Sunday, April 22, 2018

Sang Sunyi


my mystical poem

SANG SUNYI

Sang Sunyi
Melampaui bahasa insani
Tak dapat diungkap itu ini
Semua kata berhenti
Segala bunyi hilang sepi

Cuma bisa dimasuki
Diselami direnangi
Bak seekor ikan kecil lari-lari
Kiri kanan, kanan kiri 
Belok sana belok sini  
Laju ke depan berlari

Tak bisa sang ikan ini memahami
Tak pernah juga dia habis menyelami
Samudera luas tanpa tepi
Segala sesuatu diselubungi
Tanpa sisi tanpa pantai
Di dalamnya dia berenang kian kemari

Kedalamannya tanpa dasar
Luasnya tanpa pinggir
Geraknya abadi berpusar berputar
Berdentum riuh hingar
Keras debar menggelegar
Mengembang melebar
Bergelombang tersiar
Gaungnya terhantar
Abadi terlontar
Tak makin samar

Menutupi muka planet Bumi
Lautan besar tak terperi 
Bergelombang jauh lari
Jauh jauh jauh lestari
Meninggalkan semua bahari
Masuk ke samudera abadi
Maha dalam maha misteri

Bergelombang menjauh meluas
Memenuhi vakum jagat raya
Lelautan raya tanpa batas
Bergerak jauh tak terkira
Memenuhi ruang maha luas

Tak terbatas tak terkata
Tak tertulis oleh tinta
Tak terjangkau semua indra
Ilmu pengetahuan tak setara
Agama hanya sehasta
Seberkas kilatan cahya semesta
Di hadapan jagat-jagat semesta
Mahabesar tak terkira
Namanya tak tertera

Tak terbatas
Kreativitas
Progresivitas
Infinitas

Sang Sunyi ya sunyi saja
Misteri abadi baka
Tanpa rupa
Tanpa citra
Tanpa suara 
Tanpa kata
Tanpa nama
Tanpa angka
Tanpa bahasa
Senyap saja
Diam saja
Hening saja
Bisu saja

Tapi ramai tak terkira
Bersama trilyunan kartika
Tak terbilang oleh angka
Semua bermandi cahaya
Cahaya megabuana raya
Energi yang tak pernah sirna
Pengembang alam semesta

Di dalam selubungnya
Indra tumpul terasa
Mulut tak bisa dibuka
Hanya terkatup baka!
Sunyi tak terkata
Senyap tak terutara
Hanya hening disua
Kosong tanpa udara
Hanya ada:
AAA….!

Alpha Alpha Alpha
Tanpa omega
Tak terhingga 
Alpha Alpha Alpha

AAA ada yang datang!
Buat perahumu kosong!
Segera! Sekarang!
Jagat raya melolong!


Jakarta
22 April 2018


Tuesday, April 3, 2018

CINTA kepada Tuhan itu akar kecerdasan

ILMU PENGETAHUAN,
JALAN AGUNG MENUJU TUHAN


AJAIB BIN HERAN. Orang yang beragama percaya betul bahwa Allah (mereka) mahatahu. Tapi selama ini mereka umumnya takut untuk mengetahui hal-hal yang disingkap oleh ilmu pengetahuan. Mereka jadi antisains.

Padahal, kalau Allah itu mahatahu, maka Allah sebagai sumber kemahatahuan, pasti juga menghendaki semua penyembah Allah ini makin tahu lebih banyak dari saat ke saat tanpa batas. Kuriositas mereka seharusnya menjadi tak terbendung.

Makin dekat ke Allah, makin dekat ke sumber kemahatahuan. Makin tahu lebih banyak. Lebih luas. Lebih dalam.

Makin tahu lebih banyak, lebih luas dan lebih dalam, makin dekat ke Tuhan sumber kemahatahuan

Nah, untuk makin tahu lebih luas, lebih dalam, dan lebih banyak hal dari waktu ke waktu, ilmu pengetahuan adalah jalannya, metodenya.

Jadi, ilmu pengetahuan adalah jalan agung dan mulia menuju Tuhan yang mahatahu. Jalan agung tanpa ujung.

Lurus. Juga berliku. Belok kiri atau belok kanan. Menanjak dan menurun. Kadang berkabut. Kerap cerah. Kadang sunyi dan hening. Kadang juga ramai dan gembira. Kadang di depan buram dan gelap. Kerap terang dan jelas.

Ditempuh jalan kaki, kerap juga berlari kencang. Kadang tersendat. Kadang macet beberapa waktu. Lalu lancar lagi. Tanpa titik ujung. Jalan panjang yang abadi. Cakrawala tak pernah habis terhampiri.

Mengasyikkan saat ditempuh. Banyak keajaiban dan wonder dijumpai, berpapasan tak disengaja, atau ditemukan di tengah pencarian. Menggairahkan. Membangun harapan.

Menolak ilmu pengetahuan berarti menutup jalan menuju Tuhan. Alhasil, siapapun tidak akan bisa tiba ke Tuhan jika ilmu pengetahuan ditampik, ditolak dan dibenci.

Berbahagialah mereka yang haus ilmu pengetahuan, yang dengan akal dan nalar terus-menerus mencari kebenaran dan pengetahuan. Kepada orang yang seperti inilah Tuhan memberi minum dari mata air dan danau ilmu pengetahuan yang tak pernah kering, tak pernah kotor dan tak pernah tersumbat.


Betapa dekatnya para ilmuwan besar ke pikiran Tuhan. Betapa jauhnya orang bodoh dan tak berakal dari wajah Tuhan.

Sayangnya, kebanyakan orang yang beragama memilih orang jenis yang kedua. Maka sendulah hati Tuhan bak seorang bunda berduka ketika melihat anak-anaknya tidak mau sekolah, tapi hanya bertengkar dan bikin ribut dan onar dalam rumah atau tidur terus sepanjang hari, tak mau bekerja keras dan bekerja cerdas.

Tuhan itu mahapecinta, mahapengasih dan mahapenyayang. God is love.

Tuhan yang mahapecinta ini juga mahatahu. Maka, niscaya, setiap orang yang hidup dalam cinta kepada Tuhan yang mencintainya, akan juga cinta ilmu pengetahuan.

Tidak ada benturan dan konflik antara cinta Tuhan dan cinta ilmu pengetahuan. Antara hati dan akal.

Orang yang membenturkan keduanya terus-menerus, hanya membuat Tuhan mereka jadi tidak mahatahu dan tidak mahapenyayang. Adakah Tuhan yang seperti ini, tak mahatahu dan tak mahapecinta?

Jika anda mencintai seseorang, maka sudah kodratnya anda akan berusaha serius untuk makin mengenal, memahami dan mengetahui kekasih anda itu.

Begitulah, makin besar sayang anda kepada Tuhan, makin besar juga keinginan anda untuk makin kenal, makin memahami, dan makin mengetahui Tuhan. Jalannya?

Ya lewat ilmu pengetahuan sebagai sarana dan wahana yang paling dapat diandalkan untuk tiba makin dekat dan makin dekat pada kebenaran, pada Tuhan yang tak terbatas, yang mahatahu, yang mahapenyayang.

Cintailah Tuhan dengan sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya. Jika anda benar begitu, maka cinta anda kepada ilmu pengetahuan akan pasti makin dalam dan makin luas. Anda akan makin cerdas dan makin berwawasan, dan makin cekatan dan jitu dalam berakal dan bernalar.

Mencintai Tuhan YMTahu mustahil membuat anda jadi bodoh atau menutup dan membuang akal dan nalar anda.

Jika anda beragama, bertuhan, tapi anda jadi terlihat makin bodoh, makin kehilangan akal, makin picik, makin tertutup, terus-menerus menyangkal fakta-fakta yang dikuak berbagai ilmu pengetahuan, atau yang sudah sangat jelas terlihat objektif, maka pasti, pasti dan pasti ada yang salah pada keberagamaan atau kebertuhanan anda.

Pasti anda memperbodoh diri sendiri dengan sadar atau tanpa anda sadari. Atau anda diperbodoh oleh orang lain, dan, celakanya, anda senang diperbodoh, dan anda menikmati betul kebodohan anda.

Bukan saja Tuhan itu sang bunda yang telaten membimbing dan menyekolahkan anda, Tuhan juga sang guru atau sang dosen yang ingin anda dari waktu ke waktu bertambah ilmu, bertambah cerdas, bertambah visioner, dan bertambah penuh dengan cinta dan kasih sayang.

Cinta kepada Tuhan itu akar dan sumber mata air kecerdasan, akal sehat, akal ilmiah dan ilmu pengetahuan, dan wawasan luas tanpa batas.

Seperti seekor rusa rindu air yang memberi hidup, marilah kita juga rindu ilmu pengetahuan sebagai aliran yang membawa kita ke samudera luas mahadalam tanpa pantai, Tuhan yang mahatahu, tanpa batas.

3 April 2018
Ioanes Rakhmat