- Tuhan, Tuhan, Tuhan, di mana Kau sebenarnya berada?
+ Oh aku berada sangat dekat dan sangat jelas, di dalam diri sesamamu manusia.
- Tuhan, di mana sebenarnya Kau berdiam?
+ Oh aku berada sangat dekat dan sangat jelas, di dalam diri sesamamu manusia.
- Tuhan, di mana sebenarnya Kau berdiam?
+ Oh Aku berdiam sangat dekat dengan dirimu, dalam diri
setiap orang yang melakukan kebajikan dan cinta.
- Tuhan, apa cara yang paling Kau berkenan untuk menghormati Engkau?
- Tuhan, apa cara yang paling Kau berkenan untuk menghormati Engkau?
+ Oh dengan cara menghormati harkat dan martabat sesamamu
manusia.
- Tuhan, apa tanda orang yang disertai-Mu?
- Tuhan, apa tanda orang yang disertai-Mu?
+ Oh, orang yang mencintai sesamanya dan berbuat bajik
senantiasa adalah orang yang Aku sertai selamanya.
- Tuhan, apa setelah mati aku akan masuk surga dan luput hukuman neraka?
- Tuhan, apa setelah mati aku akan masuk surga dan luput hukuman neraka?
+ Oh surga itu saat kau tebar kebaikan, neraka itu saat kau
berbuat jahat.
- Tuhan, apa bukti bahwa Kau memang ada?
- Tuhan, apa bukti bahwa Kau memang ada?
+ Oh, bukti terkuat Aku ada adalah bahwa kau memiliki
sesamamu manusia untuk kamu sayangi dan lindungi.
- Tuhan, apakah agama sebuah bukti bahwa Kau ada?
- Tuhan, apakah agama sebuah bukti bahwa Kau ada?
+ Oh sama sekali bukan. Agama-agama malah Kulihat kerap dipakai
manusia untuk sembarangan mencatut nama-Ku demi ambisi-ambisi dan
kepentingan-kepentingan mereka.
- Tuhan, apakah perlu manusia menyusun banyak ajaran agama yang kemudian diawetkan?
- Tuhan, apakah perlu manusia menyusun banyak ajaran agama yang kemudian diawetkan?
+ Hanya ada satu saja ajaran yang perlu, yakni kasihilah
sesamamu manusia.
- Tuhan, dari banyak agama dalam dunia sekarang ini, agama mana yang Kau benarkan?
- Tuhan, dari banyak agama dalam dunia sekarang ini, agama mana yang Kau benarkan?
+ Oh satu-satunya agama yang Kubenarkan dan yang sempurna
dalam dunia ini adalah agama kebaikan hati.
- Tuhan, mengapa Kau ciptakan begitu banyak agama dalam dunia ini?
- Tuhan, mengapa Kau ciptakan begitu banyak agama dalam dunia ini?
+ Oh sungguh Aku tak pernah ciptakan satu pun agama dalam
dunia ini.
- Kalau begitu, mengapa ada banyak agama dalam dunia ini?
- Kalau begitu, mengapa ada banyak agama dalam dunia ini?
+ Oh semua agama diciptakan manusia untuk memenjarakan-Ku dalam
segudang doktrin dan ritual mereka.
- Tuhan, bisakah orang menghormati-Mu tidak lewat jalur agama?
- Tuhan, bisakah orang menghormati-Mu tidak lewat jalur agama?
+ Oh, sangat bisa, lewat kebajikan, cinta dan rasa
kemanusiaan mereka.
- Tuhan, mengapa orang beragama kerap berperang satu sama lain?
- Tuhan, mengapa orang beragama kerap berperang satu sama lain?
+ Ya karena mereka hanya membela agama buatan mereka sendiri,
bukan menghormati dan membesarkan nama-Ku.
- Tuhan, apakah betul banyak perang agama dilakukan manusia demi membela nama dan keagungan-Mu?
+ Oh sama sekali tak betul. Sesungguhnya Aku membenci perang apapun, apalagi perang yang diklaim dilakukan demi membela nama-Ku.
- Tuhan, apakah Kau hanya harus dipercaya ada?
- Tuhan, apakah betul banyak perang agama dilakukan manusia demi membela nama dan keagungan-Mu?
+ Oh sama sekali tak betul. Sesungguhnya Aku membenci perang apapun, apalagi perang yang diklaim dilakukan demi membela nama-Ku.
- Tuhan, apakah Kau hanya harus dipercaya ada?
+ Oh tidak. Aku harus kamu buktikan ada lewat
kebajikan, cinta dan rasa kemanusiaanmu. Juga lewat nalarmu, buktikanlah Aku ada, karena Aku adalah Tuhan yang mencintai ilmu pengetahuan, yang mahatahu.
- Tuhan, mengapa Kau begitu perduli pada umat manusia?
- Tuhan, mengapa Kau begitu perduli pada umat manusia?
+ Ya, karena di dalam kemanusiaanlah Aku sesungguhnya
berdiam selamanya.
- Tuhan, bagaimana caranya aku membuktikan kalau aku kenal Engkau?
- Tuhan, bagaimana caranya aku membuktikan kalau aku kenal Engkau?
+ Ya dengan engkau menghormati dan mengenal sesamamu manusia
yang kelihatan.
- Tuhan, kalau Kau diam di antara manusia, mengapa ada azab dalam dunia ini?
- Tuhan, kalau Kau diam di antara manusia, mengapa ada azab dalam dunia ini?
+ Aku sesungguhnya ada di dalam dunia ini bersama orang-orang
tak bersalah yang terkena azab.
- Tuhan, mengapa Kau ada bersama orang yang terkena azab?
- Tuhan, mengapa Kau ada bersama orang yang terkena azab?
+ Ketika kau menolong orang yang terkena azab, sesungguhnya
kau juga menolong-Ku.
- Tuhan, bukankah Kau kebal azab dan penderitaan?
- Tuhan, bukankah Kau kebal azab dan penderitaan?
+ Oh tidak, Aku sangat rentan terhadap azab dan penderitaan,
bahkan Aku ada di dalam azab dan penderitaan.
- Tuhan, mengapa Kau juga bisa terkena azab dan penderitaan?
- Tuhan, mengapa Kau juga bisa terkena azab dan penderitaan?
+ Karena Aku satu dengan umat manusia, dan azab mereka
adalah azab-Ku juga.
- Tuhan, pilu hatiku karena tahu Kau juga ikut mengalami azab manusia!
- Tuhan, pilu hatiku karena tahu Kau juga ikut mengalami azab manusia!
+ Ketika kau pilu, begitu juga Aku! Azabmu adalah azab-Ku.
- Tuhan, bagaimana caranya membebaskan-Mu dari azab dan penderitaan?
- Tuhan, bagaimana caranya membebaskan-Mu dari azab dan penderitaan?
+ Dengan cara membebaskan sesamamu manusia dari azab dan
penderitaan.
- Tuhan, kapan Kau sedih dan kapan Kau bahagia?
- Tuhan, kapan Kau sedih dan kapan Kau bahagia?
+ Saat manusia sedih, Aku juga sedih. Saat manusia bahagia,
Aku juga bahagia.
- Kini aku jadi tahu, Tuhan, betapa manusiawinya Engkau!
- Kini aku jadi tahu, Tuhan, betapa manusiawinya Engkau!
+ Ya hakikat-Ku yang terdalam adalah kemanusiaan.
- Tuhan, bukankah seharusnya Kau diam di surga jauh di atas sana?
- Tuhan, bukankah seharusnya Kau diam di surga jauh di atas sana?
+ Tuhan yang jauh dari dunia dan pergumulan manusia tak
memiliki hati nurani. Tidak demikian halnya dengan Tuhanmu dan Tuhan sahabat-sahabatmu.
Jakarta, 4 Juli 2013
Jakarta, 4 Juli 2013