Sunday, November 14, 2010

Protevangelium Jacobi
atau Kisah Masa Kanak-kanak Bunda Maria menurut Yakobus

oleh Ioanes Rakhmat*

○ Diperiksa kembali 15 Juni 2023

Tulisan ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berupa pengantar, yang berisi uraian-uraian tekstual dan historis tentang sebuah dokumen yang dinamakan Protevangelium Jacobi (selanjutnya ditulis singkat PJ), yang mencakup uraian-uraian tentang lapis-lapis tekstual dokumen ini, penulis dan waktu penulisan, tema terpenting, dan tujuan penulisan. 

Bagian kedua memuat seluruh teks dokumen ini yang terdiri atas 25 pasal. PJ disebut juga the Infancy Gospel of James dalam buku-buku berbahasa Inggris; dalam bahasa Indonesia penulis makalah ini menamakannya Kisah Masa Kanak-kanak Bunda Maria menurut Yakobus. 



Patung representasi simbolik Bunda Maria meneteskan darah dari mata, hidung dan mulut. Tentu, ini sebuah metafora artistik. 

 


Lapis-lapis teks
 
Dokumen dasariah PJ kemungkinan besar mencakup hanya pasal 1-20, yakni kisah tentang kelahiran dan masa kanak-kanak Bunda Maria dan juga tentang kelahiran Yesus (Schneemelcher 1991:424). 

Kepada dokumen dasariah PJ ini kemudian ditambahkan pasal 21-22 (yang sebagian sejajar dengan Matius 2:1-18) tentang Raja Herodes Agung yang menjadi sangat murka karena diperdaya para ahli perbintangan dan keadaan ini mendorongnya untuk melakukan pembunuhan atas kanak-kanak yang berusia dua tahun ke bawah di Betlehem. 

Pasal 23-24 mengisahkan pembunuhan Zakharia, ayah Yohanes (Pembaptis), oleh orang-orang suruhan Herodes Agung. Ketika penulis Kristen Origenes (185-254) mengacu ke perkawinan pertama Yusuf sebagaimana dikisahkan dalam PJ, dia memberikan suatu alasan yang berbeda dari yang diberikan dalam PJ mengenai alasan kematian Zakharia. Hal ini menunjukkan bahwa pasal 23-24 ditambahkan belakangan sesudah Origenes, dengan editornya menambahkan sebuah kisah yang disusun kurang lebih sejalan dengan kisah yang ditemukan dalam Injil Lukas yang menggabungkan tradisi tentang kelahiran Yohanes Pembaptis dan tradisi tentang kelahiran Yesus (Lukas 1:5-80).

Dalam pasal 18:3-19:8 tiba-tiba saja Yusuf berbicara dengan memakai kata ganti orang pertama tunggal (“aku”); episode ini, yang memuat penglihatan Yusuf seolah alam berhenti bergerak ketika Yesus dilahirkan dalam sebuah gua di sekitar Betlehem, jelas adalah suatu bagian tambahan belakangan pada dokumen dasariah PJ. 

Kesimpulan bahwa bagian pasal 18:3-19:8 ini adalah suatu tambahan editorial belakangan didukung oleh Papyrus Bodmer 5 (dari abad ke-4), sebuah versi lain dari dokumen PJ, yang sama sekali tidak memuat bagian ini. Begitu juga, bagian PJ yang memuat doa Salome, salah seorang bidan (20:2-8), tidak terdapat dalam Papyrus Bodmer 5, dan hal ini mengindikasikan bahwa bagian doa Salome ini tidak termasuk ke dalam dokumen dasariah PJ. Ada beberapa rincian yang tidak penting yang tidak terdapat dalam Papyrus Bodmer 5, yang merupakan tambahan belakangan pada dokumen PJ.

Bagian yang cukup panjang pasal 17-20 beralih fokus ke kelahiran Yesus, tidak lagi terpusat pada figur Maria sendiri (yang dikisahkan dalam pasal 1-16), sehingga bisa jadi bagian ini pun suatu tambahan editorial belakangan. 

Tetapi bagian tentang kelahiran Yesus itu juga memuat sebuah tema penting tentang diri Maria juga, karena di dalamnya dikisahkan tentang keperawanan Maria yang tak hilang kendatipun dia baru saja memperanakkan bayi Yesus, sebagaimana telah diuji oleh bidan Salome yang memasukkan jarinya ke dalam vagina Maria untuk memeriksa selaput daranya yang ternyata tetap utuh (19:18-20:2). Jadi, ada suatu alasan kuat untuk memandang pasal 17-20 adalah juga bagian dari dokumen asli PJ.


Penulis teks dan waktu penulisan

Pasal terakhir PJ (25:1-4) memuat sebuah pernyataan bahwa penulis dokumen PJ adalah Yakobus, yang menulis dokumen ini setelah kematian Raja Herodes Agung (tahun 4 SM). Pernyataan ini tentu dibuat untuk menjamin bahwa semua hal yang dikisahkan dalam dokumen dasariah PJ adalah kejadian-kejadian historis yang benar-benar terjadi, karena dikisahkan sendiri oleh Yakobus, yang menurut tradisi dikenal luas sebagai “saudara Yesus” (Galatia 1:19; Markus 6:3; Injil Orang Ibrani 9:4; Hegesippus dalam Eusebius, Historia Ecclesiastica 2:23; Flavius Yosefus, Antiquitates Judaicae 20:200). 

Karena Yakobus dalam pasal 25:1-3 menyatakan bahwa dirinya sendiri mengalami masa huru-hara pada waktu kematian Raja Herodes Agung, jelas harus disimpulkan bahwa Yakobus di sini tentu bukan Yakobus “saudara Yesus” yang dilahirkan Bunda Maria sesudah kelahiran Yesus, melainkan Yakobus putera Yusuf, salah seorang anak lelaki yang dihasilkan dari perkawinan pertamanya sebelum dia mengambil Maria sebagai seorang perawan yang hidup dalam perwaliannya sesuai permintaan Imam Besar yang disampaikan kepadanya dengan paksa (lihat 9:1-12). Menurut sebuah catatan Flavius Yosefus, Yakobus, “saudara Yesus”, mati dibunuh pada tahun 62 M (Antiquitates Judaicae 20:197-203). 

Pertanyaannya: Benarkah Yakobus yang mengklaim diri sebagai penulis PJ adalah Yakobus “saudara Yesus” yang mati pada tahun 62? Jawabnya: tidak mungkin, berdasarkan alasan-alasan berikut.

Dokumen PJ dengan terang-benderang memperlihatkan bahwa si penulisnya mengenal, memakai, memilah-milah, menambah-nambahi (antara lain menambahi sebuah tradisi lisan bahwa Yesus dilahirkan dalam sebuah goa di Betlehem), mengurangi dan mengolah dengan bebas kisah-kisah tentang kelahiran Yesus yang terdapat dalam pasal-pasal permulaan Injil Matius (1:18-2:18) dan Injil Lukas (1:5-2:40), di samping dia juga tampak mengenal dan memakai berbagai tema dalam Perjanjian Lama (khususnya tentang kelahiran Samuel yang dikisahkan dalam 1 Samuel 1-2:10).

Seperti diargumentasikan oleh Robert J. Miller (Miller 1994: 381), salah satu indikasi bahwa penulis PJ mengenal dan menggunakan Injil Matius dan Injil Lukas adalah kisahnya tentang pembunuhan Zakharia, suami Elizabeth (kedua orangtua Yohanes Pembaptis) oleh orang-orang suruhan Raja Herodes Agung (lihat PJ pasal 22:5-23:9). 

Pembaca kisah-kisah kelahiran dalam Injil Matius dan Injil Lukas tentu bertanya bagaimana Yohanes Pembaptis, yang dilahirkan hanya beberapa bulan sebelum kelahiran Yesus, bisa luput dari perbuatan keji Herodes Agung membunuhi anak-anak yang berusia dua tahun ke bawah, sementara Yesus sendiri bisa luput karena kedua orangtuanya (Yusuf dan Bunda Maria), menurut Matius, membawanya menyingkir ke Mesir (Matius 2:13-15). 

Nah, penulis dokumen PJ menjawab pertanyaan ini dengan mengisahkan bahwa demi melindungi puteranya, Yohanes Pembaptis, yang sedang disembunyikan Elisabeth, ibunya, di kawasan perbukitan, Zakharia memilih mati syahid ketimbang memberitahukan kepada Herodes Agung di mana puteranya itu berada. Tentang bagaimana Yesus bisa selamat dari pencarian para algojo Herodes Agung, penulis PJ memberi sebuah jawaban yang berbeda dari yang diberikan penulis Injil Matius, bahwa Yesus bisa luput karena dia disembunyikan Bunda Maria dalam sebuah palungan yang dibungkus dengan kain lampin (22:4). Kedua injil intrakanonik ini ditulis pada sekitar tahun 85; jadi, dokumen PJ hanya bisa ditulis sesudah tahun 85. 

Selain itu, kita tahu bahwa Origenes (185-254) dan Klemen dari Alexandria (sekitar 150-sekitar 215) mengenal dokumen PJ, dan Yustinus Martir (sekitar 100-165) memperlihatkan hubungan yang sangat dekat dengan gagasan-gagasan tertentu dalam PJ, antara lain gagasan bahwa Yesus dilahirkan dalam sebuah gua (PJ 18:1-2; 19:5, 12-10; Dialog dengan Tryfo 78.5) dan gagasan bahwa Maria adalah seorang keturunan Raja Daud (PJ 10:4; Dialog dengan Tryfo 43.1; 45.4; 100.3; dsb). 

Data ini membuat kita harus menyimpulkan bahwa dokumen dasariah PJ sudah dikenal paling awal pada paruhan kedua abad kedua (150-200), meskipun tentu saja, seperti sudah dicatat di atas, ada bagian-bagian di dalamnya yang merupakan tambahan editorial jauh lebih belakangan lagi. Dengan demikian, waktu penulisan dokumen PJ dapat ditempatkan dalam rentang waktu antara tahun 85 sampai tahun 150.

Nah, kesimpulannya tak bisa lain bahwa Yakobus “saudara Yesus” bukanlah penulis dokumen dasariah PJ; siapa penulis sebenarnya kita tak akan pernah tahu. Namun, keterangan dalam dokumen PJ sendiri menunjukkan bahwa si penulisnya tidak mengenal baik geografi Palestina maupun adat istiadat Yahudi (misalnya bahwa seorang pria yang tidak memiliki anak akan diekskomunikasi, dan bahwa seorang perempuan dapat dibesarkan dalam Ruang Maha Kudus bait suci), dan ihwal ini menyiratkan bahwa si penulis bukanlah seorang Yahudi.


Tema terpenting

Bagian terbesar PJ, yakni pasal 1-21, terfokus pada Maria, pun ketika yang dikisahkan di dalam bagian ini adalah kelahiran Yesus. Oscar Cullmann menulis bahwa seluruh dokumen PJ “ditulis untuk memuliakan Maria” (Schneemelcher 1991:425). Meskipun doktrin Katolik mengenai “konsepsi imakulat” Bunda Maria (bahwa ketika janin Maria terbentuk dalam rahim ibunya, janin Maria terjaga, tidak terkena dosa warisan) tidak muncul langsung dalam PJ, namun kelahiran Maria digambarkan dalam dokumen ini sebagai suatu kelahiran yang suci dan ajaib, kelahiran yang terjadi karena Tuhan Allah menghendakinya. Anna, ibu Maria, digambarkan menyatakan dirinya sudah mengandung begitu baru bertemu dengan Yoakhim, ayahnya, yang, setelah sekian waktu berlalu, baru kembali dari pengasingan dirinya di padang gurun (4:1, 3, 9). Maria dikandung tanpa hubungan seksual sebelumnya antara Yoakhim dan Anna.

Selanjutnya ketika Maria dibesarkan, dalam tiga tahun pertama kehidupannya kesucian dirinya dijaga betul oleh kedua orangtuanya, termasuk juga kesucian semua makanan yang masuk ke dalam mulutnya. Maria diberi tempat khusus yang disucikan sebagai kamar tidurnya. Pada usia satu tahun, dia menerima berkat dari para imam. Ketika dia diserahkan ke bait suci Tuhan pada waktu dia sudah berusia tiga tahun, Maria tinggal di situ di Ruang Maha Kudus dengan diberi makan oleh seorang malaikat Tuhan (PJ 13:7; 15:10), sampai dia memasuki usia dua belas tahun. Setelah berusia dua belas tahun, karena sudah mulai menstruasi, Maria harus meninggalkan bait suci Tuhan, dan mulai hidup di bawah naungan dan perlindungan Yusuf sebagai walinya, sementara Yusuf sendiri adalah seorang lelaki tua yang sudah menjadi duda dengan memiliki sekian putera dari isterinya sebelum dia bertemu dengan Maria dan menjadi wali perawan ini.

Dengan menyatakan bahwa Yusuf sudah memiliki beberapa putera sebelum bertemu dengan Maria, si penulis PJ secara tak langsung menegaskan bahwa dari Bunda Maria Yusuf sama sekali tidak mendapatkan seorang anakpun. Kalau dogma Gereja Katolik belakangan memandang saudara-saudara yang dimiliki Yesus (baik saudara lelaki maupun saudara perempuan) bukanlah saudara-saudara kandung Yesus, melainkan saudara-saudara sepupunya, bagi si penulis PJ saudara-saudara lelaki yang dimiliki Yesus adalah saudara-saudara tiri, anak-anak Yusuf dari isteri terdahulunya. 


Sedangkan menurut beberapa teks dalam Perjanjian Baru, Yesus memiliki saudara-saudara lelaki dan saudara-saudara perempuan, dengan ibu mereka bernama Maria (Markus 6:3; bdk Markus 3:31-32; Galatia 1:19; Galatia 4:4). 

Dengan menyatakan bahwa saudara-saudara lelaki Yesus adalah anak-anak Yusuf, dan bukan anak-anak Maria, penulis PJ jelas mau mempertahankan suatu kepercayaan bahwa setelah melahirkan Yesus, Bunda Maria tidak melahirkan anak-anak lagi. Tetapi si penulis PJ tidak menjelaskan dari mana saudara-saudara perempuan Yesus berasal (atau mungkin baginya, Yesus sama sekali tak memiliki saudara-saudara perempuan, suatu pandangan yang berbeda dari yang diberikan dalam Markus 6:3).

Seperti yang telah terjadi pada ibunya, Anna, dalam PJ Maria ketika berusia enam belas tahun (12:9) juga dikisahkan mengandung bukan karena suatu persetubuhan dengan seorang lelaki (dalam hal ini Yusuf, walinya), melainkan karena “firman Allah” (11:5), karena “kuasa Allah menaunginya” (11:7). 

Setelah melewati suatu krisis kehidupan karena Maria mengandung tanpa dia bisa menjelaskan siapa pria yang telah membuatnya hamil, dan setelah lulus ujian yang diadakan Imam Besar baik kepada Maria maupun kepada Yusuf untuk mengetahui apakah mereka masing-masing telah berbuat dosa (16:3-8), Maria akhirnya melahirkan di sebuah gua di sekitar kawasan Betlehem (18:1; 19:5, 13, 15), kota yang didatanginya bersama Yusuf dan putera-puteranya untuk mendaftarkan diri dalam rangka suatu sensus penduduk (17:1). 

Si penulis PJ sangat kuat menggambarkan bahwa Yesus memang betul-betul dilahirkan oleh seorang perawan, yang tetap perawan kendatipun dia baru saja melahirkan Yesus. Penulis PJ menggambarkan bahwa Salome, salah seorang bidan, telah memasukkan jarinya ke dalam vagina Maria yang baru melahirkan untuk memeriksa selaput daranya, dan kedapatan olehnya (yang membuatnya terkejut dan merasa berdosa!) bahwa selaput dara Maria tetap bertahan (19:19-20:4). Dengan kata lain, dokumen PJ mempertahankan sebuah keyakinan bahwa Bunda Maria bukan saja masih perawan ketika mengandung janin Yesus, tetapi juga keperawanannya abadi kendatipun dia sudah melahirkan bayi Yesus. 

Gereja Katolik belakangan memang mengembangkan dan mempertahankan sebuah dogma tentang keperawanan abadi Bunda Maria, a perpetual virginity. Dalam rangka tetap mempertahankan kepercayaan akan keabadian keperawanan Bunda Maria si penulis PJ juga menyatakan, seperti sudah disebut di atas, bahwa saudara-saudara yang dimiliki Yesus bukanlah saudara-saudara kandungnya yang dilahirkan oleh Bunda Maria belakangan, melainkan saudara-saudara tiri yang berasal dari Yusuf. Tersirat di sini pandangan si penulis PJ bahwa setelah melahirkan Yesus, Bunda Maria sama sekali tak melahirkan anak lagi. Gerd Lüdemann menulis, “PJ mencerminkan suatu kesalehan populer yang pertama memunculkan rumusan dogma tentang keperawanan abadi Bunda Maria” (Lüdemann 1998:136).


Tujuan penulisan

Mengapa tema-tema penting di sekitar diri Bunda Maria yang sudah disebut di atas dimunculkan dengan sangat kuat dan hidup oleh si penulis PJ? 


Ada suatu indikasi dalam teks PJ sendiri bahwa si penulis dokumen ini sedang berupaya menepis sebuah anggapan banyak orang, terutama kalangan Yahudi, bahwa Maria mengandung janin Yesus karena dia diperkosa oleh seorang pria (13:4). Injil Thomas logion 105 dan Injil Yohanes 8:41 secara tidak langsung menyebut Yesus sebagai seorang yang dilahirkan dari perzinahan. Begitu juga, sebutan bahwa Yesus adalah “anak Maria” (Markus 6:3) menunjukkan, menurut Lüdemann, bahwa Yesus lahir bukan sebagai seorang anak yang absah dalam suatu ikatan perkawinan patriarkal Yahudi, tetapi sebagai seorang anak haram dari seorang perempuan Yahudi (Lüdemann 1998: 52 ff.). 

Dalam sebuah tulisan seorang bapak gereja, Origenes (185-254), yang berjudul Melawan Celsus, terdapat bagian-bagian yang memuat informasi yang berasal dari seorang pagan terpelajar bernama Celsus yang menulis sekitar tahun 178. Berulang-ulang Celsus merujuk ke pernyataan-pernyataan seorang informan Yahudi. Dalam Melawan Celsus 1.28-38 sang informan Yahudi ini menyatakan bahwa Yesus mengarang-ngarang sendiri kisah kelahirannya dari seorang perawan, padahal Yesus sebetulnya adalah seorang anak yang dilahirkan lewat perzinahan antara ibunya dan seorang prajurit yang bernama Panthera. 

Ada dokumen-dokumen Yahudi dari Abad Pertengahan, diberi nama Toledoth Jeshu, yang juga menyebut nama Panthera, seorang Yahudi asal Sidon, prajurit Roma, sebagai pemerkosa Maria (survai dan evaluasi ringkas atas diri Panthera, lihat James D. Tabor 2007: 59-72). 

Secara umum Lüdemann menyimpulkan bahwa kisah-kisah mengenai pembenihan (konsepsi) janin Yesus dalam rahim Bunda Maria oleh Roh Kudus dan mengenai “kelahiran perawan” (parthenogenesis) dibuat oleh para penulis Kristen perdana sebagai suatu reaksi atas laporan-laporan yang beredar, yang dimaksudkan sebagai suatu fitnah tetapi secara historis benar, bahwa Yesus dikandung atau dilahirkan di luar ikatan resmi suatu perkawinan (Lüdemann 1998:60).

Nah, penulis PJ melalui narasinya tentang Bunda Maria ingin menunjukkan dengan caranya sendiri, jauh lebih efektif jika dibandingkan dengan tuturan-tuturan tentang kelahiran Yesus dalam Injil Matius dan Injil Lukas, bahwa:

  • Bunda Maria adalah seorang yang sangat suci sejak dilahirkan dan kesuciannya ini terus dipertahankan sampai dia, dalam usia enam belas tahun, dikehendaki Tuhan Allah untuk mengandung dari firman dan kuasa Allah;
  • Bunda Maria betul-betul tetap perawan ketika sudah melahirkan Yesus dan keperawanan abadi Bunda Maria ini sudah dibuktikan oleh seorang bidan yang bernama Salome yang telah memasukkan jarinya ke dalam vagina Bunda Maria untuk memeriksa selaput daranya, dan terbukti selaput daranya tetap ada;
  • Keperawanan Bunda Maria tetap abadi karena setelah melahirkan Yesus, Bunda Maria yang tetap perawan terus perawan karena dia tidak melahirkan anak-anak lagi;
  • Bunda Maria bukanlah seorang yang menjadi korban pemerkosaan atau telah melakukan suatu hubungan seks dengan seorang pria sebelum dia mengandung bayi Yesus;
  • Yesus yang dilahirkan Bunda Maria dalam keadaan tetap perawan bukanlah seorang anak haram, tetapi seorang yang dilahirkan dari firman dan kuasa Allah untuk menjadi sang penyelamat umat Israel.
Dengan demikian, dalam pandangan si penulis PJ, anggapan banyak kalangan bahwa Bunda Maria adalah seorang yang ternoda kesuciannya dan mengandung seorang anak haram adalah anggapan yang sama sekali salah dan tidak berdasar. 

Sekaligus juga, PJ menjadi sebuah dokumen ekstra-kanonik (= di luar kanon Perjanjian Baru) yang memberi refleksi-refleksi teologis awal yang kemudian melahirkan dogma-dogma dalam Gereja Katolik tentang konsepsi imakulat Bunda Maria, kelahiran Yesus dari perawan Maria, dan keperawanan abadi Bunda Maria.


Sumber rujukan

(1) Wilhelm Schneemelcher (ed.), New Testament Apocrypha. Vol I: Gospels and Related Writings (Cambridge/Louisville: James Clarke & Co/Westminster: 1991).

(2) Robert J. Miller (ed.), The Complete Gospels (Sonoma, CA: Polebridge Press, 1994).

(3) Gerd Lüdemann, Virgin Birth? The Real Story of Mary and Her Son Jesus (Harrisburg, PA: Trinity Press International, 1998).

(4) James D. Tabor, The Jesus Dynasty: The Hidden History of Jesus, His Royal Family, and the Birth of Christianity (New York, etc.: Simon and Schuster Paperbacks, 2007).


Terjemahan teks

Teks Indonesia Protevangelium Jacobi ini karya terjemahan Ioanes Rakhmat berdasarkan dua sumber utama: (1) Wilhelm Schneemelcher (ed.), New Testament Apocrypha. Vol I: Gospels and Related Writings (Cambridge/Louisville: James Clarke & Co/Westminster: 1991) 421-439; (2) Robert J. Miller (ed.), The Complete Gospels (Sonoma, CA: Polebridge Press, 1994) 380-396.


Kisah Masa Kanak-kanak Bunda Maria
menurut Yakobus

(Protevangelium Jacobi, the Infancy Gospel of James)

1 Menurut catatan-catatan dua belas suku Israel, pada suatu waktu adalah seorang yang sangat kaya bernama Yoakhim. 2 Dia selalu menggandakan pemberian-pemberiannya yang dipersembahkannya kepada Tuhan, 3 dan berkata kepada dirinya sendiri, “Satu pemberian, yang memperlihatkan kesejahteraanku, akan diperuntukkan bagi semua orang; dan persembahan lainnya, yang diberikan untuk pengampunan, akan menjadi persembahan untuk pengampunan dosaku yang diberikan kepada Tuhan Allah.”

4 Adapun hari akbar Tuhan sudah mendekat, dan umat Israel mempersembahkan pemberian-pemberian mereka. 5 Dan Reubel datang berhadapan dengan Yoakhim dan berkata, “Kamu tak diperbolehkan mempersembahkan pemberian-pemberianmu karena pertama-tama kamu belum menghasilkan seorang anak Israel.”

6 Maka Yoakhim jadi sangat bersusah hati lalu memutuskan untuk melihat kitab dua belas suku Israel, katanya, “Aku mau memeriksa kitab dua belas suku Israel untuk melihat apakah aku adalah satu-satunya orang di Israel yang tidak menghasilkan seorang anak.” 7 Dan dia meneliti (catatan-catatan) dan menemukan bahwa semua orang saleh di Israel memang sudah memiliki anak-anak. 8 Maka dia ingat bapak leluhur Abraham karena di hari-hari terakhirnya Tuhan Allah telah memberikannya seorang putera, Ishak.

9 Maka dia terus bersusah hati amat sangat dan tidak mau melihat isterinya tetapi mengasingkan dirinya ke padang gurun dan membangun kemahnya di sana. 10 Maka Yoakhim berpuasa ‘empat puluh hari dan empat puluh malam.’ 11 Dia berkata kepada dirinya sendiri, “Aku tidak akan kembali untuk mendapatkan makanan atau minuman sampai Tuhan Allahku melawatku. Doa akan menjadi makanan dan minumanku.”

2 Adapun isterinya Anna meratap dan berkeluh kesah karena dua hal: “Aku meratapi keadaanku sebagai janda dan aku meratapi keadaanku yang tanpa anak.” 2 Namun hari akbar Tuhan mendekat, 3 dan budaknya Yuthine berkata kepadanya, “Berapa lama kamu akan merendahkan dirimu? Lihatlah, hari akbar Tuhan telah tiba, dan engkau tak diharapkan berkeluh kesah. 4 Melainkan ambillah serban pengikat kepalamu yang telah diberikan si nyonya pemilik toko kepadaku, tetapi tak boleh aku pakai sebab aku adalah budakmu dan karena pengikat kepala ini bertanda sebuah lencana kerajaan.” 5 Dan Anna berkata, “Enyahlah dariku! Aku tak mau mengenakannya. Tuhan Allah telah sangat mempermalukanku. Barangkali seorang penipu telah memberikannya kepadamu, dan engkau datang kepadaku untuk membuatku ikut serta dalam dosamu.” 6 Maka Yuthine sang budak menjawab, “Haruskah aku mengutukmu hanya karena engkau tidak memperhatikanku? Tuhan Allah telah membuat rahimmu mandul sehingga engkau tidak akan melahirkan anak-anak apapun bagi Israel.” 7 Anna pun jadi sangat berduka. Dia melepaskan baju perkabungannya, mencuci wajahnya, dan memakai gaun pengantinnya. 8 Maka, di tengah sore, dia pergi ke tamannya untuk berjalan-jalan. Dia melihat sebatang pohon salam lalu duduk di bawahnya. 9 Setelah beristirahat, dia berdoa kepada Tuhan: “Oh Allah nenek moyangku, berkati aku dan dengarkanlah doaku, sama seperti Engkau memberkati ibu kami Sara dan memberikannya seorang putera, Ishak.”

3 Lalu Anna menengadah ke atas langit dan melihat sebuah sarang burung pipit di pohon salam itu. 2 Maka seketika itu juga Anna mulai meratap, katanya kepada dirinya sendiri, “Malangnya aku ini! Siapakah yang telah melahirkan aku? Rahim apakah yang telah melahirkanku? 3 Sebab aku telah dilahirkan di bawah suatu kutuk dalam pandangan orang Israel. Dan aku telah dicerca dan diejek dan dibuang dari bait Tuhan Allahku.

4 “Betapa malangnya aku! Seperti apakah aku ini? Aku tidak seperti burung-burung di udara, karena burung-burung di udara pun menghasilkan anak-anak di dalam kehadiran-Mu, oh Tuhan.”

5 “Betapa malangnya aku! Seperti apakah aku ini? Aku tidak seperti hewan-hewan peliharaan, karena hewan-hewan peliharaan pun menghasilkan anak-anak yang muda di dalam kehadiran-Mu, Oh Tuhan.”

6 “Betapa malangnya aku! Seperti apakah aku ini? Aku tidak seperti binatang-binatang liar di muka Bumi, karena binatang-binatang liar di muka Bumi pun menghasilkan anak-anak di dalam kehadiran-Mu, Oh Tuhan.”

7 “Betapa malangnya aku! Seperti apakah aku ini? Aku tidak seperti air-air ini, karena air-air ini pun menghasilkan di dalam kehadiran-Mu, Oh Tuhan.”

8 “Betapa malangnya aku! Seperti apakah aku ini? Aku tidak seperti Bumi ini, karena Bumi pun menghasilkan panen pada musimnya dan memuji-Mu, Oh Tuhan.”

4 Tiba-tiba seorang malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya dan berkata, “Anna, Anna, Tuhan Allah telah mendengar doamu. Kamu akan mengandung dan melahirkan seorang anak, dan anakmu ini akan dibicarakan di seluruh dunia.”

2 Dan Anna berkata, “Sebagaimana Tuhan Allah itu hidup, entah aku akan melahirkan seorang putera ataukah seorang puteri, aku akan mempersembahkannya sebagai suatu pemberian kepada Tuhan Allahku, dan anak ini akan melayani-Nya seumur hidupnya.”

3 Dan pada saat itu dua malaikat melaporkan kepadanya, “Lihatlah, suamimu Yoakhim datang dengan kawanan ternaknya. 4 Engkau lihat, seorang malaikat Tuhan telah turun kepada Yoakhim dan berkata, ‘Yoakhim, Yoakhim, Tuhan Allah telah mendengar doamu. Turunlah dari sana. Lihatlah isterimu Anna mengandung.”

5 Maka Yoakhim turunlah dan memanggil gembala-gembalanya dengan perintah-perintah ini: “Bawalah kepadaku sepuluh ekor anak domba yang tak bercacat dan tak bernoda, dan sepuluh anak domba akan dipersembahkan kepada Tuhan Allah. 6 Juga, bawalah juga kepadaku dua belas anak sapi yang lembut, dan dua belas anak sapi ini akan diberikan kepada imam-imam dan dewan penatua. 7 Juga, seratus ekor kambing, dan seratus ekor kambing ini akan diberikan kepada seluruh umat.”

8 Dan Yoakhim datang bersama kawanan ternaknya, sementara Anna berdiri di pintu gerbang. 9 Lalu dia melihat Yoakhim mendekat bersama kawanan ternaknya, maka bersegera dia menyambutnya dan merangkul lehernya dengan tangan-tangannya: “Kini aku tahu bahwa Tuhan Allah telah memberkati aku dengan sangat besar. Janda ini tak akan lagi menjadi seorang janda, dan aku, setelah sebelumnya tak punya anak, sekarang sedang mengandung.”

10 Dan Yoakhim beristirahat pada hari pertama di rumahnya.

5 Tetapi pada keesokan harinya, ketika dia sedang mempersembahkan pemberian-pemberiannya, dia berpikir bagi dirinya sendiri, “Jika Tuhan Allah sungguh-sungguh telah bermurah hati kepadaku, patam yang sudah disemir pada serban pengikat kepala sang imam akan membuatnya jelas bagiku.” 2 Maka Yoakhim pun mempersembahkan semua pemberiannya dan memperhatikan serban sang imam hingga dia naik ke altar Tuhan. Dan dia melihat tidak ada dosa di dalamnya. 3 Dan Yoakhim berkata, “Kini aku tahu bahwa Tuhan Allah telah bermurah hati kepadaku dan telah mengampuni aku dari semua dosaku.” 4 Maka dia turun dari bait Tuhan dalam keadaan terbebaskan dan kembali ke rumahnya.

5 Maka kehamilannya telah tiba pada masanya, dan pada bulan kesembilan Anna melahirkan. 6 Dan dia berkata kepada sang bidan, “Anakku lelaki atau perempuan?” 7 Dan bidannya berkata kepadanya, “Seorang anak perempuan.” 8 Dan Anna berkata, “Hari ini aku telah sangat dipermuliakan.” Lalu bidan itu memandikan anak itu. 9 Tetapi ketika hari-hari yang telah ditetapkan telah genap, Anna mencuci bersih dirinya dari aliran darah. 10 Lalu dia menyusui anaknya itu dan memberinya nama Maria.

6 Hari demi hari anak itu bertambah kuat. 2 Ketika sudah berusia enam bulan, ibunya meletakkannya di lantai untuk melihat apakah dia sudah bisa berdiri. Anak itu berjalan tujuh langkah lalu mendatangi lengan-lengan ibunya. 3 Maka ibunya mengangkatnya dan berkata, “Sebagaimana Tuhan Allahku hidup, engkau tidak akan pernah berjalan di lantai ini lagi sampai aku membawamu ke bait Tuhan.”

4 Maka dia mengubah kamar tidur anak itu menjadi sebuah tempat suci dan tidak memperbolehkan apapun yang tak suci atau yang najis masuk ke dalam bibir anak itu. 5 Dia lalu menyuruh anak-anak perempuan Ibrani yang tak bernoda, dan mereka membuatnya tetap bersenang hati.

6 Adapun anak itu tiba pada ulang tahunnya yang pertama, dan Yoakhim mengadakan sebuah perjamuan besar dan mengundang imam-imam kepala, imam-imam, alim ulama, dewan penatua, dan semua orang Israel. 7 Yoakhim memperhadapkan anaknya itu kepada para imam, dan mereka memberkatinya: “Allah nenek moyang kita, berkati anak ini dan berikan kepadanya sebuah nama yang akan dibicarakan angkatan-angkatan mendatang selamanya.”

8 Dan setiap orang berkata, “Jadilah demikian. Amin.”

9 Dia memberikannya kepada imam-imam kepala, dan mereka memberkatinya: “Allah Yang Maha Agung, pandanglah anak ini dan berkati dia dengan berkat agung, suatu berkat yang tidak ada tandingannya.”

10 Ibunya kemudian membawanya ke tempat sucinya, yakni kamar tidurnya, dan menyusui anak itu. 11 Dan Anna menggubah sebuah madah untuk Tuhan Allah: “Aku mau menaikkan sebuah madah suci kepada Tuhan Allahku, sebab Dia telah melawat aku dan menyingkirkan aib yang dikenakan kepadaku oleh musuh-musuhku. 12 Tuhan Allahku telah memberikanku buah kebenarannya, tunggal namun banyak di hadapannya. 13 Siapakah yang akan mengumumkan kepada anak-anak Reubel bahwa Anna memiliki seorang anak pada dadanya? ‘Dengarkan, dengarkan, kalian dua belas suku Israel: Anna memiliki seorang anak di dadanya!’”

14 Anna menidurkan anak itu di kamar tidurnya, tempat sucinya, lalu keluar dan mulai melayani tamu-tamunya. 15 Ketika perjamuan itu usai, mereka pulang dengan perasaan senang dan memuji Allah Israel.

7 Berbulan-bulan telah berlalu, tetapi ketika anak itu telah mencapai usia dua tahun, Yoakhim berkata, “Mari kita bawa dia ke bait Tuhan, sehingga kita dapat tetap memegang janji yang telah kita buat, atau kalau kita melanggarnya Tuhan akan murka kepada kita dan pemberian kita akan tak diterima.” 2 Dan Anna berkata, “Tunggulah sampai dia berusia tiga tahun, supaya dia tidak merasa kehilangan ayahnya atau ibunya.” 3 Dan Yoakhim setuju: “Ya, kita tunggu.” 4 Pada waktu anak itu mencapai usia tiga tahun, Yoakhim berkata, “Mari kita menyuruh puteri-puteri Ibrani yang tak bercacat. 5 Hendaklah mereka masing-masing mengambil sebuah lampu dan menyalakannya, supaya anak ini tidak akan berpaling balik dan membuat hatinya terperangkap oleh hal-hal lain di luar bait Tuhan.” 6 Dan inilah yang mereka lakukan sampai saatnya tiba untuk mereka naik ke bait Tuhan. 7 Sang imam menyambutnya, menciumnya, dan memberkatinya: “Tuhan Allah telah meninggikan namamu di antara semua angkatan. 8 Di dalam dirimu Tuhan akan menyatakan penyelamatan-Nya kepada orang Israel selama hari-hari terakhir ini.” 9 Dan dia mendudukkan anak itu pada undakan ketiga altar, dan Tuhan mencurahkan perkenan-Nya kepadanya. 10 Maka dia pun menari, dan seluruh kaum Israel mengasihinya.

8 Kedua orangtuanya kembali ke rumah dengan perasaan takjub dan memuji serta membesarkan Tuhan Allah sebab anak itu tidak berpaling ke belakang memandang mereka. 2 Dan Maria tinggal di bait Tuhan. Di sana dia terpelihara seperti seekor merpati, dengan menerima makanannya dari tangan seorang malaikat sorgawi.

3 Namun ketika dia berusia dua belas tahun, para imam mengadakan sebuah pertemuan. “Lihatlah,” kata mereka, “Maria telah berusia dua belas tahun di bait Tuhan. 4 Apa yang harus kita lakukan terhadapnya supaya dia tidak mencemarkan tempat suci Tuhan Allah kita?” 5 Dan mereka berkata kepada Imam Besar, “Engkau berdirilah di altar Tuhan. Masuk dan berdoalah tentang anak itu, dan kita akan mengerjakan apapun yang Tuhan Allah singkapkan kepadamu.”

6 Maka Imam Besar mengambil jubah kebesarannya dengan dua belas bel, lalu memasuki Ruang Maha Kudus, dan mulai berdoa mengenai anak itu. 7 Tiba-tiba seorang malaikat Tuhan menampakkan diri: “Zakharia, Zakharia, keluarlah dan kumpulkan para duda dari antara umat Israel dan mintalah mereka masing-masing membawa sebatang tongkat. 8 Dia akan menjadi isteri dari seseorang dari antara mereka yang kepadanya Tuhan Allah akan menunjukkan sebuah tanda.” 9 Maka berita-berita pun memenuhi seluruh kawasan di seputar Yudea. Sangkakala Allah dibunyikan dan para duda datang berlarian.

9 Dan Yusuf juga melemparkan kapak yang biasa dipakainya sebagai seorang pengrajin kayu, lalu datang ke pertemuan itu. 2 Ketika semua orang telah berhimpun, mereka mendatangi Imam Besar dengan tongkat-tongkat mereka. 3 Setelah Imam Besar mengumpulkan semua tongkat itu, dia memasuki bait dan mulai berdoa. 4 Ketika dia telah selesai berdoa, dia mengambil tongkat-tongkat itu lalu keluar dan mulai mengembalikan tongkat-tongkat itu kepada setiap orang. 5 Tetapi tidak ada tanda apapun pada tongkat-tongkat yang manapun. Yusuf mendapatkan tongkat yang terakhir. 6 Tiba-tiba saja seekor merpati keluar dari tongkat ini dan hinggap di kepala Yusuf. 7 “Yusuf, Yusuf,” kata Imam Besar, “engkau telah dipilih melalui undian untuk mengambil sang perawan Tuhan ini ke dalam pemeliharaan dan perlindunganmu.”

8 Tetapi Yusuf berkeberatan: “Aku telah memiliki sejumlah putera dan aku seorang lelaki yang sudah tua; sedangkan dia hanyalah seorang perempuan muda. Aku khawatir bahwa aku akan menjadi seorang korban olok-olok di antara umat Israel.”

9 Maka Imam Besar menanggapi, “Yusuf, takutlah akan Tuhan Allahmu dan ingatlah apa yang Allah telah lakukan kepada Datan, Abiram dan Korah: Bumi terbelah dua dan mereka semua ditelan karena keberatan mereka. 10 Maka sekarang, Yusuf, engkau harus patuh supaya hal yang sama tidak akan terjadi pada keluargamu.” 11 Maka karena takut Yusuf mengambilnya ke dalam pemeliharaan dan perlindungannya. 12 Yusuf berkata kepadanya, “Maria, aku telah mendapatkan engkau dari bait Tuhan, tetapi kini aku meninggalkanmu di rumah. Aku mau pergi membangun rumah-rumah, tetapi aku akan kembali kepadamu. Tuhan akan melindungimu.”

10 Sementara itu, dilangsungkan sebuah sidang para imam, dan mereka sepakat: “Marilah kita membuat sebuah tirai bagi bait Tuhan.” 2 Dan Imam Besar berkata, “Panggillah para perawan sejati dari suku bangsa Daud.” 3 Maka para pembantu bait meninggalkan bait dan mencari di mana-mana dan menemukan tujuh orang. 4 Maka Imam Besar ingat pada gadis Maria, bahwa dia juga berasal dari keluarga Daud dan suci dalam pandangan Allah. 5 Maka para pembantu bait pergi dan mengambilnya. 6 Dan mereka membawa gadis-gadis itu ke dalam bait Tuhan. 7 Dan Imam Besar berkata, “Buanglah undi bagiku untuk memutuskan siapa yang akan memintal benang yang mana untuk tirai: benang warna emas, putih, linen, sutera, lembayung, merah tua, dan ungu sejati.” 8 Dan benang-benang warna ungu sejati dan merah tua jatuh ke Maria. Dan dia mengambil semuanya dan kembali ke rumah. 9 Adapun pada waktu inilah Zakharia menjadi bisu, dan Samuel mengambil tempatnya sampai Zakharia mendapatkan kembali suaranya. 10 Sementara itu Maria telah mengencangkan benang warna merah tua dan sedang menenunnya.

11 Dan dia mengambil buli-buli airnya dan pergi keluar untuk mengisinya dengan air. 2 Tiba-tiba ada suatu suara berkata kepadanya, “Salam, engkau yang diberkati! Tuhan besertamu. Diberkatilah engkau di antara perempuan.” 3 Maria mulai memandang sekitarnya, ke kiri dan ke kanan, untuk melihat dari mana suara itu berasal. 4 Dia mulai ketakutan lalu pulang ke rumah. Setelah menaruh buli-buli airnya dan mulai mengencangkan benang warna ungu, dia duduk di bangkunya dan mulai menenun.

5 Seorang utusan sorgawi mendadak berdiri di hadapannya: “Jangan takut, Maria. Engkau tahu, engkau telah mendapat perkenan di hadapan pandangan Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu. Engkau akan mengandung melalui firman-Nya.”

6 Tetapi ketika dia mendengar hal ini, dia ragu dan berkata, “Jika aku benar mengandung dari Tuhan, Allah yang hidup, akankah aku juga melahirkan sebagaimana lazimnya setiap perempuan melahirkan?”

7 Dan malaikat Tuhan itu menjawab, “Tidak, Maria, sebab kuasa Allah akan menaungimu. Karena itu, anak yang akan dilahirkan akan disebut kudus, anak dari Yang Maha Tinggi. 8 Dan engkau akan menamakannya Yesus—nama ini berarti ‘dia akan menyelamatkan umatnya dari dosa-dosa mereka.’”

9 Dan Maria berkata, “Inilah aku, hamba Tuhan di hadapan-Nya. Aku berdoa agar semua yang engkau sudah katakan kepadaku benar-benar terjadi.”

12 Maka dia selesai menenun benang warna ungu dan warna merah tua dan membawa hasil karyanya kepada Imam Besar. 2 Imam Besar menerima semuanya dan memujinya dan berkata, “Maria, Tuhan Allah telah memuji namamu dan engkau akan diberkati oleh semua angkatan di muka Bumi.”

3 Maria bergembira dan pergi melawat Elisabeth, sanaknya. 4 Dia mengetuk pintu. Elisabeth mendengarnya, lalu menyingkirkan benang warna merah tua, dan berlari ke pintu, lalu membukakannya untuknya. 5 Dan dia memberkatinya dan berkata, “Siapakah aku sehingga sang ibu dari Tuhanku harus melawat aku? Engkau tahu, bayi yang ada dalam kandunganku telah melonjak karena girang dan memberkatimu.”

6 Tetapi Maria telah melupakan rahasia-rahasia yang malaikat sorgawi Jibrail telah katakan, dan dia memandang ke langit dan berkata, “Siapakah aku sehingga setiap angkatan di Bumi akan memberi ucapan selamat kepadaku?”

7 Dia menghabiskan waktunya selama tiga bulan bersama Elisabet. 8 Hari demi hari rahimnya terus membesar. Maka Maria mulai ketakutan, dia kembali ke rumahnya, dan menyembunyikan diri dari umat Israel. 9 Dia baru berusia enam belas tahun ketika hal-hal rahasia ini terjadi pada dirinya. 


13 Kandungannya sudah memasuki bulan ke enam ketika suatu hari Yusuf pulang dari pekerjaannya membangun rumah-rumah, memasuki rumahnya, dan mendapatinya sedang mengandung. 2 Dia memukuli wajahnya sendiri, melemparkan dirinya ke tanah dengan mengenakan kain kabung, lalu mulai menangis dengan pilunya: “Wajah yang bagaimanakah yang aku harus perlihatkan kepada Tuhan Allah? 3 Doa yang bagaimanakah yang aku dapat katakan demi dirinya sebab aku telah menerimanya sebagai seorang perawan dari bait Tuhan Allah dan telah tidak melindunginya? 4 Siapakah yang telah memasang perangkap ini bagiku? Siapakah yang telah melakukan hal jahat ini di dalam rumahku? Siapakah yang telah memikat perawan ini untuk menjauh dariku dan memperkosanya? 5 Kisah tentang Adam telah berulang dalam kasusku ini, bukan? Sebab persis ketika Adam sedang berdoa, ular itu datang dan mendapati Hawa sedang sendirian, lalu memperdayanya, dan merusaknya, dan hal yang sama terjadi pada diriku.” 6 Lalu Yusuf bangkit dan melepaskan kain kabungnya dan memanggil Maria lalu berkata kepadanya, “Allah telah menaruh perhatian khusus pada dirimu, bagaimana engkau telah dapat melakukan hal ini? 7 Apakah engkau telah melupakan Tuhan Allahmu? Mengapa engkau telah mendatangkan aib pada dirimu sendiri, padahal engkau telah dibesarkan di Ruang Maha Kudus dan diberi makan oleh seorang malaikat sorgawi?” 8 Tetapi Maria mulai menangis dengan pilunya: “Aku tak bersalah. Aku tidak pernah berhubungan seks dengan seorang lelaki manapun.” 9 Maka Yusuf berkata kepadanya, “Lalu dari mana asalnya bayi yang sedang engkau bawa-bawa ini?”10 Dan dia menjawab, “Sebagaimana Tuhan Allahku hidup, aku tidak tahu dari mana bayi ini berasal.”

14 Dan Yusuf menjadi sangat ketakutan dan tidak lagi berbicara dengannya sementara dia memikirkan apa yang dia akan perbuat terhadapnya. 2 Dan Yusuf berkata kepada dirinya sendiri, “Jika aku mencoba menutup-nutupi dosanya, akhirnya aku akan melawan hukum Tuhan. 3 Dan jika aku membeberkan keadaannya di hadapan orang Israel, aku takut kalau-kalau anak di dalam kandungannya itu mungkin dikirim dari surga dan karenanya aku akhirnya menyerahkan darah orang tak berdosa kepada suatu penghukuman mati. 4 Jadi apa yang aku harus perbuat kepadanya? (Aku tahu), aku akan menceraikannya diam-diam.”

5 Tetapi ketika malam tiba, seorang malaikat Tuhan tiba-tiba menampakkan diri kepadanya lewat sebuah mimpi dan berkata: “Jangan takut atas perempuan ini, sebab anak di dalam kandungannya adalah hasil pekerjaan roh kudus. 6 Dia akan memperanakkan seorang anak lelaki dan engkau akan menamakannya Yesus, yang berarti ‘dia akan menyelamatkan umatnya dari dosa-dosa mereka.’” 7 Maka Yusuf terbangun dari tidurnya dan memuji Allah Israel, yang telah memberi perkenan-Nya kepadanya. 8 Maka mulailah dia melindungi gadis itu.

15 Maka Annas sang alim ulama datang kepadanya dan berkata, “Yusuf, mengapa engkau tidak datang ke pertemuan kita?”

2 Dan dia menjawab kepadanya, “Karena aku sangat lelah sepulang dari perjalananku sehingga aku beristirahat dulu pada hari pertama aku tiba di rumahku.” 3 Lalu Annas berpaling dan melihat Maria mengandung. 4 Dia cepat-cepat mendatangi Imam Besar dan berkata kepadanya, “Engkau ingat Yusuf, orang yang engkau sendiri telah jamin, bukan? Nah, dia telah melakukan sebuah pelanggaran yang serius. 5 Maka Imam Besar bertanya, “Pelanggaran yang bagaimana?” 6 “Yusuf telah memperkosa perawan yang dia telah terima dari bait Tuhan,” jawabnya. “Dia telah melakukannya kepadanya dan tidak mengungkapkan perbuatannya kepada umat Israel.” 7 Dan Imam Besar bertanya kepadanya, “Apakah Yusuf telah sungguh-sungguh melakukan hal ini?” 8 Dan dia menjawab, “Utuslah para pembantu bait dan engkau akan mendapatkan perawan itu telah hamil.”

9 Begitulah, para pembantu bait pergi mendatangi Maria dan mendapatkannya sedang hamil seperti telah dilaporkan Annas, lalu mereka membawanya, bersama Yusuf, ke pengadilan. 10 “Maria, mengapa engkau telah berbuat demikian?” tanya Imam Besar kepadanya. “Mengapa engkau telah merendahkan dirimu sendiri? 11 Apakah engkau telah melupakan Tuhan Allahmu, bahwa engkau telah dibesarkan dalam Ruang Maha Kudus dan diberi makan oleh seorang malaikat sorgawi? 12 Dari antara umat, engkau telah mendengar nyanyian mereka dan telah menari untuk mereka, lalu mengapa engkau telah melakukan hal ini?” 13 Maka menangislah dia dengan pilunya: “Sebagaimana Tuhan Allah hidup, aku tidak bersalah di hadapan-Nya. Percayalah kepadaku, aku tidak pernah berhubungan seks dengan seorang lelaki manapun.” 14 Maka Imam Besar berkata, “Yusuf, mengapa engkau telah melakukan hal ini?” 15 Dan Yusuf menjawab, “Sebagaimana Tuhan hidup, aku tak bersalah sejauh menyangkut dirinya.” 16 Dan Imam Besar berkata, “Jangan dustai dirimu di hadapan persidangan ini, tetapi katakanlah hal yang sebenarnya. Engkau telah berhubungan seks dengannya dan tidak menyatakan perbuatanmu ini kepada umat Israel. 17Dan engkau tidak merendahkan dirimu di bawah tangan Allah yang kuat, supaya keturunanmu dapat diberkati.” 18 Tetapi Yusuf membungkam seribu basa.

16 Lalu Imam Besar berkata, “Kembalikanlah perawan yang engkau telah terima dari bait Tuhan.” 2 Maka Yusuf, sambil menangis,… [tetap bungkam]. 3 Dan Imam Besar berkata, “Aku akan memberikanmu ujian meminum minuman Tuhan, dan ujian ini akan menyingkapkan dosa kalian dengan jelas bagi kalian berdua.” 4 Maka Imam Besar mengambil air dan menyuruh Yusuf meminumnya lalu mengirimnya ke padang gurun, tetapi dia kembali tanpa mengalami bahaya apapun. 5 Dan dia juga membuat gadis itu meminumnya dan mengirimnya ke padang gurun. Dia juga kembali tanpa mengalami bahaya apapun. 6 Maka setiap orang terkejut karena dosa mereka tidak terungkapkan. 7 Dan Imam Besar berkata, “Jika Tuhan Allah tidak menyingkapkan dosa kalian berdua, maka akupun tidak akan menghukum kalian.” Dan Imam Besar pun membebaskan mereka. 8 Yusuf mengambil Maria lalu kembali ke rumah sambil merayakan kebesaran Tuhan dan memuji Allah Israel.

17 Adapun Kaisar Agustus memerintahkan setiap orang di Betlehem Yudea mendaftarkan diri untuk keperluan sensus penduduk. 2 Maka Yusuf bertanya-tanya, “Aku akan mendaftarkan putera-puteraku, tetapi apa yang aku akan lakukan terhadap gadis ini? Bagaimana aku akan mendaftarkannya? 3 Apakah sebagai isteriku? Aku malu melakukannya. Apakah sebagai puteriku? Umat Israel tahu bahwa dia bukan puteriku. 4 Bagaimana hal ini harus diputuskan, bergantung pada Tuhan.”

5 Maka dia memasang pelana keledainya dan menempatkan Maria di atasnya. Puteranya menuntun keledai itu dan Samuel berjalan di belakangnya. 6 Ketika mereka sudah berjalan hampir tiga mil, Yusuf berpaling dan melihat Maria merajuk. 7 Maka dia berkata kepada dirinya sendiri, “Mungkin bayi yang dibawanya menyebabkan dia merasa tidak nyaman.” 8 Yusuf berpaling lagi dan melihat Maria sedang tertawa, lalu dia berkata kepadanya, “Maria, apa yang sedang terjadi pada dirimu? Sebentar aku melihatmu tertawa, sebentar lagi engkau berkeluh kesah.” 9 Dia menjawab, “Yusuf, hal ini dikarenakan aku membayangkan ada dua orang di depanku, yang satu menangis dan yang satunya lagi bergembira dan melompat-lompat kegirangan.” 10 Setelah menempuh setengah perjalanan, Maria berkata kepadanya, “Yusuf, tolonglah aku turun dari keledai ini, sebab anak yang ada dalam kandunganku mau lahir.” 11 Maka Yusuf menolong Maria turun dari keledai, lalu berkata kepadanya, “Kemana aku akan membawamu supaya kamu dapat dengan tenang dan tanpa gangguan melahirkan, sebab tempat ini sangat terbuka?”

18 Dia menemukan sebuah goa di dekat situ dan membawanya masuk ke dalam. Dia menempatkan putera-puteranya untuk menjaganya 2 lalu pergi untuk mencari seorang bidan Ibrani di perkampungan sekitar Betlehem.

3 “Adapun aku, Yusuf, sedang berjalan kaki namun tidak pergi ke mana-mana. 4 Aku menengadah ke kubah langit dan melihatnya tegak dan diam, lalu ke awan-awan dan melihat awan-awan itu berhenti tak bergerak dengan mengherankan, dan ke burung-burung di angkasa yang tertahan di tengah-tengah udara. 5 Ketika aku memandang ke bumi, aku melihat sebuah mangkuk terletak di sana dan para pekerja bersandar di sekitarnya dengan tangan-tangan mereka berada dalam mangkuk itu; 6 beberapa dari antara mereka sedang mengunyah namun tidak mengunyah; beberapa sedang mengambil sesuatu untuk dimakan tetapi tidak mengambilnya; dan beberapa sedang menaruh makanan di dalam mulut-mulut mereka tetapi tidak melakukannya. 7 Melainkan, mereka semua sedang menatap ke atas.”

8 “Aku melihat domba-domba sedang didorong namun domba-domba itu berdiri diam; 9 sang gembala sedang mengangkat tangannya untuk memukul mereka, namun tangannya ini tetap terangkat. 10 Dan aku memperhatikan arus sungai dan melihat kambing-kambing dengan mulut-mulut mereka di dalam air namun mereka tidak minum. 11 Lalu tiba-tiba saja segala sesuatu dan setiap orang melanjutkan apa yang mereka telah dan sedang kerjakan.”

19 “Kemudian aku melihat seorang perempuan sedang turun dari sebuah kampung berbukit-bukit, dan dia bertanya, ‘Anda hendak pergi ke mana, tuan?’
2 Aku menjawab, ‘Aku sedang mencari seorang bidan Ibrani.’
3 Dia bertanya, ‘Apakah anda seorang Israel?’
4 Kukatakan kepadanya, ‘Ya.’
5 Dan dia berkata, ‘Dan siapakah dia yang memiliki seorang bayi di goa?’
6 Aku menjawab, ‘Tunanganku.’
7 Dan dia melanjutkan, ‘Dia bukan isterimu?’
8 Aku katakan kepadanya. ‘Dia Maria, yang dibesarkan di bait Tuhan; aku mendapatkan dirinya melalui undian sebagai isteriku. 9 Tetapi dia bukan benar-benar isteriku; dia mengandung oleh roh kudus.’
10 Bidan itu berkata, ‘Apa betul?’”
11 Yusuf menjawab, “Mari dan lihatlah.”

12 Dan bidan itu pergi bersamanya. 13 Maka mereka berdiri di muka gua, maka segumpal awan gelap menaungi mereka. 14 Bidan itu berkata, “Aku sungguh mendapat sebuah hak istimewa, sebab hari ini mataku telah melihat sebuah mukjizat, mukijzat keselamatan yang telah datang kepada umat Israel.”

15 Tiba-tiba saja awan itu beranjak mundur dari goa itu dan suatu cahaya yang sangat kuat tampak di dalam goa, sehingga mata mereka tak dapat tahan untuk melihat. 16 Sebentar kemudian cahaya itu menghilang perlahan sampai seorang bayi kelihatan; bayi ini menarik-narik buah dada ibunya Maria.

17 Dan bidan itu berteriak, “Betapa agungnya hari ini bagiku karena aku telah melihat mukjizat yang baru ini!” 18 Lalu bidan itu meninggalkan goa itu dan menjumpai Salome dan berkata kepadanya, “Salome, Salome, baiklah aku ceritakan kepadamu tentang suatu mukjizat yang baru: seorang perawan telah melahirkan, dan engkau tahu bahwa hal ini tidak mungkin!” 19 Dan Salome menjawab, “Sebagaimana Tuhan Allahku hidup, kecuali aku telah memasukkan jariku dan memeriksanya, aku tak akan pernah percaya bahwa seorang perawan telah melahirkan.”

20 Bidan itu masuk dan berkata, “Maria, siapkanlah dirimu untuk suatu pemeriksaan. Engkau segera menghadapi suatu ujian yang serius.”

2 Maka Maria, ketika dia mendengar perintah ini, mempersiapkan dirinya dan mengambil posisi; dan Salome memasukkan jarinya ke dalam diri Maria. 3 Lalu Salome berteriak kuat dan berkata, “Celakalah aku karena pelanggaran dan ketidakpercayaanku; aku telah mencobai Allah yang hidup. 4 Lihatlah! Tanganku menghilang, dimakan lidah-lidah api!” 5 Lalu Salome berlutut di hadapan hadirat Tuhan, dan mengucapkan kata-kata ini: “Allah nenek moyangku, ingatlah aku sebab aku adalah seorang keturunan Abraham, Ishak dan Yakub. 6 Janganlah aku dijadikan teladan bagi umat Israel, tetapi berikan aku sebuah tempat di antara orang-orang miskin kembali. 7 Engkau sendiri tahu, Tuhan, bahwa aku telah dan sedang menyembuhkan orang dalam nama-Mu dan menerima pembayaran dari-Mu.”

8 Tiba-tiba seorang malaikat Tuhan menampakkan diri, dan berkata kepadanya, “Salome, Salome, Tuhan segala sesuatu telah mendengar doamu. 9 Ulurkan tanganmu ke anak itu dan gendonglah dia, maka engkau akan menerima keselamatan dan kesukaan.”

10 Salome mendekati anak itu dan mengangkatnya sambil berkata: “Aku akan menyembahnya sebab dia telah dilahirkan untuk menjadi raja Israel.” 11 Maka Salome segera sembuh dan meninggalkan goa itu dalam keadaan dibenarkan.

12 Maka suatu suara tiba-tiba terdengar, “Salome, Salome, jangan beritakan keajaiban yang telah engkau lihat sampai anak ini pergi ke Yerusalem.”

21 Yusuf baru saja mau berangkat ke Yudea, tetapi suatu kegemparan besar berlangsung di Bethlehem di Yudea. 2 Hal ini terjadi ketika para ahli perbintangan datang dan bertanya, “Di manakah raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami berada di sini karena kami telah melihat bintangnya di timur dan telah datang untuk menyembahnya.”

3 Ketika Herodes mendengar perkunjungan ini, dia sangat ketakutan dan mengirim kaki tangannya ke para ahli perbintangan itu. 4 Dia juga memanggil imam-imam kepala dan bertanya kepada mereka di istananya: “Hal apakah yang telah ditulis mengenai sang Messias? Di mana dia diberitakan akan dilahirkan?” 5 Mereka berkata kepadanya, “Di Bethlehem, di Yudea, itulah yang dikatakan kitab suci.” 6 Lalu dia menyuruh mereka pergi. 7 Kemudian dia bertanya kepada para ahli perbintangan itu: “Tanda-tanda apakah yang kalian telah lihat mengenai orang yang telah dilahirkan sebagai raja?” 8 Maka para ahli perbintangan itu berkata, “Kami telah melihat sebuah bintang yang sangat terang di langit, dan bintang ini sangat mengaburkan bintang-bintang lainnya sehingga bintang-bintang lainnya ini tak tampak lagi. Karena itulah kami tahu bahwa seorang raja telah dilahirkan bagi Israel. Dan kami telah datang untuk menyembahnya.” 9 Herodes memerintahkan mereka: “Pergi dan mulailah pencarian kalian, dan jika kalian telah menemukannya, laporkan kembali kepadaku, supaya aku dapat juga pergi menyembahnya.”

10 Para ahli perbintangan itu pergi. Dan terjadilah: bintang yang telah mereka lihat di timur membimbing mereka sampai mereka tiba di goa itu; lalu bintang itu berhenti persis di atas kepala anak itu. 11 Setelah para ahli perbintangan ini melihatnya bersama ibunya Maria, mereka memberikan persembahan-persembahan dari kantong-kantong mereka: emas, kemenyan murni, dan mur.

12 Karena mereka telah dinasihati oleh malaikat sorgawi untuk jangan pergi ke Yudea, mereka kembali ke negeri mereka lewat suatu jalan lain.

22 Ketika Herodes menyadari bahwa dia telah diperdaya oleh para ahli perbintangan itu, maka dia menjadi sangat marah 2 lalu mengerahkan para algojonya dan memerintahkan mereka untuk membunuh semua kanak-kanak yang berusia dua tahun dan yang lebih muda.

3 Ketika Maria mendengar bahwa anak-anak sedang dibunuh-bunuhi, dia merasa takut 4 lalu mengambil anaknya, membungkusnya dengan kain lampin, dan menaruhnya di dalam palungan yang digunakan untuk memberi makan ternak.

5 Adapun Elisabeth, ketika dia mendengar bahwa mereka sedang mencari Yohanes, dia mengambilnya dan pergi ke perkampungan berbukitan. 6 Dia terus mencari suatu tempat untuk menyembunyikannya, tetapi tidak ada satu pun tempat yang didapatkannya. 7 Maka dia pun mengerang dan berkata dengan sangat keras, “Gunung Allah, telanlah seorang ibu ini bersama anaknya.” Anda tahu, Elisabeth tidak dapat terus mendaki karena perasaannya yang sedang sangat tertekan menggagalkannya. 8 Tetapi tiba-tiba saja gunung terbelah dua dan menelan mereka. Gunung ini memungkinkan cahaya untuk menyinarinya, 9 sebab seorang malaikat Tuhan bersama mereka untuk melindungi mereka.

23 Namun Herodes tetap mencari Yohanes, 2 dan mengutus orang-orangnya kepada Zakharia yang sedang melayani altar, dengan membawa pesan kepadanya: “Di manakah engkau telah menyembunyikan puteramu?”

3 Tetapi dia menjawab mereka, “Aku adalah seorang pelayan Allah, dan sedang mengurus baitnya. Bagaimana aku bisa tahu di mana puteraku berada?”

4 Maka orang-orang utusan Herodes itu pergi lalu melaporkan semuanya kepadanya; dan Herodes menjadi sangat marah lalu berkata, “Apakah puteranya akan memerintah Israel?”

5 Maka dia mengutus kembali orang-orang suruhannya itu untuk menyampaikan pesan ini kepadanya: “Katakanlah hal yang benar kepadaku. Di mana puteramu itu? Bukankah engkau tahu bahwa kehidupanmu berada dalam kekuasaanku?” 6 Maka orang-orang utusan itu pergi dan menyampaikan pesan itu kepadanya. 7 Zakharia menjawab, “Aku adalah seorang syuhadah bagi Allah. Ambillah kehidupanku. 8 Tetapi Tuhan akan menerima rohku karena kamu mencurahkan darah seorang yang tak bersalah di pintu gerbang bait Tuhan.” 9 Maka ketika fajar tiba, Zakharia dibunuh, tetapi umat Israel tidak mengetahui kalau dia telah dibunuh.

24 Pada saat acara sambutan resmi, para imam berangkat, tetapi Zakharia tidak menemui dan memberkati mereka sebagaimana biasanya. 2 Maka para imam menunggu-nunggu Zakharia untuk menyalami mereka dengan doa dan memuji Allah Yang Maha Tinggi.

3 Tetapi ketika dia tak juga menampakkan diri, mereka semua menjadi takut. 4 Namun salah seorang dari antara mereka dengan gagah berani memasuki tempat suci lalu melihat darah yang sudah mengering di sebelah altar Tuhan. 5 Dan sebuah suara berkata, “Zakharia telah dibunuh! Darahnya tidak akan kering sampai seorang pembalas muncul.”

6 Ketika dia mendengar suara ini, dia menjadi takut lalu segera keluar dan melaporkan kepada imam-imam apa yang dia telah lihat dan telah dengar. 7Mereka pun mendapatkan keberanian, lalu masuk, dan melihat apa yang telah terjadi. 8 Para alim ulama bait berteriak, dan para imam merobek jubah-jubah mereka dari atas ke bawah. 9 Mereka tidak menemukan suatu mayat, tetapi mereka menemukan darahnya, yang telah berubah menjadi batu. 10 Mereka ketakutan lalu keluar dan melaporkan kepada umat bahwa Zakaharia telah dibunuh. 11 Ketika semua suku Israel mendengar berita ini, mereka mulai meratap; dan mereka memukuli dada mereka selama tiga hari dan tiga malam.

12 Namun setelah tiga hari, para imam dengan seksama membicarakan siapa yang mereka harus tunjuk untuk menggantikan posisi Zakharia. 13 Undian jatuh ke Simeon. 14 Orang ini, anda tahu, adalah seorang yang oleh roh kudus diberitahu bahwa dia tidak akan mati sampai matanya melihat sang Messias dalam daging.

25 Adapun aku, Yakobus, adalah orang yang telah menulis kisah ini pada waktu huru hara melanda Yerusalem ketika Herodes mati. 2 Aku menyingkir ke padang gurun sampai huru-hara itu berakhir. 3 Di sana aku memuji Tuhan Allah, yang telah memberiku hikmat untuk menulis kisah ini.

4 Kasih karunia akan selalu bersama semua orang yang takut kepada Tuhan. Amin.

--------------
* Makalah ini disampaikan pada acara seminar sehari Mariologi bertema Kehidupan Maria dalam Pendampingan Karya Yesus. Diadakan oleh Komunitas Maria Bunda Pewarta, Minggu, 14 November 2010, di Unika Atmajaya, Gedung Yustinus, lt 14, Jalan Jendral Sudirman no. 51, Jakarta, Indonesia. Dua pembicara lainnya: Dr. Jalaluddin Rakhmat dan Rm Dr H. Pidyarto Gunawan, O.Carm. Tampak oleh saya, umat tidak terbiasa mendengar penyajian kritis sebagaimana yang saya berikan
.