Wednesday, January 6, 2021

Mencari Musim Semi di Musim Pandemi




MENCARI MUSIM SEMI DI MUSIM PANDEMI 

Hai, sekarang ini musim pandemi
Sama sekali bukan musim semi
Ketimbang melihat pohon hijau bersemi
Anda temukan orang mati pucat pasi 

Musim dingin demam menggigil
Akan terus menjadi musim abadi
Musim semi tak lagi datang memanggil
Selama si Covid-19 menjadi raja abadi 

Banyak orang berduit jalan-jalan terus
Ingin melihat pohon-pohon bersemi
Kesenangan berpiknik telah membius
Bagi mereka, pandemi itu musim semi 

Akal manusia jadi terbolak-balik
Akibat dikuasai panik dan hasrat berpiknik
Padahal sistem imun diperkuat saat pandemi
Jika hati dan pikiran kalem dan damai 

Mereka tentu tahu pasti
Angka penularan kini melesat tinggi
Akibat prokes 3M dijalankan setengah hati
Dua ratus lebih dokter sudah mati 

Banyak uang, ya cukup bagus
Tapi jangan dibuang untuk plesiran terus
Gunakan untuk anak-anak yang tak terurus
Lindungi mereka di saat Covid-19 menggerus 

Jika anda mau umur lebih panjang
Lebih baik isi waktu luang
Diam di rumah dengan pikiran lapang
Telpon sanak saudara untuk segera pulang 

Kata anda, lihat tuh anak-anak jalanan
Mereka tampak kebal tak pernah sakit
Jadi, mengapa kami tak boleh jalan-jalan?
Mengapa hak hidup bebas kami dijepit? 

Oh oh oh jangan anda salah berpendapat
Anak jalanan bukan kebal serangan virus
Mereka hidup di ruang outdoor tanpa sekat
Rumah mereka beratap langit tanpa batas 

Tak ada suspensi virus mengapung di udara
Ya, rumah mereka luas beratap langit terbuka
Angin, hujan dan cahaya mentari di luar
Membasmi suspensi virus di udara liar 

Anda hidup di ruang indoor ber-AC sejuk
Bukan di pinggir jalan yang banyak nyamuk
Karena uang anda banyak meluap-luap
Jangan lupa pasang ventilasi lengkap 

Hai, jangan Covid-19 dianggap enteng
Meski tak terlihat oleh mata semata
Si virus kuat bagai seratus ribu banteng
Bagi mereka anda enteng dan renta 

Tubuh kekar anda bukan jaminan
Organ paru anda sangatlah rentan
Saat si virus masuk ke paru segerombolan
Paru anda diam-diam dirusak tak ketahuan 

Anda pun akan tiba-tiba megap-megap
Sesak nafas sungguh tak terlawan
Seolah anda habis jauh berlarian
Padahal sebentar lagi nyawa menguap 

Bruk gedubrak! 

Anda jatuh ke tanah mendadak
Kematian datang melabrak
Oksigen tak sampai ke otak
Mayat anda dibiarkan tergeletak 

Orang takut mendekat
Ngeri tertular virus yang dahsyat
Sampai petugas ber-APD datang melihat
Tubuh anda pun diangkat mangkat 

Manusia dewasa mustahil bermutasi
Mereka tak berubah sampai mati
Proses penuaan bukan mutasi
Peyot, letoi dan keriput lalu akhirnya mati 

Demi bertahan hidup abadi
Si virus terus-menerus bermutasi
Mutasi genetik besar sedang terjadi
Teknologi maju dapat mendeteksi 

Si Mutant Covid Inggris
Belum lama ini telah unjuk gigi
Angka penularan pun meninggi drastis
Orang Inggris lantas merasa jeri dan grogi 

Eeeh.... tak lama kemudian
Si Mutant Covid Afrika Selatan
Muncul melancarkan serangan
Manusia di mana pun makin rentan 

Masihkah orang bermimpi ngalor-ngidul?
Si virus corona baru tak pernah muncul?
Kata mereka, negara-negara sedang mengibul
Demi New World Order nyembul bak sanggul 

Buang segala teori konspirasi
Jangan sebarkan sensasi tanpa isi
Hanya demi tiga puluh periuk nasi
Merekalah pengibul asli tanpa basa-basi 

Musim semi daun-daun dan bunga-bunga
Akan mengganti musim dingin pucat pasi
Jika vaksin-vaksin Covid-19 telah tersedia
Vaksin yang aman, manjur dan tak basi 

Tak satu pun vaksin telah disetel ulang
Agar si mutant virus lari tunggang-langgang
Vaksinasi sedang berjalan di sejumlah negara
Belum terbukti manfaatnya buat warga negara 

Kata para ahli, vaksin baru mRNA pasti manjur
Meski pengalaman belum ada seumur-umur
Padahal pengalaman itu guru yang luhur
Sulit memisahkan manjur dan terlanjur 

Jutaan dosis vaksin mRNA sudah diproduksi
Tak mungkin dibuang ke laut begitu saja
Tak boleh uang jutaan USD raib tanpa guna
Vaksinasi pun bagiku seolah sebuah ilusi 

Bisakah orang imun lewat vaksin basi?
Virus mutant telah berada di km sepuluh ribu
Vaksin-vaksin ya baru sampai di km seribu
Semoga aku sedang berilusi 

Jangan berilusi! Bangun, bangun!
Vaksinasi Covid-19 itu suatu pertaruhan
Dalam melawan habis musuh penuh setahun
Dunia sudah lelah limbung terayun-ayun 

Sekarang ini masa darurat
Perlu otorisasi penggunaan darurat
Bagi vaksin-vaksin yang belum tentu tepat
Susah pertemukan darurat dan tepat! 

Coba dulu dengan vaksin yang telah ada
Serahkan hal lain ke Tuhan Mahapengada!
Pasti pemulihan akan terjadi di mayapada
Wujudkan segera, jangan ditunda! 

Akupun termenung sangat dalam
Apakah perusahaan farmasi penghasil vaksin
Santa Klaus yang datang tengah malam?
Diutus untuk ubah kelam hari kemarin 

Hembusan sejuk angin malam
Membelaiku adem dan kalem
Ajaib, hatiku pun tenteram dan ringan
Meski tubuhku menggigil kedinginan 

Gigil musim dingin masih menemani
Musim semi hijau masih lama dinanti 

Aku hening menemani gundukan salju putih
Mereka menggigil demam kedinginan
Dedaunan hijau belum juga bermunculan
Kepiting sembunyi di gundukan pasir putih 

Badai salju musim dingin
Akankah dikalahkan
Oleh semilir angin sejuk musim semi
dan nyanyian merdu dewa-dewi? 

Kebengisan dikalahkan ketenangan? 

Dari sorga maha tinggi
Sebuah jawaban turun
Suara abadi keheningan
Yang mengalun riang dan sunyi 

"Cari, carilah musim semi
Di saat musim dingin pandemi
Harapan perlu bersemi
Dalam hati sunyi sendiri."

Datanglah, wahai musim semi
Selimuti seantero muka Bumi
Dengan selimut dedaunan wangi
Dan bebungaan warna-warni 

Hai siarkan dari gunung tinggi
Bumi akan bersemarak lagi!
Tapi aku melihat segalanya sunyi
Awan-awan tak ikut bernyanyi

Jakarta, 6 Januari 2020
☆ ioanes rakhmat