Thursday, May 23, 2019
Bangkitlah!
BANGKITLAH!
20 Mei hari kebangkitan nasional
Pendorong NKRI go-international
Bangsa dan negeri jadi dikenal
Hingga ke semua kawasan global
Para durjana penghalang terpental
Kian pesat lari revolusi mental
Mari berjuang kuatkan mental
Ikat persaudaraan tulus kental
Orang-orang jahat terpontal
Jangan ditertawakan terpingkal
Doakan mereka supaya berakal
Kecerdasan menjadi pangkal
Kebodohan buah pikiran dangkal
Bangsa yang bodoh pasti terjungkal
Dinista bangsa-bangsa asing berakal
NKRI yang cerdas pasti jaya kekal
☆ ioanes rakhmat
20 Mei 2019
Sunday, May 19, 2019
Firman hidup versus apologetika
Hidup itu bertumbuh, bergerak, berbuah dan bertambah tinggi. Berubah makin maju karena proses belajar...
N.B. Baca juga pasangan tulisan ini Menjadi Seorang Ilmuwan Ph.D.
N.B. diedit 18 Oktober 2021
"Tidak ada sesuatu yang permanen, kecuali perubahan." --- Heraklitus (filsuf Yunani kuno pra-Sokrates, c. 535-c. 475 SM)
FIRMAN TUHAN YANG HIDUP, yang bersumber dari Yesus Kristus sang Tuhan yang hidup, the living Lord, selalu dinamis, kreatif, aktif, progresif, kontekstual, relevan, membangun martabat mulia manusia, menumbuhkan wawasan baru dan tindakan baru, memajukan peradaban dan kesejahteraan umum, dan tak pernah bantut.
Jika tidak demikian, itu bukan firman Tuhan, tetapi firman para dogmatikus yang sudah bantut dan tak hidup lagi. Mereka bekerja di museum teologi fosil, bukan di laboratorium penelitian dan pengkajian kehidupan dan beranekaragam teologi yang baru dan tanggap.
Sesuatu yang hidup itu selalu bergerak, tumbuh, berbuah, dan berubah tahap demi tahap. Selalu belajar. Learning as an ongoing and endless process.
Bukti bahwa si B telah belajar dengan efektif adalah dia berubah dalam banyak dimensi pemikiran dan tindakan. Tanda tidak belajar adalah tidak ada perubahan mental dan kognisi untuk menuju kemajuan tanpa akhir.
Di lingkungan kekristenan yang saya kenal, di dalam dan di luar negeri, saya menemukan ada banyak orang cerdas lebih dari lima tahun telah belajar teologi tingkat doktoral di perguruan-perguruan tinggi teologi di dalam negeri atau di luar negeri. Mereka lulus dengan judicium sangat memuaskan atau malah "cum laude", artinya "dengan pujian". Tetapi ada yang mengherankan pada mereka itu, yang sulit dipahami. Apa?
Mereka telah menjadi purnasarjana dengan menyandang gelar doktor (ada lebih dari satu jenis gelar doktor, ada gelar doktor hasil Studi 6-9 bulan, ada juga gelar doktor hasil Studi 5-6 tahunan). Ya, mereka telah meraih gelar doktor, hasil belajar, tetapi dengan memiliki satu kecakapan atau kemahiran saja. Yakni membela mati-matian salah satu dari sekian dogma kuno yang dirumuskan di zaman lampau, ratusan hingga ribuan tahun lalu, di bagian-bagian dunia yang lain.
Kata mereka dengan yakin, bahwa suatu dogma yang mereka telah pelajari, harus dibela dan dilindungi serta dijagai dari segala kritikan dan dekonstruksi akademik yang telah dilakukan kalangan lain yang berpikiran maju dan progresif.
FIRMAN TUHAN YANG HIDUP, yang bersumber dari Yesus Kristus sang Tuhan yang hidup, the living Lord, selalu dinamis, kreatif, aktif, progresif, kontekstual, relevan, membangun martabat mulia manusia, menumbuhkan wawasan baru dan tindakan baru, memajukan peradaban dan kesejahteraan umum, dan tak pernah bantut.
Jika tidak demikian, itu bukan firman Tuhan, tetapi firman para dogmatikus yang sudah bantut dan tak hidup lagi. Mereka bekerja di museum teologi fosil, bukan di laboratorium penelitian dan pengkajian kehidupan dan beranekaragam teologi yang baru dan tanggap.
Sesuatu yang hidup itu selalu bergerak, tumbuh, berbuah, dan berubah tahap demi tahap. Selalu belajar. Learning as an ongoing and endless process.
Bukti bahwa si B telah belajar dengan efektif adalah dia berubah dalam banyak dimensi pemikiran dan tindakan. Tanda tidak belajar adalah tidak ada perubahan mental dan kognisi untuk menuju kemajuan tanpa akhir.
Di lingkungan kekristenan yang saya kenal, di dalam dan di luar negeri, saya menemukan ada banyak orang cerdas lebih dari lima tahun telah belajar teologi tingkat doktoral di perguruan-perguruan tinggi teologi di dalam negeri atau di luar negeri. Mereka lulus dengan judicium sangat memuaskan atau malah "cum laude", artinya "dengan pujian". Tetapi ada yang mengherankan pada mereka itu, yang sulit dipahami. Apa?
Mereka telah menjadi purnasarjana dengan menyandang gelar doktor (ada lebih dari satu jenis gelar doktor, ada gelar doktor hasil Studi 6-9 bulan, ada juga gelar doktor hasil Studi 5-6 tahunan). Ya, mereka telah meraih gelar doktor, hasil belajar, tetapi dengan memiliki satu kecakapan atau kemahiran saja. Yakni membela mati-matian salah satu dari sekian dogma kuno yang dirumuskan di zaman lampau, ratusan hingga ribuan tahun lalu, di bagian-bagian dunia yang lain.
Kata mereka dengan yakin, bahwa suatu dogma yang mereka telah pelajari, harus dibela dan dilindungi serta dijagai dari segala kritikan dan dekonstruksi akademik yang telah dilakukan kalangan lain yang berpikiran maju dan progresif.
Kalangan lain ini mampu dan cerdas melihat bahwa dunia kita sekarang, dunia modern, sudah tidak sama lagi dengan dunia-dunia zaman sangat lampau yang menjadi konteks sejarah dan konteks budaya asli bagi setiap kitab suci dan penulisan doktrin-doktrin keagamaan tradisional.
Expanded 23 September 2021
Setiap agama itu real ada dalam dunia, bukan bayangan Bumi pada permukaan Bulan. Dan, sudah pasti, agama-agama diperlukan hanya selama kita masih hidup di dunia ini. Jadi, ya setiap agama dapat dan perlu dikaji, seperti hal-hal lain yang empirik ada dalam dunia kita, yang kait-mengait dengan banyak segi kehidupan kita sekarang.
Mereka yang tidak progresif itulah yang dikenal sebagai para apologet agama-agama. Dengan keahlian satu-satunya membela dan menjaga apa adanya dogma-dogma dalam agama-agama mereka, yang dirumuskan di zaman-zaman dulu dan di tempat-tempat lain, dan diabsolutkan di zaman modern kita sekarang di kawasan-kawasan yang berbeda.
Bagi saya, mereka, para ahli apologetika itu, telah belajar tahunan untuk tidak belajar apa-apa. Bisanya hanya menjaga mati-matian dogma-dogma kuno. Tak boleh diubah sedikitpun. Tak boleh digeser-geser sejengkalpun. Tak boleh ditafsir ulang. Padahal setiap dogma gereja apapun, dulu dikonstruksi dalam rangka menjawab persoalan zaman-zaman dulu di tempat-tempat lain yang memiliki kebudayaan dan alam pemikiran yang berbeda.
Mereka yang tidak progresif itulah yang dikenal sebagai para apologet agama-agama. Dengan keahlian satu-satunya membela dan menjaga apa adanya dogma-dogma dalam agama-agama mereka, yang dirumuskan di zaman-zaman dulu dan di tempat-tempat lain, dan diabsolutkan di zaman modern kita sekarang di kawasan-kawasan yang berbeda.
Bagi saya, mereka, para ahli apologetika itu, telah belajar tahunan untuk tidak belajar apa-apa. Bisanya hanya menjaga mati-matian dogma-dogma kuno. Tak boleh diubah sedikitpun. Tak boleh digeser-geser sejengkalpun. Tak boleh ditafsir ulang. Padahal setiap dogma gereja apapun, dulu dikonstruksi dalam rangka menjawab persoalan zaman-zaman dulu di tempat-tempat lain yang memiliki kebudayaan dan alam pemikiran yang berbeda.
Jadi, ketika zaman berganti, karena panah waktu terus melesat ke depan, dan tempat-tempat berpindah, dogma-dogma baru yang tanggap harus disusun, tak bisa tidak. Tuhan itu tak bisa dibuat tersangkut di masa lalu yang jauh. Tuhan juga bergerak maju, ke depan, karena Tuhan itu hidup, dan kreatif.
Sosok-sosok besar zaman kuno yang telah merancangbangun dogma-dogma untuk keperluan di zaman dan dunia mereka, pasti tidak ingin diri mereka dan hasil-hasil pemikiran mereka diawetkan untuk dipakai sepenuh-penuhnya, dicomot begitu saja, bagi zaman-zaman dan tempat-tempat lain yang sudah jauh berbeda dari zaman dan lokasi geografis mereka.
Dus, kalangan apologet itu hidup, tapi tanpa pertumbuhan dan perubahan. Mereka bak suatu tanaman hidup, tapi bantut, tetap cebol dan kerdil, meskipun tetap mendapat pupuk dan air.
Dus, kalangan apologet itu hidup, tapi tanpa pertumbuhan dan perubahan. Mereka bak suatu tanaman hidup, tapi bantut, tetap cebol dan kerdil, meskipun tetap mendapat pupuk dan air.
Padahal kata Rasul Paulus, setiap warga komunitas gereja adalah ciptaan baru yang terus-menerus dibarui dalam segala segi kehidupan. Langit baru dan Bumi baru, serta Eden yang baru, menurut penulis Wahyu Yohanes dalam Perjanjian Baru, adalah fokus perhatian komunitas gereja.
Nah, ketika anda sebagai pengikut Yesus Kristus selalu mampu dan cakap membarui diri lewat evaluasi kritis dan sadar atas seluruh keberadaan dan kemampuan mental anda, teristimewa pemikiran anda--- suatu kecakapan yang dinamakan metacognitive skill--- maka dunia anda, dunia sekitar anda, cara kehidupan anda dan gereja anda, juga dogma-dogma gereja, akan pasti mengalami pembaruan juga.
Tanpa pembaruan teologi, gereja akan bantut, tersingkir dari peran di kawasan global, dan akan tidak relevan lagi, di dunia maju sekarang ini. Salah satu dokumen keesaan yang dirumuskan PGI diberi nama Dokumen Kemandirian Daya, Dana dan Teologi.
Selamat menjadi ciptaan-ciptaan baru yang senantiasa dibarui---what a privilege!
Tetapi jika anda telah bertekadbulat untuk seumur kehidupan anda menjadi seorang apologet, dan anda sadar penuh sejauh mana profesi anda bermanfaat dan berguna bagi gereja-gereja di masa depan dalam suatu dunia yang terus berubah, saya ucapkan selamat bekerja. Be happy. Be good. Dan biarkan saya terus mengikuti gerak dinamis Yesus, sang Tuhan yang hidup.
May God help enlighten us kindly.
ioanes rakhmat
19 Mei 2019
May God help enlighten us kindly.
ioanes rakhmat
19 Mei 2019
Expanded 23 September 2021
Sunday, May 12, 2019
Dampak destruktif "bully" pada kaum muda
Anak-anak, remaja dan orang muda umumnya yang berada pada posisi lemah, dus rentan terus-menerus mengalami perundungan, yakni diganggu dan diperlakukan dengan agresif, intimidatif, brutal dan kejam lewat ucapan atau tindakan (di-"bully") atau lewat komunikasi online ("cyber bullying"), akan mengalami gangguan fisik dan mental jangka panjang.
Mereka yang menjadi korban perundungan akan mengalami penyusutan volume bagian-bagian otak mereka yang terkait dengan aktivitas pembelajaran, pengambilan keputusan, tindakan dan gerakan.
Juga meningkatkan kecemasan dan berbagai gangguan fisik dan mental lain seperti insomnia dan kehilangan konsentrasi.
Dampak jangka panjangnya buruk, berupa ketidakmampuan membangun relasi sosial, gangguan dan kegagalan dalam sekolah, pekerjaan dan kegiatan ekonomi. Kerugiannya tak terbatas pada individu saja, tapi juga melanda keluarga dan masyarakat.
Sumber-sumber:
Lihat original paper https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4552909/
Baca juga https://www.medicalnewstoday.com/articles/324089.php
For pratical help, read this https://beenke.com/education/signs-your-child-is-being-bullied/
12 Mei 2019
ioanes rakhmat
Sunday, May 5, 2019
Temuan Mutakhir Partikel debu bintang LAP-149 di Antarktika
"Pada mulanya ada debu-debu bintang."
"Kita, manusia, bukan debu-debu bintang. Tapi unsur elementer mikroskopis tubuh kita memang berasal dari debu-debu bintang yang berada nun jauh di atas sana. Asal-usul kita yang paling awal adalah angkasa luar."
☆ ioanes rakhmat
N.B. Tulisan ini juga terpasang di Kompasiana, dikategorikan artikel pilihan oleh adminnya. Ini link-nya.
https://www.kompasiana.com/ioanesrakhmat.blogspot.com/5ccdc9f295760e58ba559332/temuan-mutakhir-partikel-debu-bintang-di-antarktika?page=all.
Baru ditemukan sebuah partikel debu bintang cebol putih ("white dwarf"/WD) di padang es Antarktika.
Temuan ini sedang dikaji oleh tim ilmuwan dari Universitas Arizona, antara lain oleh Pierre Haenecour, Jane Howe, dan Toma Zega./1/
Kajian atas partikel debu bintang ini, yang baru pertama kali ditemukan, akan memberi banyak pengetahuan astrofisika baru, khususnya tentang ihwal bagaimana sistem Matahari kita terbentuk milyaran tahun lalu, dan umumnya tentang termodinamik ledakan bintang-bintang (atau "novae", tunggal "nova").
Partikel debu ini, yang diberi nama LAP-149, berasal dari debu-debu ledakan sebuah WD yang terjadi sebelum sistem Matahari kita terbentuk 4,5 milyar tahun lalu./2/
Butiran partikel ini ditemukan dalam kandungan sebuah meteorit yang telah jatuh di kawasan es La Paz di Antarktika. Meteorit ini berasal dari luar sistem Matahari kita dan telah jatuh ke planet Bumi.
Bintang-bintang WD adalah sisa-sisa bintang-bintang tua yang telah meledak karena reaksi berantai fusi termonuklir dalam bahan bakar nuklir yang terdapat pada inti bintang-bintang tua ini.
Cahaya putih dingin yang berpendar dari sebuah WD adalah remah-remah dari energi yang dihasilkan oleh reaksi-reaksi termofisika fusi bintang-bintang tua dari mana bintang-bintang WD terbentuk.
Pada saat sebuah bintang WD mengorbit sebuah bintang lain yang lebih besar dalam suatu sistem bintang biner, WD tersebut dapat menyedot materi dari bintang lain yang menjadi pasangannya itu.
Begitu materi yang disedot sebuah WD sudah cukup terakumulasi, materi ini secara berkala dapat mencapai suhu yang cukup tinggi yang selanjutnya memicu reaksi fusi termonuklir kembali dalam WD tersebut, dan reaksi ini akan bermuara pada suatu ledakan dahsyat yang melempar ke kevakuman kosmik partikel-partikel awan debu-debu bintang yang kandungannya berlimpah dengan elemen-elemen carbon, oksigen dan silikon.
Dari debu-debu bintang yang berlimpah ini, ada yang terlontar sampai ke Bumi lewat meteorit-meteorit.
Kajian-kajian atas partikel LAP-149 ini sedang dijalankan.
Ditemukan, bukan saja mikrostruktur partikel ini (yang ukurannya beberapa ratus nanometer), tapi juga silikat yang kaya dengan oksigen dan isotop carbon ^13C yang luar biasa banyak, mencapai 50.000 kali lipat dari yang umum atau normal ditemukan pada planet-planet dan benda-benda lain dalam sistem Matahari kita sendiri.
Dus, para ahli menyimpulkan bahwa debu-debu carbon dan oksigen yang berlimpah dalam nanopartikel-nanopartikel oksida campuran debu-debu grafit dan silikat LAP-149 yang terlontar dari ledakan sebuah bintang WD adalah unsur-unsur esensial yang membentuk sistem Matahari kita.
Berbagai studi yang cermat atas komposisi kimiawi dan mikrostruktur partikel LAP-149 ini akan memberi banyak pengetahuan baru tentang termodinamik ledakan sebuah bintang WD dan tentang bagaimana sistem-sistem Matahari, khususnya sistem Matahari kita, tercipta, yang tidak atau belum kita ketahui sebelumnya.
Selain itu, studi-studi lebih lanjut atas partikel LAP-149 dan atas partikel-partikel debu-debu bintang yang diharapkan masih akan ditemukan lagi, juga akan menambah pengetahuan kita tentang kosmologi pada umumnya dan tentang ihwal bagaimana molekul-molekul kehidupan dapat terbentuk.
Unsur-unsur kimiawi yang membentuk jagat raya berasal baik dari debu-debu novae maupun, pada awal sekali saat bintang-bintang belum tercipta, dari Bing Bang 13,7 milyar tahun lalu (yakni unsur-unsur kimiawi hidrogen, helium, dan sedikit lithium).
Sementara ini, karena atom-atom yang berisi nanopartikel LAP-149 yang sudah ditemukan ini belum cukup jumlahnya, usia partikel LAP-149 belum dapat ditentukan.
Jika makin banyak partikel yang sama ditemukan dari meteorit-meteorit lain, baik yang sudah jatuh ke Bumi maupun yang berada dan bergerak di angkasa luar, dan dengan demikian usia partikel-partikel itu dapat ditentukan, maka pengetahuan kita akan menjadi lebih baik tentang rupa struktural bagian galaksi Bima Sakti yang dapat diobservasi dari Bumi. Selain itu, kita juga akan mengetahui hal-hal apa yang memicu terbentuknya sistem Matahari kita.
Jakarta, 05 Mei 2019
ioanes rakhmat
Sumber-sumber:
/1/ Pierre Haenecour, Jane Y. Howe, et al., "Laboratory evidence for co-condensed oxygen-and-carbon -rich meteoritic stardust from nova outbursts", Nature Astronomy, 29 April 2019, https://www.nature.com/articles/s41550-019-0757-4.
Lihat juga Pierre Haenecour, et al., "Ashes of a Dying Star's Hold Clues about Solar System's Birth", University of Arizona UANews, 29 April 2019, https://uanews.arizona.edu/press-release/ashes-dying-stars-hold-clues-about-solar-systems-birth.
Juga Matt Davis, "Found in Antarctica: A 'Weirdo particle' that predates the Sun", Big Think, 02 May 2019, https://bigthink.com/surprising-science/solar-system-formation.
/2/ Ihwal bagaimana sistem Matahari kita terbentuk, sudah banyak ditulis. Lihat antara lain Nola Taylor Redd, "How Did the Solar System Form?", Space.com, 01 Feb 2017, https://www.space.com/35526-solar-system-formation.html.
"Kita, manusia, bukan debu-debu bintang. Tapi unsur elementer mikroskopis tubuh kita memang berasal dari debu-debu bintang yang berada nun jauh di atas sana. Asal-usul kita yang paling awal adalah angkasa luar."
☆ ioanes rakhmat
N.B. Tulisan ini juga terpasang di Kompasiana, dikategorikan artikel pilihan oleh adminnya. Ini link-nya.
https://www.kompasiana.com/ioanesrakhmat.blogspot.com/5ccdc9f295760e58ba559332/temuan-mutakhir-partikel-debu-bintang-di-antarktika?page=all.
Baru ditemukan sebuah partikel debu bintang cebol putih ("white dwarf"/WD) di padang es Antarktika.
Temuan ini sedang dikaji oleh tim ilmuwan dari Universitas Arizona, antara lain oleh Pierre Haenecour, Jane Howe, dan Toma Zega./1/
Kajian atas partikel debu bintang ini, yang baru pertama kali ditemukan, akan memberi banyak pengetahuan astrofisika baru, khususnya tentang ihwal bagaimana sistem Matahari kita terbentuk milyaran tahun lalu, dan umumnya tentang termodinamik ledakan bintang-bintang (atau "novae", tunggal "nova").
Partikel debu ini, yang diberi nama LAP-149, berasal dari debu-debu ledakan sebuah WD yang terjadi sebelum sistem Matahari kita terbentuk 4,5 milyar tahun lalu./2/
Sistem Matahari kita
Butiran partikel ini ditemukan dalam kandungan sebuah meteorit yang telah jatuh di kawasan es La Paz di Antarktika. Meteorit ini berasal dari luar sistem Matahari kita dan telah jatuh ke planet Bumi.
Bintang-bintang WD adalah sisa-sisa bintang-bintang tua yang telah meledak karena reaksi berantai fusi termonuklir dalam bahan bakar nuklir yang terdapat pada inti bintang-bintang tua ini.
Cahaya putih dingin yang berpendar dari sebuah WD adalah remah-remah dari energi yang dihasilkan oleh reaksi-reaksi termofisika fusi bintang-bintang tua dari mana bintang-bintang WD terbentuk.
Pada saat sebuah bintang WD mengorbit sebuah bintang lain yang lebih besar dalam suatu sistem bintang biner, WD tersebut dapat menyedot materi dari bintang lain yang menjadi pasangannya itu.
Begitu materi yang disedot sebuah WD sudah cukup terakumulasi, materi ini secara berkala dapat mencapai suhu yang cukup tinggi yang selanjutnya memicu reaksi fusi termonuklir kembali dalam WD tersebut, dan reaksi ini akan bermuara pada suatu ledakan dahsyat yang melempar ke kevakuman kosmik partikel-partikel awan debu-debu bintang yang kandungannya berlimpah dengan elemen-elemen carbon, oksigen dan silikon.
Citra data mikroskopik partikel LAP-149 yang diberi warna. Merah: carbon. Biru: oksigen. Hijau: silikon.
Dari debu-debu bintang yang berlimpah ini, ada yang terlontar sampai ke Bumi lewat meteorit-meteorit.
Kajian-kajian atas partikel LAP-149 ini sedang dijalankan.
Ditemukan, bukan saja mikrostruktur partikel ini (yang ukurannya beberapa ratus nanometer), tapi juga silikat yang kaya dengan oksigen dan isotop carbon ^13C yang luar biasa banyak, mencapai 50.000 kali lipat dari yang umum atau normal ditemukan pada planet-planet dan benda-benda lain dalam sistem Matahari kita sendiri.
Dus, para ahli menyimpulkan bahwa debu-debu carbon dan oksigen yang berlimpah dalam nanopartikel-nanopartikel oksida campuran debu-debu grafit dan silikat LAP-149 yang terlontar dari ledakan sebuah bintang WD adalah unsur-unsur esensial yang membentuk sistem Matahari kita.
Berbagai studi yang cermat atas komposisi kimiawi dan mikrostruktur partikel LAP-149 ini akan memberi banyak pengetahuan baru tentang termodinamik ledakan sebuah bintang WD dan tentang bagaimana sistem-sistem Matahari, khususnya sistem Matahari kita, tercipta, yang tidak atau belum kita ketahui sebelumnya.
Selain itu, studi-studi lebih lanjut atas partikel LAP-149 dan atas partikel-partikel debu-debu bintang yang diharapkan masih akan ditemukan lagi, juga akan menambah pengetahuan kita tentang kosmologi pada umumnya dan tentang ihwal bagaimana molekul-molekul kehidupan dapat terbentuk.
Unsur-unsur kimiawi yang membentuk jagat raya berasal baik dari debu-debu novae maupun, pada awal sekali saat bintang-bintang belum tercipta, dari Bing Bang 13,7 milyar tahun lalu (yakni unsur-unsur kimiawi hidrogen, helium, dan sedikit lithium).
Sementara ini, karena atom-atom yang berisi nanopartikel LAP-149 yang sudah ditemukan ini belum cukup jumlahnya, usia partikel LAP-149 belum dapat ditentukan.
Jika makin banyak partikel yang sama ditemukan dari meteorit-meteorit lain, baik yang sudah jatuh ke Bumi maupun yang berada dan bergerak di angkasa luar, dan dengan demikian usia partikel-partikel itu dapat ditentukan, maka pengetahuan kita akan menjadi lebih baik tentang rupa struktural bagian galaksi Bima Sakti yang dapat diobservasi dari Bumi. Selain itu, kita juga akan mengetahui hal-hal apa yang memicu terbentuknya sistem Matahari kita.
Jakarta, 05 Mei 2019
ioanes rakhmat
Sumber-sumber:
/1/ Pierre Haenecour, Jane Y. Howe, et al., "Laboratory evidence for co-condensed oxygen-and-carbon -rich meteoritic stardust from nova outbursts", Nature Astronomy, 29 April 2019, https://www.nature.com/articles/s41550-019-0757-4.
Lihat juga Pierre Haenecour, et al., "Ashes of a Dying Star's Hold Clues about Solar System's Birth", University of Arizona UANews, 29 April 2019, https://uanews.arizona.edu/press-release/ashes-dying-stars-hold-clues-about-solar-systems-birth.
Juga Matt Davis, "Found in Antarctica: A 'Weirdo particle' that predates the Sun", Big Think, 02 May 2019, https://bigthink.com/surprising-science/solar-system-formation.
/2/ Ihwal bagaimana sistem Matahari kita terbentuk, sudah banyak ditulis. Lihat antara lain Nola Taylor Redd, "How Did the Solar System Form?", Space.com, 01 Feb 2017, https://www.space.com/35526-solar-system-formation.html.
Sunday, December 2, 2018
Soal yang dilematis dan tricky: di Jerman, ribuan Muslim masuk Kristen
ISU HANGAT DILEMATIS DAN TRICKY DI JERMAN KINI: RIBUAN IMIGRAN MUSLIM MASUK KRISTEN
N.B.
Silakan share jika ingin lewat link ulasan ini. Video dipasang juga.
Iniiiiii loh berita yang sedang menggemparkan dunia Muslim, berita tanpa kepastian data statistik. Tapi ada banyak alasan untuk percaya berita ini benar.
Ribuan bahkan belasan ribu imigran Muslim di Jerman (asal Timteng dan negara-negara lain yang akan menghukum berat setiap Muslim yang pindah agama) yang sedang menunggu proses (atau yang sudah mendapatkan info resmi negatif atas) penentuan nasib permintaan suaka politik mereka, akhirnya mengambil keputusan pindah agama.
Mereka melepaskan Islam, lalu menjadi Kristen lewat kegiatan belajar kepercayaan Kristen (sekian bulan lamanya) dan menerima baptisan. Dalam acara ritual pembaptisan ini mereka menyatakan dengan terang telah menolak Islam. Umumnya konversi massal ini berlangsung dalam gereja-gereja misioner evangelikal Jerman.
Banyak orang Jerman bahkan pihak pemerintah Jerman yang meragukan bahwa para petobat Kristen baru asal Islam ini betul-betul Kristen sejati, genuine Christians. Mereka dianggap mau menjadi Kristen resmi agar permintaan suaka politik mereka dikabulkan (atau ditinjau ulang jika sebelumnya sudah ditolak), selanjutnya menerima status resmi residen negeri Jerman, lalu menerima banyak tunjangan (berupa uang dan fasilitas lain untuk hidup baik dan sehat).
Selain itu, setelah menjadi Kristen resmi, kalaupun mereka tak mendapat suaka politik, kemungkinan mereka akan dideportasi paksa, dipulangkan ke negeri asal mereka, dalam anggapan mereka akan sangat kecil. Mungkin mereka berpikir, mana mungkin pemerintah Jerman tega mendeportasi mereka yang sudah menjadi warga resmi gereja-gereja Jerman.
Tapi pemerintah Jerman tak mau dikecoh oleh status mereka yang sudah menjadi Kristen. Screening dan riset ketat tetap dijalankan terhadap para petobat Kristen baru itu.
Ihwal telah menjadi Kristen resmi tidak meniadakan proses screening dan investigasi yang ketat dan cermat. Di ujung proses, terbuka kemungkinan luas mereka yang sudah menjadi Kristen itu akan tetap dideportasi.
Nah, pada video terlampir di bawah ini, ditampilkan seorang pendeta Jerman yang akan tetap membela mereka sampai titik darah penghabisan.
N.B.
Silakan share jika ingin lewat link ulasan ini. Video dipasang juga.
Mengapa masuk Kristen? Karena Injil Kristen membuatku bahagia.
Ribuan bahkan belasan ribu imigran Muslim di Jerman (asal Timteng dan negara-negara lain yang akan menghukum berat setiap Muslim yang pindah agama) yang sedang menunggu proses (atau yang sudah mendapatkan info resmi negatif atas) penentuan nasib permintaan suaka politik mereka, akhirnya mengambil keputusan pindah agama.
Mereka melepaskan Islam, lalu menjadi Kristen lewat kegiatan belajar kepercayaan Kristen (sekian bulan lamanya) dan menerima baptisan. Dalam acara ritual pembaptisan ini mereka menyatakan dengan terang telah menolak Islam. Umumnya konversi massal ini berlangsung dalam gereja-gereja misioner evangelikal Jerman.
Banyak orang Jerman bahkan pihak pemerintah Jerman yang meragukan bahwa para petobat Kristen baru asal Islam ini betul-betul Kristen sejati, genuine Christians. Mereka dianggap mau menjadi Kristen resmi agar permintaan suaka politik mereka dikabulkan (atau ditinjau ulang jika sebelumnya sudah ditolak), selanjutnya menerima status resmi residen negeri Jerman, lalu menerima banyak tunjangan (berupa uang dan fasilitas lain untuk hidup baik dan sehat).
Selain itu, setelah menjadi Kristen resmi, kalaupun mereka tak mendapat suaka politik, kemungkinan mereka akan dideportasi paksa, dipulangkan ke negeri asal mereka, dalam anggapan mereka akan sangat kecil. Mungkin mereka berpikir, mana mungkin pemerintah Jerman tega mendeportasi mereka yang sudah menjadi warga resmi gereja-gereja Jerman.
Tapi pemerintah Jerman tak mau dikecoh oleh status mereka yang sudah menjadi Kristen. Screening dan riset ketat tetap dijalankan terhadap para petobat Kristen baru itu.
Ihwal telah menjadi Kristen resmi tidak meniadakan proses screening dan investigasi yang ketat dan cermat. Di ujung proses, terbuka kemungkinan luas mereka yang sudah menjadi Kristen itu akan tetap dideportasi.
Nah, pada video terlampir di bawah ini, ditampilkan seorang pendeta Jerman yang akan tetap membela mereka sampai titik darah penghabisan.
Apa reaksi anda?
Bagi saya, persoalannya memang tricky dan dilematis.
Apa itu "Kristen murni"? Adakah? Bisakah? Kriterianya apa? Begitu suatu kelompok Kristen mengklaim diri Kristen murni, maka akan selalu muncul kelompok-kelompok Kristen lain tandingan yang masing-masing mengklaim diri Kristen murni, Kristen asli, Kristen puritan, Kristen "sudah lahir baru", dst. Akhirnya, berkelahilah mereka satu sama lain. Ajaib, bukan?
Renungkanlah. Bukankah orang mau memeluk suatu agama karena mereka umumnya berharap bahwa lewat agama (baru) mereka, kehidupan mereka akan bahagia, kepastian hidup diperoleh, masa depan akan lebih baik, dan kehidupan rumahtangga serta anak cucu mereka juga akan berjalan dengan damai, bahagia, tenteram, berkecukupan bahkan sukses dalam berbagai bidang, dan, jika ada jalan, menjadi kaya raya? Tentu jalannya harus jalan yang betul dan bermartabat.
Adalah suatu keganjilan luar biasa jika orang memilih menganut suatu agama supaya kehidupan mereka penuh kesusahan dan azab dan mati muda. Elingkah mereka yang semacam itu, atau mereka yang membuat orang lain mengalami hal semacam itu?
Nah, doakanlah mereka yang baru menjadi Kristen itu dan semua pihak yang terlibat. Dengan tetap mendukung sikap cermat dan hati-hati pemerintah Jerman.
Salam sejahtera
ioanes rakhmat
2 Des 2018
Bagi saya, persoalannya memang tricky dan dilematis.
Apa itu "Kristen murni"? Adakah? Bisakah? Kriterianya apa? Begitu suatu kelompok Kristen mengklaim diri Kristen murni, maka akan selalu muncul kelompok-kelompok Kristen lain tandingan yang masing-masing mengklaim diri Kristen murni, Kristen asli, Kristen puritan, Kristen "sudah lahir baru", dst. Akhirnya, berkelahilah mereka satu sama lain. Ajaib, bukan?
Renungkanlah. Bukankah orang mau memeluk suatu agama karena mereka umumnya berharap bahwa lewat agama (baru) mereka, kehidupan mereka akan bahagia, kepastian hidup diperoleh, masa depan akan lebih baik, dan kehidupan rumahtangga serta anak cucu mereka juga akan berjalan dengan damai, bahagia, tenteram, berkecukupan bahkan sukses dalam berbagai bidang, dan, jika ada jalan, menjadi kaya raya? Tentu jalannya harus jalan yang betul dan bermartabat.
Adalah suatu keganjilan luar biasa jika orang memilih menganut suatu agama supaya kehidupan mereka penuh kesusahan dan azab dan mati muda. Elingkah mereka yang semacam itu, atau mereka yang membuat orang lain mengalami hal semacam itu?
Nah, doakanlah mereka yang baru menjadi Kristen itu dan semua pihak yang terlibat. Dengan tetap mendukung sikap cermat dan hati-hati pemerintah Jerman.
Salam sejahtera
ioanes rakhmat
2 Des 2018
Subscribe to:
Posts (Atom)