Sunday, October 22, 2017

Patah hati, jantung kena, lantaran anjing kesayangan mati ngenes

STRES DAPAT MENIMBULKAN SINDROM “PATAH HATI” PADA JANTUNG ANDA!

Di suatu pagi, saat baru bangun tidur, Ms. Joanie Simpson (lansia, 62 thn) terkena Sindrom PATAH HATI, alias “Broken Heart Syndrome” sungguhan pada jantungnya. Bukan kiasan. Tapi sindrom ini timbul bukan karena serangan penyakit jantung koroner dll.

Anda perlu mengenali sindrom patah hati. Banyak orang di sekitar kita sedang broken heart tanpa kita tahu. Mungkin diam-diam anda juga sedang patah hati; bisa jadi, malah sedang hancur hati.


Dalam dunia medik sindrom ini dikenal sebagai Takotsubo Cardiomyopathy (TCM). Ada terma-terma medik lainnya untuk TCM, yaitu “Apical Ballooning Syndrome” atau “Stress Cardiomyopathy” atau “Stress-induced Cardiomyopathy” atau “Gebrochenes-Herz Syndrome”. Yang populer, terma Sindrom Patah Hati.

Sintom TCM serupa dengan serangan jantung: sakit punggung yang luar biasa, nyeri di dada, nafas sesak atau dyspnea, detak jantung yang tak beraturan, tubuh lunglai mendadak atau terjatuh.

Dalam bahasa Jepang, takotsubo artinya “pot oktopus”. TCM antara lain menimbulkan kejang-kejang otot jantung yang lalu volume suatu bagian dalamnya membesar, mengambil bentuk sebuah pot yang menyerupai oktopus: gendut di bawah, lalu ke atas berupa leher yang menyempit (lihat gambar). Kondisi fisik jantung demikian ini dinamakan “disfungsi puncak ventrikular kiri (Left Ventricular atau LV) akibat penggelembungan”, yang dapat dipulihkan kembali.

BROKEN HEART menimpa Joanie lantaran Meha, anjing betina kesayangannya, mati ngenes gara-gara sakit parah. Sebelumnya, sudah ada beberapa stressor mental lain yang dialami ibu yang sudah lansia ini.

Banyak faktor internal tubuh penyebab TCM, di antaranya hormon stres yang membanjir dalam aliran darah, khususnya hormon kortisol dan hormon adrenalin.

Bagian di dalam otak kita yang dinamakan hypothalamus dan amygdala, karena dirangsang oleh sinyal-sinyal saraf dan hormonal, memicu teraktivasinya kelenjar pituitari dalam otak dan kelenjar adrenalin di bagian atas ginjal. Kelenjar-kelenjar ini lalu mengeluarkan hormon adrenalin (hormon tenaga) dan hormon kortisol (hormon stres) di saat kita sedang berada dalam sikon yang dinamakan sikon “tempur atau kabur” (fight or flight) yang menentukan kita akan selamat atau mati.

Dalam sikon ini, kita bisa jadi gemetaran, kencing di celana, lalu dihabisi musuh, atau lari ngibrit, atau pasokan energi ke otot-otot berlimpah yang mendorong kita mampu berkelahi dengan amat berani dan sangat kuat, atau untuk menyelamatkan barang-barang berat milik kita ke tempat yang aman setelah berpikir sangat cepat dan tepat.

Adrenalin (juga noradrenalin atau norepinefrin) meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, dan, bersama kortisol, menambah pasokan energi tubuh khususnya ke otot-otot (untuk tempur atau ngibrit sekencang-kencangnya) dan ke pusat aktivitas berpikir cepat dalam otak untuk mengambil keputusan psikomotorik secepat kilat (menyerang balik atau lari).

Kortisol meningkatkan kadar gula (glukosa) dalam aliran darah, meningkatkan penggunaan glukosa dalam otak (sebagai energi untuk berpikir cepat) dan menambah ketersediaan zat-zat untuk memperbaiki jaringan. Kortisol juga mengubah respons sistem imunitas, dan menekan sistem pencernaan, sistem reproduksi dan proses pertumbuhan, yang semuanya dalam sikon “tempur atau kabur” tidak perlu bekerja penuh sehingga energi yang biasanya dipakai sistem-sistem ini dialihkan beberapa waktu ke segala usaha kita dalam menghadapi sikon “tempur atau kabur”.

Sistem peringatan biologis ini, yang ditimbulkan oleh teraktivasinya kelenjar-kelenjar hormon, sangat rumit, dan terhubung timbalbalik dengan bagian-bagian otak yang mengendalikan mood atau suasana mental, pikiran, motivasi dan rasa takut. Inilah reaksi sistem pertahanan biologis kita pada waktu kita berada dalam sikon “tempur atau kabur” yang sangat menekan mental.

Jika sikon ini terus-menerus kita hadapi, energi kita akan tersedot ke usaha-usaha pertahanan diri demi survival saja; akibatnya tubuh kita akan kekurangan energi untuk mengaktifkan sistem-sistem dan fungsi-fungsi lain dalam otak dan tubuh kita secara utuh. Akibatnya, karena sikon stres, kita bisa cepat mati, bukan cuma terkena TCM yang bisa dipulihkan.

Ketika seseorang stres karena berbagai penyebab, misalnya ditinggal mati orang yang dikasihi, termasuk ditinggal mati hewan peliharaan kesayangan, atau ekonomi yang bangkrut, atau serangan kejahatan atau bencana alam, atau tersangkut masalah hukum yang berat, maka hormon stres terproduksi dalam jumlah besar lalu mengalir deras ke seluruh tubuh dengan melewati jantung sebagai organ sentral sirkulasi darah. Ini memicu sindrom Broken Heart yang terjadi pada Joanie, khususnya di saat dia mengalami stres paling puncak pada waktu anjingnya, Meha, mati dengan penuh azab.

TCM juga bisa muncul karena tekanan-tekanan ragawi yang keras seperti tabrakan kendaraan, atau karena penyakit medik yang memburuk, tinggal lama di ruang IGD, penyakit lain yang tak terdiagnosis, habis tenggelam, pasca-operasi, dan penggunaan obat-obat ilegal seperti serum katekholamin (norepinefrin, epinefrin, dopamin), juga karena jumlah berlebih kokain, methamfetamin dan fenylefrin dalam tubuh. Selain itu, faktor genetik juga dapat berperan, ditambah kondisi disfungsi mikrovaskuler koroner. “Seizure” atau peningkatan luar biasa pulsa listrik dalam organ otak juga bisa memicu TCM tapi jarang yang karenanya penderita TCM meninggal seperti meninggalnya dengan mendadak penderita epilepsi yang dinamakan SUDEP (“Sudden Unexpected Death in Epilepsy”).

Jadi, supaya tidak patah hati yang membuat fungsi jantung dihancurkan atau dipatahkan sementara, hiduplah dengan tetap riang. Keep happy all the time, even though it is very difficult to do so.

Kalau diputuskan pacar, ya bersiaplah cari seorang pacar baru yang lebih baik, atau  perbaikilah diri sehingga sang pacar akan makin sayang, bukan malah mulai bosan karena melihat tingkah laku anda.

Kalau ditinggal istri atau suami selamanya, berpikirlah bahwa kalau anda yang mati duluan, pasangan anda itu mungkin akan jauh lebih menderita dibandingkan anda yang sudah ditinggalkan.

Setelah sekian waktu berduka dan merasa sangat kehilangan, paculah diri untuk berani mencari seorang teman hidup lain, lalu ya nikahi dia. Kalau ditinggal mati anjing atau kucing kesayangan, atau ayam jago kecintaan, ya carilah penggantinya dan sayangi lagi.

Jangan melekat kelamaan terhadap mereka yang sudah pindah ke rumah ketiadaan. “The broken heart” masih bisa dilem atau dilas jadi satu lagi. Betul, bukan?!

Ketimbang anda terkena TCM yang bikin geger dan gundah orang serumah, dan untuk sembuh anda harus menggunakan obat-obatan seperti “angiotensis converting enzyme (ACE) inhibitors” atau “A-beta blockers” atau “A-adrenoceptor agonist” atau “calcium channel blockers” (seperti Verapamil atau Diltiazem) atau stimulan jantung Levosimendan, obat diuretik, dll, lebih baik anda “keep living a happy life”, dan siap ditinggal mati oleh siapapun yang anda sayangi.

Cinta memang ujungnya ya perpisahan, kematian, cepat atau lambat. Sebaliknya, kematian sang kekasih tidak perlu mematikan cinta anda kepada pengganti mereka yang sudah tiada. Begitu saja. Sederhana. Tentu, sulit dialami. Perlu perjuangan. Berdoa juga bisa menolong, karena lewat doa, anda bisa curhat melepas stres, lepas dari ihwal siapa yang sedang mendengarkan curhat anda itu.

Begitu saja ya.

Laporan medik kasus TCM yang menimpa Joanie Simpson baru saja diterbitkan di New England Journal of Medicine 377:e24, Oct19, 2017, http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMicm1615835.

Deskripsi populernya terdapat di http://www.sciencealert.com/a-woman-has-suffered-a-clinical-broken-heart-after-the-death-of-her-dog.

Penjelasan medik teknis lebih jauh tentang TCM, lihat antara lain di https://emedicine.medscape.com/article/1513631-overview#a2 juga di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4110608/#__ffn_sectitle.

Salam,

Jakarta, 22 Oktober 2017
ioanes rakhmat


Tuesday, October 17, 2017

Menyikapi gorpol bipolarisasi "pribumi versus non-pribumi"

MENYIKAPI GORENGAN POLITIK BIPOLARISME "PRIBUMI vs. NON-PRIBUMI" JELANG PILPRES 2019


Setelah saya dengarkan dua kali video rekaman pidato lisan Anies saat sesudah dia dilantik sebagai Gubernur baru DKI, 16 Okt 2017, mulai menit ke 7:29 dst saya mendengar pernyataannya yang berbunyi "Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan. Kini telah merdeka, kini saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri...."

Bagian itu saya kutipkan lengkap, berikut ini:

"Jakarta ini satu dari sedikit kota di Indonesia yang merasakan kolonialisme dari dekat, penjajahan di depan mata, selama ratusan tahun. Di tempat lain mungkin penjajahan terasa jauh tapi di Jakarta bagi orang Jakarta yang namanya kolonialisme itu di depan mata. Dirasakan sehari hari. Karena itu bila kita merdeka maka janji janji itu harus terlunaskan bagi warga Jakarta.

Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan. Kini telah merdeka, kini saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jangan sampai Jakarta ini seperti yang dituliskan pepatah Madura. Itik telor, ayam singerimi. Itik yang bertelor, ayam yang mengerami."

Pernyataan Anies ini ada yang mengacu ke sejarah (yang dikarangnya sendiri). Tapi sangat jelas juga kalau dia berbicara tentang konteks masa kini Jakarta, dan tentu saja dalam konteks masa kepemimpinannya sebagai Gubernur yang kini mulai dia jalankan. Saya eksplisitkan apa yang sedang ditekankan Anies: Kini saatnya pribumi menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Ya, konsekuensi pernyataannya ini luas, pernyataan yang rasistik kuat.

Video tersebut terpasang di sini https://m.detik.com/news/berita/d-3687022/membandingkan-pidato-jokowi-dan-anies-usai-jadi-gubernur-dki.




Jadi, penyebutan Jakarta sebagai "melting pot" dan seruannya untuk warga DKI bersatu di bawah kepemimpinan Anies, dan juga rujukan-rujukan ke sila-sila Pancasila, dalam pidato Anies tersebut, terdengar sayangnya tak lebih sebagai retorika belaka. 

Ada pepatah, "seekor keledai tidak akan jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya." Kita telah belajar dari kasus kampanye pasangan Anies dan Uno menuju Pilkada DKI 2017 yang telah lewat, yang mengeksploitasi isu SARA habis-habisan (alhasil, menjadi apa yang saya mau sebut kampanye "SARAmercon"), dan yang berujung tragis pada pemenjaraan Pak Ahok.

Menjelang Pilpres 2019, lubang yang serupa harus kita hindari sejak dini, sejak sekarang, apalagi kita bukan keledai-keledai yang dungu.

Masyarakat "akar rumput" di seluruh nusantara yang paling rentan terhasut dan digerakkan oleh ledakan SARAmercon, yang segera akan dihasut lagi oleh eksploitasi isu bipolarisme "pribumi dan non-pribumi" (yang N.B. sudah legal dilarang di negeri kita lewat Inpres RI no. 26/1998), harus kita dampingi dengan empatis, tak terputus, lewat berbagai cara dan langkah.




Penyadaran atau konsientisasi bahwa gorpol bipolarisasi "pribumi versus non-pribumi" SANGAT DESTRUKTIF terhadap ketahananan dan keutuhan bangsa dan negara RI yang multietnik dan multireligius ini, sudah harus dijalankan dengan sistematis dan komprehensif terhadap seluruh penduduk NKRI dan khususnya terhadap masyarakat akar rumput di seluruh Indonesia.

Setelah gorpol "kebangkitan PKI" kandas untuk memperlemah pemerintahan Presiden Jokowi, dan mungkin juga akan dimunculkan lagi, kini rupanya gorpol bipolarisme yang ilegal "pribumi versus non-pribumi" sedang mulai dijual lagi, baik untuk kebutuhan pendulangan paksa suara akar rumput untuk Pilpres 2019 maupun juga sebagai pengalihan isu ketidakmampuan Gub dan Wagub baru DKI untuk minimal menyamai prestasi dan kinerja luar biasa Ahok-Djarot sebelum mereka. Ya, kita sekarang sudah harus siapkan diri untuk menghadapi tembakan SARAmercon ini dengan kalem, cerdas, tangguh, bahu-membahu, multidimensional dan konstitusional.

Sekali merdeka tetap merdeka bagi seluruh suku, umat beragama, warna kulit dan golongan insan Indonesia, menuju NKRI salah satu lima adidaya dunia di tahun 2045.

Salam,
ioanes rakhmat
17 Oktober 2017


Sunday, October 15, 2017

Lima jenis olah raga terbaik bagi kesehatan tubuh dan kebahagiaan anda

LIMA JENIS OLAH RAGA TERBAIK BAGI KESEHATAN TUBUH DAN KEBAHAGIAAN ANDA

Sumber-sumber:

Erin Brown, "A Harvard doctor says these are the best exercises for your body", Business Insider, 14 Oct 2017, http://www.businessinsider.in/A-Harvard-doctor-says-these-are-the-best-exercises-for-your-body/articleshow/61083183.cms.

Wendy Baumgardner, "Top 10 Reasons to Start Walking", Verywell, 2 Sept 2017, https://www.verywell.com/walk-and-live-longer-3435504.

"8 reasons why walking is great for your health", https://www.tescoliving.com/articles/8-reasons-why-walking-is-great-for-your-health.

Tai Chi Chuan Girl, "Tai Chi: Definition and History", Taichi Colorado Springs, 30 Dec 2011, http://taichicoloradosprings.com/305/tai-chi-definition-and-history/.


MENURUT PAKAR MEDIK dari Harvard Medical School, Prof. I-Min Lee, ada lima macam olah raga atau pelatihan tubuh yang bermanfaat nyata bagi pemeliharaan kesehatan jantung dan otak, penguatan tulang dan otot, dan kesehatan tubuh dan mental anda secara utuh.


Pertama, olah raga renang

Olah raga renang membuat nyaris semua otot dan sendi tulang tubuh terlatih bergerak. Lewat renang, pernafasan juga anda latih dan ini baik bagi paru dan jantung anda. Alhasil, detak jantung meningkat dan hal ini bagus untuk kesehatan jantung. Lewat aliran darah yang lancar mengalir ke otak berkat jantung yang bekerja bagus, daya kerja otak yang cenderung mundur saat orang mulai menua, ditingkatkan kembali. Mengapung di air dalam posisi terbaring bagus untuk relaksasi tubuh, membuat tubuh anda santai, dan ini memberi input positif bagi otak dan mental anda.

Renang membebaskan anda dari stres dan depresi dengan signifikan; menenangkan dan membuat kalem batin dan pikiran anda.

Para penderita sakit sendi tulang (arthritis yang banyak jenisnya) akan menerima manfaat besar dari olah raga renang yang rutin karena semua sendi dilatih lentur dan aktif saat berenang.

Kecenderungan genetik yang ada pada sangat banyak orang untuk sendi-sendi kaku dengan relatif cepat dan akhirnya terfusi, dapat ditekan cukup lama jika mereka tekun berenang.


Kedua, meditasi gerak Tai Chi Chuan

Senam Tai Chi Chuan memiliki arti harfiah "Bertinju dengan mendasar hingga paling atas"; atau, dalam versi populernya kini, "olah raga pernafasan paling agung".

Seni olah raga ini sudah sangat tua usianya. Konon, Tai Chi diciptakan oleh seorang rahib Taois kira-kira 700 hingga 1.500 tahun lalu, yang awalnya adalah seni bela diri para petempur China di medan perang. Nama rahib itu Zhang San Feng.

Senam Tai Chi yang terfokus pada latihan harmonisasi pernafasan, visualisasi, relaksasi, dan energi gerak tubuh yang perlahan dan lembut gemulai secara serentak ini akan menimbulkan keseimbangan sistemik pada tubuh anda, semua anggotanya, organ-organ dalam dan pikiran anda.

Dalam Tai Chi, berlaku filosofi gerak "Satu bagian tubuh bergerak, maka keseluruhan tubuh juga bergerak." Jadi, lewat gerak senam Tai Chi, semua daya dan kekuatan tubuh dan mental yang tadinya bertentangan satu sama lain diselaraskan, diharmonisasi, sampai mencapai satu kesatuan utuh yang saling merangkul dan menggenggam. Yin-Yang. Harmoni memberi umur panjang. Konflik menewaskan.

Saat makin lansia, sistem biologis tubuh kita kerap mengalami gangguan keseimbangan, kehilangan ketertataan dan harmoni, yang mengakibatkan banyak gangguan kesehatan fisik dan mental sampai akhirnya sistem ini ambruk. Tai Chi yang rutin dijalankan bermanfaat besar untuk mengembalikan keseimbangan dan harmoni ini untuk hidup panjang umur.


Ketiga, meningkatkan kekuatan otot

Melatih dan meningkatkan kekuatan otot dilakukan antara lain dengan mengangkat barbel ringan, menarik dan merentangkan pegas berpilin dengan kedua tangan, dll. Panjat pohon yang bisa dipeluk naik-turun sekian kali juga memperkuat otot-otot tangan, kaki, perut dan pinggul anda. Masih banyak lagi jenis olah raga untuk keperluan ini, yang semuanya adalah aktivitas gerak melawan forsa gravitasi untuk memperkuat otot.

Jika otot-otot kuat, dan tubuh kekar, anda tidak mudah terserang penyakit. Seorang binaragawan tentu saja jauh lebih sehat dibandingkan orang yang bertubuh ringkih dan penderita batuk kronis atau orang yang sangat gemuk.


Keempat, jalan kaki

Jika anda rutin berjalan kaki 30 hingga 60 menit satu hari, tubuh anda akan lebih sehat, stres serta depresi teratasi, tekanan darah terkendali dan dinormalkan, stroke dapat dicegah. Kolesterol HDL ditingkatkan.

Jika anda berjalan kaki lambat-lambat, dalam 30 menit 75 kalori terbakar; jika lebih dipercepat, jumlah kalori yang terbakar jadi 150. Alhasil, obesitas bertahap dikurangi berhubung berat badan makin berkurang. Tambahan pula, kadar gula anda akan makin stabil dan berada di kisaran normal. Jika anda berjalan kaki di waktu yang pas, kebutuhan vitamin D tubuh anda akan tercukupi.

Selain itu, dengan rutin berjalan kaki, pengerutan otak terhindar, daya ingat dipertajam, kepikunan dini tercegah, lantaran sirkulasi oksigen makin lancar dalam pembuluh darah dan pasokannya ke sel-sel otak meningkat. Rasa tenteram saat berjalan kaki sambil melihat-lihat berbagai pemandangan mengalahkan beban stres yang biasa anda tanggung. Gerak-gerik tubuh, dan pasokan oksigen yang lancar ke otak, ikut memicu terproduksinya hormon endorfins yang menimbulkan rasa lega, kalem dan bebas dari kepedihan dalam batin dan pikiran anda. Bebas dari stres mencegah pengerutan bagian-bagian otak anda, yang salah satu akibatnya adalah kepikunan dini.

Jalan kaki membuat tubuh dan otot diperkuat lewat gerak menahan dan membawa bobot tubuh. Dalam sejumlah studi, ditemukan fakta bahwa orang yang rutin berjalan kaki sampai 60 menit perhari, risiko mereka terkena kanker usus-rektum berkurang signifikan. Begitu juga, risiko pelemahan sistem imunitas tubuh dan serangan diabetes menyusut drastis.

Bagus jika anda dapat berjalan kaki di kawasan-kawasan yang asri bersama anjing peliharaan yang anda sayangi yang akan menambah kegembiraan dan memperkuat ikatan batin anda dengan bentuk-bentuk kehidupan lain. Ketahuilah, jilatan lidah anjing kesayangan anda pada mulut anda memasukkan saliva anjing yang kaya dengan zat probiotik yang baik untuk kesehatan dan daya tahan tubuh dan pencernaan anda. 



Kelima, senam kegel

Senam kegel bertujuan untuk memperkuat otot-otot yang disebut "lantai pelvik" (uterus, kandung kencing, usus kecil, dan rektum). Senam ini bermanfaat besar baik bagi ibu-ibu yang sedang hamil, maupun bagi orang yang kerap mengalami masalah kesehatan pada organ dan bagian internal tubuh yang membentuk lantai pelvik, misalnya penyakit ISK dan IBD. Selain itu, senam kegel bermanfaat untuk meningkatkan vitalitas seksual pria.

Salah satu bentuk termudah latihan senam kegel adalah anda berhenti kencing beberapa detik dalam beberapa kali saat aliran urin anda sedang deras keluar.

Ada banyak uraian pendek tentang bagaimana mempraktekkan senam kegel yang disertai gambar-gambar yang langsung dimengerti.

Yang paling umum, senam kegel itu dilakukan dengan pertama-tama anda berbaring telentang di lantai dengan kedua kaki rapat tertekuk ke bawah, dan kedua paha mengarah ke atas. Kedua tapak kaki rapat menyentuh lantai. Selanjutnya, anda serentak mengangkat pinggul dan pinggang bawah anda ke atas, hingga bokong, dengan kedua kaki dan kedua tangan anda kiri dan kanan yang terletak rata di lantai menahan tubuh anda yang sedang terangkat dan wajah berada di bawah dengan menatap ke atas. Setelah mengangkat pantat dan pinggang bawah anda hingga punggung, anda kembali ke posisi awal. Lakukan gerak mengangkat dan turun telentang kembali ini berkali-kali.

Silakan lima olah raga tersebut anda jalankan bergantian dan rutin berkala. Niscaya, tubuh anda akan lebih sehat dan bugar, pikiran dan suasana batin anda akan lebih kalem dan bebas. Alhasil, umur anda akan lebih panjang, dan kebahagiaan akan makin terasa, dan masyarakat akan makin ramah, cerdas dan maju.

Ingatlah, hidup sehat dan bahagia tidak ternilai harganya dalam mata uang apapun dan sebanyak apapun. Meskipun tentu saja, kemiskinan dapat memperbesar risiko anda hidup tidak sehat dan tidak bersukacita.

N.B. Terlampir di atas 1 kolase 6 foto dan 1 kolase 2 foto

Salam saya, 
ioanes rakhmat
15 Oktober 2017

Silakan disebarkan. Thanks.




Sunday, September 17, 2017

CYBER RELIGION?
Ibadah Minggu online sedang muncul


Terma Cyber Religion (CR) itu SALAH KAPRAH seolah dunia cyber Information and Communication Technology (ICT), di dalamnya termasuk Internet, sudah menjadi agama atau Tuhan yang disembah.

Konon, kata sejumlah orang, CR menampilkan sosok-sosok Tuhan baru hasil sinkretisme atau amalgamasi atau kawin silang antar ide-ide tentang Tuhan yang diambil dari sana sini di dunia cyber.

Pendapat ini naif, dan terus disebarkan untuk menimbulkan kebingungan. Faktanya, jauh sebelum era ICT modern tiba, di era SM, dan sesudahnya, setiap agama memang lahir dari sinkretisme atau kawin silang berbagai ide tentang Tuhan yang sudah ada di dunia sekitar.

Tidak ada agama atau ide tentang Tuhan apapun yang murni 100 persen, sama halnya dengan tidak adanya DNA individu manusia yang murni seratus persen.

Paling jauh, ICT itu adalah wahana dan sarana modern pengganti wahana dan sarana yang tradisional dalam orang beribadah dan belajar agama.

Keadaan ini serupa dengan Uber Taxi online yang kini sedang menggantikan taxi tradisional Blue Bird. Atau mirip dengan sedang tergesernya toko besar Matahari dan Sogo oleh online shopping di Tokopedia atau di Lazada dll. Begitu juga halnya toko buku online Amazon dan Alibaba, misalnya, sudah lama menggeser toko-toko buku tradisional yang memerlukan banyak bangunan fisik yang didirikan di atas sebidang tanah luas.

Dengan ICT, orang tak perlu lagi datang secara fisik ke sebuah gedung gereja (atau rumah ibadah lain) untuk beribadah di hari Minggu (atau di hari lain). Cukup lewat ICT saja di rumah. Tak perlu terjebak macet yang menimbulkan kelelahan dan pemborosan bahan bakar kendaraan.

Tapi, pada sisi negatifnya, jika umat dapat beribadah cukup lewat ICT di rumah, para pendeta gereja bisa terserang stres berat karena penurunan drastis jumlah pengunjung kebaktian gereja di hari Minggu, dengan dampak penurunan drastis juga dalam penerimaan uang persembahan yang masuk ke kas gereja. Selanjutnya, efek domino akan terjadi.

Selain itu, ibadah via ICT saja dapat menimbulkan rasa kesepian yang dalam lantaran orang kehilangan interaksi fisik dengan sesama warga gereja. Kita bisa membangun hubungan cukup dalam dengan mesin-mesin; tapi kontak antarindividu insani juga sangat mendasar sehingga tidak bisa dihilangkan jika kita ingin hidup sehat seutuhnya, ragawi dan mental.

Ibadah via ICT tentu suatu pilihan tepat jika anda terhalang untuk datang ke ibadah Minggu di gereja anda lantaran anda sakit atau lumpuh atau sedang bermasalah di gereja yang sulit anda selesaikan (misalnya, anda sedang sakit hati pada seorang pendeta di gereja anda; atau anda sedang terlibat konflik di sana).

Dengan ICT, sebetulnya warga jadi bebas memilih corak dan bentuk ibadah serta isi khotbah yang lebih berwawasan, seperti anda bebas memilih-milih stasiun radio lewat pesawat radio anda.

Karena ICT, orang jadi tidak terikat mutlak lagi pada satu aliran atau denominasi gereja. Keanggotaan menjadi cair, tak lagi kaku mengikat. Pemaksaan doktrin juga anda bisa tolak. Melepaskan diri dari sekte sesat juga mudah anda lakukan.

Selain itu, keanggotaan yang cair juga membuat anda tidak harus memberi persembahan uang anda ke satu gereja saja. Dunia ini menjadi gereja anda, sebagai ladang anda melayani Tuhan dan sesama. Tanpa sekat doktrin dan aliran. Anda tidak wajib lagi harus aktif hanya di satu gereja.

Jangan heran, sekali lagi, jika ICT yang dimanfaatkan dengan kreatif untuk berbagai kepentingan spiritual membuat banyak sekali pendeta penjaga dan pengerja gereja-gereja merasa gerah, tersisihkan dan cemas. Mustinya tidak perlu begitu, jika mereka dapat melihat dan memanfaatkan ICT sebagai sarana dan wahana untuk memperluas jangkauan dan raihan pekerjaan mereka di dunia kependetaan yang modern.

Kecemasan mereka akan meningkat jika nanti gereja-gereja fisik terlembaga yang dibangun di atas lahan-lahan luas mulai digantikan dengan gereja-gereja online yang tidak memerlukan bangunan fisik yang berharga milyaran rupiah dan untuk membangunnya perlu mengurus dan mendapatkan IMB yang kerap tidak mudah.

Akhir kata, orang yang melek iptek, dus tahu apa itu ICT, tidak mungkin menjadikan dunia cyber sebagai agama atau Tuhan baru yang harus dipuja, disembah dan ditaati. Bagi mereka, ICT adalah sarana dan wahana modern untuk dimanfaatkan dengan benar dan kreatif dalam membangun gereja-gereja online, khususnya sebagai wahana dan sarana online ibadah Minggu.

Jadi, terma Cyber Religion adalah sebuah oxymoron, suatu penggabungan dua kata atau dua hal yang bertentangan yang tidak mungkin ada dalam dunia real. Karena itu, selanjutnya terma ini tidak perlu dipakai lagi. Hanya orang yang sedang ngelindur saja yang akan terus memakainya.

Yang sekarang sedang terjadi adalah ibadah-ibadah Minggu fisik di dunia real sedang diganti dengan ibadah-ibadah online lewat ICT, Internet dan komputer-komputer di rumah anda.

Jakarta, 17 Sept 2017

Salam,
ioanes rakhmat

N.B. Silakan share jika ingin. Tq


Friday, September 8, 2017

Teologi, psikologi dan sosiologi anda


Jangan abai untuk eling, periksa diri, mawas diri, dan koreksi diri, jika anda temukan diri anda sedang terkurung DELUSI TEOLOGIS.

Delusi teologis membuat dan memaksa anda mengklaim dan yakin mutlak sekalipun tanpa bukti empiris bahwa teologi anda adalah teologi paling unggul, paling hebat, paling benar, dan paling sempurna, jika dibandingkan dengan teologi lain apapun yang ada di dalam semua agama lain.

Oh ya, teologi anda itu adalah sekumpulan ide-ide anda tentang Tuhan. Bisa sudah tersusun dengan sistematis; bisa juga masih terserak, awut-awutan, amburadul.

Tentu saja, teologi yang saya maksud di sini teologi yang aktual terlihat dan dipraktekkan seorang yang beragama, bukan polesan teks-teks suci sebagai kamuflase dan topeng ayat untuk menipu masyarakat, misalnya untuk menggasak dan melahap uang masyarakat karena kerakusan dan moral yang bejad. Biasanya, orang semacam itu piawai mengutip dan mengkhotbahkan teks-teks skriptural tentang derma dan kemurahan hati sementara dirinya sendiri rakus, tamak dan haus duit.

Saya anjurkan, daripada orang yang rakus duit semacam itu mengutip teks-teks skriptural tentang kedermawanan sebagai kedok dasamukanya, lebih baik dia tidak usah munafik, tapi dengan berterusterang mendukung kerakusan dan kekikiran dan kelobaannya dengan teks-teks skriptural yang cocok, supaya hidup keagamaannya sinkron dengan wataknya.

Tapi poin penting yang saya mau ulas lebih lanjut adalah pertanyaan ini: Mengapa anda perlu eling terhadap delusi teologis?

Karena TEOLOGI ANDA sangat dipengaruhi, dikondisikan dan dikendalikan oleh PSIKOLOGI ANDA, yakni kondisi mental/kejiwaan bawaan kelahiran dan yang terbentuk oleh berbagai sikon sosial dan pengalaman kehidupan anda sejak kanak-kanak hingga saat ini.

Lalu, psikologi dan teologi anda ini akan terus saling memanfaatkan, membentuk dan mengendalikan. Interaktif. Satu saat, teologi mendominasi psikologi; di saat lain, sebaliknya. Tapi keduanya tidak bisa diceraikan, ibarat tangan kiri dan tangan kanan yang saling menggenggam erat, mengambil posisi berdoa.

Tak ada teologi tanpa psikologi; bahkan sebetulnya, psikologi itu fondasi teologi. Sebab, manusia yang memiliki mental itulah yang membangun setiap teologi. Tuhan tidak butuh teologi, karena setiap teologi membelenggu dan mengurung Tuhan yang pada hakikatnya mahatakterbatas. Begitu teologi sudah disusun, psikologi dan teologi terlibat interaksi dan interkoneksi.

Dus, untuk menukar dan mengoreksi teologi anda, anda perlu berjuang keras memeriksa dan memperbaiki psikologi anda. Ini hal yang akan makin sulit dilakukan jika secara psikologis anda sudah masuk ke usia mapan, saat jam biologis anda sudah masuk level manula.

Satu contoh: jika psikologi anda adalah psikologi orang yang kalem dan lembut hati, maka anda akan memilih dan mempertahankan dan mengamalkan teologi tentang Tuhan yang damai, kalem dan lembut hati. The theology of the meek and kind God.

Sebaliknya, teologi tentang Tuhan pemimpin perang suci, the aggressive God of holy wars, tidak akan bisa cocok dengan psikologi insan lembut dan damai anda.

Satu contoh lagi. Jika anda insan dengan psikologi positif dan optimistik serta tak kenal putus asa, penuh pengharapan, maka teologi kiamat bukan pilihan anda. Doomsday theology kaum yang secara psikologis sudah kesurupan ideologi tentang kebinasaan dunia, anda buang dan tendang jauh, lalu anda merangkul teologi pengharapan, the theology of hope.

Tak percaya jika saya katakan bahwa psikologi anda berandil besar dalam teologi anda, dan keduanya berangkulan? Silakan uji sendiri dan buktikan dan temukan sendiri.


Nah, mari kita lanjutkan menggoes sepeda kita, naik ke sebuah tanjakan yang makin tinggi.

Delusi teologis juga harus diwaspadai karena ada alasan kedua. Yakni: TEOLOGI ANDA dan SOSIOLOGI ANDA itu juga berinteraksi, saling memanfaatkan, mengondisikan, membentuk dan memperkuat.

Sosiologi anda mencakup banyak faktor sosial kultural, edukatif, pengasuhan, ideologis politis, dan ekonomis.

Semua faktor ini membentuk diri anda, jatidiri anda, kondisi psikologis dan kepribadian serta pembawaan, watak, sifat dan pola kelakuan dan tindakan anda dalam kehidupan anda selaku individu dalam masyarakat dan dunia ini.

Sebagai individu, anda adalah satu sosok pribadi bentukan gen anda (faktor genetik), bentukan hormonal dalam rahim bunda anda (faktor epigenetik), dan sekaligus bentukan lingkungan dan ekologi sosial anda (faktor lingkungan sosial dan lingkungan alam).

Nilai-nilai kehidupan atau life values yang anda pegang dan yakini pun bukan pilihan bebas absolut anda, walaupun anda biasa ngotot berkeyakinan bahwa nilai-nilai kehidupan yang anda pegang adalah pilihan bebas anda.

Sifat ngotot anda itu juga produk sosiologi anda yang berupa pembawaan atau watak yang mau menang sendiri, hasil dari gaya dan bentuk pendidikan dan pengasuhan yang anda telah bertahun-tahun jalani dalam  komunitas-komunitas penopang sosiologis anda.

Nah, teologi ada dalam wilayah nilai-nilai kehidupan yang anda dapatkan dari sosiologi anda.

Jika anda diasuh, dibesarkan dan bekerja dalam lingkungan sosiologis anda yang mengutamakan nilai kompetisi habis-habisan dalam dunia bisnis, yang memotivasi anda untuk menjadi kaya raya secepat dan semudah mungkin, dengan melibas dan menenggelamkan kompetitor-kompetitor bisnis anda dalam lelautan merah berdarah-darah tanpa ampun, maka anda akan memilih teologi yang cocok yang harus dapat memberi legitimasi pada nilai kerakusan dan kekejian para kapitalis rakus yang anda anut dan yang di dalamnya anda dididik dan dibesarkan dan bekerja.

Jika anda berada di lokasi sosial ekonomi sebagai pebisnis yang memakai strategi bisnis lelautan merah penuh darah (dikenal sebagai Red Ocean Strategy), maka teologi yang anda paling sukai dan pilih adalah teologi para kapitalis rakus seperti teologi kemakmuran atau teologi sukses atau teologi anak sang Raja yang mahakaya. Teologi ini membenarkan cara-cara bejad anda dalam mendapatkan kekayaan yang terus berlimpah dalam waktu secepat-cepatnya.

Kalangan rohaniwan dan kalangan umat yang lokasi sosialnya lokasi para kapitalis rakus, tidak akan mungkin memilih teologi pembebasan atau liberation theologies yang mendorong manusia yang beriman untuk mendistribusikan sebagian signifikan kekayaan mereka yang berlimpah juga kepada orang miskin lewat berbagai kegiatan pemberdayaan dan peningkatan kualitas kehidupan orang miskin sedunia.

Para kapitalis rakus hanya butuh teologi rakus, teologi kakus, sampai mampus dirubungi tikus-tikus.

Jika anda tergolong kalangan religius jenis kapitalis rakus ini, mustinya anda malu besar pada sosok-sosok dunia yang sekuler atau tidak peduli pada agama atau yang ateis, misalnya Bill Gates dan Mark Zuckerberg. Dua sosok orang sangat kaya yang terkenal di dunia sekarang ini memakai jumlah terbesar kekayaan mereka bagi pemberdayaan orang miskin dan terbelakang di dunia kita dewasa ini. Ya, mereka kapitalis, tapi filantropis, tak tamak harta.

Jika anda diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan komunitas sosial yang menghasilkan sosok-sosok filantropis, dan yang memakai strategi kompetisi bisnis yang teduh di lelautan biru tanpa darah (dinamakan Blue Ocean Strategy), maka nilai-nilai kehidupan yang anda pilih adalah nilai-nilai kemanusiaan, kesetaraan, keadilan ekonomi dan sosial, dan persaudaraan semesta antar semua insan.

Dalam lokasi sosiologi anda ini, teologi pembebasan dan teologi kemakmuran global bersama adalah pilihan anda. Anda tidak akan memilih dan membenarkan teologi penindasan atau teologi sukses atau teologi keberlimpahan harta.

Satu contoh lagi: jika anda dilahirkan, diasuh dan dididik dan dibesarkan di lingkungan sosial masyarakat Nepal, misalnya, maka teologi yang anda pilih tidak mungkin teologi tentang Tuhan sebagai Sang Panglima Kudus perang suci kawasan gurun yang terik atau the invasive God of holy wars.

Sebaliknya, anda akan memilih teologi tentang Allah yang meditatif, kontemplatif, sunyi, damai, anteng, kalem, kosong, duduk bersila di atas sekuntum bunga teratai, dan lembut hati. Yaitu, the God of silence, stillness and emptiness. The God of the unvoiced. The God of the meek. The meditative God.

Jadi, waspadai, kenali dan temukan fakta bahwa teologi anda juga sosiologi anda. Tidak ada teologi tanpa basis sosiologi, begitu juga sebaliknya dalam suatu masyarakat religius; keduanya berinteraksi, saling mengondisikan, saling memanfaatkan. Tak ada teologi yang lahir dalam kevakuman sosiologis.

Jika anda masih muda, dan secara psikologis masih lentur, lokasi sosiologis anda sekarang dapat anda ganti. Mengganti lokasi sosiologis, akan membuat anda menemukan Tuhan dengan wajah sosiologis yang juga lain dan berganti. Hiduplah dalam lokasi-lokasi sosiologis yang membuat anda berjumpa Tuhan yang tampil dengan raut wajah yang damai dan yang hatinya penuh cinta pada semua insan yang terinterkoneksi sebagai sesama saudara.

Tetapi, pindah lokasi sosiologis sangat berat dan penuh risiko tinggi; namun bisa anda lakukan jika anda punya komitmen moral yang kuat dan kemauan teguh untuk menjadi warga sosiologis semesta yang dinamis dan senantiasa berada dalam gerak, pindah lokasi sosial berulangkali. Menjadi musafir. Terus berkelana. Terus berenang di lelautan tanpa dasar, tanpa pantai, tanpa pulau dan tanpa pelabuhan.

Buktikan dan temukan sendiri tesis yang sudah dibeberkan ringkas di atas. Anda perlu bantuan pisau bedah analitis dari sosiologi pengetahuan atau sociology of knowledge dalam memperlihatkan fakta bahwa suatu ide teologis selalu berinteraksi dengan ide-ide sosiologis.

Tuhan hidup dalam masyarakat. Setiap masyarakat menggambar sendiri wajah-wajah Tuhan yang cocok dengan watak masyarakat ini. Wajah Tuhan ya wajah masyarakat. Wajah masyarakat ya wajah Tuhan. Masyarakat hidup dalam Tuhan. No theology in vacuum.

Goes sepeda anda terus ke depan. Kalau tidak, anda dan sepeda anda akan jatuh dan ambruk.

Salam,
ioanes rakhmat