BELAJAR DARI SEEKOR BURUNG KUTILANG....
"Bernyanyilah lagu riang di kala sedih. Lantunkan lagu sendu di kala riang. Lampaui apa itu suka. Lampaui apa itu duka. Sampai akhirnya baik suka maupun duka berguru padamu."
• Ioanes Rakhmat
Banyak orang sering berkata, "Saya mau hidup tanpa persoalan apapun!"
Tapi, bisakah itu? Mungkinkah? Mustahilkah? Perlukah? Ataukah tidak perlu?
A problem-free life. Is it possible or impossible? Is it necessary or unnecessary?
Ya, tidak bisa. Tidak ada seorang pun dalam dunia ini, selagi hidup di muka Bumi, yang dapat terbebas sama sekali dari persoalan. Ini realitas. Harus diterima dan dihadapi dengan berani, cerdas, tenang, tegar, dan tetap bersikap positif.
Bahwa setiap orang akhirnya harus mati, ini sebuah persoalan eksistensial yang dihadapi semua orang, apapun kedudukan dan status sosial mereka dalam masyarakat, sejak bayi hingga tua dan lisut....! Konon Siddhartha Gautama juga terpukul batin dan pikirannya kali pertama dia tahu bahwa setiap manusia itu akan mati pada saatnya.
Kematian itu ambang batas daya tahan tubuh suatu organisme terhadap rasa sakit, azab, dan kerapuhan. Kematian itu ambang batas daya tahan mental orang untuk tidak menangis. Kematian itu pintu gerbang untuk masuk ke rumah besar ketiadaan dan kesunyian.
Gerontolog Aubrey de Grey melihat kematian bukan sebagai nasib atau takdir. Sebagai ilmuwan yang terus mengadakan riset tentang proses penuaan, De Grey memandang penuaan sebagai sebuah penyakit yang bisa ditangkal, dilawan dan disembuhkan. Katanya dengan yakin, tak lama lagi manusia bisa mencapai umur 1.000 tahun dengan tetap bugar.
De Grey tidak sendirian. Para pakar bidang-bidang ilmu yang lain juga berusaha memperpanjang umur manusia dengan tubuh yang tetap sehat dan bugar, lewat berbagai metode ilmiah.
Salah satu metode untuk anda bisa hidup abadi adalah mengubah semua info genetik dan semua data neurologis biologis anda menjadi info dan data komputasional digital yang lalu diintegrasikan dan disinergikan dengan kecerdasan buatan (yang akan terus makin cerdas secara otomatik) yang ada pada robot-robot silikon humanoid android. Jasad anda akan lenyap, sebagian kembali terdaurulang sebagai senyawa carbon; tapi jati diri anda diam dan aktif abadi dalam kehidupan robot-robot cerdas ini. Inilah keabadian digital, atau kelahiran kembali digital, dengan kualitas hidup yang meningkat terus-menerus.
Tapi, kehidupan yang abadi, yang sudah didambakan manusia sejak 5.000 tahun lampau, apakah juga menjanjikan dan menjamin tidak akan ada lagi persoalan dan azab dalam kehidupan manusia dan dunia? Saya yakin, Tidak! Masih ada sangat banyak misteri alam dan hukum-hukum fisika yang belum kita ketahui. Di antaranya, pasti juga akan mendatangkan tantangan, persoalan dan ancaman tak terduga di masa depan.
Catatlah hal ini: Bebas dari segala persoalan, ya juga tidak perlu, bahkan tidak menguntungkan. Kok begitu?
Ya, persoalan-persoalan besar atau kecil, yang mendatangi kita, atau yang kita sendiri datangi, kerap menempa kita menjadi manusia yang lebih tangguh, lebih cerdas, lebih sigap, lebih matang, lebih arif, lebih berwawasan, lebih berpengalaman, lebih taktis, lebih strategis, dan lebih maju.
Hal-hal bagus yang diberikan oleh persoalan-persoalan kita kepada diri kita ini menguntungkan bukan hanya kita sendiri, tetapi juga banyak orang lain.
Ketahuilah, persoalan-persoalan yang dihadapi manusia, dari zaman ke zaman, dari masa ke masa, juga menjadi faktor pendorong kuat bagi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ketika para ilmuwan bertemu dan menghadapi persoalan-persoalan manusia, baik persoalan biologis, persoalan sosial, maupun persoalan ekologis, mereka pun mulai berpikir cerdas dan keras, mengeksplorasi, menggelar pengkajian-pengkajian, menengok ke teori-teori ilmiah yang ada lalu mengevaluasi. Setelah itu, mereka menyusun hipotesis-hipotesis baru, menguji hipotesis-hipotesis ini lewat berbagai metode ilmiah, mengumpulkan bukti-bukti, melakukan berbagai analisis, lalu menyusun sintesis-sintesis, kemudian menarik kesimpulan-kesimpulan.
Dari semua aktivitas keilmuan itu, sains berkembang, sains-sains baru ditemukan, dan teknologi-teknologi baru yang lebih maju dihasilkan, untuk digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang sedang dihadapi.
Jadi, jangan takut terhadap semua persoalan! Jadikan semua persoalan anda sebagai:
• sang guru kearifan
• sebuah peluang untuk belajar dan maju lebih jauh
• sebuah ujian untuk hidup lebih tangguh dan lebih sabar
• sebuah kesempatan untuk mengalami empati dan kasih sayang dari orang-orang lain
• sebuah kesempatan untuk menemukan diri anda sangat kuat dan tegar dan tangguh, di luar perkiraan anda sebelumnya
• sebuah peluang untuk melihat kehidupan dari sudut-sudut pandang lain yang baru dan kreatif
• sebuah persiapan dan latihan untuk nanti anda siap, sigap, tahu dan paham bagaimana menolong orang lain
• sebuah kesempatan untuk berlatih ikhlas dan berterima kasih kepada sang pemberi kehidupan
Suatu ketika, seekor burung kutilang dari angkasa melihat ke bawah, ke sebuah desa terpencil. Dilihatnya di bawah, manusia harus berjalan berputar jauh untuk sampai di tempat sebuah mata air besar satu-satunya untuk seluruh penduduk desa. Mereka harus memutari sebuah bukit batu besar yang menjulang tinggi dan terjal dan terbentang lebar dan panjang.
Lalu sang kutilang berpikir, "Aku harus memindahkan bukit batu itu supaya semua penduduk desa itu hanya perlu waktu beberapa menit saja untuk tiba di mata air besar itu. Sekarang mereka sengsara, karena harus menempuh perjalanan memutar selama setengah hari bolak-balik!"
Maka mulailah sang kutilang mematuk bagian-bagian puncak bukit batu itu, secuil demi secuil, lalu butiran kecil batu yang sudah ada di ujung paruhnya dibawanya terbang ke suatu lembah luas yang jauh, dan di sana dia menjatuhkannya.
Tahun demi tahun berlalu. Windu demi windu lewat. Abad berganti abad. Terus saja sang kutilang dengan tegar, riang gembira, sabar, optimistik, dan sambil terus bersiul, memindahkan bukit batu besar itu dengan paruhnya yang kecil. Dia yang kecil memerlukan keabadian untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya itu, mengatasi persoalan besar penduduk desa itu.
Setegar, seriang, sesabar dan seoptimistik sang kutilang kecil itukah anda, ketika anda sedang berada dalam sebuah persoalan berat? Trilililili lili lili trilili....!
Anda jelas lebih besar dari sang kutilang nan baik hati itu.
Tentu daya tahan mental dan raga setiap orang berbeda-beda. Ada yang tangguh dan kuat, dan ada juga yang ringkih dan letoi, karena pembawaan genetik, dampak faktor epigenetik, bentukan lingkungan pergaulan sosial dan lingkungan alam, asupan nutrisi, serta akibat pengasuhan dan pendidikan.
Banyak orang, lantaran tidak tahan lagi saat menghadapi banyak persoalan yang sangat sulit dan berat, akhirnya mengambil keputusan untuk bunuh diri. Ini fakta yang pedih.
Jika anda temukan diri anda tangguh dan riang seperti si burung kutilang itu, anda diperlukan untuk mendampingi, menguatkan dan menolong insan-insan yang rapuh itu. Sebagai sahabat sehati. Sebagai teman sejati. Sebagai penghibur. Sebagai penguat. Bukan sebagai hakim yang durjana.
Dus, persoalan apapun mampu membangun persaudaraan dan ikatan sosial dan solidaritas yang kokoh dan berharga, antar sesama manusia.
Gunung persoalan boleh sangat sangat tinggi. Lampauilah ketinggiannya dengan kesabaran, ketabahan, optimisme dan keriangan anda.
Ada sepasang sayap pada punggung anda. Terbanglah, lewati dan lampaui puncak tertinggi Mount Everest. Above it, you will find and hear the silence of all silence.
Jakarta, 15-9-2015
ioanes rakhmat
Editing mutakhir 29 Juni 2017
HUT ke-51 Pak Basuki Tjahaja Purnama
HBD koh Ahok.
Jadilah sang burung kutilang itu.
Thursday, June 29, 2017
Monday, June 26, 2017
Remaja Alyssa Carson dan planet merah Mars
• Elyssa Carson (sumber image nasablueberry.com)
• Updated July 1, 2023
REMAJA PUTERI ALYSSA CARSON YANG MENAKJUBKAN
Di usia 3 tahun (lahir 10 Maret 2001), kanak-kanak perempuan Amerika ini sudah bercita-bercita terbang ke planet merah Mars. Bulan bukan pilihannya. Jalan terbuka lewat banyak usaha: sejak usia 13 tahun Alyssa mulai dilibatkan, dilatih dan dididik oleh NASA untuk menjadi seorang astronot, salah seorang manusia pertama yang akan mendarat di Mars tahun 2033, meskipun dia hingga kini belum resmi bergabung masuk ke NASA.
Di usia 3 tahun (lahir 10 Maret 2001), kanak-kanak perempuan Amerika ini sudah bercita-bercita terbang ke planet merah Mars. Bulan bukan pilihannya. Jalan terbuka lewat banyak usaha: sejak usia 13 tahun Alyssa mulai dilibatkan, dilatih dan dididik oleh NASA untuk menjadi seorang astronot, salah seorang manusia pertama yang akan mendarat di Mars tahun 2033, meskipun dia hingga kini belum resmi bergabung masuk ke NASA.
Sebetulnya, dimulai sejak Alyssa Carson berusia 5 tahun, dia telah mengunjungi kamp-kamp angkasa NASA. Kini ketika dia sudah dewasa, sudah ada 19 situs kamp angkasa NASA yang sudah dikunjunginya, dan satu-satunya orang yang telah mengunjungi setiap situs NASA -- alhasil, Alyssa telah menyelesaikan program
paspor untuk semua situs.
Di saat berumur 16 tahun, Alyssa menjadi orang termuda yang lulus dari Advanced Possum Space Academy. Ketika berusia 19 tahun, dia telah mendapatkan surat izin pilot, skydiving dan aquanaut.
Alyssa juga telah belajar astrobiologi di Florida Institute of Technology, dan akan melanjutkan pengambilan gelar Ph.D. di bidang sains angkasa luar dan planet di Universitas Arkansas.
Di tahun 2022 Carson disebut sebagai salah seorang dari lima orang yang berpengaruh di dunia untuk orang atau lembaga bekerja dengan NATO.
Pada segi lain, Alyssa telah mendirikan Yayasan Blueberry, yang kini sudah membangun kerjasama dengan Yayasan Kamp Angkasa, dan juga menawarkan beasiswa untuk mendukung dan mendorong para ilmuwan muda untuk mengeksplorasi kesempatan-kesempatan untuk mendapatkan pengalaman.
Dalam usianya sekarang, 22 tahun, Alyssa telah menjalani waktu hampir dua dekade untuk mewujudkan impian-impiannya untuk menjadi salah seorang astronot pertama yang akan mendarat dan berjalan di planet Mars.
Alyssa sadar dan tahu betul, jika dia menjadi salah seorang astronot pertama yang nanti akan berjalan di permukaan Mars dan mulai bekerja men-terraform Mars, ada risiko dia tidak bisa balik lagi ke Bumi karena ada kendala-kendala yang tak terpikirkan sebelumnya. Tetapi Alyssa tidak takut menghadapi risiko ini. Tekad kuat mengalahkan rasa takut. NASA sendiri menyatakan bahwa lembaga ini tidak akan meninggalkan astronot manapun di Mars, melainkan akan membawa mereka balik ke Bumi.
Mereka berangkat ke Mars untuk pertama-tama men-terraform planet merah gersang ini. Aktivitas jangka panjang yang melibatkan iptek modern yang makin maju untuk tahap demi tahap mengubah suatu planet asing supaya akhirnya dapat manusia diami dan hidup di situ dengan aman dan terjamin, seperti hidup di Bumi, dinamakan terraform.
Sebagai seorang gadis muda, Alyssa hidup wajar dan happy seperti semua remaja atau gadis usia muda, meski seluruh kehidupannya selanjutnya sedang dijalani dalam dunia eksplorasi dan studi-studi angkasa luar, planet Mars khususnya.
Alyssa kini terkenal di mana-mana lewat berbagai forum dan media dan kegiatan-kegiatan lain. Dia sedang membangun self-branding dirinya sebagai seorang muda yang antusias terhadap berbagai kajian keilmuan dan keterlibatan yang dibutuhkan, sebagai persiapan-persiapan untuk menjadi salah seorang astronot pertama di planet Mars, yang pada tahun 2030-an akan dikirim oleh NASA meski kini dia belum terikat secara formal dengan NASA.
Sumber: Jennifer Yoshikoshi, “Alyssa Carson: A Future in Mars.”, April 24, 2023; last edited April 28, 2023, https://myhero.com/alyssa-carson-a-future-in-mars.
Terlampir 4 meme yang saya buat tentang Alyssa Carson. Klik setiap gambarnya untuk memperbesar.
Terlampir 4 meme yang saya buat tentang Alyssa Carson. Klik setiap gambarnya untuk memperbesar.
Saya berharap, ada sekian remaja puteri Indonesia yang mampu mengikuti jejak Alyssa Carson, remaja yang luar biasa ini
Izinkan saya bertanya: Wahai remaja puteri Indonesia, di manakah kini kalian berada? Sedang diapakankah kalian sekarang di negeri kalian sendiri? Punyakah kalian kecerdasan dan ilmu pengetahuan tentang angkasa luar, dan tentang planet Mars?
Izinkan saya bertanya: Wahai remaja puteri Indonesia, di manakah kini kalian berada? Sedang diapakankah kalian sekarang di negeri kalian sendiri? Punyakah kalian kecerdasan dan ilmu pengetahuan tentang angkasa luar, dan tentang planet Mars?
Punya nyalikah kalian untuk menjadi para astronot yang akan mendarat di planet merah ini lalu, bersama sangat banyak astronot lain yang berasal dari berbagai tempat di Bumi, akan mengubahnya tahap demi tahap menjadi planet yang dapat didiami dengan aman seperti halnya planet Bumi?
Tetapi hal sebaliknya juga sangat dapat dilakukan. Secara alamiah yang memerlukan waktu panjang, atau dipercepat lewat teknik pengeditan gen yang dinamakan DNA-editing CRISPR Cas9 (yang dijalankan ketika suatu organisme masih berbentuk embrio), manusia mengalami perubahan atau mutasi genetik atau superevolusi genetik sehingga dapat hidup dengan baik, aman dan terjamin kendatipun berbagai kondisi alam planet Mars tidak berubah penuh untuk menyamai kondisi-kondisi alam planet Bumi.
Planet Mars berubah, dan Homo sapiens yang mendiami planet ini juga disengaja diubah. Perubahan dua pihak ini mempercepat usaha kolonisasi Mars oleh organisme Homo sapiens yang telah mengalami superevolusi genetik. Bagaimana wujud dan sifat Homo sapiens jenis baru ini? Saya tidak tahu. Setidaknya, organisme jenis baru ini merupakan perpaduan biologi tinggi yang berbasis carbon dan mesin cerdas yang berbasis super komputasi, logam dan silikon.
Ini puisi saya untuk kalian, para remaja kebangsaan Indonesia:
Arahkan mata ke langit kelam
Di malam hari yang gelap hitam
Fajar ilmu pengetahuan gantikan malam
Diterangi tak terhitung bintang
Samudera jagat kini menantang!
Tak cukup lagi main layang-layang!
Tak cukup lagi boneka ditimang-timang!
Tak cukup lagi mendendang madah Bumi
Gubah dan lantunkan lagu Bima Sakti
Galaksi yang harus kalian eksplorasi
Dari generasi ke generasi nan lestari
Jangan lagi hidup dalam bayang-bayang
Melesatlah masuk ke dunia antarbintang!
Masa depan kita di sana membentang
Arungi sebagai prajurit pejuang!
Salam,
ioanes rakhmat
26.6.2017
#AlyssaCarson
My fatherly love for you
I do hope that I still could see you landing on Mars and walking amazingly on its surface within my lifetime.
Tetapi hal sebaliknya juga sangat dapat dilakukan. Secara alamiah yang memerlukan waktu panjang, atau dipercepat lewat teknik pengeditan gen yang dinamakan DNA-editing CRISPR Cas9 (yang dijalankan ketika suatu organisme masih berbentuk embrio), manusia mengalami perubahan atau mutasi genetik atau superevolusi genetik sehingga dapat hidup dengan baik, aman dan terjamin kendatipun berbagai kondisi alam planet Mars tidak berubah penuh untuk menyamai kondisi-kondisi alam planet Bumi.
Planet Mars berubah, dan Homo sapiens yang mendiami planet ini juga disengaja diubah. Perubahan dua pihak ini mempercepat usaha kolonisasi Mars oleh organisme Homo sapiens yang telah mengalami superevolusi genetik. Bagaimana wujud dan sifat Homo sapiens jenis baru ini? Saya tidak tahu. Setidaknya, organisme jenis baru ini merupakan perpaduan biologi tinggi yang berbasis carbon dan mesin cerdas yang berbasis super komputasi, logam dan silikon.
Ini puisi saya untuk kalian, para remaja kebangsaan Indonesia:
Arahkan mata ke langit kelam
Di malam hari yang gelap hitam
Fajar ilmu pengetahuan gantikan malam
Diterangi tak terhitung bintang
Samudera jagat kini menantang!
Tak cukup lagi main layang-layang!
Tak cukup lagi boneka ditimang-timang!
Tak cukup lagi mendendang madah Bumi
Gubah dan lantunkan lagu Bima Sakti
Galaksi yang harus kalian eksplorasi
Dari generasi ke generasi nan lestari
Jangan lagi hidup dalam bayang-bayang
Melesatlah masuk ke dunia antarbintang!
Masa depan kita di sana membentang
Arungi sebagai prajurit pejuang!
Salam,
ioanes rakhmat
26.6.2017
#AlyssaCarson
My fatherly love for you
I do hope that I still could see you landing on Mars and walking amazingly on its surface within my lifetime.
Sources:
* Alyssa Carson sedang menerima training dari NASA dan sekian organisasi lain. Dia dan NASA sangat serius mempersiapkan berbagai pekerjaan untuk 20 tahun ke depan. Infonya ada di sini http://www.bbc.com/news/magazine-29516432.
N.B. Untuk tepat memahami cita-cita Alyssa Carson, dan begitu banyak persiapan yang sedang dia jalani, dan ilmu pengetahuan apa saja yang harus dia kuasai, dan bagaimana hubungan dia yang sebenarnya dengan NASA, lihat fact checks 2021 berikut ini:
• Reuters Fact Check, “Fact check-- Alyssa Carson, 20, has not been selected for a Mars Mission”, Reuters, June 8, 2021, https://www.reuters.com/article/factcheck-carson-idUSL2N2NP20P.
• McKenzie Sadeghi, “Fact check: claim about Alyssa Carson preparing to go to Mars is missing context”, USA TODAY, July 12, 2021, https://www.usatoday.com/story/news/factcheck/2021/07/12/fact-check-post-alyssa-carson-mars-preparation-lacks-context/7879648002/.
Wednesday, June 21, 2017
RRC: Gurita Raksasa Lima Tentakel
CHINA, SANG GURITA RAKSASA DENGAN LIMA TENTAKEL YANG SEDANG BERGERAK SENYAP, CERDAS DAN TEPAT SASARAN
Kolase enam foto di atas disusun dari enam screencapture dari sebuah video yang menayangkan gambaran tentang RCC sebagai seekor Gurita Raksasa yang memiliki lima tentakel yang sedang bergerak, mengayun ke sana sini, di kawasan global. Saya merasa kagum atas negeri besar China ini meski saya WNI, persisnya WNI Tionghoa.
Dengan mengisi ruang-ruang kosong di dunia yang tidak ditangani USA, China akan segera menjadi Gurita Raksasa Adidaya Dunia dengan lima tentakel yang memeluk dunia minimal dalam lima bidang besar:
1. Energi terbarukan yang dihasilkan dari panel-panel solar raksasa yang mengapung di lelautan, selain pemanfaatan tenaga angin. Bahan bakar fosil yang persediaannya makin menipis akan segera ditinggalkan; dus, mengurangi dengan signifikan level polusi udara lewat pemanfaatan sumber energi terbarukan yang murah yang akan dibangun besar-besaran untuk jangka panjang.
2. Memperluas pengaruh China di wilayah politik dan ekonomi global; membangun dan memperluas rute transportasi laut dan darat untuk memasok persediaan makanan, pertama-tama bagi negeri China sendiri, yang pada saatnya akan makin berkurang di seluruh dunia. Untuk keperluan itu, China akan membeli, bukan menjajah, tanah-tanah luas di Amerika Selatan, Afrika dll untuk dijadikan lahan pertanian global mereka.
3. Meraih prestasi tertinggi di dunia dalam olah raga sepak bola, dengan target pertama menjadi juara Piala Dunia sebelum 2050. Untuk tujuan ini, sumber daya manusia (seperti pelatih dan atlit) dibina dari warga China sendiri lewat pendidikan dan pelatihan berdisiplin di 50.000 akademi yang sedang disiapkan dan akan dibangun di dalam negeri; sekaligus menghentikan para pelatih asing bayaran.
4. Membangun kembali dan mengaktifkan Jalur Sutra, dan membangun dan menjalankan Ekonomi Sirkular: sumber-sumber daya alam dalam negeri atau yang dimiliki di luar negeri diberdayakan semaksimal mungkin sehingga berbagai produksi di semua sektor dihasilkan berlimpah lalu diekspor ke luar negeri untuk menghasilkan devisa yang akan digunakan kembali untuk meningkatkan berbagai produksi negeri sendiri untuk diekspor lagi. Ekonomi Sirkular ini makin terus melipatgandakan kemampuan ekonomi produktif China dan kemampuan ekspor mereka tanpa batas.
5. Menjadi pengawas dan penjaga dunia, perdagangan bebas, dan pemimpin terdepan dalam usaha global melawan perubahan iklim dan dampak-dampak buruknya bagi dunia.
Lima usaha besar ini yang akan mengangkat China menjadi Adidaya Dunia, pengganti USA, akan dan sedang dijalankan dengan cerdas, senyap dan tepat sasaran.
Reaksi murahan mengkafirkan China dan me-neraka-kan negeri Gurita Raksasa ini tidak akan menghentikan gerak enerjik lima tentakel Gurita Raksasa China sedikitpun. Sainstek modern tidak akan pernah bisa ditakut-takuti apalagi dikalahkan oleh ancaman-ancaman keagamaan apapun. Sainstek bisa dikalahkan hanya oleh sainstek yang lebih maju.
Umat dari agama-agama apapun yang tidak mau masuk ke pertarungan global dalam pengembangan dan penguasaan sainstek akan pasti terbuang dari planet Bumi, karena umumnya mereka hanya berniat masuk ke kawasan sorga yang tak memiliki angka-angka koordinat dalam jagat raya yang empiris. Agama-agama mereka bisa jadi mematahkan daya juang dan daya tarung mereka di arena pertarungan sainstek modern, agama kaum pecundang. Agama yang mendorong umat penganutnya ke akhirat, dengan melupakan fakta bahwa kehidupan real di planet Bumi dan di planet-planet lain masih akan berlangsung milyaran tahun ke depan.
Lupakan reaksi murahan para pecundang itu. Jalan satu-satunya untuk menghadapi dan melawan China adalah: mendahului Gurita Raksasa China untuk masuk lebih dulu ke lima bidang yang mau dirangkul tentakel-tentakelnya.
Jika langkah itu tidak mungkin NKRI bisa lakukan dalam waktu dekat, ya jalan alternatif demi kepentingan NKRI jangka panjang adalah BELAJAR DULU DARI CHINA DENGAN CERDAS, TERPELAJAR, MAU SERBATAHU, CEKATAN, TAKTIS, SENYAP dan ULET sebagai bangsa Indonesia yang bermartabat dan tangguh.
CATAT INI: Para politikus dan pengpeng bunglon yang egoistik, haus kekuasaan abadi, dan korup, segera harus eling, sadar diri, lalu mundur teratur demi kepentingan dan kemenangan dan kebesaran bangsa dan negara Republik Indonesia di masa depan yang dekat ini.
Viva NKRI.
And love for the great and determined China.
☆ Ioanes Rakhmat
19 Juni 2017
N.B.
Konon (entah benar atau tidak, saya tak tahu) Pak Hasyim Muzadi pernah menulis topik tentang belajar dari gaya hidup bangsa China. Saya menemukan tulisan ini di sebuah Facebook, judulnya MARI BELAJAR DARI GAYA HIDUP BANGSA CHINA.
Ini link-nya. Bacalah.
https://m.facebook.com/notes/muhammad-a-s-hikam/mari-belajar-gaya-hidup-bangsa-china/10151325668226262/#_=_
Kolase enam foto di atas disusun dari enam screencapture dari sebuah video yang menayangkan gambaran tentang RCC sebagai seekor Gurita Raksasa yang memiliki lima tentakel yang sedang bergerak, mengayun ke sana sini, di kawasan global. Saya merasa kagum atas negeri besar China ini meski saya WNI, persisnya WNI Tionghoa.
Dengan mengisi ruang-ruang kosong di dunia yang tidak ditangani USA, China akan segera menjadi Gurita Raksasa Adidaya Dunia dengan lima tentakel yang memeluk dunia minimal dalam lima bidang besar:
1. Energi terbarukan yang dihasilkan dari panel-panel solar raksasa yang mengapung di lelautan, selain pemanfaatan tenaga angin. Bahan bakar fosil yang persediaannya makin menipis akan segera ditinggalkan; dus, mengurangi dengan signifikan level polusi udara lewat pemanfaatan sumber energi terbarukan yang murah yang akan dibangun besar-besaran untuk jangka panjang.
2. Memperluas pengaruh China di wilayah politik dan ekonomi global; membangun dan memperluas rute transportasi laut dan darat untuk memasok persediaan makanan, pertama-tama bagi negeri China sendiri, yang pada saatnya akan makin berkurang di seluruh dunia. Untuk keperluan itu, China akan membeli, bukan menjajah, tanah-tanah luas di Amerika Selatan, Afrika dll untuk dijadikan lahan pertanian global mereka.
3. Meraih prestasi tertinggi di dunia dalam olah raga sepak bola, dengan target pertama menjadi juara Piala Dunia sebelum 2050. Untuk tujuan ini, sumber daya manusia (seperti pelatih dan atlit) dibina dari warga China sendiri lewat pendidikan dan pelatihan berdisiplin di 50.000 akademi yang sedang disiapkan dan akan dibangun di dalam negeri; sekaligus menghentikan para pelatih asing bayaran.
4. Membangun kembali dan mengaktifkan Jalur Sutra, dan membangun dan menjalankan Ekonomi Sirkular: sumber-sumber daya alam dalam negeri atau yang dimiliki di luar negeri diberdayakan semaksimal mungkin sehingga berbagai produksi di semua sektor dihasilkan berlimpah lalu diekspor ke luar negeri untuk menghasilkan devisa yang akan digunakan kembali untuk meningkatkan berbagai produksi negeri sendiri untuk diekspor lagi. Ekonomi Sirkular ini makin terus melipatgandakan kemampuan ekonomi produktif China dan kemampuan ekspor mereka tanpa batas.
5. Menjadi pengawas dan penjaga dunia, perdagangan bebas, dan pemimpin terdepan dalam usaha global melawan perubahan iklim dan dampak-dampak buruknya bagi dunia.
Lima usaha besar ini yang akan mengangkat China menjadi Adidaya Dunia, pengganti USA, akan dan sedang dijalankan dengan cerdas, senyap dan tepat sasaran.
Reaksi murahan mengkafirkan China dan me-neraka-kan negeri Gurita Raksasa ini tidak akan menghentikan gerak enerjik lima tentakel Gurita Raksasa China sedikitpun. Sainstek modern tidak akan pernah bisa ditakut-takuti apalagi dikalahkan oleh ancaman-ancaman keagamaan apapun. Sainstek bisa dikalahkan hanya oleh sainstek yang lebih maju.
Umat dari agama-agama apapun yang tidak mau masuk ke pertarungan global dalam pengembangan dan penguasaan sainstek akan pasti terbuang dari planet Bumi, karena umumnya mereka hanya berniat masuk ke kawasan sorga yang tak memiliki angka-angka koordinat dalam jagat raya yang empiris. Agama-agama mereka bisa jadi mematahkan daya juang dan daya tarung mereka di arena pertarungan sainstek modern, agama kaum pecundang. Agama yang mendorong umat penganutnya ke akhirat, dengan melupakan fakta bahwa kehidupan real di planet Bumi dan di planet-planet lain masih akan berlangsung milyaran tahun ke depan.
Lupakan reaksi murahan para pecundang itu. Jalan satu-satunya untuk menghadapi dan melawan China adalah: mendahului Gurita Raksasa China untuk masuk lebih dulu ke lima bidang yang mau dirangkul tentakel-tentakelnya.
Jika langkah itu tidak mungkin NKRI bisa lakukan dalam waktu dekat, ya jalan alternatif demi kepentingan NKRI jangka panjang adalah BELAJAR DULU DARI CHINA DENGAN CERDAS, TERPELAJAR, MAU SERBATAHU, CEKATAN, TAKTIS, SENYAP dan ULET sebagai bangsa Indonesia yang bermartabat dan tangguh.
CATAT INI: Para politikus dan pengpeng bunglon yang egoistik, haus kekuasaan abadi, dan korup, segera harus eling, sadar diri, lalu mundur teratur demi kepentingan dan kemenangan dan kebesaran bangsa dan negara Republik Indonesia di masa depan yang dekat ini.
Viva NKRI.
And love for the great and determined China.
☆ Ioanes Rakhmat
19 Juni 2017
N.B.
Konon (entah benar atau tidak, saya tak tahu) Pak Hasyim Muzadi pernah menulis topik tentang belajar dari gaya hidup bangsa China. Saya menemukan tulisan ini di sebuah Facebook, judulnya MARI BELAJAR DARI GAYA HIDUP BANGSA CHINA.
Ini link-nya. Bacalah.
https://m.facebook.com/notes/muhammad-a-s-hikam/mari-belajar-gaya-hidup-bangsa-china/10151325668226262/#_=_
Tuesday, June 6, 2017
Minggat ke Australia cari ketenangan
KOK ADA TEROR ISIS di AUSSIE?!
http://www.express.co.uk/news/world/813094/melbourne-explosion-australia-hostages-brighton-terror
https://m.tempo.co/read/news/2017/06/06/120881839/isis-akui-bertanggung-jawab-atas-penyanderaan-di-melbourne
Cina-cina kaya, termasuk beberapa orang famili saya, memutuskan untuk tinggal di Aussie supaya, kata mereka, aman, tenang dan tidak berbahaya, jauh dari para radikalis Islamis ISIS. Apa respons saya?
LOH, mana ada lagi tempat yang aman sepenuhnya sekarang ini di dunia ini? Paman Sam dkk, by system, hanya mau jaga keamanan hanya sejauh kepentingan ekonomi, politik dan militer mereka, di dalam dan di luar negeri, terlindungi. Bahkan untuk kepentingan yang sama, proxy war juga dijalankan sang paman ini, dengan membangunkan wayang-wayang mereka yang sudah ada di seluruh dunia, lalu politik dan strategi adudomba pun dijalankan.
Oh ya, tentu anda bisa memahami, kalau akhirnya ada juga sebagian wayang-wayang ini yang menjadi liar, terlalu liar. Mereka berbalik melawan dan menyerang sang dalang dalam gerakan-gerakan yang mereka bangun sendiri, yang tidak lagi tunduk pada kemauan semula sang dalang. Sebagai respons, ya sang dalang pun membasmi satu demi satu wayang-wayang yang sudah memberontak ini. Ini sejenis penyakit otoimun politik militeristik yang harus digempur sang dalang.
Selain itu, jika anda mau berada jauh di Aussie, dan siap-siap kembali lagi ke Indonesia jika sikon di negeri yang konon ramah ini sudah berubah pulih dan aman, anda harus bayar tiket pesawat pulang-pergi, beli rumah dengan harga setinggi langit, bayar PBB di sana, biaya hidup yang mahal, biaya kesehatan yang juga tidak murah, bayar pajak lain-lain yang tinggi. Aman? Oh tidak. Tetap saja jantung anda akan kebat-kebit, takut ditembak mati atau disandera teroris di sana, entah di Melbourne atau di Perth atau di kota-kota lain di sono.
Mau tenang? Ya mulailah ketenangan itu dalam pikiran dan hati dulu. Melayani orang yang sedang tidak tenang dan sedang ketakutan, malah dapat membuat kita bebas dari ketakutan, dan menemukan makna agung kehidupan.
Dengan tetap berstatus WNI (karena jujur saja, hati anda selalu ketinggalan di Indonesia), anda bisa diam selamanya di Aussie karena punya uang sangat banyak meski anda menganggur di tengah kerumunan kangguru.
Tapi bagaimana dengan banyak anak lain dan cucu yang anda tidak bisa bawa semua sehingga anda tinggalkan di Indonesia, dan bagaimana dengan banyak generasi mendatang keluarga besar anda di NKRI? Apa anda tega dengan keadaan mereka yang terancam, sementara anda, sebagai ayah dan ibu atau opa dan oma mereka, asyik hidup plesiran dan tenang di Aussie? Tenang? Siapa yang bisa jamin?
Bagaimana kalau anda malah ditembak mati atau disandera teroris justru di Australia, lalu disiksa para teroris pelan-pelan di sana?
Kalau mau sedikit lebih aman, ya ada kota-kota dan pulau-pulau di Indonesia yang bisa kita jadikan tempat tinggal kedua kita. Kenapa harus mengungsi ke Australia? Kenapa tidak pilih diam misalnya di pulau Bali di kawasan yang biasa-biasa saja, hidup bersama dengan tetangga-tetangga Hindu yang baik?
Lalu di situ, di Bali, atau di pulau lain manapun di NKRI, uang kita gunakan untuk bangun sekolah-sekolah nonkomersial yang akan mendidik dengan cerdas dan berbudipekerti anak-anak dan remaja Indonesia kita sendiri atau banyak keturunan kita sendiri supaya selamanya mereka dapat cinta tanah air dan mau membangun dan mempersatukan negeri ini. Berpikirlah seluas jagat raya, jangan hanya seluas tempurung kepala atau tempurung kelapa.
Tapi jangan lupa: Meski pun diam di Bali, bisa saja kita malah mati di pulau Dewata ini karena jatuh dari tangga loteng di rumah sendiri, atau mati karena ditabrak trailer yang remnya blong di sana, atau mati karena tenggelam di Kuta atau di Sanur. Atau di sebuah jalan di kaki lima Denpasar, kita mati ngenes di tempat karena kepala kita menghantam kuat sebuah tiang listrik lantaran kita terpeleset dan terhuyung kuat sehabis menginjak kulit pisang yang dibuang sembarangan.
Orang yang takut mati, ingin hidup terus meski badan, jiwa dan pikiran makin uzur, ya jadi stres terus. Ingatlah satu kalimat aneh ini: Makin anda menyerakahi kehidupan, makin tidak hidup diri anda.
Tapi, orang yang berani mati seketika, tapi takut hidup jangka panjang, juga sangat buruk dan durjana. Mereka membom diri mereka sendiri di tempat ramai. Kalau mau bunuh diri dengan bom bunuh diri, karena sudah bosan hidup dalam dunia ini dan ingin segera cicipi hidangan lezat sorgawi, ya lakukan saja di gurun pasir yang sunyi sendirian.
Para pelaku bom bunuh diri ini jelas menyerakahi kematian. Bukan diri mereka sendiri saja yang haus kematian; tapi anggur pahit kematian harus direguk juga oleh jauh lebih banyak orang lewat aksi bom bunuh diri mereka. Orang yang menyerakahi kematian, tentu saja tidak mempunyai lagi nurani dan akal sehat dan rasa cinta pada kehidupan di dunia ini.
Pendek kata, mulailah ketenangan itu dari dalam diri kita sendiri. Bukan kabur-kaburan ke sana-sini bikin lelah sendiri dan menambah beban keuangan dan beban stres. Makin anda menyerakahi kehidupan, makin mati jiwa, kalbu dan pikiran anda! Menyerakahi kehidupan akhirnya juga bermuara pada aksi menyerakahi kematian: kematian nurani, akal panjang dan rasa kesesamaan sebagai manusia.
Serakah duit, menggiring anda jadi koruptor yang pada waktunya menggiring anda juga tinggal di sebuah kamar sempit berjeruji di sebuah hotel minus bintang. Serakah kehidupan, membuat anda malah hidup tidak bahagia, hidup sih secara ragawi, tapi batin, hati dan pikiran anda sudah mati duluan. Serakah kematian, membuat planet Bumi berubah jadi neraka real dan mengubah anda jadi monster-monster.
Jadi? Ya hiduplah dengan memberi kehidupan yang sehat dan baik pada sesama manusia dan semua bentuk kehidupan lain yang memiliki kesadaran.
Anda hidup supaya memberi hidup, tak jadi soal berapa panjang usia anda. Jika ini filosofi dan kearifan anda, anda akan siap mati kapanpun juga dalam ketenangan dan kedamaian yang sudah lama ada dalam hati dan pikiran anda.
Gitu loh.
6.6.17
The weeping silence
http://www.express.co.uk/news/world/813094/melbourne-explosion-australia-hostages-brighton-terror
https://m.tempo.co/read/news/2017/06/06/120881839/isis-akui-bertanggung-jawab-atas-penyanderaan-di-melbourne
Cina-cina kaya, termasuk beberapa orang famili saya, memutuskan untuk tinggal di Aussie supaya, kata mereka, aman, tenang dan tidak berbahaya, jauh dari para radikalis Islamis ISIS. Apa respons saya?
LOH, mana ada lagi tempat yang aman sepenuhnya sekarang ini di dunia ini? Paman Sam dkk, by system, hanya mau jaga keamanan hanya sejauh kepentingan ekonomi, politik dan militer mereka, di dalam dan di luar negeri, terlindungi. Bahkan untuk kepentingan yang sama, proxy war juga dijalankan sang paman ini, dengan membangunkan wayang-wayang mereka yang sudah ada di seluruh dunia, lalu politik dan strategi adudomba pun dijalankan.
Oh ya, tentu anda bisa memahami, kalau akhirnya ada juga sebagian wayang-wayang ini yang menjadi liar, terlalu liar. Mereka berbalik melawan dan menyerang sang dalang dalam gerakan-gerakan yang mereka bangun sendiri, yang tidak lagi tunduk pada kemauan semula sang dalang. Sebagai respons, ya sang dalang pun membasmi satu demi satu wayang-wayang yang sudah memberontak ini. Ini sejenis penyakit otoimun politik militeristik yang harus digempur sang dalang.
Selain itu, jika anda mau berada jauh di Aussie, dan siap-siap kembali lagi ke Indonesia jika sikon di negeri yang konon ramah ini sudah berubah pulih dan aman, anda harus bayar tiket pesawat pulang-pergi, beli rumah dengan harga setinggi langit, bayar PBB di sana, biaya hidup yang mahal, biaya kesehatan yang juga tidak murah, bayar pajak lain-lain yang tinggi. Aman? Oh tidak. Tetap saja jantung anda akan kebat-kebit, takut ditembak mati atau disandera teroris di sana, entah di Melbourne atau di Perth atau di kota-kota lain di sono.
Mau tenang? Ya mulailah ketenangan itu dalam pikiran dan hati dulu. Melayani orang yang sedang tidak tenang dan sedang ketakutan, malah dapat membuat kita bebas dari ketakutan, dan menemukan makna agung kehidupan.
Dengan tetap berstatus WNI (karena jujur saja, hati anda selalu ketinggalan di Indonesia), anda bisa diam selamanya di Aussie karena punya uang sangat banyak meski anda menganggur di tengah kerumunan kangguru.
Tapi bagaimana dengan banyak anak lain dan cucu yang anda tidak bisa bawa semua sehingga anda tinggalkan di Indonesia, dan bagaimana dengan banyak generasi mendatang keluarga besar anda di NKRI? Apa anda tega dengan keadaan mereka yang terancam, sementara anda, sebagai ayah dan ibu atau opa dan oma mereka, asyik hidup plesiran dan tenang di Aussie? Tenang? Siapa yang bisa jamin?
Bagaimana kalau anda malah ditembak mati atau disandera teroris justru di Australia, lalu disiksa para teroris pelan-pelan di sana?
Kalau mau sedikit lebih aman, ya ada kota-kota dan pulau-pulau di Indonesia yang bisa kita jadikan tempat tinggal kedua kita. Kenapa harus mengungsi ke Australia? Kenapa tidak pilih diam misalnya di pulau Bali di kawasan yang biasa-biasa saja, hidup bersama dengan tetangga-tetangga Hindu yang baik?
Lalu di situ, di Bali, atau di pulau lain manapun di NKRI, uang kita gunakan untuk bangun sekolah-sekolah nonkomersial yang akan mendidik dengan cerdas dan berbudipekerti anak-anak dan remaja Indonesia kita sendiri atau banyak keturunan kita sendiri supaya selamanya mereka dapat cinta tanah air dan mau membangun dan mempersatukan negeri ini. Berpikirlah seluas jagat raya, jangan hanya seluas tempurung kepala atau tempurung kelapa.
Tapi jangan lupa: Meski pun diam di Bali, bisa saja kita malah mati di pulau Dewata ini karena jatuh dari tangga loteng di rumah sendiri, atau mati karena ditabrak trailer yang remnya blong di sana, atau mati karena tenggelam di Kuta atau di Sanur. Atau di sebuah jalan di kaki lima Denpasar, kita mati ngenes di tempat karena kepala kita menghantam kuat sebuah tiang listrik lantaran kita terpeleset dan terhuyung kuat sehabis menginjak kulit pisang yang dibuang sembarangan.
Orang yang takut mati, ingin hidup terus meski badan, jiwa dan pikiran makin uzur, ya jadi stres terus. Ingatlah satu kalimat aneh ini: Makin anda menyerakahi kehidupan, makin tidak hidup diri anda.
Tapi, orang yang berani mati seketika, tapi takut hidup jangka panjang, juga sangat buruk dan durjana. Mereka membom diri mereka sendiri di tempat ramai. Kalau mau bunuh diri dengan bom bunuh diri, karena sudah bosan hidup dalam dunia ini dan ingin segera cicipi hidangan lezat sorgawi, ya lakukan saja di gurun pasir yang sunyi sendirian.
Para pelaku bom bunuh diri ini jelas menyerakahi kematian. Bukan diri mereka sendiri saja yang haus kematian; tapi anggur pahit kematian harus direguk juga oleh jauh lebih banyak orang lewat aksi bom bunuh diri mereka. Orang yang menyerakahi kematian, tentu saja tidak mempunyai lagi nurani dan akal sehat dan rasa cinta pada kehidupan di dunia ini.
Pendek kata, mulailah ketenangan itu dari dalam diri kita sendiri. Bukan kabur-kaburan ke sana-sini bikin lelah sendiri dan menambah beban keuangan dan beban stres. Makin anda menyerakahi kehidupan, makin mati jiwa, kalbu dan pikiran anda! Menyerakahi kehidupan akhirnya juga bermuara pada aksi menyerakahi kematian: kematian nurani, akal panjang dan rasa kesesamaan sebagai manusia.
Serakah duit, menggiring anda jadi koruptor yang pada waktunya menggiring anda juga tinggal di sebuah kamar sempit berjeruji di sebuah hotel minus bintang. Serakah kehidupan, membuat anda malah hidup tidak bahagia, hidup sih secara ragawi, tapi batin, hati dan pikiran anda sudah mati duluan. Serakah kematian, membuat planet Bumi berubah jadi neraka real dan mengubah anda jadi monster-monster.
Jadi? Ya hiduplah dengan memberi kehidupan yang sehat dan baik pada sesama manusia dan semua bentuk kehidupan lain yang memiliki kesadaran.
Anda hidup supaya memberi hidup, tak jadi soal berapa panjang usia anda. Jika ini filosofi dan kearifan anda, anda akan siap mati kapanpun juga dalam ketenangan dan kedamaian yang sudah lama ada dalam hati dan pikiran anda.
Gitu loh.
6.6.17
The weeping silence