) Yesus sebagai suatu makhluk tertinggi dari segala makhluk lainnya dan memiliki kuasa untuk memerintah semua makhluk.
Satu poin terakhir berkenaan dengan kristologi yang dipegang komunitas Ebion dijumpai dalam penegasan Yesus dalam I.Ebi 6 bahwa “Aku datang untuk meniadakan kurban-kurban, dan jika engkau tidak berhenti memberi kurban, engkau tidak akan berhenti mengalami kemurkaan.” Ucapan ini ditempatkan dalam konteks Yesus yang, sebagaimana baru saja ditafsirkan di atas, sudah “diciptakan” (kembali) oleh Allah pada waktu pembaptisan sebagai makhluk tertinggi yang memerintah semua makhluk lain.
Dengan status pasca-baptisnya sebagai Anak Allah dan makhluk tertinggi, Yesus mendeklarasikan bahwa “pemberian kurban” tidak lagi termasuk ke dalam “kehendak Bapanya yang di surga”, suatu deklarasi yang memang bisa dilihat sebagai deklarasi yang menyerang Yudaisme. Tapi, kalau ditempatkan dalam konteks pasca-tahun 70 di mana Bait Suci di Yerusalem sudah dihancurkan di akhir perang Yahudi I melawan Roma (66-70), ritus pemberian kurban untuk pendamaian otomatis memang terhenti.
Kutipan-kutipan dari Injil Orang Ebion
[Seluruh teks injil berikut ini dikutip oleh Epifanius dari Salamis (abad ke-4 [sekitar 315-403]), Bidah 30]
1a Adapun permulaan injil mereka berbunyi demikian:
[Bdk. Markus 1:4-5; Matius 3:5-6; Lukas 3:1-3; 1:5]
1 Pada masa Herodes, raja Yudea, memerintah, Yohanes tampil di Sungai Yordan membaptis dengan suatu baptisan yang mengubah hati manusia.
2 Konon dia adalah seorang keturunan imam Harun, seorang putera Zakharia dan Elisabet. 3 Dan setiap orang datang kepadanya.
1b Dengan meniadakan silsilah [dan juga kisah kelahiran Yesus Kristus] yang terdapat dalam Injil Matius, mereka membuat permulaan injil mereka berbunyi demikian, seperti kami telah tuliskan: Pada masa Herodes, raja Yudea, memerintah, selama Kayafas menjadi imam besar, mereka mengatakan, orang yang bernama Yohanes ini tampil di sungai Yordan membaptis dengan suatu baptisan yang mengubah hati manusia, dan seterusnya.
2 Bagaimanapun juga, dalam injil yang mereka namakan “Injil menurut Matius”, yang sudah tidak lengkap lagi dan sudah dipotong dan sudah tidak asli—mereka menamakannya Injil “Ibrani”—ditemukan hal berikut ini: 1 Ada seorang manusia yang bernama Yesus, berusia kira-kira tiga puluh tahun [Bdk. Lukas 3:23], yang telah memilih kami. 2 Dan ketika dia datang ke Kapernaum, dia memasuki rumah Simon, yang disebut Petrus [Bdk. Markus 1:29; Matius 8:14; Lukas 4:38]. Lalu dia mulai berbicara sebagai berikut: 3 “Sementara aku berjalan di sepanjang tepi danau Tiberias, aku memilih Yohanes dan Yakobus, anak Zebedeus, dan Simon dan Andreas dan Tadeus dan Simon orang Zelotes dan Yudas Iskariot [Bdk. Markus 1:16-18; 3:16-19; Matius 4:18-20; 10:2-4; Lukas 5:1-11; 6:14-16]. 4 Lalu aku memanggil engkau, Matius, sementara engkau duduk di rumah cukai, lalu engkau mengikuti aku [Bdk. Matius 9:9; Markus 2:14; Lukas 5:27-28]. 5 Dengan demikian, aku menginginkan kalian sebagai dua belas rasul, untuk melambangkan Israel.”
3 Dan 1 demikianlah Yohanes membaptis, dan orang-orang Farisi dan seluruh Yerusalem mendatanginya dan dibaptis [Bdk. Markus 1:4-6; Matius 3:4-7]. 2 Dan Yohanes mengenakan pakaian yang dibuat dari rambut onta dan sebuah ikat pinggang dari kulit melingkar di pinggangnya [Bdk. 2 Raja-raja 1:8]. 3 Makanannya, menurut injil ini, terdiri atas madu hutan yang rasanya seperti manna, seperti sebuah kue serabi yang digoreng dengan minyak [Bilangan 11:8-9; Keluaran 16:31; bdk. I.Ebi 7 yang menyiratkan komunitas Ebion vegetarian]. Mereka dengan demikian mengubah firman kebenaran menjadi sebuah dusta, sebab ketimbang menyebut “belalang” [Yunani: akris], mereka menulis “kue serabi [egkris] yang digoreng dengan minyak.”
4 Setelah mengatakan banyak hal, injil ini menambahkan [Bdk. Matius 3:13-17; Markus 1:9-11; Lukas 3:21-22; I.Ibr 3]: 1 Pada waktu orang banyak dibaptis, Yesus juga datang dan dibaptis oleh Yohanes. 2 Ketika dia keluar dari air, langit terbuka dan dia melihat roh kudus dalam rupa seekor burung merpati turun dan masuk ke dalam dirinya. 3 Lalu terdengar suatu suara dari langit yang mengatakan, “Engkaulah anak kesayanganku—Aku sepenuhnya berkenan kepadamu” [Bdk. Markus 1:11; Yesaya 42:1]. 4 Dan lagi, “Hari ini Aku menjadi Bapamu” [Bdk. Mazmur 2:7]. 5 Maka seketika itu juga suatu cahaya benderang menerangi tempat itu. Ketika Yohanes melihat hal ini, kata injil itu, dia berkata kepadanya, “Siapakah engkau?” 6 Dan lagi suatu suara dari langit berkata kepadanya, “Inilah anak yang kusayangi—Aku sepenuhnya berkenan kepadanya” [Bdk. Matius 3:17]. 7 Maka, kata injil ini, Yohanes bersujud di hadapannya dan berkata, “Tuan, aku minta engkau membaptis aku.” 8 Tetapi dia menghentikannya dan berkata, “Segalanya sudah benar. Inilah jalannya untuk segala sesuatu digenapi” [Bdk. Matius 3:14-15].
5 Mereka menyangkal kalau dia adalah seorang manusia; aku kira penyebabnya adalah apa yang telah dikatakan sang Penyelamat ketika kepadanya dilaporkan:
1 “Lihatlah, ibumu dan saudara-saudaramu ada di luar.” 2 “Ibuku dan saudara-saudaraku, siapakah mereka?” 3 Dan dia menunjuk kepada murid-muridnya dan berkata, “Mereka inilah saudara-saudara priaku dan ibuku dan saudara-saudara perempuanku, yakni mereka yang melakukan kehendak Bapaku.” [Bdk. Markus 3:31-35; Matius 12:46-50; Lukas 8:19-21; Injil Tomas 99]
6 Mereka mengatakan bahwa (Kristus) tidak dilahirkan dari Allah sang Bapa, tetapi diciptakan seperti salah satu dari malaikat-malaikat kepala, dan bahkan lebih dari itu, bahwa dia memerintah malaikat-malaikat dan segala sesuatu yang diciptakan oleh Yang Maha Kuasa, dan bahwa dia datang dan memberitakan, sebagaimana dikatakan dalam injil ini, injil yang dinamakan (Injil) “Menurut orang Ibrani”: “Aku datang untuk meniadakan kurban-kurban, dan jika engkau tidak berhenti memberi kurban, engkau tidak akan berhenti mengalami kemurkaan.” [Bdk. Matius 9:13; 12:7; Hosea 6:6; tetapi lihat Matius 5:17-18]
7 Mereka berpandangan demikian untuk mengaburkan logika kebenaran dan untuk mengubah suatu perkataan, sebagaimana jelas bagi setiap orang dari konteksnya, dan membuat murid-muridnya berkata: 1 “Di mana engkau ingin kami menyiapkan segala sesuatu bagimu untuk memakan makanan Paskah?” [par. Markus 14:12; Matius 26:17; Lukas 22:8-9] Dan rupanya mereka membuatnya menjawab demikian: 2 “Aku jelas tidak berharap dengan sepenuh hatiku untuk makan daging bersama kalian pada Paskah ini, bukan?” [Bdk. Lukas 22:15]
Siapapun dapat menemukan kebohongan mereka karena urutannya membuat halnya jelas bahwa mu dan eta [2 huruf Yunani] telah ditambahkan. Ketimbang mengatakan, “Aku berharap dengan sepenuh hatiku”, mereka menambahkan kata mÄ“ (= ‘tidak’). Adapun faktanya dia mengatakan, “Aku berharap dengan sepenuh hatiku untuk makan makanan Paskah bersama kalian.” Bagaimanapun juga, mereka menipu diri mereka sendiri dengan menambahkan kata “daging”, dan mereka berbuat jahat ketika mengatakan, “Aku tidak berharap untuk makan daging bersama kalian pada Paskah ini.”
Injil Orang Ebion (selanjutnya ditulis I.Ebi) diberi nama demikian karena kutipan-kutipan injil ini muncul di dalam sebuah tulisan Epifanius dari Salamis (315-403 M) yang membahas suatu komunitas Yahudi-Kristen yang disebut orang Ebion (kata Ibrani; artinya “miskin”); selain itu, hampir semua kutipan I.Ebi memuat pandangan teologis yang cocok dengan pandangan orang Kristen-Yahudi Ebion yang dapat diketahui dari sumber-sumber lain (misalnya dari Irenaeus, dan juga dari tulisan Yahudi-Kristen yang berjudul Pseudo-Klementin, Homili, dari abad ke-4).
Meskipun Epifanius dua kali menyatakan bahwa I.Ebi dikenal sebagai “Injil Ibrani” (I.Ebi 2 dan 6), namun dari kutipan-kutipan yang disampaikan Epifanius kita tahu bahwa komunitas Ebion atau penyusun I.Ebi mengikuti teks Yunani dari injil-injil sinoptik (Markus, M atius, dan Lukas), sehingga kita hanya dapat sedikit ragu bahwa injil ini aslinya ditulis dalam bahasa Yunani.
Dilihat dari jenis sastranya, I.Ebi adalah suatu injil naratif; dekat dengan Injil Matius tetapi juga memiliki hubungan yang kentara dengan Injil Markus dan Injil Lukas. Dilihat dari bagaimana penyusun ini menulis dan menyusun injilnya ini, I.Ebi paling pas jika digolongkan sebagai suatu harmoni (penyelarasan) ketiga injil sinoptik, dengan perluasan dan pengurangan editorial di sana-sini yang mencerminkan kecenderungan teologis penyusunnya.
Epifanius memuat tujuh kutipan dari I.Ebi di dalam karyanya, Bidah 30, yang ditulisnya pada tahun 375 M. Jadi, injil ini pasti sudah ada sebelum tahun ini. Petunjuk lain yang perlu diperhatikan didapat dari seorang penulis Kristen lain yang bernama Irenaeus (sekitar 140-200), yang mungkin sekali merupakan saksi paling awal atas keberadaan orang Ebion.
Irenaeus, pada tahun 175, melaporkan bahwa komunitas Kristen-Yahudi Ebion memakai hanya Injil Matius; dan juga bahwa komunitas ini menolak pandangan Kristen tentang kelahiran perawan (virgin birth). Ini berarti bahwa orang Ebion pastilah memakai suatu injil yang mirip dengan Injil Matius, dan bukan Injil Matius kanonik yang, kita tahu, berisi pasal tentang kelahiran Yesus dari perawan Maria.
Injil komunitas Ebion ini bisa tersaru dengan Injil Matius, tetapi tidak berisi kisah kelahiran perawan. Tulis Epifanius, I.Ebi adalah Injil Matius yang “sudah tidak lengkap lagi dan sudah dipotong dan sudah tidak asli” dan sudah tidak memiliki silsilah Yesus (I.Ebi 1b dan 2).
Maka hampir bisa dipastikan bahwa injil yang digunakan orang Ebion adalah I.Ebi yang sebagian daripadanya dikutip Epifanius, yang tidak berisi kisah kelahiran dan silsilah Yesus.
Jenisnya sebagai suatu harmoni tiga injil sinoptik, seperti sudah dikatakan di atas, memberi kita suatu petunjuk lain bahwa I.Ebi pasti sudah ditulis pada paruhan pertama abad kedua M, sebab dalam kurun ini beberapa harmoni injil-injil sinoptik juga disusun.
Dari sedikit penulis Kristen perdana, kita mendapat informasi bahwa orang Ebion menetap di kawasan timur Sungai Yordan di mana Epifanius menemukan injil ini. Tetapi hal ini tidak bisa membuat kita memastikan bahwa I.Ebi ditulis di sana.
Kita memiliki hanya tujuh potongan injil ini (disusun di bawah ini sebagai tujuh pasal injil ini) sehingga kita tidak bisa memastikan banyak hal mengenai susunan dan isi injil ini secara menyeluruh. Tapi dari apa yang kita miliki, terungkap beberapa gambaran mengenai teologi komunitas Ebion ini.
Pasal 1a dan 1b I.Ebi membuka injil ini dengan suatu kisah pendek Yohanes Pembaptis tampil (sejajar dengan pembukaan Injil Markus) pada masa pemerintahan Raja Herodes di Sungai Yordan membaptis orang dengan “suatu baptisan yang mengubah hati manusia”.
Menurut catatan dalam injil ini, Yohanes pembaptis berhasil menarik banyak pengikut; ditulis dalam injil ini “setiap orang datang kepadanya” (I.Ebi 1a:3) dan “orang-orang Farisi dan seluruh Yerusalem mendatanginya dan dibaptis” (I.Ebi 3:1).
Seperti pada Injil Markus, di awal I.Ebi tidak ada kisah tentang kelahiran Yesus; kisah ini rupanya sudah dipangkas karena komunitas Ebion menolak doktrin kelahiran perawan.
Penyebutan Yohanes Pembaptis sebagai “seorang keturunan imam Harun, seorang putera Zakharia dan Elisabet” (I.Ebi 1a:2), yang merupakan kutipan dari Lukas 1:5, menunjukkan bahwa penulis injil ini mengetahui kisah kelahiran Yesus versi Lukas, tetapi dia tidak memasukkan kisah ini ke dalam injilnya jelas karena dia, seperti sudah dikatakan, menolak doktrin kelahiran perawan.
Selanjutnya dalam I.Ebi 2 dikisahkan mengenai Yesus yang pada usia 30 tahun tampil di muka umum dan menghimpun murid-murid sejumlah, menurut kutipan Epifanius, 12 orang untuk melambangkan Israel; tetapi yang didaftarkan Epifanius hanya berjumlah 8 rasul, dengan 4 orang lainnya tidak tercatat, yakni Filipus, Bartolomeus, Yakobus putra Alfeus, dan Tomas (lihat Markus 3:8; Matius 10:3; Lukas 6:14-15).
Cara berpakaian dan makanan Yohanes Pembaptis disebut dalam I.Ebi 3. Di sini hanya disebutkan madu hutan dan kue serabi yang digoreng dengan minyak sebagai makanannya. Tidak disebut sama sekali perihal “belalang” sebagai makanan Yohanes Pembaptis, berbeda dari tuturan dalam injil-injil kanonik (Markus 1:6 dan par.).
Jika catatan dalam I.Ebi 7 diperhatikan juga bahwa Yesus tidak memakan daging (yang menurut Epifanius merupakan informasi menyesatkan), kita dapat mengatakan bahwa komunitas Ebion mungkin sekali vegetarian.
Tuturan tentang pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis muncul dalam I.Ebi 4. Pada momen ini terdengar suara Allah dari surga, sampai tiga kali berturut-turut. Suara yang pertama (I.Ebi 4:3) paralel dengan suara yang dilaporkan dalam Markus 1:11; dan suara yang ketiga (I.Ebi 4:6) sejajar dengan suara yang dicatat dalam Matius 3:17.
Yang membedakan dari injil-injil kanonik adalah suara yang kedua, yang berbunyi “Hari ini Aku menjadi Bapamu” (I.Ebi 4:4). Pada teks inilah tampil dengan jelas kristologi komunitas Ebion yang dinamakan adopsionisme: Yesus diangkat (“diadopsi”) menjadi anak Allah (dan Allah menjadi Bapa Yesus) pada waktu dia menerima baptisan, setelah “roh kudus dalam rupa seekor burung merpati turun dan masuk ke dalam dirinya.” Sebelum pembaptisan, Yesus hanyalah manusia biasa, memiliki kodrat manusia biasa dan dilahirkan wajar sebagai seorang manusia biasa dari seorang perempuan.
Dalam kristologi adopsionis, sebelum pembaptisan, Yesus dipandang termasuk ke dalam kaum keluarga darah-dagingnya, yaitu sebagai anak dari Maria dan sebagai saudara dari saudara-saudarinya; tetapi, setelah dia diadopsi menjadi Anak Allah, dia tidak lagi milik keluarga darah-daging ini, melainkan milik keluarga ilahi, keluarga Allah, di mana yang menjadi ibu dan saudara-saudarinya adalah, seperti ditegaskan oleh Yesus sendiri, orang-orang “yang melakukan kehendak Bapanya” (yang di surga) (I.Ebi 5:3).
Menurut Epifanius, dalam pengertian inilah komunitas Ebion “menyangkal kalau dia (Yesus, setelah pembaptisannya) adalah seorang manusia biasa” (I.Ebi 5:1).
Dalam I.Ebi 6 Epifanius menyatakan bahwa komunitas Ebion percaya bahwa Yesus “diciptakan seperti salah satu dari malaikat-malaikat kepala, dan bahkan lebih dari itu, bahwa dia memerintah malaikat-malaikat dan segala sesuatu yang diciptakan oleh Yang Maha Kuasa.”
Bagaimana kepercayaan yang tersirat menerima pra-eksistensi Yesus ini bisa sejalan dengan kristologi adopsionis yang memandang Yesus diadopsi menjadi Anak Allah pada waktu dia menerima baptisan dalam dunia ini?
Patut disarankan bahwa kata “diciptakan” dalam teks I.Ebi 6 ini harus ditafsirkan sebagai suatu kejadian pada waktu Yesus dibaptiskan, bahwa pada waktu dia dibaptiskan Allah “menciptakan” (atau “menjadikan”) Yesus sebagai suatu makhluk tertinggi dari segala makhluk lainnya dan memiliki kuasa untuk memerintah semua makhluk.
Satu poin terakhir berkenaan dengan kristologi yang dipegang komunitas Ebion dijumpai dalam penegasan Yesus dalam I.Ebi 6 bahwa “Aku datang untuk meniadakan kurban-kurban, dan jika engkau tidak berhenti memberi kurban, engkau tidak akan berhenti mengalami kemurkaan.” Ucapan ini ditempatkan dalam konteks Yesus yang, sebagaimana baru saja ditafsirkan di atas, sudah “diciptakan” (kembali) oleh Allah pada waktu pembaptisan sebagai makhluk tertinggi yang memerintah semua makhluk lain.
Dengan status pasca-baptisnya sebagai Anak Allah dan makhluk tertinggi, Yesus mendeklarasikan bahwa “pemberian kurban” tidak lagi termasuk ke dalam “kehendak Bapanya yang di surga”, suatu deklarasi yang memang bisa dilihat sebagai deklarasi yang menyerang Yudaisme. Tapi, kalau ditempatkan dalam konteks pasca-tahun 70 di mana Bait Suci di Yerusalem sudah dihancurkan di akhir perang Yahudi I melawan Roma (66-70), ritus pemberian kurban untuk pendamaian otomatis memang terhenti.
Kutipan-kutipan dari Injil Orang Ebion
[Seluruh teks injil berikut ini dikutip oleh Epifanius dari Salamis (abad ke-4 [sekitar 315-403]), Bidah 30]
1a Adapun permulaan injil mereka berbunyi demikian:
[Bdk. Markus 1:4-5; Matius 3:5-6; Lukas 3:1-3; 1:5]
1 Pada masa Herodes, raja Yudea, memerintah, Yohanes tampil di Sungai Yordan membaptis dengan suatu baptisan yang mengubah hati manusia.
2 Konon dia adalah seorang keturunan imam Harun, seorang putera Zakharia dan Elisabet. 3 Dan setiap orang datang kepadanya.
1b Dengan meniadakan silsilah [dan juga kisah kelahiran Yesus Kristus] yang terdapat dalam Injil Matius, mereka membuat permulaan injil mereka berbunyi demikian, seperti kami telah tuliskan: Pada masa Herodes, raja Yudea, memerintah, selama Kayafas menjadi imam besar, mereka mengatakan, orang yang bernama Yohanes ini tampil di sungai Yordan membaptis dengan suatu baptisan yang mengubah hati manusia, dan seterusnya.
2 Bagaimanapun juga, dalam injil yang mereka namakan “Injil menurut Matius”, yang sudah tidak lengkap lagi dan sudah dipotong dan sudah tidak asli—mereka menamakannya Injil “Ibrani”—ditemukan hal berikut ini: 1 Ada seorang manusia yang bernama Yesus, berusia kira-kira tiga puluh tahun [Bdk. Lukas 3:23], yang telah memilih kami. 2 Dan ketika dia datang ke Kapernaum, dia memasuki rumah Simon, yang disebut Petrus [Bdk. Markus 1:29; Matius 8:14; Lukas 4:38]. Lalu dia mulai berbicara sebagai berikut: 3 “Sementara aku berjalan di sepanjang tepi danau Tiberias, aku memilih Yohanes dan Yakobus, anak Zebedeus, dan Simon dan Andreas dan Tadeus dan Simon orang Zelotes dan Yudas Iskariot [Bdk. Markus 1:16-18; 3:16-19; Matius 4:18-20; 10:2-4; Lukas 5:1-11; 6:14-16]. 4 Lalu aku memanggil engkau, Matius, sementara engkau duduk di rumah cukai, lalu engkau mengikuti aku [Bdk. Matius 9:9; Markus 2:14; Lukas 5:27-28]. 5 Dengan demikian, aku menginginkan kalian sebagai dua belas rasul, untuk melambangkan Israel.”
3 Dan 1 demikianlah Yohanes membaptis, dan orang-orang Farisi dan seluruh Yerusalem mendatanginya dan dibaptis [Bdk. Markus 1:4-6; Matius 3:4-7]. 2 Dan Yohanes mengenakan pakaian yang dibuat dari rambut onta dan sebuah ikat pinggang dari kulit melingkar di pinggangnya [Bdk. 2 Raja-raja 1:8]. 3 Makanannya, menurut injil ini, terdiri atas madu hutan yang rasanya seperti manna, seperti sebuah kue serabi yang digoreng dengan minyak [Bilangan 11:8-9; Keluaran 16:31; bdk. I.Ebi 7 yang menyiratkan komunitas Ebion vegetarian]. Mereka dengan demikian mengubah firman kebenaran menjadi sebuah dusta, sebab ketimbang menyebut “belalang” [Yunani: akris], mereka menulis “kue serabi [egkris] yang digoreng dengan minyak.”
4 Setelah mengatakan banyak hal, injil ini menambahkan [Bdk. Matius 3:13-17; Markus 1:9-11; Lukas 3:21-22; I.Ibr 3]: 1 Pada waktu orang banyak dibaptis, Yesus juga datang dan dibaptis oleh Yohanes. 2 Ketika dia keluar dari air, langit terbuka dan dia melihat roh kudus dalam rupa seekor burung merpati turun dan masuk ke dalam dirinya. 3 Lalu terdengar suatu suara dari langit yang mengatakan, “Engkaulah anak kesayanganku—Aku sepenuhnya berkenan kepadamu” [Bdk. Markus 1:11; Yesaya 42:1]. 4 Dan lagi, “Hari ini Aku menjadi Bapamu” [Bdk. Mazmur 2:7]. 5 Maka seketika itu juga suatu cahaya benderang menerangi tempat itu. Ketika Yohanes melihat hal ini, kata injil itu, dia berkata kepadanya, “Siapakah engkau?” 6 Dan lagi suatu suara dari langit berkata kepadanya, “Inilah anak yang kusayangi—Aku sepenuhnya berkenan kepadanya” [Bdk. Matius 3:17]. 7 Maka, kata injil ini, Yohanes bersujud di hadapannya dan berkata, “Tuan, aku minta engkau membaptis aku.” 8 Tetapi dia menghentikannya dan berkata, “Segalanya sudah benar. Inilah jalannya untuk segala sesuatu digenapi” [Bdk. Matius 3:14-15].
5 Mereka menyangkal kalau dia adalah seorang manusia; aku kira penyebabnya adalah apa yang telah dikatakan sang Penyelamat ketika kepadanya dilaporkan:
1 “Lihatlah, ibumu dan saudara-saudaramu ada di luar.” 2 “Ibuku dan saudara-saudaraku, siapakah mereka?” 3 Dan dia menunjuk kepada murid-muridnya dan berkata, “Mereka inilah saudara-saudara priaku dan ibuku dan saudara-saudara perempuanku, yakni mereka yang melakukan kehendak Bapaku.” [Bdk. Markus 3:31-35; Matius 12:46-50; Lukas 8:19-21; Injil Tomas 99]
6 Mereka mengatakan bahwa