Saturday, March 14, 2020

Yesus, ajar aku untuk fokus pada masa kini!


YESUS, AJAR AKU UNTUK FOKUS PADA MASA KINI!

Apresiasi lagu ONE DAY AT A TIME, dilantunkan The Heritage Singers, dengan sentuhan musik country

Kalimat perintah TAKE ONE DAY AT A TIME itu sebuah idiom. Artinya, fokuslah pada hari ini atau momen kini. Jangan takut dengan hari esok.

Saya baru selesai bermeditasi, mengarahkan fokus pikiran dan perasaan saya pada momen kekinian. Mengamati pikiran dan perasaan yang sedang bergerak-gerik ke sana ke mari. Amati saja. Sadari saja. Be mindful! Jangan diintervensi. Ikuti saja seperti kita sedang mengikuti jalannya film yang sedang kita tonton, dari satu adegan ke adegan lainnya, biarkan mengalir dari momen ke momen.

Ya, kehidupan kita itu bergerak mengalir ke depan, dari saat ke saat, seperti sebuah film yang sedang ditayangkan. 

Umur hidup kita terus bertambah, terus mengalir ke depan, tak pernah bergerak mundur. Sama seperti kita tidak bisa melangkah dua kali di arus air yang sama dari sebuah sungai, karena air sungai terus mengalir ke depan, tak pernah berhenti. Jadi, rasakan arus air yang saat ini, pada momen ini, sedang menyentuh kedua kaki anda. Rasakan dengan peka, tangkap dengan indera perasa Anda, sebab arus airnya tidak akan anda alami lagi, karena segera berlalu, melaju ke depan.

Segala sesuatu mengalir dan berubah, tak ada yang permanen atau tinggal tetap selamanya. Kata filsuf Yunani Heraklitus, "panta rhei, kai ouden menei". Artinya, segala sesuatu mengalir, dan tak ada yang tinggal tetap selamanya. 

Karena kondisi impermanen itulah, baiklah kita fokuskan diri kita pada momen-momen kekinian dan berusaha mencapai dan meraih hal yang terbaik untuk saat ini, untuk hari ini. Berusaha, agar hari ini lebih baik dan lebih baik lagi dari hari kemarin.

Selesai bermeditasi, saya mendengarkan video song ONE DAY AT A TIME. Silakan ikut dengarkan, di bawah ini.




Saat mendengarkan, saya jadi ingat sabda Yesus, "Jangan kamu kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." Anda tentu tahu ucapan ini tertulis di bagian mana kitab Injil Matius.

Indah betul lagu ini. Ada sentuhan musik country-nya, berbeda dari versi lainnya.

Lewat lagu ini, kita sebagai manusia, lelaki atau perempuan, diajak untuk berpaling memanggil Yesus. Minta tolong kepadanya, untuk kita bisa percaya diri, percaya pada kemampuan kita seutuhnya, untuk menjadi makin penuh sepenuh-penuhnya. What I could be and all that I am.

Kita diajak jangan dibuat penat kepala karena melihat dunia masa kini yang, menurut si penulis lagu, lebih buruk jika dibandingkan dengan masa Yesus dulu hidup dan berkarya di antara rakyat Yahudi. Orang di zaman sekarang saling berdesakan, saling mendorong, saling menghimpit. Saling menubruk. Saling menekan. Semrawut. Pushing and shoving. They're crowding my mind.

Dalam situasi yang tak membahagiakan itu, kita diajak TAKE ONE DAY AT A TIME, fokus pada masa kini. Jangan takut dan khawatirkan hari esok. Demi kita bisa begitu, kita berseru memanggil Yesus untuk menolong kita.

Tentu kita mau mendaki anak tangga lebih tinggi dan lebih tinggi lagi. Karir menanjak. Makin dekat Tuhan. Makin agung. Dibutuhkan banyak hari ke depan untuk menanjak, juga bahan bakar, seperti mobil. Yesus memberi kekuatan, day to day, starting from today.

Meski begitu, fokus harus ke masa kini dulu, ke hari ini, ke momen ini. Memikirkan hari esok terlalu banyak, hanya membuat kita merasa makin susah dan khawatir.

Lagi pula, sementara hari kemarin telah lewat, hari esok belum tentu masih sempat kita alami. Jadi, ya FOKUS SAJA KE MASA KINI. Yesus akan tunjukkan jalan, apa yang perlu kita lakukan hari ini. Jangan takut.

Kesusahan hari ini, ya untuk hari ini saja. Hari esok, ada janji, Matahari masih akan bersinar. Percaya saja. Itu kata puteri saya.

Jadi, help us, Jesus, to take one day at a time! 

Nah, nikmati lagu ini. Lirik lengkap saya cantumkan juga. Be blessed.

14 Maret 2020
Diedit 11 Mei 2024


ONE DAY AT A TIME

I'm only human,
I'm just a man/woman.
Help me believe
in what I could be
And all that I am.
Show me the stairway,
I have to climb.
Lord for my sake, 
teach me to take
One day at a time.

One day at a time sweet Jesus
That's all I'm asking from you.
Just give me the strength
To do everyday what I have to do.
Yesterday's gone sweet Jesus
And tomorrow may never be mine.
Lord help me today,
show me the way
One day at a time.

Do you remember,
when you walked among men?
Well Jesus you know
if you're looking below
It's worse now, than then.
Cheating and stealing,
violence and crime
So for my sake, teach me to take
One day at a time.

One day at a time sweet Jesus
That's all I'm asking from you.
Just give me the strength
To do everyday what I have to do.
Yesterday's gone sweet Jesus
And tomorrow may never be mine.
Lord help me today, show me the way
One day at a time.

Source: LyricFind

Songwriters: Damon Albarn / Robert Delnaja

One Day at a Time lyrics © Warner Chappell Music, Inc, Universal Music Publishing Group


Tuesday, March 10, 2020

Di manakah kedamaian pikiran dapat ditemukan?

DI MANAKAH KEDAMAIAN PIKIRAN DAPAT DITEMUKAN?




Kedamaian pikiran, itulah yang dicari-cari penyanyi Amerika Elvis Presley (1935-1977). Tapi dia tak pernah mendapatkannya. Tak ada tempat di Bumi untuk, katanya, orang memperoleh kedamaian hati dan pikiran. Persoalannya banyak. Beban hatinya berat. Saya iba kalau ingat Elvis./*/

Sampai akhirnya Elvis memasuki sebuah gereja kecil di mana umat yang sederhana biasa berkumpul, bernyanyi dan memuji Tuhan, dan hidup sehati sepikiran.




Di gereja kecil itu, Elvis bersujud dan berdoa. Dia mencurahkan semua beban kehidupannya lewat doa. Di situ orang melihatnya sedang menangis. Air mata sukacita, katanya. Akhirnya dia menemukan jalan, dan beban kehidupannya terasa lebih ringan. Dia menemukan makna kebahagiaan dan kepuasan di situ.

Dia mengajak orang yang terus sedang mencari kedamaian pikiran untuk datang ke gereja, berlutut, berdoa, menangis, dan mengutarakan semua beban. Katanya, jika anda lakukan itu, pastilah Tuhan akan menunjukkan anda jalan. Anda akan lebih kuat dalam menjalani kehidupan anda hari demi hari. Beban anda akan diperingan.

Saya jadi ingat ucapan Yesus, "Marilah kepada-Ku kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat, maka Aku akan memberi kelegaan kepadamu."

Ucapan Yesus ini, sejak saya di SMP BPK Jawa Barat (sekarang: BPK Penabur), tak pernah saya lupakan. Dan memang ucapan Yesus ini menjadi nyata dalam kehidupan saya, sama halnya dalam kehidupan Elvis Presley. Bagaimana dengan anda?

Nikmatilah nyanyian Elvis Presley yang mengesankan ini, Crying in the Chapel. Videoklip-nya di bawah ini. Liriknya saya cantumkan juga.




Saya beri juga link ke youtube-nya untuk lagu yang sama. Ini https://youtu.be/00eUebsh68M.


CRYING IN THE CHAPEL
by Elvis Presley

You saw me crying in the chapel
The tears I shed were tears of joy
I know the meaning of contentment
I am happy with the Lord

Just a plain and simple chapel
Where all humble people go to pray
I prayed the Lord that I'll grow stronger
As I live from day to day

I searched (I searched) and I searched (I searched) but I couldn't find
No way on earth to gain peace of mind

Now I'm happy in the chapel
Where people are of one accord (One accord)
Yes, we gather in the chapel
Just to sing and praise the Lord

You'll search and you'll search but you'll never find
No way on earth to find peace of mind

Take your troubles to the chapel
Get down on your knees and pray
Then your burdens will be lighter
And you'll surely find the way (and you'll surely find the way)

Source: LyricFind
Songwriters: Artie Glenn

Catatan

/*/ Banyak debat di seputar penyebab kematian Elvis di usia yang masih muda, 42 tahun.

Mungkin Elvis mati kombinasi dari gagal jantung dan keracunan Napza yang banyak digunakannya seperti juga banyak artis lainnya pada era Elvis.

Makanya, lagu Crying in the Chapel itu ikut mengungkapkan suasana batin Elvis. Dia tak bahagia dan tak damai di pikiran. Kedamaian pikiran, itulah hal yang dia cari terus. Lalu dia suatu waktu menemukannya dalam doa penyerahan dirinya kepada Yesus di sebuah gereja kecil, entah gereja yang mana.

Mungkin dia bergumul sepanjang usia karirnya yang mashyur, antara musikus beken yang kecanduan Napza dan penyerahan diri total kepada Yesus.

Antara kegagalan dirinya untuk bebas dari narkotik dan iman dan harapannya kepada Yesus.

Makanya, saya selalu iba kalau ingat Elvis, sejak SMP. Pasti Yesus mengasihi Elvis. Syukurlah, Elvis sempat bertemu Yesus yang memberinya suka cita dan meringankan bebannya yang berat.

Read more
https://www.townandcountrymag.com/society/a26721749/elvis-presley-death-true-story/.


Friday, March 6, 2020

What am I living for?

WHAT AM I LIVING FOR?
Untuk siapakah (/apakah) aku hidup?
Sebuah testimoni ioanes rakhmat saat mulai lansia

"Aku tak berlabel, sebab label apapun, termasuk label 'freethinker', hanya mengurung diriku. Tapi aku punya dasar yang di atasnya aku, sejak dulu, membangun pikiran-pikiranku tanpa akhir dan jauh. Dasarku itu sederhana: sang Cinta Kasih semesta, yang menitis dalam satu titik sosok cahaya yang bernama Yesus Kristus, yang mengasihiku dan kukasihi. Yang memintaku untuk mengasihi sang Cinta Kasih semesta dengan segenap  akal budiku, penalaranku. Beriman dan bernalar bergandengtangan. Aku sang kunang." (ioanes rakhmat)

Kalau teman-teman diajukan pertanyaan pada judul di atas, apa jawab anda? Coba temukan jawabannya.

Yesus dan kita, saling mencintai...

Bagi saya sendiri, ada banyak hal berharga yang telah dan sedang menjadi fokus kehidupan saya, sejak remaja hingga kini.

Untuk masa kini ketika usia saya sedang berjalan 61 tahun dan sudah punya 1 cucu lelaki yang sehat, ya keluarga tentu menjadi perhatian besar saya.

Tapi, ada satu sosok yang paling akrab dengan saya, dan paling istimewa bagi saya. Siapa? Ya, Yesus, wujud insani Allah YMPengasih dan YMPenyayang.

Dalam diri Yesus yang saya kenal, saya menemukan dan mengalami sang Immanuel, yakni Allah yang dalam rupa insani selalu ada bersama saya, senantiasa menyelubungi dan mengayomi saya. Saya di dalam Dia, dan Dia memenuhi diri saya.

I love you so Jesus!
I am living for you, Jesus!

Mungkin ada orang yang berbeda keyakinan berpikir bahwa saya akan meninggalkan Yesus, pindah ke sosok-sosok lain, jika kehidupan saya akan berubah menjadi lebih baik, lebih makmur, lebih terkenal.

Jawab saya sih simpel saja: Oh bagi saya, Yesus sudah jauh lebih dari cukup. Saya kini sudah berbahagia ketika saya berikan kehidupan saya untuk Yesus. For Him alone, for nobody else.

Saya mencintai Yesus. Bukan cuma dengan hati, tapi juga dengan karya, dengan akal, dan dengan kecerdasan. Saat saya menyatakan hal ini, saya sudah berada di wilayah spiritualitas, bukan lagi cuma di wilayah religiositas.

Nah, bagi saya, Yesus sudah melebihi segala-segalanya, sampai akhir kehidupan saya, saat nanti saya memasuki dimensi-dimensi lain yang lebih tinggi. Apapun juga wujud dan properti dimensi-dimensi lain ini.


What am I living for? 

Nah teman-teman, hayatilah lagu terlampir pada video di atas ini, yang dinyanyikan oleh Vicky-Anne. Liriknya saya cantumkan juga di bawah ini. (Tampaknya liriknya diambil dari lagu lain yang dinyanyikan Percy Sledge)

WHAT AM I LIVING FOR?

What am I living for
If not for you
What am I living for
If not for you
What am I living for
If not for you
Jesus, nobody else
Nobody else will do

What am I longing for
Each lonely night
To feel your presence Lord
Place on you tight
You are the only love
My whole life through
Jesus, nobody else
Nobody else will do

I need you close to me
That's all I know
I need you all the time
Cause Jesus I love you so

What am I living for
If not for you
What am I living for
If not for you
What am I living for
If not for you
Jesus, nobody else
Nobody else will do

I need you close to me
That's all I know
I need you all the time
Cause Jesus I love you so

What am I living for
If not for you
Jesus, nobody else
Nobody else but you
Jesus, nobody else
Nobody else but you

Jakarta,
6 Maret 2020
in aloneness