Saturday, December 21, 2024

Artificial Intelligence (6) : Frank Rosenblatt

 


Di atas foto Frank Rosenblatt (11 Juli 1928 - 11 Juli 1971), seorang psikolog Amerika yang terkenal di bidang AI, juga seorang insinyur proyek di Cornell Aeronautical Laboratory di Buffalo, New York. Kadangkala dia disebut juga sebagai bapa deep learning lantaran karya kepeloporannya di bidang artificial neural networks. Dia menciptakan perceptron, suatu karya pendahulu bagi modern neural networks. Menurut Rosenblatt (Ph.D. tahun 1956), perceptron "adalah mesin pertama yang mampu menghasilkan suatu ide orisinal." Sumber image: Cornell Chronicle, 25 September 2019. Lihat juga Wikipedia



Thursday, December 5, 2024

Artificial Intelligence (5) : Marvin L. Minsky

 


Marvin Lee Minsky (09 Aug 1927 - 24 Jan 2016), matematikus dan saintis komputer dan kognisi Amerika. Di tahun 1969, Minsky mendapatkan A.M. Turing Award, award tertinggi dalam sains komputer, karena mempelopori sains Artificial Intelligence. Sumber image: Britannica.



Dalam tahun-tahun belakangan dari kehidupannya, Marvin Minsky melihat suatu ironi ketika orang-orang yang meragukan kemungkinan penciptaan Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan telah digantikan oleh orang-orang yang mengkhawatirkan akibat-akibat yang dapat ditimbulkan oleh AI. 

Dalam situasi itu, Minsky tidak melihat suatu kemajuan dan perkembangan yang dapat menjustifikasi perubahan sikap dan perilaku itu; dia melihat sukses-sukses belakangan di bidang kajian sistem-sistem AI dapat dicapai karena ada komputer-komputer yang lebih cepat bekerja, faster computers.

Minsky berpikir, tidak ada banyak kemajuan yang real dalam sains AI selama beberapa dekade. Namun dia tidak meragukan bahwa warisan terbesar spesies kita, Homo sapiens, akan berupa komputer-komputer cerdas yang kita ciptakan. 

Minsky tak ragu-ragu menyatakan kekesalannya terhadap orang-orang yang meragukan bahwa komputer-komputer dapat cerdas setaraf dengan manusia, bahkan lebih jauh dari itu. 

Menurutnya, otak manusia itu seperti sebuah mesin yang fungsinya dapat dipelajari dan dibuat replikanya dalam sebuah komputer --- yang, pada gilirannya, akan mengajarkan kita untuk memahami lebih baik otak manusia dan fungsi-fungsinya pada peringkat yang lebih tinggi: misalnya, bagaimana kita dapat memberi mesin-mesin akal sehat atau "common sense", yakni pengetahuan yang manusia peroleh setiap hari melalui berbagai pengalaman real.

Nah, di ujung tahun 1950-an, dengan berpijak pada karya Alan Turing, bersama saintis-saintis komputer John McCarthy, Herbert Simon dan Allen Newell, Minsky memulai karyanya yang membuat setiap orang berpikir bahwa grup ini adalah para pendiri kajian AI. Belakangan, grup ini menjadi Artificial Intelligence Laboratory atau Laboratorium Kecerdasan Buatan di Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Cambridge. Seandainya mereka tidak tekun dan tidak teguh membela dan mempertahankan serta meneliti terus bidang ini, maka AI bisa jadi telah karam dan gagal.

Suatu langkah strategis yang jitu ketika di tahun 1961 Minsky menerbitkan makalahnya yang terkenal "Steps toward Artificial Intelligence" (M. Minsky, Proc.IRE 49, 8-30; 1961) sebagai suatu seruan untuk mempersenjatai suatu generasi para peneliti di bidang AI.

Di tahun 1985, Minsky menerbitkan bukunya The Society of Mind (Simon & Schuster), yang dipandang sebagai suatu karya eksploratif yang kreatif dan inovatif  terhadap struktur dan fungsi intelektual. Karya ini memajukan pengetahuan dan pemahaman kita tentang keanekaragaman mekanisme-mekanisme yang berinteraksi di dalam kecerdasan dan pikiran. Menurutnya, kecerdasan muncul dari perilaku kooperatif agen-agen yang majemuk, yang tak satupun dari agen-agen ini cerdas, jika diceraiberaikan.  

Dalam bukunya yang terakhir yang terbit 2006, The Emotion Machine: Common Sense Thinking, Artificial Intelligence and the Future of the Human Mind (Simon & Schuster), Minsky mengeksplorasi kecerdasan, kreativitas, emosi, kesadaran dan akal sehat. Kemajemukan atau multiplisitas menjadi suatu tema utama buku ini. Dia menekankan, antara lain, bahwa konsep-konsep seperti kecerdasan adalah "kata-kata tas koper" ("suitcase words") yang ke dalamnya orang dapat mengisi dan memasukkan makna-makna yang majemuk. Katanya, kecerdasan yang kreatif dan kaya kita timbul dari beranekaragam cara berpikir pada banyak peringkat yang majemuk, dan dari bermacam-macam cara kita menyajikan dan menggambarkan pengetahuan. 





References

Patrick Henry Winston, "Marvin L. Minsky (1927 - 2016): A founding father of artificial intelligence", Nature 530, 282 (2016), published 17 February 2016, https://www.nature.com/articles/530282a.

Michael Aaron Dennis, "Marvin Minsky, American Scientist", Britannica, last updated 8 November 2024, https://www.britannica.com/biography/Marvin-Lee-Minsky.

Ellen Hoffman, Media Lab, "Marvin Minsky honored for lifetime achievements in artificial intelligence", MIT News, 17 January 2014, https://news.mit.edu/2014/marvin-minsky-honored-for-lifetime-achievements-in-artificial-intelligence.

MIT Media Lab, "Marvin Minsky, 'father  of artificial intelligence', dies at 88", MIT News, 25 January 2016, https://news.mit.edu/2016/marvin-minsky-obituary-0125.



Wednesday, December 4, 2024

Artificial Intelligence (4) : John McCarthy

 


Di atas ini, foto John McCarthy (4 September 1927 - 24 Oktober 2011), seorang ilmuwan komputer Amerika. Sumber image Jala University.


Terma "Artificial Intelligence" atau "kecerdasan buatan" diciptakan John McCarthy di tahun 1956 selama konferensi Dartmouth. Dia dikenal luas sebagai salah seorang bapa bidang AI. Katanya, "Artificial Intelligence adalah sains yang membuat mesin-mesin mengerjakan hal-hal yang memerlukan kecerdasan jika dikerjakan oleh manusia."



References

Jose Moya, "John McCarthy: Pioneer in Artificial Intelligence", Jala University, https://jala.university/en/2024/07/11/john-mccarthy-pioneer-in-artificial-intelligence/.

Friday, November 29, 2024

Artificial Intelligence (3) : Isaac Asimov

 

Isaac Asimov (2 Januari 1920 - 6 April 1992). Sumber image Britannica.


Ide-ide manusia tentang AI sudah lama muncul, dan kini ide-ide ini sudah mulai menjadi realitas dalam kehadiran berbagai bentuk robot yang cerdas, robot-robot android/humanoid ("seperti manusia") yang memiliki AI. Setelah itu, lebih maju lagi, berbagai Super-AI android akan juga diciptakan manusia.

Suatu AI yang memiliki tingkat kecerdasan setaraf dengan tingkat kecerdasan manusia dinamakan juga Artificial General Intelligence (AGI); sedangkan AI yang mempunyai tingkat kecerdasan jauh melampaui tingkat kecerdasan manusia disebut juga Artificial Super-Intelligence (ASI).

Suatu Super-AI memiliki kesadaran dan kehendak bebas sendiri dan juga kemampuan inheren untuk terus-menerus menyempurnakan dan memperbanyak diri mereka sendiri secara eksponensial, besar-besaran, dalam waktu cepat. Inilah kemampuan recursive self- improvement atau recursive self-redesigning yang akan dipunyai oleh setiap Super-AI.

Akan dapat terjadi para Super-AI berbalik memusuhi manusia yang menciptakan mereka, atau bahkan berbalik mau memusnahkan manusia. Dalam situasi dan kondisi ini, kesadaran para saintis sudah makin dipertajam untuk memberi batasan-batasan moral kepada robot-robot android/humanoid yang memiliki AI atau Super-AI supaya mereka juga akhirnya menjadi AMAs, Artificial Moral Agents. AMAs adalah robot-robot yang cerdas karena memiliki hard skills, sekaligus robot yang bermoral dan berbudi, karena mempunyai soft skills.

Sebetulnya, pemikiran untuk membatasi gerak-gerik para AI lewat moralitas atau etika robotik sebagaimana juga terjadi pada manusia, sudah dipikirkan lebih dari delapan puluh tahun lalu. Dikehendaki oleh kita, manusia, sistem-sistem AI manapun dan manusia yang menciptakan mereka memiliki dan menjalankan nilai-nilai kehidupan yang segaris; kondisi ini dinamakan value alignment atau congruent values atau AI Ethics.

Dalam suatu cerita pendek yang terbit Maret 1942 dalam Astounding Science Fiction, yang berjudul “Runaround”, Isaac Asimov pertama kali memperkenalkan dengan eksplisit ke publik Tiga Hukum yang harus diberlakukan kepada robot-robot yang memiliki AI. Lalu kemudian dalam novel Robots and Empire yang terbit 1985, Asimov menambahkan satu hukum lagi yang berada di atas ketiga hukum sebelumnya. Empat Hukum robotik Asimov tersebut adalah:

Hukum Nol: Sebuah robot tidak boleh membahayakan umat manusia, atau, lewat sikap diamnya, membiarkan manusia melakukan hal yang membahayakan.

Hukum Pertama: Sebuah robot tidak boleh melukai seorang manusia, atau, lewat sikap diamnya, menyebabkan seorang manusia ada dalam bahaya.

Hukum Kedua: Sebuah robot harus taat pada perintah-perintah yang diberikan manusia, kecuali perintah-perintah tersebut bertentangan dengan Hukum Pertama.

Hukum Ketiga: Sebuah robot harus melindungi kehidupannya sendiri sejauh perlindungan tersebut tidak bertentangan dengan Hukum Pertama dan Hukum Kedua


--- to be continued ---


References

Isaac Asimov, “Runaround”, Astounding Science Fiction (March 1942), hlm. 94-103; idem, I, Robot (New York: Gnome Press, 1950); idem, Robots and Empire (Garden City, N.Y.: Doubleday, 1985). Bertolak dari Empat Hukum yang dirumuskan Asimov, kini penulis-penulis lain memperluas dan mengembangkan hukum-hukum ini. Tetapi banyak juga yang membantah empat hukum robotik Asimov itu.

Stuart Russell, Sabine Hauert, Russ Altman, Manuela Veloso, "Robotics: Ethics of Artificial Intelligence", Nature 521, 415-418 (2015), https://www.nature.com/articles/521415a.

Kathleen Walch, "How AI Is Redefining Defense, Forbes, 9 Dec 2024, https://www.forbes.com/sites/kathleenwalch/2024/12/09/how-ai-is-redefining-defense/.

Peter W. Singer, "Isaac Asimov's Laws of Robotics Are Wrong", Brooking, May 18, 2009, https://www.brookings.edu/articles/isaac-asimovs-laws-of-robotics-are-wrong/.

Scottie Odom, "How are Isaac Asimov's three rules of robotics relevant now?", Quora, https://www.quora.com/How-are-Isaac-Asimov-s-three-rules-of-robotics-relevant-now. Suatu respons terhadap artikel ini oleh Mat Andersson sangat patut dibaca dan dipahami.


Thursday, November 28, 2024

Artificial Intelligence (2) : Ada Lovelace

 


Ada Lovelace (10 Desember 1815 - 27 November 1852), matematikus dan penulis Inggris. Programer komputer pertama dunia, memprediksi sains Artificial Intelligence. Sumber image Wikipedia dan Medium. Image credit: Antoine Claudet (c. 1843).






References

Kristian Wannebo, "Ada Lovelace and Artificial Intelligence", Hiw.aihttps://hiw.ai/ada-lovelace-and-artificial-intelligence/.

Kathleen Walch, "How AI Is Redefining Defense, Forbes, 9 Dec 2024, https://www.forbes.com/sites/kathleenwalch/2024/12/09/how-ai-is-redefining-defense/.

Theatech, "Ada Lovelace: AI's Visionary Pioneer", Linkedin, 31 Aug 2023, https://www.linkedin.com/pulse/ada-lovelace-ais-visionary-pioneer-theatechh.

Sean O' Neill, "How creative Is Your Computer? The Lovelace test is a better measure of artificial intelligence than the Turing test", Slate, Dec 21, 2014, https://slate.com/technology/2014/12/lovelace-test-of-artificial-intelligence-creativity-better-than-the-turing-test-of-intelligence.html.

Marco Tempest, "Ada Lovelace Reimagined: A Live Interactive Journey with Generative AI", International Telecommunication Union (AI for Good), YouTube, June 10, 2024, https://www.youtube.com/watch?v=0ADkO-9Xo7g.

Venny Turner, "AI Pioneers: A Weekly Series--- Episode 2: Ada Lovelace, The Enchantress of Numbers Who Foresaw the Future of AI", Medium, Aug 14, 2023, https://medium.com/@vennyturner/ai-weekly-milestone-ada-lovelace-the-enchantress-of-numbers-who-foresaw-the-future-of-ai-f6d9a6b8177e.

Justyna Zwolak, "Ada Lovelace: The World's First Computer Programmer Who Predicted Artificial Intelligence", National Institute of Standards and Technology, March 22, 2023, https://www.nist.gov/blogs/taking-measure/ada-lovelace-worlds-first-computer-programmer-who-predicted-artificial.