Monday, July 20, 2015

Amr Khaled: Dunia berlari ke depan, Islam tetap di belakang!


Televangelis Muslim, Amr Khaled


Presiden Mesir, Abdel-Fattah el-Sisi, dalam bulan Januari 2015 meminta supaya revolusi dilakukan dalam dunia Islam berhubung penafsiran-penafsiran Islam telah sangat jauh ketinggalan zaman. Keadaan ini, katanya, telah membuat dunia Islam “suatu sumber petaka dan kehancuran.”

Sang Presiden meminta para ulama negara dan Universitas Al-Azhar di Kairo (yang sudah berumur 1000 tahun) untuk segera melakukan perubahan dan pembaruan (“tajdeed”) dalam semua segi di dunia Islam. Seruan ini bersambut. Suara-suara yang menyerukan pembaruan terdengar santer di bulan Ramadan 2015 di seluruh tanah Arab. Baru saja, 14 Juli 2015, Presiden el-Sisi menyatakan bahwa “toleransi telah disingkirkan oleh penafsiran-penafsiran ekstrimis atas teks-teks Islam!”

Dalam bulan Ramadan 2015 ini juga, otoritas Urusan Islam Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, menyelenggarakan kuliah-kuliah umum yang berakhir Jumat, 17 Juli 2015, dengan melibatkan 300 sarjana Islam yang kebanyakan berasal dari Universitas Al-Azhar, dan dihadiri banyak profesional muda dari berbagai etnis di UEA. Tema perkuliahan ini tentang kontraterorisme. Seorang pakar Muslim yang datang dari Amerika, Sheikh Hamza Yusuf, pendiri Zaytuna College di Berkeley (universitas Islam pertama yang diakreditasi di Amerika Serikat, didirikan 2008), berbicara pada kesempatan itu. Yusuf mengingatkan semua peserta bahwa “sarjana-sarjana Muslim telah tidak memberi tanggapan-tanggapan yang tepat dan cukup cepat terhadap tantangan-tantangan zaman sekarang.” Dia juga mendesak umat Muslim untuk kembali ke inti ajaran Islam, yakni kerahiman dan kerahmanian Allah.

Ketika diwawancarai The Associated Press, Yusuf, 58, dengan memakai sebuah metafora, menyatakan bahwa Islam masa kini adalah sebuah rumah yang telah lama ditelantarkan sehingga perlu cepat direnovasi. Katanya, Keran-keran air rumah ini sudah tidak bekerja lagi. Pipa-pipa ledengnya rusak dan berkarat. Seluruh isi rumah berantakan. Rumah ini sudah ditelantarkan. Sudah ambruk. Anda tidak menghancurkannya. Juga tidak menyingkirkannya. Anda perlu merenovasinya. Karena sudah sangat genting, sejumlah orang mulai terbangun dari tidur mereka, dan berpikir lebih baik kita melakukan sesuatu.  

Dalam rangkaian semangat pembaruan ini yang sedang menyebar di dunia Arab, televangelis Muslim paling tersohor di dunia Arab, Amr Khaled, dalam suatu siaran dakwahnya lewat TV Show di Ramadan 2015 ini, menyatakan, “Kehidupan terus berlari ke depan, tapi pemahaman kita mengenai Islam sudah ketinggalan zaman.” Lanjutnya lagi, Sebagai sebuah masyarakat, kita, para Muslim, tidak menghasilkan apa-apa. Kita tidak bekerja lagi. Kita tidak akan tahu bagaimana mereformasi Islam, kecuali kita melihat dan memahami di mana kehidupan kini berada. Bagaimana anda bisa bertanya apa yang dapat ditawarkan Islam kepada kehidupan di masa kini, sementara anda tidak tahu di mana kehidupan sekarang berada.” 

Anda perlu tahu, oleh majalah The New York Magazine, edisi 30 April 2006, Khaled dijuluki “televangelis Muslim paling berpengaruh dan tersohor di dunia.”

Tajdeed! Tajdeed! Tajdeed! 

Tanpa pembaruan dan perumusan ulang di zaman dan tempat yang sudah berbeda, semua agama hanya akan menjadi museum-museum penyimpan fosil-fosil doktrin purba. Tidak akan menjawab dan fungsional lagi di dunia modern. Akhirnya pasti punah. Ini hukum alam.
 

Sumber
Aya Batrawi, “Muslim Scholars Use Ramadan to Push for an Islamic Renewal”, Associated Press, 16 July 2015, pada http://www.apnewsarchive.com/2015/During-Ramadan-call-for-Islamic-awakening-resonates-with-Muslim-scholars-pushing-for-reform/id-b222c911cbf64b2da544b521c3879da2.