Saturday, January 18, 2020

Kristen kandangan

KRISTEN KANDANGAN


Banyak kali aku melihat
Di pagi hari yang baru menggeliat
Oleh petugas Dishub mobil-mobil diangkat
Karena diparkir di area terlarang ketat
Lalu digerek ke suatu tempat

Di sana mobil-mobil itu dikandangi
Kena denda Rp. 500 ribu per hari
Jika denda tak dibayar sesuai jumlah hari
Maka jadilah mobil kandangan abadi
Tak ayal lagi karat pun menggerogoti

Terkandang, enak gak?
Orang waras tegas bilang tak enak
Hanya si gila bilang luar biasa ueeenaak
Ini logika sungsang dan rusak
Membuat paru-paru terasa sesak

Dalam ziarahku puluhan tahun
Seringkali aku didatangi beruntun
Oleh orang-orang Kristen kandangan
Bukan oleh petugas Dishub mereka dikandangkan
Tetapi oleh rumah tahanan pikiran

Pikiran siapakah gerangan?
Ya pikiran mereka sendiri yang lamban
Tak cuma lamban, tapi juga ubanan
Rambut beruban tanda hidup banyak pengalaman
Tapi pikiran beruban tanda kematian

Bahagiakah mereka seaslinya?
Tanyalah pada kandang mereka
Merpati dan kupu lebih berbahagia 
Di luar kandang bebas terbang riang ria
Ke sana ke mari dengan bahagia

Orang Kristen kandangan tak mampu lagi berpikir
Apalagi berlogika runtut dari hulu ke hilir
Mereka hanya menghafal mantera sihir
Komat-kamit merapal mantera mereka mahir

Dengan mantera sihir itu mereka yakin
Orang sejagat akan diyakinkan
Untuk pindah agama masuk Kristen
Lalu di dunia menjadi orang terkeren
Padahal mereka baru anak kemaren

Kasihan, kasihan sekali!
Mereka tak sadar sedang terdelusi
Yakin diri paling benar tanpa introspeksi
Percaya diri tak bisa salah sama sekali
Mereka menjadi Tuhan itu sendiri

Oooh... ooohh ohhh!
Betapa hinanya aku yang kerap salah
Betapa bodohnya aku yang tak suka berbalah
Betapa harus hati pikiranku terus diubah
Betapa aku memerlukan karunia sang Mahapemurah

Memang aku hidup di luar kandang
Berziarah bebas menembus perintang
Biarlah aku cukup menjadi sang kunang
Terbang bebas di kegelapan ruang
Membawa sedikit cahaya redup terang

Aku bersyukur tak terkandang
Tak harus membayar denda terutang
Tak terdelusi seolah aku insan maha terpandang
Cukup aku menemukan diri tertantang
Tuk tak memakai kacamata kuda hitam arang

Wahai orang Kristen kandangan!
Mari keluar dari kandang kalian
Untuk bersamaku berenang di lelautan
Yang mahadalam tanpa tepi tanpa pelabuhan
Tanpa dasar dan tanpa permukaan

Air mataku luruh bercucuran menggenang
Saat sia-sia menunggumu keluar dari kandang
Sebab kamu tetap memilih terkandang
Akal, nalar dan kebebasan darimu telah hilang
Tuhan pun menangis berlinang

Tuhan pun menangis berlinang
Karena kalian tak kunjung mau pulang
Karena terhalang oleh pintu kandang 
Yang terkunci rapat tanpa lubang
Sampai tubuh menjadi tulang belulang

Jakarta, 18 Januari 2020
ioanes rakhmat

* Silakan share jika ingin. Thx