Wednesday, October 30, 2024

Nasib planet Bumi 8 milyar tahun yang akan datang

 





Lima images di atas adalah screenshots dari fragmen-fragmen video YouTube Red Giant Animation. Credit: Adam Makarenko|University of California- Berkeley.

Image kelima (terbawah) adalah animasi planet biru Bumi (kanan) yang mengorbit "white dwarf" (kiri) atau, saya terjemahkan sebagai, "Matahari cebol putih" (tepatkah?) yang sudah kehilangan separuh massa-nya dibandingkan massa Matahari kita sekarang. Karena sudah berubah jadi cebol, susut separuh, gravitasinya melemah signifikan, sehingga planet Bumi (sebagai salah satu planet dalam sistem Matahari kita) dapat dengan alamiah menjauh dari si cebol putih itu, lalu menempati lokasi orbit yang baru, yang berjarak 2 Astronomical Units, dua kali lipat dari jaraknya ke Matahari sekarang ini. Orbit dua AU ini sekarang ditempati planet Mars. Ya, peristiwa astronomis ini baru akan terjadi 8 milyar tahun yang akan datang. Waah!

Nah, sebelum tiba di tahap image kelima --- di mana Bumi sudah menjadi planet biru kembali yang mengorbit Matahari Cebol Putih dengan radius dua kali lipat dari radius yang sekarang ini --- Bumi berubah menjadi sebuah planet lahar (image keempat) karena diterjang oleh si Matahari Raksasa Merah, the Red Giant, yakni Matahari yang sudah menggembung besar sebagai suatu bola api merah raksasa yang menyerbu dan melahap planet-planet yang mengorbit padanya dalam sistem Matahari kita. Planet Merkurius dan planet Venus pasti habis ditelan oleh si Raksasa Merah. Bagaimana dengan Bumi, apakah tidak dilahap juga? Ini pertanyaan yang penting.

Jika Matahari kita, yang telah berubah menjadi Red Giant, cukup cepat melepaskan dan kehilangan separuh massanya, menjadi Matahari Cebol Putih dengan gravitasi yang melemah, maka tersedia waktu untuk planet Bumi bermigrasi alamiah, menjauh dari Matahari lalu mencapai orbit yang lebih jauh, yang radiusnya dua kali dari radius yang semula. Dengan begitu, planet Bumi luput dari lahapan si Raksasa Merah, dan mengorbit si Matahari Cebol Putih. Tetapi, dalam proses ini, karena diserbu oleh bola api merah raksasa (image kedua dan image ketiga), planet Bumi, tak terhindarkan lagi, berubah menjadi sebuah planet lahar yang panas untuk waktu yang cukup panjang, sebelum si Raksasa Merah berubah menjadi si Matahari Cebol Putih. Jadi, untuk sekian waktu, Bumi sebagai sebuah planet lahar tidak bisa dihuni oleh setiap bentuk kehidupan apapun. Image keempat adalah animasi planet Bumi yang berubah menjadi sebuah planet lahar merah, lalu perlahan mulai mendingin kembali.

Apakah skenario astronomis yang digambarkan pada paragraf persis di atas ini dapat aktual terjadi, bukan cuma sebuah animasi? Ya, dapat terjadi, karena sudah ada sebuah contohnya. 

Para ilmuwan telah menemukan sebuah contohnya di dalam jagat raya, dalam galaksi Bima Sakti. Sebuah planet yang seperti Bumi berhasil lolos dari lahapan bintangnya yang telah membengkak menjadi suatu Matahari Raksasa Merah, luput dari kehancuran dan kebinasaan, yang kemudian mengorbit si Raksasa Merah yang telah berubah menjadi suatu Matahari Cebol Putih.



--- to be continued ---


References

Robert Sanders, "8 Billion Years Ahead: Earth's Fate Revealed by a Distant Twin Planet", ScieTechDaily, 28 October 2024, https://scitechdaily.com/?p=427183.

Ben Turner, "Astronomers spot a possible 'future Earth'--- 8 billion years into its future", LiveScience, 26 September 2024, https://www.livescience.com/space/exoplanets/astronomers-spot-a-possible-future-earth-8-billion-years-into-its-future.


Monday, October 28, 2024

Kelelawar kosmik di antariksa

 


Nebula Kelelawar Kosmik LDN 43. Sumber image: APOD NASA, 27 Oktober 2024. Credit dan copyright: Mark Hanson dan Mike Selby. Teks: Michelle Thaller (GSFC NASA). Klik fotonya untuk memperbesar.



Foto di atas sangat menakjubkan, sekaligus mendorong kita untuk berimajinasi dengan bebas. Kita semua pasti sepakat bahwa yang terlihat pada foto adalah seekor kelelawar raksasa yang gagah, yang sedang terbang dalam ruang vakum kosmik yang ditaburi bintang-bintang dan benda-benda kosmik lainnya yang memancarkan cahaya. 

Mungkin masih banyak orang yang akan bertanya, apakah foto di atas menampilkan seekor kelelawar raksasa betulan yang sedang terbang di antariksa yang tanpa batas? Jawabnya sederhana. 

Foto itu menampilkan nebula atau awan-awan (filamen gas dan debu) di dalam antariksa yang kebetulan mengambil rupa seekor kelelawar raksasa yang sedang melayang terbang. Nebula ini dinamakan Nebula Kelelawar Kosmik LDN 43, yang sepasang sayapnya membentang sepanjang 12 tahun cahaya, berlokasi di konstelasi Ophiuchus, 1400 tahun cahaya jauhnya dari Bumi. 

Awan LDN 43 cukup padat dan pekat sehingga memblokir bukan saja cahaya dari bintang-bintang di latar belakangnya, melainkan juga gumpalan-gumpalan kecil gas-gas yang dibuat bercahaya oleh pantulan Nebula LBN 7 yang berada di dekatnya. 


References

https://apod.nasa.gov/apod/astropix.html

https://www.hansonastronomy.com/ldn-43-the-cosmic-bat

https://www.paulpoteet.com/2024/10/27/ldn-43-the-cosmic-bat-nebula/



Sunday, September 29, 2024

Lagu The Beatles ACROSS THE UNIVERSE Dikirim NASA 2008 Jauh ke Antariksa

 


John Lennon (wafat 8 Desember 1980) dan Paul McCartney. Sumber image ebay.


"Bekerja dengan John Lennon adalah sesuatu yang paling sedikit menimbulkan rasa sakit, yang pernah saya alami dalam kehidupan saya. Ketika anda bermain dengannya, anda dapat merasakan bahwa dia mendengarkan anda. Dia tidak mengganggu anda atau menyakiti anda; dia membiarkan anda menjadi diri anda sendiri. Dia hanya duduk, dan kami mulai bermain."
• Gordon Edwards (gitaris bass, tahun 1970-an). Sumber: Stevie Glasgow, Bass Player, 12 October 2024.



Setelah menulis tentang lagu hip-hop artis Missy Elliott yang berjudul The Rain (Supa Dupa Fly) yang sudah saya unggah di Freidenk Blog ini pada 17 Agustus 2024 yang lalu, saya merasa perlu juga sekarang ini mengulas lagu The Beatles Across The Universe yang pada enam belas tahun lalu, tepatnya 4 Februari 2008, pukul 7:00 p.m. EST (atau 0000 5 Februari GMT), telah dikirim NASA ke Bintang Utara (North Star), Polaris. Anda tahu berapa jauh bintang ini dari planet Bumi?

Bintang Polaris berjarak 431 tahun cahaya dari Bumi, atau sama dengan 2,5 quadrillion mile (1 quadrillion = 10¹⁵). Setelah lagu Across The Universe dikonversi ke data digital, NASA mentransmisi lagu ini ke Polaris sebagai gelombang radio, yang merambat dengan kecepatan cahaya 186.000 mile per detik atau 300.000 km per detik. Itu berarti, lagu The Beatles ini, yang diciptakan oleh artis-artis hebat Inggris John Lennon dan Paul McCartney, akhirnya akan sampai di Polaris tahun 2439. Saat itu, di manakah kita semua berada? Mungkin kita akan sudah ada di mana-mana karena ketiadaan kita.

Transmisi Across The Universe ke antariksa yang dalam dilakukan NASA lewat Deep Space Network (DSN) yang dikelola oleh para teknisi di Jet Propulsion Laboratory, Pasadena, California. Transmisi data digital lagu ini dilakukan lewat antena radio piringan parabola Deep Space Station-63 (DSS-63) yang berdiameter 70 m, yang berlokasi di Deep Space Communication Complex, Madrid, Spanyol. DSS adalah suatu bagian dari DSN internasional yang dikelola oleh NASA sebagai suatu jaringan antena-antena radio internasional di tiga negara (Goldstone, California, Amerika; Madrid, Spanyol; dan Canberra, Australia), dan beberapa yang mengorbit Bumi, yang semuanya mendukung misi-misi eksplorasi jagat raya. Tentang DSN NASA, baca lebih lanjut What is the DSN?



Antena DSS-63, bagian dari DSN NASA, yang terlihat sangat besar di kawasan pedesaan Robledo, dekat Madrid, Spanyol. Sumber image: NBC News, February 1, 2008.


Andaikanlah anda "menghuni" Bintang Utara, Polaris, dan ingin menangkap pancaran lagu Across The Universe yang telah tiba di tempat anda tahun 2439. Nah, untuk keperluan itu anda memerlukan sebuah antena juga dan pesawat penerima gelombang radio untuk mengonversi data digital lagu ini balik ke suara musik-- cara yang sama dipakai ketika seorang penduduk Bumi sekarang ingin menangkap siaran televisi satelit.

Kalau inisiatif untuk mengirim lagu hip-hop artis Missy Elliot The Rain (Supa Dupa Fly) ke planet Venus datang dari orang dalam NASA, maka ide pemancaran lagu The Beatles Across The Universe ke Polaris diajukan oleh seorang Inggris yang bernama Martin Lewis, pakar sejarah Beatles, yang oleh Los Angeles Weekly (LA Weekly) dijuluki "Manusia Zaman Barok sejati". Lewis pernah menjadi produser DVD-DVD The Beatles yang berbasis di Los Angeles. Lewis memilih lagu Across The Universe yang direkam di studio-studio EMI London pada 4 dan 5 Februari 1968 dan 2 Oktober 1968 dan dirilis ke publik pada 12 Desember 1969 karena, menurutnya, judul dan lirik lagu ini menampilkan semangat persahabatan dan harmoni; menyampaikan seruan-seruan dan ajakan-ajakan yang universal, melampaui zaman-zaman, batas-batas negara, bahasa dan berbagai hambatan lain. 

Tepatlah jika Lewis mengajak fans The Beatles di seluruh dunia untuk bersama-sama memutar lagu Across The Universe pada saat lagu ini sedang dipancarkan ke bintang yang jauh Polaris oleh NASA pada 4 Februari 2008. Oleh fans The Beatles, 4 Februari dijadikan Across The Universe Day Pentransmisian lagu Across The Universe ke antariksa yang jauh dimaksudkan untuk merayakan ulang tahun ke-40 perekaman lagu ini oleh studio-studio EMI Abbey Road, London.

Pengiriman oleh NASA ke bintang Polaris lagu Across The Universe disetujui oleh Paul McCartney, Yoko Ono (janda Lennon, artis multimedia), dan Apple Records yang, kata Lewis, "selalu mencari pasar-pasar yang baru." Paul McCartney menyatakan pengiriman ini "suatu kecakapan yang menakjubkan"; serunya kepada NASA, "Well done, NASA. Send my love to the Aliens. All the best, Paul", "Selamat, NASA. Kirimkan cinta saya kepada Alien-alien. Salam, Paul."

Tentang pengiriman ke antariksa yang jauh lagu Across The Universe, Yoko Ono, yang di tahun 1981 menerima Grammy Award for Album of the Year (yakni album Yoko Ono dan Lennon, Double Fantasy, 1980), menyatakan, "Aku lihat bahwa pengiriman ini adalah permulaan dari suatu zaman yang baru, yang di dalamnya kita akan berkomunikasi dengan milyaran planet di seluruh jagat raya." Ya, inisiatif berkomunikasi antarbintang mustinya juga datang dari kita di Bumi, bukan kita menunggu dengan pasif datangnya pesan-pesan dalam bentuk apapun dari antariksa yang jauh dan dalam.

Seandainya John Lennon masih hidup di saat NASA memancarkan format data digital lagu ciptaannya Across The Universe ke Polaris, dia pasti akan sangat girang melonjak-lonjak dan tergerak hati. Ketika Rolling Stone mewawancarai Lennon di tahun 1970, dia menyebut lagu tersebut mungkin lagu terbaiknya, dengan lirik yang terbaik dan paling puitis yang pernah ditulisnya. Kata Lennon, "Ini adalah salah satu lirik terbaik yang pernah saya tulis. Faktanya, ini dapatlah suatu lirik terbaik. Ini suatu seni puisi yang bagus, atau suatu hal apapun yang anda dapat sebut, tanpa mengunyahnya. Anda tahu, lirik-lirik yang aku sukai adalah lirik-lirik yang berdiri sebagai kata-kata, tanpa melodi apapun. Lirik-lirik tidak harus memiliki melodi apapun, seperti sebuah puisi, dan anda tinggal membacanya saja."

Sudah lazim, orang menyebut dua nama musikus John Lennon dan Paul McCartney sebagai pencipta lagu Across The Universe. Namun sebetulnya, penulis utama dan pertama lagu ini adalah John Lennon yang mengasalkan lagunya ini pada inspirasi. 

Di suatu malam di tahun 1967, untaian kata-kata "words are flowing out like endless rain into a paper cup" datang ke Lennon setelah dia mendengarkan ocehan isterinya waktu itu (Cynthia). Kata Lennon, "Saya sedang berbaring di sisi isteri pertama saya di ranjang, dan saya sedang berpikir. Dia pastilah sedang tak henti-hentinya mengungkapkan sesuatu, lalu tertidur, dan saya terus-menerus mendengar kata-kata ini berulang-ulang; mengalir seperti suatu arus yang tak pernah berhenti. Saya turun ke bawah dan kata-kata ini berubah menjadi sejenis lagu kosmik alih-alih sebagai suatu nyanyian orang yang hatinya terluka. Ketimbang berbunyi 'mengapa engkau selalu menyombongkan diri dan kasar terhadapku', [kata-kata] itu murni inspirasional dan diberikan kepadaku sebagai suatu suara ledakan, boom! Saya tidak memilikinya, engkau tahu. Kata-kata itu datang seperti itu."

Nah, pemancaran ke antariksa yang dalam, deep space, lagu inspirasional Across The Universe ini --- sebagai suatu Interstellar Radio Message (IRM), suatu Pesan Radio Antarbintang --- juga untuk merayakan serentak ultah ke-45 DSN NASA dan ultah ke-50 pendirian NASA, dan juga untuk mengenang kembali peluncuran satelit pertama Amerika Explorer 1 yang dilakukan 50 tahun sebelumnya. 

Oleh NASA, transmisi data digital Across The Universe dilakukan pada band 4,2-cm (sekitar 7,14 GHz, band C), dengan daya 18 kilowatt. Dalam format digital, transmisi berlangsung dengan kecepatan 128 kbps, berlangsung selama 3,6 menit --- ini adalah kecepatan dan angka data yang normal bagi suatu rekaman digital di Bumi.

Tetapi A.L. Zaitsev, salah seorang yang terlibat dalam transmisi IRM pertama di dunia yang berupa lagu Teen Age Message (TAM) ke antariksa oleh Russia di tahun 2001, berpendapat bahwa proyek NASA mentransmisi Across The Universe dalam data teknis digital tersebut di paragraf atas memiliki masalah-masalah. 

Kata Zaitsev, proyek tersebut cuma suatu iklan publisitas NASA. Format digital terkompresi yang dipakai membuat data lebih rentan dan rapuh terhadap kesalahan-kesalahan, jika dibandingkan dengan pendekatan analog yang dipakai TAM. Selain itu, alien-alien dapat tidak memiliki pengetahuan tentang algoritma-algoritma yang digunakan dalam menangkap kemampuan audio manusia. Angka transmisi data juga terlalu tinggi sehingga dapat menggagalkan penerimaan pancaran data yang utuh dan sinambung oleh suatu stasiun radio yang berlokasi sangat jauh. Suatu angka data yang 300.000 kali lebih rendah jadinya diperlukan. Satu hal terakhir, pemilihan bintang Polaris juga tidak memungkinkan pesan yang disampaikan mencapai bentuk-bentuk kehidupan alien apapun jika mereka haruslah ada. Betul juga, di bintang apapun tidak ada organisme apapun yang dapat membangun suatu stasiun penerima dan pemancar radio. Dapatkah kita, Homo sapiens, membangun stasiun-stasiun radio di bintang Matahari kita?




Video musik Across The Universe (Remastered 2009), yang diunduh dari YouTube pada 7 Oktober 2024, pukul 21:03, dengan views mencapai 31.098.209. Video ini diunggah ke YouTube pada 17 Juni 2018 oleh Universal Music Group, divisi Calderstone Productions Limited. Video musiknya memakai versi yang dirilis 08 Mei 1970.


ACROSS THE UNIVERSE

Words are flowing out like endless rain into a paper cup
They slither wildly as they slip away across the universe
Pools of sorrow, waves of joy are drifting through my opened mind
Possessing and caressing me

Jai guru deva, om
Nothing's gonna change my world
Nothing's gonna change my world
Nothing's gonna change my world
Nothing's gonna change my world

Images of broken light which dance before me like a million eyes
They call me on and on across the universe
Thoughts meander like a restless wind inside a letterbox
They tumble blindly as they make their way across the universe

Jai guru deva, om
Nothing's gonna change my world
Nothing's gonna change my world
Nothing's gonna change my world
Nothing's gonna change my world

Sounds of laughter, shades of life are ringing
Through my open ears inciting and inviting me
Limitless undying love which shines around me like a million suns
It calls me on and on across the universe

Jai guru deva, om
Nothing's gonna change my world
Nothing's gonna change my world
Nothing's gonna change my world
Nothing's gonna change my world

Jai guru deva
Jai guru deva
Jai guru deva
Jai guru deva
Jai guru deva
Jai guru deva

[Source: Musixmatch. Songwriters: Paul McCartney /John Lennon. Across the Universe lyrics © Sony/atv Tunes Llc]


--- belum selesai (to be continued) ---

* Diedit 15 Oktober 2024


References

Michael Cabbage et al., "NASA and the Beatles Celebrate Anniversaries by Beaming Song 'Across The Universe' Into Deep Space", JPL, 31 January 2008, https://www.jpl.nasa.gov/news/nasa-and-the-beatles-celebrate-anniversaries-by-beaming-song-across-the-universe-into-deep-space/.

Heavy Reverie, "The Beatles' Journey 'Across the Universe", Heavy Reverie blog, 1 September 2018, https://heavyreverie.wordpress.com/2018/09/01/across-the-universe/.

Richard Luscombe, "Beatles to be beamed across the universe", The Guardian, 2 February 2008, https://www.theguardian.com/world/2008/feb/02/usa.musicnews.

Space.com staff, "NASA Takes The Beatles 'Across the Universe' Literally", Space.com, 2 February 2008, https://www.space.com/4903-nasa-takes-beatles-universe-literally.html.

Wikipedia, "Across the Universe", last edited 28 September 2024, https://en.wikipedia.org/wiki/Across_the_Universe.

John Lennon & Paul McCartney, "Across The Universe", released in 1970, last updated 15 September 2021, Paul McCartney Project, https://www.the-paulmccartney-project.com/song/across-the-universe/.

MSNBC.Com staff and news service reports," NASA beaming Beatles tune to the stars", NBC News, 1 February 2008, https://www.nbcnews.com/id/wbna22951001.

William Steigerwald, "Inspiration Links The Beatles, a Fossil and a NASA Mission", NASA, 01 June 2017, https://www.nasa.gov/missions/inspiration-links-the-beatles-a-fossil-and-a-nasa-mission/.

Patrick J. Lyons, "NASA Says, ' Hello, Universe. Meet The Beatles'", The New York Times, 1 February 2008, updated 5 February 2008, https://archive.nytimes.com/thelede.blogs.nytimes.com/2008/02/01/nasa-says-hello-universe-meet-the-beatles/.

Wikipedia, "Across The Universe (Message)", https://en.wikipedia.org/wiki/Across_the_Universe_(message).

Breanna-Henderson, NV, "Across The Universe by The Beatles", Songfacts, https://www.songfacts.com/facts/the-beatles/across-the-universe.

"Across The Universe. John Lennon and Paul McCartney", Feenotes, https://www.feenotes.com/database/music/across-the-universe/.

Dennis Overbye "Across the Universe, Literally", The New York Times, 1 February 2008, https://www.nytimes.com/2008/02/01/us/01brfs-ACROSSTHEUNI_BRF.html.

"The Beatles Lyrics Across The Universe ('Let It Be' Version)", AZlyrics, https://www.azlyrics.com/lyrics/beatles/acrosstheuniverse.html.

Fab Forum Discussion, "The Beatles Bible: Across The Universe", published 14 March 2008, last updated 1 March 2023, https://www.beatlesbible.com/songs/across-the-universe/.

Wikipedia, "Across The Universe", last edited 28 September 2024, https://en.wikipedia.org/wiki/Across_the_Universe.

A.L. Zaitsev, "The first musical interstellar radio message: Theory and Methods of Signal Processing", Springer Link, Journal of Communications Technology Electronics, volume 53, pages 1107-1113, 24 September 2008,

Heather Monaghan, "What is the Deep Space Network?", NASA, 30 March 2020, https://www.nasa.gov/directorates/somd/space-communications-navigation-program/what-is-the-deep-space-network/.




Saturday, August 17, 2024

NASA mengirim lagu hip-hop artis Missy Elliott "The Rain (Supa Dupa Fly)" ke planet Venus 2024

 


Tangkapan layar (screencapture) video musik YouTube The Rain 18 Agustus 2024, pukul 23:34:22, dengan jumlah views 33.184.767


Pada Jumat, 12 Juli 2024, pukul 10:05 a.m. PDT, untuk pertama kalinya NASA mengirim sebuah lagu genre hip-hop (rap) karya artis Missy Elliott (lahir 1 Juli 1971 di Portsmouth, Virginia, Amerika Serikat) yang berjudul The Rain (Supa Dupa Fly) ke planet Venus yang berjarak 254 juta km (= 158 juta mile) dari Bumi. Pengiriman dengan kecepatan cahaya lewat sinyal frekuensi radio ini memerlukan waktu hampir 14 menit untuk lagu ini sampai di Venus.

Lagu hip-hop Missy ini dirilis pertama kali ke publik lewat stasiun-stasiun radio 20 Mei 1997; dan dalam bentuk album CD tunggal 2 Juli 1997; kemudian dalam bentuk video musik 27 Oktober 2009. 

Jadi, lagu hip-hop The Rain ini diciptakan sudah 27 tahun lalu; dan baru saja, di tahun 2024, ditransmisi (dalam format digital) ke planet Venus lewat Deep Space Network (DSN) NASA dari komplek Goldstone Jet Propulsion Laboratory (JPL) Deep Space Communications, dekat Barstow, California Selatan. Padahal, di tahun 1997 Missy (yang mempunyai nama panggilan Misdemeanor) sudah mengeluarkan lagu hip-hop ini dari album studio pertamanya yang dirilis ke publik. Ketika memikirkan kembali lagu The Rain 26 tahun kemudian, persisnya di tanggal 28 Juli 2023, Missy menyatakan dengan keren bahwa The Rain kini "masih sangat jauh melampaui zamannya. Fakta-faktanya begitu. Saksikan videonya sekarang."

Sebagai seorang artis hip-hop, karena prestasi-prestasinya di industri musik, Missy telah menerima 4 Grammy Awards sebagai Award paling bergengsi dan signifikan di dunia musik. Missy juga seorang perempuan rapper pertama yang berhasil masuk ke Songwriters Hall of Fame. Di tahun 2020, Billboard menempatkannya di peringkat kelima dalam daftar 100 artis video musik segala zaman yang mereka susun. Di tahun 2021, Missy dihormati dengan sebuah bintang pada Hollywood Walk of Fame. 



Artis Missy Elliott dan piala Grammy Award. Sumber image: Alamy.com


Pada 3 Mei 2023 keluar pengumuman bahwa Missy Elliott dinominasikan sebagai sosok artis yang akan masuk dalam Rock & Roll Hall of Fame. Upacara perayaan dan konser resmi dimasukkannya Missy dan sejumlah artis lain ke dalam R & R Hall of Fame diadakan Jumat, 3 November 2023, di Barclays Center di Brooklyn. Sejauh ini, Missy adalah penyanyi hip-hop pertama dan satu-satunya yang dimasukkan ke dalam R & R Hall of Fame. Bagi Missy, penghargaan terhadap dirinya ini sebagai bagian dari R & R Hall of Fame adalah sesuatu yang besar bukan saja buat dirinya sendiri, tetapi juga buat semua saudarinya dalam musik hip-hop. Kata Missy, "Pintunya kini sudah terbuka untuk menunjukkan kita telah bekerja keras dan apa yang banyak di antara kita telah sumbangkan ke musik."

Dalam acara R & R Hall of Fame itu, ikon Ratu hip-hop Latifah memperkenalkan Missy dan memujinya sebagai seorang artis asal Virginia yang telah menghasilkan karya musik rhima yang kreatif dan inovatif, dalam kerjasama dengan produser musik Timbaland, dan sebuah album rap perdananya Supa Dupa Fly yang akan berpengaruh besar di masa depan. Latifah menegaskan, "Kita belum pernah mendengar apapun juga yang seperti itu dalam kehidupan kita. Karya-karya Missy telah membuka pintu bagi kemungkinan-kemungkinan baru dalam segala segi dari musik kontemporer, dan tak sedikit juga bagi rock and roll. Tapi, percayalah padaku, tidak ada sesuatu pun yang masih terdengar sama setelah Missy tampil di arena.... Dan itu lantaran Missy telah dan akan selalu menjadi seorang artis futuris, sosok yang selalu memandang jauh ke depan. Dia seorang avant-garde, sosok yang selalu tampil dengan ide-ide dan metode-metode baru, bahkan tanpa dia mencoba ke situ."

Nah, pemancaran lagu The Rain ke planet Venus ini memakai antena radio parabola Deep Space Station 13 (DSS-13) yang berdiameter 34 meter, yang berlokasi di komplek Goldstone tersebut di atas. Kebetulan, DSS-13 juga diberi nama Venus.



Lewat antena piringan parabola DSS-13 lagu hip-hop Missy Elliott The Rain telah dikirim ke planet Venus. Sumber image Heise Online, edisi 16 Juli 2024. 


Prakarsa untuk NASA bekerjasama dengan tim Missy Elliott diambil oleh Brittany Brown, direktur Digital and Technology Division, Office of Communications, di kantor pusat NASA di Washington. 

Brown menyatakan bahwa eksplorasi antariksa yang dalam dan seni karya Missy Elliott telah dan sedang saling mendekat, dengan menekan batas-batas yang semula ada antara keduanya. Kerjasama dua bidang ini memang tidak biasa, pushing the boundaries, yang bukan tanpa alasan. Brown menegaskan bahwa "Missy memiliki suatu rekam jejak menggabung pengisahan-pengisahan dalam dunia seni yang terpusat pada antariksa dengan visual-visual futuristik dalam video-video musiknya. Jadi, kesempatan untuk berkolaborasi dalam hal-hal yang luar biasa, yang mencakup luar Bumi dunia kita, betul-betul pas."

Apa respons Missy Elliott atas pengiriman lagu hip-hopnya The Rain oleh NASA jauh ke planet Venus, planet favoritnya? 

Karir musik Elliott dimulai lebih dari 30 tahun yang lalu, dan DSN telah berkomunikasi dengan wantariksa-wantariksa lebih dari 60 tahun. Dengan adanya DSN, musik Elliott telah menjelajah jauh melampaui penggemar-penggemarnya di Bumi, masuk ke suatu dunia yang berbeda. Adakah fans baru Missy di planet Venus?

Respons Elliott, "Saya masih tidak bisa percaya bahwa saya telah keluar dari dunia ini bersama NASA melalui DSN ketika 'The Rain (Supa Dupa Fly)' menjadi lagu hip-hop pertama yang dikirim ke angkasa luar." Selanjutnya Elliott menyatakan, "Saya telah memilih Venus karena planet ini menyimbolkan kekuatan, keindahan dan pemberdayaan, dan saya merasa sangat dihormati lewat pemberian kesempatan untuk saya membagi seni dan pesan saya kepada jagat raya, the universe!"

Apa alasan NASA memilih lagu hip-hop The Rain untuk dikirim ke Venus? Ya, sudahlah jelas bahwa NASA ingin mempertemukan dunia seni (musik) di Bumi dengan eksplorasi antariksa yang dalam, deep space exploration. Batas-batas yang memisahkan keduanya sedang disingkirkan. Setiap sains dapat memiliki keindahan dan pesona artistik; dan ada banyak karya seni yang memuat pesan-pesan keilmuan. Menurut NASA, bagian tertentu lirik lagu hip-hop Elliott The Rain menyampaikan suatu pesan bahwa bintang-bintang di langit segaris dan bermitra dengan para artis di Bumi sebagai bintang-bintang. The stars above and the stars on Earth below align.



Video musik Missy Elliott, The Rain (Supa Dupa Fly). Sumber YouTube.


Mari kita coba tangkap sendiri pesan lirik lagu The Rain, berikut ini. Saya sendiri tak yakin akan bisa menangkap pesan-pesan dalam lirik lagu Elliott ini.


THE RAIN (SUPA DUPA FLY)

Me, I'm supa fly
Supa dupa fly, supa dupa fly (I can't stand the rain)
Me, I'm supa fly (against my window)
Supa dupa fly, supa dupa fly (I can't stand the rain)
Me, I'm supa fly (against my window)
Supa dupa fly, supa dupa fly (I, I can't stand the rain)
Me, I'm supa fly (against my window)

When the rain hits my window
I take and - me some Indo
Me and Timbaland, ooh, we sang a jangle
We so tight, that you get our styles tangled
Sway on dosie-do like you loco
"Can we get kinky tonight?" Like Coko, so-so
You don't wanna play with my Yo-Yo
I smoke my hydro on the D-low

I can't stand the rain
Against my window, I can't stand the rain
Against my window, I can't stand the rain
Against my window, I-I can't stand the rain
Against my window

Beep, beep, who got the keys to the Jeep? Vroom
I'm driving to the beach
Top down, loud sounds, see my peeps
Give them pounds, now look who it be
It be me, me, me and Timothy
Look like it's 'bout to rain, what a shame
I got the Armor-All to shine up the stain
Oh, Missy, try to maintain
Ficky-ficky-ficky-ficky-ficky-ficky-ficky
I can't stand the rain

I can't stand the rain
Against my window, I-I can't stand the rain
Against my window, I can't stand the rain
Against my window, I can't stand the rain

I feel the wind, five, six, seven, eight, nine, ten (nine, ten)
Begin, I sit on hills like Lauryn
Until the rain starts, coming down, pouring
Chill, I got my umbrella
My finger waves these days, they fall like Humpty
Chumpy, I break up with him before he dump me
To have me, yes, you lucky, yes, you lucky (I can't stand the rain)

Against my window, I can't stand the rain
Against my window, I-I can't stand the rain
Against my window, I can't stand the rain
Against my window, I can't stand the rain
I can't stand the rain (can you stand the rain? Can you stand the rain?)
I can't stand the rain (what? Can you stand the rain?)
I can't stand the rain (can you stand the rain? Can you stand the rain?)
I can't stand the rain (what?)

Against my window, I can't stand the rain
Against my window, I-I can't stand the rain
Against my window, I can't stand the rain (why not, break it down like that)
Against my window, I can't stand the rain (yeah, like that)
I can't stand the rain (misdemeanor)
I can't stand the rain
I can't stand the rain

[Source: Musixmatch. Songwriters: Melissa A. Elliott/Don Bryant/Ann Peebles/Bernard Miller/ Timothy Z. Mosley. The Rain (Supa Dupa Fly) lyrics © Wb Music Corp., Jec Publishing Corp., Mass Confusion Prod., Mass Confusion Productions, Jec Publishing Corp]

Nah, dapatkah anda menangkap pesan-pesan Missy lewat lirik hip-hopnya The Rain? Saya masih memikirkan dan merenungkannya. Belum menuliskannya. Karena sulit.

Baiklah, saya lanjutkan lagi. Hal yang perlu kita perhatikan pertama-tama adalah bagian yang muncul berulang-ulang dalam keseluruhan lirik. Yakni kalimat "I can't stand the rain, against my window". 

The rain atau hujan di sini dapat menggambarkan hujan yang aktual, yang sedang deras menghantam atau memukul jendela di kamarnya, yang tak dapat dia hindari, yang mengganggunya. Dapat juga bermakna metaforis sebagai "sesuatu" yang, di tahun 1990-an, sedang menerjang diri Missy yang membuat dirinya tak tahan. Sesuatu yang "memalukan" atau "tidak menguntungkan" atau sesuatu yang "mencelakakan" --- ketika hujan akan turun, Missy berseru, "What a shame." Sesuatu yang "menodai" atau "mengotori" dirinya, "the stain"; tetapi dia memiliki perisai pelindung yang dapat menyingkirkan kotoran yang menodai dirinya itu sehingga dia dapat bercahaya kembali, "the Armor-All to shine up the stain", dan juga sebuah payung.

Meskipun Missy tak tahan hujan, yang lebat tercurah dari atas ketika dia sedang berada di luar, di kawasan perbukitan, yang membuat tubuhnya menggigil dan jari-jemarinya melambai lemah dan gemetar, dia mempunyai sebuah payung pelindung yang dibuka dan dikembangkan olehnya. Meski dia tak dapat tahan hujan, dia harus berusaha "mempertahankan" dirinya. Katanya terhadap dirinya sendiri, "Oh Missy, try to maintain". Missy harus dapat mengatasi hujan yang mengganggu, yang membuatnya tak tahan. Ini harus dilakukan dengan cepat dan segera, ficky, ficky.

Di saat sedang mengalami kesulitan berat, Missy melihat dirinya sebagai sosok (seekor "lalat"?) yang "tangguh dan unggul", sosok Supa Dupa. Dia bukan saja memiliki payung pelindung dan perisai untuk menjaga cahaya kehidupannya, dia juga (sebagai lalat?) mampu "terbang", fly, meninggalkan Bumi, menuju angkasa, makin tinggi, memasuki antariksa, kawasan bintang-bintang. Tak ada hal apapun yang dapat mencegahnya terbang, dan dengan tangguh mengalahkan hujan persoalan yang sedang menimpanya. Hujan membawa segala sesuatu yang ada di angkasa ke bawah; tetapi di saat hujan, Missy malah terbang ke atas, melawan kekuatan hujan. Dia Supa Dupa, seorang (seekor lalat?) yang super duper, "excellent" dan "superb".

Kekuatan dirinya juga terletak pada pertemanan yang erat dan kerjasama Missy dengan sesama artis lainnya (seperti Timothy, dan Coko, seorang anggota grup R&B SWV) dan produser musik (seperti Timbaland). Berduet erat dengan Timbaland, Missy memainkan musik metalik yang bergemerincing, dan gaya-gaya musik mereka jalin-menjalin. Mereka dengan gemulai dan hebat berdansa gaya dosie-do.

Missy bukan hanya menyukai kawasan perbukitan, dan angkasa raya. Dia juga menyukai kawasan landai pantai, yang sewaktu-waktu dikunjunginya dengan berkendara jeep untuk bergabung dengan teman-temannya. Sama seperti di kawasan perbukitan, di pantai pun dia dapat menikmati hembusan angin yang datang berkali-kali, satu, dua, tiga,..., delapan, sembilan dan sepuluh kali.

Persoalan apa yang persisnya sedang menerjang Missy sebagai "hujan deras"? Ada bagian-bagian lirik The Rain yang tampaknya menyingkapkan sebagian persoalan Missy.

Missy sempat mengalami hari-hari kehidupan yang berat dijalani, yang membuatnya tak berdaya, jatuh hancur dan pecah berkeping-keping seperti sebuah telur yang jatuh, Humpty. Tulisnya, "My finger waves these days, they fall like Humpty". Hari-hari yang berat ini adalah saat dia memutuskan hubungan dengan pacarnya, sebelum sang pacar membuangnya sebagai sampah. Pacarnya itu, yang Missy sebut sebagai "si tolol", Chumpy, sebetulnya, menurut Missy, sangat beruntung memiliki dirinya.

Masalah muncul mungkin juga karena Missy cenderung menjalankan kehidupan seksualnya dengan tidak lazim, yang dipandangnya biasa-biasa saja, so-so. Perilaku seksualnya yang tidak biasa terungkap lewat ajakannya kepada Timbaland, "Can we get kinky tonight?", yang ternyata ditolak Timbaland. Tulis Missy, "You don't wanna play with my Yo-Yo." Apa yang dimaksudkan Missy dengan kata-kata "my Yo-Yo"? Selain bermakna figuratif orang yang suka berganti-ganti pasangan seksual, "Yo-Yo" juga dapat diartikan sebagai bagian-bagian tubuh yang dapat menimbulkan berahi atau nafsu syahwat, seperti payudara atau vagina (yoni). Selain itu, dengan berterus-terang Missy menyatakan bahwa dia diam-diam juga memiliki kebiasaan menghisap mariyuana, "I smoke my hydro on the Down-low."

Ya, sosok artis Missy yang telah menulis dan menyanyikan lagu rap The Rain adalah seorang pribadi yang kompleks, tidak sederhana. Mungkin karena hal inilah Missy telah menjadi sosok penyanyi yang legendaris semasa dia masih hidup. Dia hidup bukan hanya di Bumi, tapi juga di planet Venus. Orang hidup bukan hanya karena mereka berpikir, tapi juga karena mereka bermusik, bernyanyi, dan berdansa.

Semoga bermanfaat.


17 Agustus 2024
ioanes rakhmat

Indonesia telah merdeka
Dirgahayu Republik Indonesia
Kapan Indonesia bebas naik ke langit
Menjelajah tol antariksa sejagat

* Diedit kembali 25 September 2024


References

Video musik Missy Elliott, The Rain (Supa Dupa Fly)https://m.youtube.com/watch?v=hHcyJPTTn9w.

Gerelle Dodson, "NASA Transmits Hip-Hop Song to Deep Space for First Time", JPL Life, 15 July 2024, https://www.jpl.nasa.gov/news/nasa-transmits-hip-hop-song-to-deep-space-for-first-time.

Oliver Bünte, "Missy Elliott on Venus: NASA Transmits first hip-hop song into space", Heise Online, 16 July 2024,  https://www.heise.de/en/news/Missy-Elliott-on-Venus-NASA-transmits-first-hip-hop-song-into-space-9802610.html.

Stefanie Waldek, "NASA just beamed a Missy Elliott Song to Venus", Space.com, 20 July 2024, https://www.space.com/nasa-beams-missy-elliott-song-to-venus.

Trent Fitzgerald, "Missy Elliott Becomes First Female Rapper to Be Inducted Into Rock and Roll Hall of Fame", XXL, 4 November 2023, https://www.xxlmag.com/missy-elliott-first-female-rapper-rock-roll-hall-fame/.

Cierra Jones, "Missy Elliott reminisces on her 1997 hit 'The Rain (Supa Dupa  Fly)' and its accompanying music video", Revolt, 28 July 2023, https://www.revolt.tv/article/2023-07-28/318723/missy-elliott-opens-up-about-her-single-the-rain-supa-dupa-fly.

Angel Saunders, "Fans praise Missy Elliott for becoming first female rapper set to be inducted into Rock and Roll Hall of Fame", Revolt, 3 May 2023, https://www.revolt.tv/article/2023-05-03/300142/missy-elliott-to-be-inducted-into-rock-roll-hall-of-fame.

Michael Cabbage et al., "NASA and the Beatles Celebrate Anniversaries by Beaming Song 'Across the Universe' Into Deep Space", JPL-Caltech, 31 January 2008, https://www.jpl.nasa.gov/news/nasa-and-the-beatles-celebrate-anniversaries-by-beaming-song-across-the-universe-into-deep-space.

Wednesday, July 17, 2024

Pale Blue Dot (Carl Sagan)


 "Look again at that dot. That's here. That's home. That's us." (Carl Sagan, Pale Blue Dot, 1994, hlm. 8)

"Keseluruhan Bumi hanyalah sebuah titik, dan tempat kediaman kita sendiri hanyalah suatu sudut sangat kecil dari titik ini." (Marcus Aurelius, Kaisar Romawi, Meditations, Book 4 [Ca. 170]).



"A pale blue dot. We are here", sebuah titik biru samar. Kita berada di sini. Original image credit: NASA/JPL-CaltechUntuk mendapatkan gambar dan keterangannya yang lebih jelas, klik fotonya, lalu zoom-in.

Amati dengan cermat foto di atas, yang saya sudah edit dengan memberi gambar sebuah anak panah merah dan sedikit keterangan tertulis. Foto orisinalnya diambil dari ilustrasi artikel sains NASA The Pale Blue Dot-- Revisited. Lihat juga video Carl Sagan, Pale Blue Dot.

Ya, titik biru samar tersebut, yang ditunjuk oleh ujung anak panah merah, adalah planet biru Bumi yang kita diami sekarang. Bumi terlihat hanya sebagai sebuah titik biru samar. Foto yang selalu menggetarkan kalbu dan mengusik hati dan pikiran kita ini, ketika kita melihatnya kembali, diambil pada 14 Februari 1990 oleh wantariksa nirawak Voyager 1 milik NASA. Di saat pengambilan foto, wantariksa ini berada pada jarak 6 milyar km (= 3,7 milyar mile) dari Matahari kita, di ruang angkasa luar yang dalam, ketika Voyager 2 (diluncurkan 20 Agustus 1977), kembaran Voyager 1 (diluncurkan 5 September 1977), sudah melintasi jarak dekat planet Neptunus.



Wantariksa Voyager, milik NASA. Sumber image Voyager JPL Mission dan Voyager JPL, juga Voyager 2 Instruments.



Diagram wantariksa Voyager, lengkap dengan semua instrumen sains yang terpasang pada keduanya. Sumber gambar NASA JPL Mission Status.


Di mana kini wantariksa kembar Voyager 1,2 berada? Dalam bulan Juli 2024, Voyager 1 sudah berjarak 25 milyar km dari Matahari (= 164 AU); sedangkan Voyager 2 sedang berada 20,4 milyar km dari Matahari (= 137 AU). Wantariksa kembar ini sudah meninggalkan gelembung protektif raksasa heliosfir (Voyager 1 pada 25 Agustus 2012; Voyager 2 pada 5 November 2018)./1/

Selanjutnya, dengan arah yang berlawanan, masing-masing dari keduanya memasuki, menjelajah dan mengeksplorasi makin dalam ruang angkasa antarbintang, sebagai perluasan misi utama. Setelah Voyager 2 melintasi planet Neptunus, misi Voyager diganti namanya menjadi Voyager Interstellar Mission (VIM), Misi Antarbintang Voyager.

VIM memiliki kemampuan untuk mendapatkan data sains tentang medan-medan magnit, partikel-partikel bermuatan dan gelombang-gelombang plasma di ruang antarplanet di luar heliosfir sistem Matahari kita dan mungkin juga di ruang antarbintang yang tak terbatas, sampai kemampuan wantariksa kembar Voyager 1, 2 untuk menghasilkan tenaga listrik yang cukup bagi pengoperasian berkelanjutan instrumen-instrumen sains yang dipasang pada keduanya berakhir.

Setelah masalah berat yang timbul pada komputer Voyager 1 yang membuatnya tidak dapat berfungsi lagi (di bulan November 2023, 46 tahun setelah diluncurkan) dapat diatasi oleh NASA, wantariksa ini kini telah berfungsi normal kembali. Sekarang Voyager 1 --- sebagai objek buatan manusia yang kini berada paling jauh dari planet Bumi --- dapat mengirim lagi data dan enjiniring sains dengan koheren ke Bumi. Berita yang menggembirakan ini disampaikan NASA 20 Juni 2024.

Berapa lama lagi wantariksa kembar Voyager 1,2 masih memiliki tenaga dan dapat berfungsi normal? Sebelumnya telah diestimasi bahwa generator-generator pada keduanya yang bertenaga nuklir mungkin akan mati di sekitar 2025. Namun diharapkan kedua wantariksa ini akan dapat mencapai ulang tahun masing-masing yang ke-50 di tahun 2027. Semoga begitu, kita tentu berharap./2/



Ilustrasi trajektori Voyager 1 dan Voyager 2 sampai pelintasan planet terjauh sistem Matahari, planet Neptunus. Credit: NASA/JPL-Caltech. Sumber image: JPL Education NASA./3/




Ilustrasi trajektori Voyager 1 dan Voyager 2. Credit: JPL/NASA. Sumber image: Carl Sagan, Pale Blue Dot, 1994, hlm. 85.


Nah, perlu digarisbawahi bahwa kedua wantariksa Voyager sudah tiga hingga empat dekade yang lalu menyelesaikan misi utama masing-masing: Voyager 1 melintasi dalam jarak terdekat ("flyby") planet-planet gas raksasa Jupiter (5 Maret 1979) dan Saturnus (12 November 1980); dan Voyager 2 melintasi dalam jarak terdekat selain Jupiter (9 Juli 1979) dan Saturnus (25 Agustus 1981), juga dua planet es raksasa yang tersisa, yaitu Uranus (24 Januari 1986) dan Neptunus (25 Agustus 1989)./4/ 

Empat planet raksasa ini, yang dieksplorasi dan masing-masing diambil gambar-gambarnya lewat "flyby" dua Voyager, disebut sebagai "planet-planet luar" atau "outer planets" (atau "Jovian planets") dalam sistem Matahari kita. Planet-planet lainnya, yang disebut "planet-planet dalam" ("inner planets" atau "terrestrial planets"), mencakup Merkurius, Venus, Bumi dan Mars.




Image di atas menampilkan "planet-planet dalam" ("inner planets" atau "terrestrial planets") Merkurius, Venus, Bumi dan Mars (pojok kanan bawah) dan "planet-planet luar" ("outer planets") raksasa Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus. Ukuran besarnya masing-masing delapan planet pada image di atas memakai skala perbandingan yang aktual. Sumber gambar: Planet Collage to Scale di Wikimedia Commons dan Wikipedia.


Nah, perlu kita ketahui, foto The Pale Blue Dot diambil oleh instrumen-instrumen kamera Voyager 1 atas permintaan astronom dan astrofisikawan terkenal Amerika, Carl Sagan (9 November 1934 - 20 Desember 1996), kepada NASA di tahun 1990. Syukurlah, akhirnya NASA bersedia menghadapkan balik antena-antena dan kamera-kamera wantariksa ini ke arah Bumi untuk dari jarak yang begitu jauh memotret puluhan kali planet-planet dalam sistem Matahari kita, salah satunya Bumi, rumah kita. Foto ini juga telah menginspirasi Carl Sagan untuk memberi bukunya (yang terbit 1994) judul Pale Blue Dot: A Vision of the Human Future in Space./5/




Cover depan buku Carl Sagan, Pale Blue Dot. Tebal buku ini 429 + xviii halaman. Kaya dengan foto dan lukisan warna-warni yang memperlihatkan beranekaragam benda-benda langit di dalam dan di luar sistem Matahari kita, instrumen-instrumen dan wahana-wahana teknologis buatan manusia untuk mengeksplorasi angkasa luar, peristiwa-peristiwa dan fenomena kosmik, astronomis, astrofisik, astrogeologis, dan lain-lain. Tesis utama buku ini adalah bahwa jika Homo sapiens mau kekal bertahan hidup dalam jagat raya, organisme kompleks yang cerdas ini harus naik ke langit, berkelana, mengembara, menyebar dan mendiami planet-planet dan bulan-bulan lain.


Epigraf pertama di atas dikutip dari halaman 8 buku Pale Blue Dot. Paragraf yang memuat epigraf ini, juga empat paragraf berikutnya, saya mau kutipkan sepenuhnya, berikut ini.

"... Dari sudut pandang yang jauh sekali, Bumi dapat tampaknya tidak menimbulkan minat tertentu apapun [dalam diri para alien]. Tetapi bagi kita, Bumi berbeda. Pandanglah kembali titik itu. Titik itu di sini. Titik itu rumah kita. Titik itu kita. Di titik ini, setiap orang yang anda sayangi, setiap orang yang anda kenal, setiap orang yang anda pernah dengar, setiap manusia siapapun mereka, menjalani kehidupan mereka. Campuran suka dan duka anda, ribuan agama, ideologi, dan doktrin-doktrin ekonomi yang diyakini, setiap pemburu dan pencari makan, setiap hero dan pengecut, setiap pencipta dan pembinasa peradaban, setiap raja dan buruh tani, setiap pasangan kekasih, setiap ayah dan bunda, anak yang memberi pengharapan, inventor dan penjelajah, setiap guru moral, setiap politikus korup, setiap 'superstar', setiap 'pemimpin yang agung', setiap orang kudus dan pendosa dalam sejarah spesies kita, semuanya ada dan hidup di titik itu --- di suatu titik debu yang menggantung di dalam seberkas kecil cahaya Matahari.

Bumi adalah suatu panggung yang sangat kecil di dalam arena jagat raya yang luar biasa besar. Pikirkanlah sungai-sungai darah yang mengalir lewat tangan jenderal-jenderal dan kaisar-kaisar sehingga, dalam kemuliaan dan kemenangan, mereka dapat menjadi master-master fana pada bagian sangat kecil dari sebuah titik. Renungkanlah kebengisan tanpa akhir yang dilakukan oleh para penghuni satu sudut dari titik yang sangat kecil, terhadap penduduk yang nyaris tidak dapat dibedakan dari yang berdiam di sudut-sudut yang lain --- betapa sering kesalahpahaman muncul antar mereka, betapa inginnya mereka untuk saling membunuh, betapa kuat dan dalam kebencian mereka.

Sikap mental dan kelakuan kita, bayangan bahwa diri kita sangat penting, delusi bahwa kita mempunyai suatu posisi istimewa di dalam Jagat Raya, semuanya ditantang oleh titik cahaya yang samar ini. Planet kita hanyalah suatu titik sangat kecil yang kesepian di dalam kegelapan kosmik yang luar biasa luas yang menyelubunginya. Dalam ketidakjelasan diri kita sendiri, di dalam segala kebesaran ini, tidak ada petunjuk dan tanda bahwa pertolongan akan datang dari tempat-tempat lain untuk menyelamatkan kita dari diri kita sendiri.

Bumi adalah satu-satunya dunia yang diketahui sejauh ini menopang dan melindungi kehidupan. Tidak ada kawasan lain, sedikitnya di masa depan yang dekat, yang dapat dijadikan tempat bermigrasi oleh spesies kita. Ya, ada yang sudah kita kunjungi. Tetapi hingga saat ini masih belum dapat kita diami. Suka atau tidak, sementara ini Bumi adalah tempat di mana kita membangun pertahanan dan ketahanan kita.

Telah dikatakan orang bahwa astronomi adalah suatu pengalaman yang membuat kita rendah hati dan membangun karakter kita. Mungkin tidak ada petunjuk lain yang lebih baik tentang betapa bodohnya keangkuhan manusia, selain foto dunia kita yang kecil yang diambil dari jarak yang sangat jauh ini. Bagiku, titik ini menggarisbawahi tanggungjawab kita untuk membangun hubungan yang lebih baik satu sama lain, dan untuk memelihara dan menyayangi titik biru samar ini, satu-satunya rumah yang kita pernah ketahui."/6/

Kalau kita dapat peka membaca, memahami dan menyelami paragraf-paragraf di atas yang ditulis oleh Carl Sagan dalam bukunya Pale Blue Dot, maka tahulah kita bahwa Sagan bukan cuma seorang saintis yang cerdas, tapi dia juga seorang filsuf kebijaksanaan yang mau menuntun jalan kehidupan umat manusia ke arah kebajikan, kasih sayang, kerendahan hati, ketahanan kehidupan spesies kita dan planet Bumi, dan keabadian dalam sejarah.




Saya mengagumi sosok Carl Edward Sagan. Beberapa buku kertasnya yang bagus-bagus dan visioner ada di rak buku di rumah saya. Sumber image Universe Today.


Kalimat-kalimat Carl Sagan yang sudah dikutip di atas sangat kuat, berisi pesan yang dalam, karena diinspirasi oleh foto The Pale Blue Dot, salah satu hasil jepretan kamera-kamera wantariksa Voyager 1 di tahun 1990. Pantaslah, jika banyak orang, termasuk saya, selalu ingin memandang foto tersebut berulang kali, foto yang diambil 34 tahun lalu. Foto yang tak akan pernah basi. Foto yang selalu berbicara langsung ke dalam kalbu, hati dan pikiran kita, acap kali kita memandangnya. Memandang berkali-kali. Again and again. 

Seorang penulis di media online Halifax Examiner edisi 19 Juli 2024 hanya memasang file foto The Pale Blue Dot yang sama persis dengan foto yang dipasang di awal tulisan saya ini. Caption-nya memuat keterangan singkat tentang foto tersebut dan kata-kata Carl Sagan yang saya jadikan epigraf pertama tulisan saya ini. Tak ada hal-hal lain yang disampaikannya. Hal yang menarik adalah si penulis di media online tersebut memberi judul tulisannya We really need to look at that blue dot again and again./7/

Kembali ke buku Carl Sagan, Pale Blue Dot. Pada halaman 11 buku ini, Carl Sagan merujuk ke Ann Druyan (lahir 13 Juni 1949), isterinya, yang dinikahinya tahun 1981. Druyan adalah seorang perempuan intelektual Amerika yang bekerja di banyak bidang, dan terkenal. Aktif memasyarakatkan sains. Penulis buku-buku sains. Seorang novelis. Produser film dokumenter. Dan lain-lain.

Di akhir tahun 1970-an, Druyan menjadi direktur yang kreatif dari proyek NASA Voyager Interstellar Message Project (VIMP). Nah, sebagai direktur VIMP, Druyan berkolaborasi dengan suatu tim untuk mendesain pesan-pesan fonografis yang kompleks, termasuk suara, musik dan gambar-gambar, yang ditujukan ke peradaban-peradaban alien yang mungkin ada, supaya mereka mengetahui keanekaragaman kehidupan dan kebudayaan di Bumi dan level peradaban kita. 

Fonografi yang kompleks ini direkam pada suatu piringan disk tembaga yang permukaannya dilapisi emas --- dibuat dua disk emas, lalu masing-masing ditempel kuat pada Voyager 1 dan Voyager 2. Dua piringan disk berlapis emas ini, yang dinamakan Golden Record, diproyeksikan akan bertahan selama minimal 1 milyar tahun. 



Cover disk fonografis Golden Record, yang pada permukaannya diberi petunjuk-petunjuk penggunaannya bagi alien-alien cerdas luar Bumi. Semoga mereka nanti menemukan dan mampu menggunakannya. Image credit: NASA/JPL. Sumber image Golden Record NASA. Keterangan detail dan teknis Golden Record ini dimuat di situ.


Nah, back to Carl Sagan. Dalam bukunya itu dia merujuk ke suatu eksperimen pemikiran yang dilakukan Ann Druyan. 

Kata Druyan: "Lihat kembali ke titik biru samar itu. Lihat baik-baik. Pandanglah titik itu selama anda mau. Lalu, cobalah meyakinkan diri anda sendiri bahwa Tuhan telah menciptakan seluruh Jagat Raya untuk satu spesies dari antara kurang lebih sepuluh juta spesies kehidupan yang mendiami titik debu itu. Lalu sekarang melangkahlah lebih jauh satu tindak: Bayangkan bahwa segala sesuatu diciptakan hanya untuk satu wakil dari sekian banyak spesies itu, atau sekian banyak gender, atau sekian banyak sub-subdivisi keagamaan atau etnik. Jika ini tidak memaksa anda untuk menyatakan hal itu tidak mungkin, ambillah suatu titik lainnya. Bayangkan bahwa titik lainnya itu dihuni oleh suatu bentuk kehidupan cerdas yang berbeda. Mereka, juga, memegang erat ide bahwa suatu Tuhan telah menciptakan segala sesuatu untuk mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi mereka. Nah, seberapa serius anda mau menerima klaim mereka?"/8/

Dengan kata lain, bagi Ann Druyan, planet Bumi sebagai a pale blue dot dan kita, spesies Homo Sapiens, sebagai penghuni titik biru samar itu, tidaklah unik, tidak istimewa, bahkan, rasanya, tidak signifikan di dalam kosmos mahabesar ini. Muncul rasa hening yang gaib dalam kalbu saya, sekaligus rasa gundah dan ketakpahaman. Tapi,... sejauh kita, Homo Sapiens, ada dan menghuni planet biru Bumi, kita signifikan, bukan hanya untuk titik biru samar ini, tapi juga untuk semua spesies lain.

Bagaimanapun juga, Carl Sagan dan Ann Druyan betul, bahwa kita, manusia, sebagai sebuah titik di dalam titik biru samar, perlu rendah hati dan tidak memandang diri kita sebagai spesies istimewa yang termulia, yang boleh menindas dan menaklukkan semua spesies lain atau sesama manusia yang berbeda. Jika anda tidak bisa rendah hati, dan agresi yang menggebu bersarang kuat dalam jiwa anda, maka pandanglah lagi dan lagi titik biru samar itu, the pale blue dot, yang disampaikan kepada umat manusia oleh wantariksa Voyager 1 di tahun 1990.

Semoga bermanfaat. 
Stay wise and smart.

17 Juli 2024
ioanes rakhmat

Diedit:
26 Juli 2024
5 Agustus 2024


Notes

/1/ Lihat "Mission Status" Voyager 1 dan Voyager 2 yang telah diedit 11 Juli 2024, "Voyager 1. NASA Science: Where Are They Now?", Science NASA.Gov.
https://voyager.jpl.nasa.gov/mission/spacecraft/; juga lihat NASA, "Voyager 1, The Most Distant Human-Made Object", NASA.Gov.https://science.nasa.gov/mission/voyager/voyager-1/. Tentang lokasi keberadaan Voyager 1 dan Voyager 2 yang terus-menerus di-update, lihat Mission Status pada situs web NASA-JPL.

/2/ Lihat artikel Orlando Mayorquin, "Voyager 1, After Major Malfunction, Is Back From the Brink, NASA Says", The New York Times, 15 June 2024, updated 24 June 2024, https://www.nytimes.com/2024/06/15/science/space/nasa-voyager-one-fixed.html.
Lihat juga Agrecius, "Voyager 1 Returning Science Data From All Four Instruments", NASA.Gov., 13 June 2024, https://science.nasa.gov/mission/voyager/.

/3/ Ota Lutz, "Then There Were Two: Voyager 2 Reaches Interstellar Space", JPL Education NASA, 18 December 2018, https://www.jpl.nasa.gov/edu/news/2018/12/18/then-there-were-two-voyager-2-reaches-interstellar-space/.

/4/ Lihat "In Depth: Voyager 1", https://science.nasa.gov/mission/voyager/voyager-1/. Lihat juga NASA, "Voyager 2: First to Visit All Four Giant Planets. In Depth: Voyager 2", Science NASA.Gov., https://science.nasa.gov/mission/voyager/voyager-2/.

/5/ Carl Sagan, Pale Blue Dot: A Vision of the Human Future in Space (New York: Random House, 1994).

/6/ Carl Sagan, Pale Blue Dot, hlm. 8-9.

/7/ Tim Bousquet, "We really need to look at that blue dot again and again", Halifax Examiner, 19 July 2024, https://www.halifaxexaminer.ca/morning-file/we-really-need-to-look-at-that-blue-dot-again-and-again/.

/8/ Carl Sagan, Pale Blue Dot, hlm. 11.


Saturday, June 29, 2024

Bakal rover ekskavator regolith es di Kutub Selatan Bulan

 






Dalam rangka salah satu tahap awal misi-misi Artemis NASA untuk manusia mengolonisasi Bulan, sejak 2020 NASA menyelenggarakan suatu kompetisi yang diberi nama Break the Ice Lunar Challenge (BILC), Tantangan Pecahkan Es di Bulan. Tujuan umum kompetisi ini adalah menginvensi robot-robot yang dapat mengekskavasi dan mentransportasi regolith es di Bulan, atau permukaan tanah Bulan yang keras dan bercampur es. 

Pada situs web Artemis NASA, ditulis bahwa "Dengan misi-misi Artemis, NASA akan mendaratkan perempuan pertama dan seorang kulit berwarna pertama di Bulan, dengan menggunakan teknologi-teknologi inovatif untuk mengeksplorasi permukaan Bulan lebih banyak dibandingkan yang pernah dilakukan sebelumnya. Kami akan berkolaborasi dengan mitra-mitra komersial dan internasional dan membangun serta memantapkan kehadiran manusia jangka panjang pertama di Bulan. Selanjutnya, kami akan memakai apa yang kami pelajari di Bulan dan di sekitarnya untuk membuat lompatan raksasa berikutnya, yakni mengirim astronot-astronot pertama ke planet Mars."

Dalam rangka misi Artemis, wantariksa yang akan dipakai untuk mendaratkan astronot-astronot di permukaan Bulan diberi nama Orion. Situs pendaratan yang menjadi target untuk Orion yang berawak adalah Kutub Selatan Bulan. Selain sebagai wahana pengeksplorasi yang akan membawa para awaknya ke angkasa luar, Orion juga memiliki kemampuan untuk dalam kondisi darurat membatalkan peluncuran, untuk menopang para awak selama penerbangan di angkasa luar, dan untuk menyediakan penerbangan masuk kembali ke dalam atmosfir Bumi ketika wantariksa ini masih melesat dengan kecepatan jelajah tinggi di ruang angkasa luar yang dalam.

Diperkirakan, misi-misi Artemis akan sudah dapat direalisasi mulai tahun 2030. Dalam misi ini, semua sumber daya Bulan di kawasan pendaratan akan dimanfaatkan, termasuk es yang tercampur dalam regolith yang berdebu yang ada di dalam kawasan-kawasan yang gelap permanen atau semipermanen di Bulan.

Semua sumber daya di kawasan Kutub Selatan Bulan sangat vital untuk manusia dapat sukses mendiami Bulan dengan sinambung berkelanjutan.





Tiga foto di atas memperlihatkan regolith (Yunani: rhegos, selimut; lithos, batu) Bulan atau lunar soil, atau lunar dust, atau lunar dirt, yakni lapisan material apapun pada permukaan tanah Bulan yang menutupi bebatuan padat di bawahnya. Di beberapa tempat, regolith Bulan memiliki ketebalan 4-5 meter; bahkan sampai 15 meter di kawasan-kawasan dataran tinggi yang tua. Foto kedua di tengah sangat menawan dan menggerakkan hati: planet biru Bumi dilihat dari Bulan, di horison suatu regolith Bulan. Bumi memang bulat. Sumber images Universe Today, 28 Mei 2015.



Di atas, ilustrasi astronot-astronot sedang memecah bebatuan Bulan. Sumber image Artemis NASA.



Foto di atas (credit: NASA) diambil di dataran tinggi regolith Bulan selama misi Apollo 16 yang diawaki dua astronot Charles Duke dan John Young. Kedua astronot ini berada di Bulan selama 3 hari (21-23 April 1972), persisnya 71 jam; dan melakukan jalan kaki di Bulan total selama 20 jam 14 menit. Sumber foto Universe Today, edisi 1 Agustus 2013.


Di Bumi, untuk keperluan BILC ini dibangun dan dikembangkan arsitektur-arsitektur misi yang bertujuan untuk membantu memandu desain mesin dan konsep-konsep operasi untuk penambangan Bulan di masa depan dan operasi-operasi ekskavasi dan berbagai sarana perlengkapan yang akan digunakan berdekade-dekade lamanya.

Sebagaimana ditegaskan oleh Joseph Pelfrey, Center Director Marshall Space Flight Center NASA, "Tantangan BILC merupakan suatu tonggak sejarah yang signifikan dalam perjalanan kita menuju pengeksplorasian Bulan yang sinambung berkelanjutan dan suatu kehadiran manusia di masa depan di Bulan. Kompetisi ini telah mendorong batas-batas dari apa yang mungkin dicapai lewat tantangan terhadap pikiran-pikiran manusia yang paling cemerlang untuk memakai solusi-solusi yang inovatif untuk memecah es Bulan, suatu sumber daya yang krusial bagi misi-misi mendatang. Bersama-sama, kita mengupayakan suatu masa depan di mana umat manusia berusaha keras untuk masuk lebih jauh lagi ke dalam jagat raya dibandingkan usaha-usaha yang pernah dilakukan sebelumnya."

Nah, di ronde terakhir BILC, ada 6 tim finalis yang berkompetisi pada 11 dan 12 Juni 2024. Pada kesempatan itu, masing-masing tim menguji solusi-solusi yang beranekaragam dalam serangkaian uji-coba dengan memakai sumber-sumber daya yang tersedia di Bumi, seperti crane/penderek yang memakai gravitasi untuk menurunkan peralatan, coran beton yang panjang mendatar, dan jalanan yang kasar dan penuh bebatuan dengan hambatan-hambatan yang dapat menjebak, yang dibuat menyerupai lingkungan di Bulan.

Dalam pengujian 12 Juni 2024, yang diadakan di Alabama A&M's Agribition Center di Huntsville, Alabama, tim Terra Engineering (dari Gardena, California) yang terdiri atas pasangan suami-isteri Todd dan Valerie Mendenhall berhasil menjadi pemenang pada tahap final tantangan NASA tersebut; alhasil mereka menerima hadiah uang sebesar $ 1 juta atas hasil kerja mereka mengonstruksi robot rover "pemecah bebatuan".

Pemenang kedua (Starpath Robotics, dari Hawthrone, California) mendapat hadiah uang sebesar $ 500.000. Pemenang ketiga adalah tim dari Planetary Surface Technology Development Lab, Michigan Technological University (Houghton, Michigan) yang dipimpin oleh Prof. Paul van Susante.

Ketiga tim tersebut juga memenangkan undangan untuk menggunakan ruang-ruang vakum (thermal vacuum) di Marshall Space Flight Center milik NASA untuk melanjutkan pengujian robotik masing-masing.

Video cuplikan tahap final pengujian robotik lapangan BILC tersedia di https://youtu.be/QcUcRD1gzug.


29 Juni 2024
Edited 24 Juli 2024

References

https://www.nasa.gov/image-article/huskyworks-during-rover-testing/

https://www.nasa.gov/image-detail/huskyworks-during-rover-testing/

https://www.nasa.gov/general/california-teams-win-1-5-million-in-nasas-break-the-ice-lunar-challenge/

https://www.universetoday.com/20360/lunar-regolith/

https://www.nasa.gov/prizes-challenges-and-crowdsourcing/centennial-challenges/break-the-ice-challenge/

https://www.nasa.gov/specials/artemis/index.html

https://www.nasa.gov/humans-in-space/orion-spacecraft/orion-overview/

https://www.nasa.gov/reference/orion-spacecraft/#hds-sidebar-nav-1