Friday, June 8, 2018

Mencegah kepikunan lewat aktivitas sosial

BERGAUL dan TERLIBAT AKTIVITAS SOSIAL SAAT LANSIA MENCEGAH KEPIKUNAN


Friends,

Ini saya share temuan sebuah riset mutakhir tentang kesehatan otak para manula. Kalau anda belum manula, tapi baru pemula, ya pengetahuan ini tetap penting dimiliki.

LUMRAH jika usia bertambah dan kita mulai memasuki masa lansia, kemampuan kognitif otak kita untuk MENGINGAT dll makin MENURUN yang akan bermuara pada KEPIKUNAN.

Tentu ada yang tidak bisa terima dan jalani dengan ikhlas hal yang lumrah ini. Bagi mereka, menjadi lansia, apalagi disertai kondisi sakit-sakitan, adalah suatu azab, suatu penderitaan yang harus diratapi.

Tetapi ada banyak orang yang hepi-hepi dan ikhlas saja menjalani masa lansia mereka. Masa manula mereka pandang sebagai bukti hidup mereka sudah fulfilled, terpenuhi, teraktualisasi, memberi makna, tak ada hal yang perlu disesali atau ditangisi.

Nah, terkait kehidupan manula, ada hasil riset mutakhir yang perlu kita ketahui, di samping ada banyak riset lain sejenis sebelumnya.

Penelitian yang inovatif terhadap tikus (usia lansia) yang dibagi dalam dua bagian (yang hidup dalam kelompok lebih besar, dan yang hidup hanya berdua), menunjukkan bahwa PERGAULAN SOSIAL YANG LUAS membuat kemampuan mengingat otak organisme lansia yang seharusnya makin lemah, ternyata tidak terjadi, dibandingkan organisme yang hidup kesepian atau menyendiri.

TENTU juga terjadi, lantaran otak melemah (khususnya bagian hipokampus), seorang lansia tidak mau bergaul dan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial. Ya bagaimana mau bergaul dan aktif di berbagai kegiatan sosial, sementara kemampuan mengingat apapun nyaris sudah lumpuh semuanya.

TAPI KEBALIKANNYA JUGA FAKTUAL: karena aktif bergaul dan terlibat banyak kegiatan sosial, otak para manula yang sudah mulai pikun dan menanggung masalah-masalah kognitif lain ternyata mengalami peremajaan kembali, terlindungi, dan kemampuan mengingat mereka meningkat lebih baik lagi, tidak menyusut.

Pendek kata, sosiabilitas atau kemampuan untuk aktif dalam pergaulan sosial, dan sering bertemu dengan banyak teman dan bercengkerama di saat mulai lansia, sangat bermanfaat dalam mempertahankan kesehatan otak lansia, khususnya kesehatan kognitif mereka.

Sosiabilitas membuat kepikunan tidak cepat datang, proses degeneratif otak diperlambat, kemampuan mengingat jauh lebih baik, jika dibandingkan manula penyendiri.

Jadi, para lansia perlu sekali bergaul, terlibat interaksi sosial, dan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial yang positif, meneduhkan pikiran dan hati, dan membangkitkan kegembiraan dan relaksasi, jika menginginkan otak mereka tetap sehat.

Ingat ya, BERGAUL, bukan GYMN ANGKAT BESI 150 KG. Juga ingat ya, bergaul, bukan berolahraga mendaki gunung sampai ke puncak Mount Everest. Dua olah raga jenis ini bukan untuk orang yang sudah berusia akhir 40-an dan 50-an tahun ke atas. Kenali dan batasi diri. Uang boleh bertimbun. Tetapi kondisi tulang yang mulai rapuh dan rentan patah dan kekuatan otot yang terus berkurang tak bisa dibatalkan oleh uang.

Saya ingin tambahkan. Sering berjalan kaki pelan-pelan di kebun atau di kawasan-kawasan asri yang aman bersama anjing kesayangan atau bersama hewan jinak peliharaan lain, dalam acara rekreasi rutin dengan banyak lansia lain, juga memberi efek positif pada para lansia. Tidur jadi cepat pulas. Sistem imunitas tubuh diperkuat. Wajah jadi berseri. Kebahagiaan bertambah. Tubuh tidak cepat bongkok. Alhasil, meski sudah lansia, hidup tetap bisa mandiri dalam banyak segi.

Sayangnya, dalam kenyataan hidup, ada banyak kendala yang membuat para lansia tidak mungkin memperluas pergaulan mereka sehari-hari seperti yang sudah digambarkan di atas.

Ya karena faktor-faktor ekonomi, kultur keluarga, kesehatan tubuh, dan tempat tinggal di usia lansia yang terisolasi, mereka terpaksa hidup kesepian dan sebatangkara dan merana. Mereka yang berada dalam sikon seperti ini cepat sekali pikun, terserang banyak penyakit lain, lalu terbaring lumpuh bertahun-tahun sebelum wafat dengan tubuh kurus kering dan dalam keadaan vegetatif.

Duuh sedihnya. Sedihnya duuuuhh gak kepalang. For them, life is suffering, really.

Tetapi, sesusah-susahnya hidup, kalau kita melakukan kontemplasi kilas balik, tentu selagi otak masih mampu, tokh kita akan temukan tetap ada sangat banyak hal yang baik dan membahagiakan yang pernah kita alami.

Kalau hidup ini memang duka, ya marilah kita bernyanyi setiap hari. Baik lagu suka maupun lagu duka.

Tanyalah burung-burung nuri, mengapa mereka selalu berkicau dan bernyanyi merdu setiap hari, baik di saat hari hujan maupun di saat hari yang hangat karena cahaya Mentari. Belajarlah kearifan hidup dari mereka.

Silakan share jika ingin.
Tq.

Sumber-sumber:

Maria Cohut, "Research confirms that social interaction protects memory", MedicalNewsToday, 1 June 2018, https://www.medicalnewstoday.com/articles/321976.php.

Riset artikel:
Bryon S. Smith, Xinyue Yao, Kelly C. Chen, Elizabeth D. Kirby, "A Larger Social Network Enhances Novel Object Location Memory and Reduces Hippocampal Microgliosis in Aged Mice", Frontiers in Aging Neuroscience, 31 May 2018, https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fnagi.2018.00142/full.

8 Juni 2018
9:06 PM

Stay blessed.
ioanes rakhmat