Sunday, April 17, 2022

Puisiku: Jumat Agung-Paskah 2022

 


Kosong...!



Orang besar atau orang kecil

Gajah besar atau kancil kecil

Konglomerat atau kere kerdil

Orang kota atau orang terpencil


Semua tak bisa luput

Dari penderitaan dan maut

Sejak lahir hingga usia larut

Dari kulit kencang hingga lunglai mengerut


Kala hidup dirasakan berat

Jiwa pun merana hebat

Hati hancur luluh lumat

Hidup pun dirasa tamat


Daya hidup hilang sirna 

Daya juang lenyap entah ke mana

Daya tempur nihil tiada

Langit kosong tanpa suara


Saat maut menunggu

Ketakutan hebat menyerbu

Rasa ngeri datang menggebu

Ketenangan jauh pergi berlalu


Apakah hidup memang harus demikian? 

Penderitaan menjadi penentu

Kematian musuh nomor satu

Jika begitu, siapakah yang mau dilahirkan?


Jika hidup hanya kekalahan

Jika penderitaan tak dapat dilawan

Jika kematian tak dapat ditaklukkan

Memang celaka jika kita dilahirkan


Dilahirkan hanya untuk menderita

Dilahirkan hanya untuk menangis lara

Dilahirkan hanya untuk mati merana

Dilahirkan tanpa tujuan yang bermakna


Duuh, jika betul begitu 

Semua yang ada di bawah langit

Hanyalah kesia-siaan yang sangat pahit!

Sesuatu yang membuat hati luarbiasa pilu!


Tapi, syukurlah, kehidupan tidak begitu

Sama sekali tak begitu

Tentu jika kita tahu jalan ke situ

Katamu, tunjukkanku jalan ke situ


Hai kawan, ke situ aku berjalan

Ke bukit Kalvari yang berbatu

Bukit yang membangkitkan rasa haru

Di situ, Yesus Tuhanku disalibkan


Di saat Yesus pedih disalibkan 

Merasakan sakit tak terkatakan 

Sekarat tak tertahankan

Dia memanggil Allah untuk mengulurkan tangan


Sang Putera Allah yang agung lestari

Telah masuk ke puncak derita insani

Direndahkan oleh penguasa dunia ini

Diaibkan lewat penyaliban sampai mati


Tetapi kekasih-kekasih Yesus Tuhanku

Memandang berbeda penyaliban Tuhanku

Di kayu salib Dia tidak diaibkan

Tetapi dari muka Bumi Dia ditinggikan 


Pada kayu salib di Golgota

Yesus mengalami derita manusia

Derita Yesus derita kita

Derita kita derita-Nya


Di saat kita sengsara

Kita tidak sendirian semata

Yesus ikut menderita

Bahkan Dia memikul derita kita

Kematian kita pun ditanggung-Nya


Orang-orang yang dikasihi Tuhan

Dan yang mengasihi-Nya

Tak pernah sendirian

Dalam menjalani kehidupan di dunia


Yesuslah sang Immanuel mahakudus

Allah yang selalu bersama orang-orang kudus

Allah dalam wujud insani kudus

Tirai Bait Allah sudah koyak ditembus


Lihatlah, Allah kini berada di tengah manusia!

Penuh kebenaran dan kasih karunia

Memandang Yesus yang mulia

Adalah memandang Allah dalam rupa manusia


Kasih karunia demi kasih karunia

Dicurahkan-Nya kepada kita

Tak pernah terhenti selamanya

Kita hidup dalam kasih karunia-Nya


Hidup kita menjadi bermakna

Bukan sesuatu yang sia-sia

Menjadi suatu kesempatan tiada tara

Untuk meneruskan kasih karunia dari sorga


Di hari Jumat Agung

Pada kayu salib yang menjulang

Wafatlah Tuhanku yang agung

Demi dosa-dosa kekasih-kekasih-Nya Dia tanggung


Kematian-Nya membebaskan kita

Kematian yang agung

Kematian yang selalu kita kenang

Kematian yang memberi hidup bagi kita


Kematian yang menghidupkan

Sekali untuk selamanya!


Tetapi kematian bukanlah akhir!


Di hari Paskah yang cemerlang menyentak

Allah sang Bapa bertindak

Yesus dibangkitkan

Kematian dikalahkan


Dalam tubuh kemuliaan

Tubuh yang tak dapat binasa lagi

Yesus sangat ditinggikan

Diangkat ke sorga mahatinggi


Kita memanggil-Nya,

"Oh, Yesus, Tuhan yang hidup, datanglah, berdiamlah bersama kami, sekarang, sampai selamanya."


Wahai orang-orang yang mengasihi

Dan dikasihi Yesus

Di dalam-Nya kehidupan ini bermakna dan suci

Jalanilah bersama Yesus!


Tak selamanya kita menderita

Sebab oleh Yesus, Tuhan kita

Penderitaan, kematian dan sengatnya, 

Sudah dibuat tak berdaya


Derita dan kematian bukanlah kata akhir

Akan selalu ada kebangkitan

Dalam kehidupan kita yang terus mengalir

"Jangan takut! Ini Aku, bersamamu berjalan!"


Hari Paskah, 17 April 2022


Happy Easter.

Selamat Paskah.