Monday, May 4, 2015

Kucing hitam dalam kandang


Ateis Ikhlas: Pak, apa keyakinan anda? Sebagai ateis, saya yakin dan percaya bahwa ateisme adalah ideologi yang paling benar dan paling ampuh untuk memperbaiki dan menyelamatkan dunia yang sekarang ini sedang dipecahbelah dan dihancurkan oleh agama-agama! Ateisme itu ilmiah. Ilmu-lah yang akan menyelamatkan dunia ini, Pak.

Teis Ikhlas: Upps, si Ateis Ikhlas itu salah besar, Pak. Bagi saya, agama-agama adalah harapan besar dan satu-satunya bagi masa depan dunia sebab agama-agama sajalah yang memberi kita panduan moral dan etika untuk hidup benar dalam dunia ini. Tanpa moral, dunia akan rusak, Pak.

Ioanes: Ateis Ikhlas, apakah menurutmu ateisme itu ideologi yang terbenar satu-satunya dan tidak bisa salah, yang diperlukan dunia masa kini?

Ateis Ikhlas: Ya, Pak, ateisme itulah ideologi terbenar satu-satunya yang tidak bisa salah. Karena itu, untuk ateisme, saya rela mati dalam membela dan mempertahankannya! Teman-teman ateis saya juga bersikap begitu.

Ioanes: Teis Ikhlas, apakah menurutmu teisme itu ideologi yang terbenar satu-satunya dan tidak bisa salah, yang diperlukan dunia masa kini?

Teis Ikhlas: Ya, Pak, teisme itulah ideologi terbenar satu-satunya yang tidak bisa salah. Karena itu, untuk teisme, saya rela mati dalam membela dan mempertahankannya! Sahabat-sahabat saya yang beragama juga bersikap begitu. 

Ioanes: Oh, begitu. Kalian masing-masing sama-sama yakin ya dengan kemutlakan ideologi kalian masing-masing. Ateis dan teis tidak beda dalam mental: sama-sama mau mati demi keyakinan sendiri. Sama-sama mau berjihad demi ideologi sendiri. Sama-sama pakai kaca mata kuda hitam. Sama-sama mau berperang. Sama-sama habis-habisan. Setali tiga uang.

Ateis Ikhlas dan Teis Ikhlas: Ya, itu sudah pasti! Tidak bisa ditawar-tawar lagi! Bagaimana dengan keyakinan anda sendiri, Pak Ioanes? 

Ioanes: Bagi saya sih, tidak ada ideologi apapun yang mutlak benar, tidak bisa salah dan paling unggul. Semua ideologi bisa salah, bisa keliru, dan bisa tidak relevan. Jadi, tak perlu mati buat ideologi apapun. 

Sains saja, juga tidak ada yang mutlak benar dan tidak bisa salah. Tidak ada saintis yang mau mati demi sains. 

Kalau bagi anda yang teis, Tuhan anda itu tidak bisa salah, maka, hemat saya, Tuhan yang semacam ini pasti cinta kehidupan, sebab kalau Tuhan itu benci kehidupan, dia Tuhan yang bersalah. Dus dia juga tidak akan menghendaki anda mati bagi dirinya. 

Hal termulia bagi setiap manusia adalah mencintai sesama manusia. Ini bukan ideologi, tapi kebajikan, kebajikan yang tidak akan membuat orang jadi fanatik buta. 

Hidup dalam kebajikan semacam ini relaks, damai, memberi kebahagiaan, jauh dari stres dan depresi, menyehatkan.

Ateis Ikhlas dan Teis Ikhlas:
Tapi, Pak, saya betul-betul rela mati, tidak dipaksa, untuk keyakinan saya!


Ioanes: Kalau kamu berdua mau rela mati, ya matilah karena kelelahan saat kamu sedang memberi makan kepada orang miskin, saat kamu sedang mendidik penduduk dusun-dusun pedalaman, saat kamu sedang memberantas berbagai penyakit menular, saat kamu sedang menolong para korban gempa bumi, saat kamu sedang membela orang yang ditindas dan diperlakukan tidak adil, saat kamu turun dan naik jurang untuk menyelamatkan para pendaki gunung yang terjatuh. Ini mati rela yang bernilai abadi. Jika kamu rela mati karena ini semua, dewa-dewi pun akan hormat padamu! 

Kucing hitam dalam kandang:
Meeeeooooowwww! 


Jakarta, 4 Mei 2015
Ioanes Rakhmat