Tuesday, October 20, 2015

Siar agama supaya masuk sorga

"Pergilah! Jadikan sekalian bangsa hingga ke ujung dunia manusia-manusia pengasih dan penyayang, pembawa kebahagiaan dan kebajikan semesta."
☆ ioanes rakhmat



+ Pak, sebagai orang Kristen, kita jangan pernah menyerah untuk menyiarkan agama Kristen guna mengkristenkan seluruh Indonesia supaya Indonesia akhirnya menjadi sebuah negara Kristen.

- Oh, meskipun Yesus menempati posisi istimewa dalam hati dan pikiran saya, maaf, saya bukanlah orang Kristen semacam diri anda yang terobsesi untuk mengkristenkan seluruh dunia.

+ Maksud Bapak?

- Siar agama untuk menggaet para pengikut baru, sekarang ini sudah tidak relevan lagi. Sudah tidak cocok lagi. Era memperluas wilayah kekuasaan suatu agama sudah lama berlalu. Era perang atas nama agama, adalah era barbar yang sudah harus dengan sadar kita tinggalkan sekarang ini.

+ Loh, Pak, bukankah Yesus sendiri yang memerintahkan para muridnya untuk mengkristenkan seluruh dunia, untuk menjadikan semua bangsa murid-muridnya, hingga ke ujung dunia sampai akhir zaman?

- Yesus dari Nazareth semasa dia hidup di Tanah Israel dulu, fokus untuk memberdayakan rakyat Yahudi yang sedang ditindas oleh kekaisaran Romawi yang sedang menjajah mereka dan memperalat para pemuka keagamaan dan politis Yahudi. Tidak ada dalam pikiran Yesus sedikitpun untuk mendirikan agama Kristen yang akan menjadi satu-satunya agama dunia yang akan mengalahkan semua agama lain.

+ Loh, dalam Perjanjian Baru, jelas kok tertulis, bahwa Yesus menugaskan murid-muridnya untuk mengkristenkan seluruh dunia lewat pekabaran injil. Kok Bapak menyangkali?

- Saya tidak menyangkali ada sejumlah teks dalam Perjanjian Baru yang berisi amanat untuk orang Kristen menyiarkan agama Kristen sampai seluruh dunia menjadi Kristen. Tetapi, teks-teks tersebut dibuat oleh gereja-gereja perdana dulu, bukan memuat ucapan-ucapan asli Yesus. Gereja-gereja awal dulu, di abad pertama dan abad kedua, meminjam mulut Yesus untuk menyampaikan kehendak gereja-gereja itu dulu.

+ Aaah, yang benar, Pak?

- Ya, benar. Kalau teks-teks Perjanjian Baru dikaji dengan teliti, lewat metode pengkajian ilmiah, akan terlihat mana teks-teks yang memuat ucapan asli Yesus dan mana yang memuat suara gereja-gereja awal yang disampaikan lewat mulut Yesus.

+ Apa Bapak bisa menjamin apa yang Bapak katakan itu benar?

- Saya bukan menjamin, tetapi bisa memilah-milah mana ucapan asli Yesus dan mana yang tidak asli Yesus. Bukan sembarangan memilah-milah, tetapi lewat metode ilmiah.

+ Ahh, saya tidak percaya metode ilmiah. Saya hanya percaya pada apa yang sudah tertulis apa adanya dalam Alkitab, khususnya dalam Perjanjian Baru.

- Terserah anda. Saya harapkan anda konsisten dalam semua gerak kehidupan anda. Tolaklah semua ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkannya. Hiduplah dengan hanya pegang Alkitab. Lalu kita tunggu dan lihat, apakah anda masih akan bisa hidup dengan baik dan sehat.

+ Kok begitu, Pak?

- Ya, saya lihat orang-orang semacam anda, dalam semua agama, sebetulnya sedang hidup dalam dua dunia yang berbenturan satu sama lain. Untuk hal-hal agama, anda mati-matian berpegang pada kitab suci dan menolak mentah-mentah semua ilmu pengetahuan. Tetapi, pada pihak lain, di luar agama, anda memakai semua pandangan ilmu pengetahuan dan dengan begitu gampang memanfaatkan semua teknologi modern. Jujur saja, sebetulnya anda sedang keenakan menggunakan teknologi modern dalam nyaris semua segi kehidupan anda.

+ Maksud Bapak, saya sebetulnya sedang menderita skizofrenia? Jiwa saya terbelah dua?

- Ya, itu kata anda sendiri. Dan hemat saya, itu benar.

+ Uuuuppps. Ok-lah. Tapi, kalau pekabaran injil bukan perintah Yesus, lantas apa yang menjadi tugas utama gereja?

- Siar agama untuk gaet pengikut baru, sudah tidak relevan lagi. Yang harus dilakukan umat-umat beragama pada masa kini adalah sharing ide-ide keagamaan yang beranekaragam, yang akan bermuara pada usaha-usaha bersama untuk mengatasi problem-problem dunia masa kini.

+ Jadi, bagi Bapak, memperbesar jumlah pengikut suatu agama sudah tidak diperlukan lagi?

- Betul sekali. Fokus agama-agama sekarang bukan lagi memperbesar kuantitas penganut, tetapi menjadikan dunia ini makin berkualitas sebagai satu tempat kediaman umat manusia yang beranekaragam.

+ Tapi itu pendapat dan pikiran Bapak sendiri, bukan firman Tuhan dalam Perjanjian Baru.

- Ya, itu memang pendapat saya dan pendapat sangat banyak orang lain yang mau berpikir, bukan hanya mau taat buta pada teks-teks kuno. Saya punya akal dan kemampuan bernalar dan memahami zaman dan dunia sekarang, dan punya nurani, juga pengetahuan. Jadi, saya tidak mau kehidupan saya kini didikte seenaknya oleh orang-orang yang hidup di zaman kuno dan di dunia lain yang sangat berbeda dan dalam banyak hal tidak klop lagi dengan dunia dan zaman kini.

+ Gaak, ah! Saya memilih taat buta saja pada apa kata firman Tuhan dalam Alkitab. Itu membuat saya akan masuk ke dalam sorga nanti.

- Anda menanti masuk sorga nanti sesudah mati. Tetapi api neraka di sekeliling anda dalam dunia masa kini, anda biarkan terus bernyala dan berkobar, memanggang jutaan hingga milyaran anak manusia.

+ Aaah, Pak, masak bodoh dengan kemiskinan, ketidakadilan, kelaparan, kebodohan, penyakit, azab dan derita di dunia masa kini. Saya hanya sedang mengumpulkan amal saya sekarang sebanyak-banyaknya dengan mengabarkan injil supaya saya nanti akan pasti masuk sorga, untuk bertemu Yesus dan para malaikat. Lalu saya akan bernyanyi selamanya di sorga di depan Tritunggal Bapak, Anak dan Roh Kudus.

- Ok-lah, kalau begitu. Selamat masuk sorga secepatnya. Kalau bisa, ya besok anda sudah masuk ke sorga. Jangan lupa, bawa gitar anda ke alam baka.

+ ?????