Monday, December 25, 2017

Natal, peristiwa Tuhan mencari manusia?



"Sungguh, Engkau Allah yang menyembunyikan diri,..." (Yesaya 45:15)


Semalam mulai pk. 20:00 WIB, Minggu, 24 Desember 2017, saya bersama isteri dan puteri saya ikut kebaktian Natal di sebuah gereja di kawasan Jakarta Barat. Banyak warga yang ikut kebaktian. Saya senang dapat bertemu dan berbincang dengan banyak kawan lama. Melantunkan lagu-lagu gereja. Paduan suara gereja terdengar teduh dan riang. Lilin-lilin kecil pada saatnya dinyalakan. Indah berkelap-kelip. Nyanyian Holy Night dilantunkan bersama dengan syahdu. Sunyi. Kosong. Lengang. Senyap. Sendiri. Meski ramai dan penuh.

Dalam khotbah Natalnya, sang pendeta memberi penekanan utama pada ihwal Tuhan mencari manusia dengan dia turun ke dalam dunia, lahir sebagai sesosok bayi insani di sebuah kandang dan dibaringkan di sebuah palungan.

Seusai kebaktian, di luar pintu gerbang gereja, sang pendeta itu (DCN) bertemu lagi dengan saya, lalu kami terlibat percakapan pendek. Pada kesempatan itu, saya katakan kepadanya, bahwa ungkapan teologis "Allah mencari manusia" sebetulnya tidak tepat sebab berkontradiksi dengan sifat Tuhan sebagai yang mahatahu dan mahahadir.

Jika Tuhan mahatahu, ya dia sudah tahu di mana setiap orang berada. Dia tak perlu mencari-cari. Jika Tuhan mahahadir, maka di manapun kita berada, di saat apapun, Tuhan juga sudah tahu keberadaan kita masing-masing. Dia tak perlu mondar-mandir, ke sana sini, celingukan, turun lembah, naik gunung, mencari-cari kita hingga lelah. Juga tak perlu Tuhan keluar masuk berbagai mall, kebon, hutan, taman rekreasi atau universitas.

Lalu saya usulkan, pakailah metafora permainan petak umpet. Tuhan sengaja menyembunyikan diri-Nya dari kita. Nah, kitalah yang mencari-cari Tuhan yang tersembunyi, diam, sunyi, tak berbunyi, tak berisik, tak ada indikasi di mana Dia sembunyi dan merunduk. Karena kita tidak mahatahu dan tidak mahahadir, kita betul-betul tidak tahu di mana Tuhan berada.

Dalam mencari Tuhan, dalam permainan petak umpet ini, kita suatu ketika dapat melihat Tuhan di suatu tempat persembunyiannya, punggung-Nya terlihat sekelebat. Lalu kita yang sedang mencari Tuhan, secepat angin berlari menuju tempat Tuhan yang bersembunyi, yang sedang kita cari-cari. Ingin kita sentuh dan belai punggung-Nya.

Eeh, sayangnya, begitu kita sudah di dekat-Nya dan mau meraih dan membelai dan menepuk punggung belakang Tuhan, segera saja Tuhan menjauh lagi, jauh, jauh, jauh, bersembunyi lagi di balik punggung gunung di seberang atau melompat ke dalam telaga tanpa tepi dan tanpa dasar, atau melompat tinggi jauh ke angkasa, ke balik awan. Tuhan hilang lagi. Tersembunyi lagi. The hidden God. Kita cari-cari lagi.

Terlihat lagi, ujung jubah-Nya berkibar. Kita kejar dengan berlari. Eh hilang lagi. Sembunyi lagi. Terlihat lagi ujung rambut-Nya yang gemulai berkilau ditiup angin, lalu kita secepat kilat ngebut berlari ingin memegang dan mencium rambutnya yang semerbak. Sayangnya, Tuhan menghilang lagi, sembunyi lagi, jauh lagi.

Hilang
Ketemu
Hilang lagi
Terlihat
Tapi lenyap lagi
Sudah dekat
Dekat sekali
Eh jauh lagi
Di depan mata
Tahu-tahu sudah pindah lagi
ke seberang lautan tanpa pantai

Oh Tuhanku
Asyik bermain petak umpet dengan-Mu
Tak pernah aku bisa menguasai-Mu
Dalam genggaman dan dekapanku

Selalu Engkau berhembus berlalu
Sang Bayu yang semilir lalang-lalu
Tak pernah Engkau masuk jaringku
Tak bisa Engkau kukunci dalam saku

Bergairah aku karena rindu
Meski kita tak akan pernah menyatu
Walau dalam cinta kita satu
Kita terpisah dalam rantau 

Berlari-larian kita selalu
Sembunyi-sembunyian di balik batu
Sang waktu tak sempat berlalu
Meski lonceng berbunyi bertalu-talu

Bermain petak umpet dengan Tuhan, pasti bukan cuma pengalaman saya sendiri.

Ini adalah pengalaman setiap peziarah, setiap musafir, yang menghayati kebertuhanan sebagai sebuah play, sebuah rekreasi, sebuah perjalanan, suatu pelayaran, penuh kegembiraan sekaligus kesunyian dan perasaan kerendahhatian.

Menolak absolutisme. Menolak triumfalisme. Menjauhkan diri dari superiorisme. Tak membusungkan dada. Tapi tertunduk kagum dan gentar pada dia yang mahatakterbatas, mahatahu, mahahadir.

Sang Tuhan yang selalu mengelak, berkelit, lalu menjauh, lepas, terbang dan berlari ke arah lain, ketika Dia mau kita tangkap, cengkeram, genggam dan kuasai. The elusive God.

Selamat hari Natal!
Kapan pun dan di manapun, saat engkau mencari pengetahuan, menabur cinta dan kebajikan, hidup aktif dan ceria, itulah Natal.

Jakarta, 25 Des 2017
ioanes rakhmat


Thursday, December 21, 2017

Melihat Punggung Tuhan

MELIHAT PUNGGUNG TUHAN

SEORANG PENDETA YANG JELITA, tadi pagi, seperti sudah 10 hari terakhir ini dia lakukan, mengirim lewat WA sebuah mem ucapan selamat pagi ke saya.


Gambar mem tersebut bagus. Tertulis pada mem itu kata-kata Inggris "Good Morning" dan sekian baris lain kata-kata indah.

Dalam bahasa Indonesia bunyinya begini:

TUHAN itu ada: 
di atasmu untuk memberkatimu
di bawahmu untuk menopangmu
di kiri kananmu untuk mengawalmu
di belakangmu untuk mendorongmu maju
di depanmu untuk memimpin

Lalu saya jawab:

Thank you. Tapi Tuhan dengan kita juga main petak umpet. Tak kelihatan di mana pun walau ada.

Dia menjawab:
Wah itu pengalaman sendiri ya?

Saya jawab lagi:

Kita semua, anda dan saya dan orang lain, sedang bermain petak umpet dengan Tuhan. Atau lebih tepat: Tuhan sedang bermain petak umpet dengan kita. Ini ketetapan jagat raya. Abadi. Tanpa akhir.

Bermain terus dengan ceria, lari-larian dengan bebas, sekaligus bisa melelahkan, bak kehabisan tenaga, keduanya.

Segera sang pendeta manis itu bertanya:

Kenapa tidak deal dengan Tuhan untuk bisa bertemu, saling tatap, saling genggam habis, dan saling merangkul?

Jawab saya pendek saja:
Dua pihak tidak seimbang.

Sang pendeta itu penasaran bertanya:
Duuh, kok gitu? Kesimpulannya apa dong?

Saya jawab lagi dengan kata-kata ini:

Dalam kehidupan beriman, kita tidak akan pernah bisa melihat Tuhan seluruhnya.

Kalaupun terlihat, yang terlihat hanya bagian punggung belakang Tuhan, sekelebat. Tuhan bergerak di depan kita menuju masa depan. Kita cuma bisa lihat bagian punggungnya.

Kita harus berlari maju, mengejar Tuhan, jika mau menyentuh Tuhan, seperti dalam permainan petak umpet. Kita yakin kita bisa mengejar dan memegang Tuhan. Untuk itu, tidak mungkin kita berlari mundur.

Tapi, begitu sudah dekat, dan kita mau sentuh dan pegang, Tuhan selalu mengelak.


Tuhan tahu-tahu cepat bersembunyi lagi di balik gunungan bebatuan yang jauh, atau di belakang kumpulan batang-batang pohon besar di dalam hutan tak bertuan, atau Tuhan melompat dan menyelam ke dalam danau tanpa dasar dan tanpa tepi.

Tuhan itu elusive. Selalu ngeles jika mau digenggam erat. Tuhan hanya bisa dilihat, tidak bisa dicengkeram, sebagian demi sebagian jika kita maju, berlari maju, ke depan, tidak bisa berlari mundur. Jika kita berlari mundur, kita akan pasti keserimpet lalu terjengkang jatuh. Kita terluka. Makin jauh dari punggung Tuhan.

LALU SANG PENDETA jelita yang suka berkomunikasi via WA ke saya itu menjawab saya dengan mengirim sebuah emotikon wajah kera yang menutup dua matanya dengan dua belah tangannya.

Entah kenapa dia kirim emotikon itu. Mungkin dia tidak mau baca jawaban terakhir saya itu yang dia sudah baca.

Selamat bermain petak umpet.

Salam, 
ioanes rakhmat

21 Des 2017

Silakan share jika ingin. Tq.


Saturday, December 16, 2017

Gempa Bumi dan Kesalehan Keagamaan

GEMPA KUAT 7,3 SR SEMALAM (JUMAT, 15 Des 2017, pukul 23:47:57) dan KESALEHAN KEAGAMAAN



N.B.
Updated 20 Agustus 2018

Seorang nona pekerja di bidang finance yang kenal saya memberi pendapatnya ke saya tentang gempa bumi semalam. Gempa yang menimbulkan kehebohan di Jakarta ini semalam segera saja diumumkan BMKG berpotensi timbulkan tsunami di beberapa kawasan Siaga dan Waspada di Jawa Barat.




Terkait rasa ngeri yang timbul karena gempa itu, dan ingatan traumatik tsunami Aceh sekian tahun lalu, si nona itu bilang: Harus perbanyak ibadah! Harus!

Berikut ini jawaban saya yang sudah saya perluas.

Ya, itu betul. Tapi sikap saleh perlu disertai juga oleh otak yang berisi dan aktif.

Karena kita berpikir, dan kita belajar dan memiliki ilmu pengetahuan, maka sebagai orang yang bertuhan, yakinlah kita bahwa gempa bumi sama sekali buka cara Tuhan untuk membunuh janin-janin, bayi-bayi dalam kandungan, ibu-ibu yang sedang hamil, kaum muda yang giat bekerja membangun bangsa, dan para manula.

Bagaimana gempa bumi (tektonik dan vulkanik) dapat terjadi, sudah bisa dijelaskan dengan gamblang oleh ilmu pengetahuan sebagai suatu kejadian yang natural, dan kekuatannya juga sudah dapat diukur lewat teknologi maju, dan kerusakan dahsyat yang ditimbulkannya juga dapat di atasi tahap demi tahap.

Ingatlah selalu, bahwa mengabdi dan cinta kepada Tuhan yang mahatahu dan mahatakterbatas, berarti juga mengabdikan diri kepada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai terapannya yang bersumber pada kemahatahuan Tuhan.

Jadi, kesalehan juga mendorong kita untuk bisa membangun dan mengembangkan iptek yang nanti bisa menangkal atau mencegah dan mengendalikan gempa bumi yang, jika berlangsung bebas, bisa menelan sangat banyak korban, manusia dan harta.

Sekarang iptek prediktor, pencegah, pelawan dan pengendali berbagai bencana alam dahsyat belum ada; tetapi para fisikawan dan teknolog futuris sudah memprediksi iptek antibencana alam suatu saat di masa depan akan kita punyai. Ahh, betulkah? Berkhayal ya?

Ketahuilah, di tahun 2018 ini, para ilmuwan untuk pertama kalinya mulai mengebor planet Bumi mulai dari dasar laut hingga 10 km menembus dan masuk ke mantel Bumi yang merupakan 80% dari massa Bumi.

Pengeboran ini dilakukan dari kapal laut iptek Jepang Chikyu di 3 tempat di Lautan Pasifik: Hawaii, Costa Rica dan Mexico. Total biaya 542 juta USD; sebagian dipikul pemerintah Jepang.

Tujuan yang ingin dicapai lewat pengeboran ini:

1. Mengetahui komposisi kimiawi mantel Bumi;
2. Menemukan mikroba yang bisa hidup di mantel Bumi;
3. Menginvestigasi batas antara kerak dan mantel Bumi;
4. Menemukan cara untuk memprediksi gempa Bumi;
5. Menemukan pengetahuan bagaimana planet Bumi terbentuk.

Saya sangat antusias dengan proyek iptek pengeboran planet Bumi ini. Jawaban-jawaban yang akan ditemukan nantinya akan juga bisa memberi pengetahuan tambahan tentang relasi kita, manusia, dengan planet Bumi dengan lebih luas, dan daya tahan kita hidup di planet ini.




Pengeboran Bumi dengan berbagai tujuannya (klik atau sentuh gambarnya untuk dapatkan ukuran yang lebih besar dan kata-kata yang terbaca jelas)


Dan, iptek memprediksi gempa (lihat poin ke empat di atas) akan kita miliki, tahap demi tahap, dan akan semakin maju.

Lebih jauh lagi, jika gempa nanti sudah bisa diprediksi dengan makin akurat, turutan-turutan kejadian alam lainnya seperti tsunami dan kawasan mana saja yang akan terlanda getaran dari pusat gempa juga akan dapat diprediksi bahkan penyebaran gelombang gempa akan dapat dikendalikan.

Teknologi yang makin maju, jika dilihat dari pengetahuan sekarang, tampak seperti fiksi atau magic.

Mari balik ke soal kesalehan. Kalau kesalehaan tidak ditopang oleh kecerdasan otak yang dihasilkan oleh sekolah yang tinggi dan proses pembelajaran yang terbuka dan makin maju, kita yang saleh akan makin ketinggalan dari negara-negara lain yang sudah melesat maju di dunia iptek dalam banyak bidang kehidupan.

Negara-negara tersebut bisa sangat maju karena warga mereka bukan cuma mementingkan kesalehaan tapi juga kecerdasan otak dan prestasi tanpa batas di dunia iptek.

Jika kita tidak bisa mengejar ketertinggalan kita, sudah pasti kita akan terus-menerus menjadi bangsa pecundang yang serba emosional dan tak mampu berpikir cerdas dan bernalar.

Si nona itu kemudian mengirimkan sebuah emotikon satu jempol ke WA saya. Jempol lelaki tampaknya. Padahal lebih indah jempol perempuan karena ada catnya.



GODZILLA, dewa gempa dalam mitologi Jepang di era modern


Tadi pagi, seorang teman baik dari gereja mengirimkan via WA sebuah renungan harian yang masih anyar, yang juga membicarakan gempa bumi semalam.

Isinya serupa dengan pendapat si nona di atas, tapi tidak sama.

Si penulis renungan harian itu menekankan, saya parafrasiskan, hal berikut ini.

Di tengah banyak ancaman kehidupan dalam dunia yang terus berubah, dan ancaman bencana alam seperti gempa bumi semalam, orang Kristen harus makin kuat, kokoh dan teguh beriman dan nempel pada Yesus Kristus, sang "batu karang" yang kokoh sebagai fondasi iman dan ketaatan kita.

Jangan bangun rumah di atas fondasi pasir karena pasti akan runtuh jika diterjang hujan dan banjir. Tapi bangunlah rumah iman kita di atas batu karang Yesus Kristus, sehingga kita akan tetap aman dan bertahan jika banjir menerpa bangunan iman kita.

Nah, ke teman saya yang berbudi luhur itu, dan seorang ayah yang sabar, saya berikan respons saya yang mirip, tapi tak sama, dengan yang saya sudah berikan ke si nona di atas. Berikut ini.

Iman dan sikap saleh dan sikap berserah ke Tuhan harus disertai otak yang berisi dan aktif. Kok? 

Ya, supaya orang yang soleh nantinya jadi mampu membangun dan mengembangkan iptek untuk mengendalikan dan memutar arah gempa dan tsunami atau bahkan membatalkan dan menangkal semua ancaman bencana alam. Untuk saat ini, iptek semacam itu tampak seperti sebuah fiksi sains.



Pak Presiden Joko Widodo di kawasan penampungan korban gempa di Lombok Utara, 13 Agustus 2018 


Agama dan iman dan doa yang kuat dan kokoh saja tak bisa membelokkan arah sebuah meteor besar yang suatu saat bisa jadi akan bergerak cepat persis menuju Bumi lalu menghantam planet kita ini. Serupa dengan kejadian 66 juta tahun lalu yang menewaskan nyaris seluruh dinosaurus non-avian di muka Bumi.



Gempa bumi Lombok sejak 29 Juli 2018


Coba kalau para dino zaman itu sudah punya teknologi pengalih gerak meteor besar yang masih jauh yang sedang melesat ke arah Bumi atau punya teknologi laser untuk menggeser tahap demi tahap lintasan meteor itu atau teknologi nuklir untuk meledakkan luluh meteor itu di angkasa luar pada kurun tersisa yang pendek, ya para dino itu masih hidup.

Itu pengandaian loh. Sebab otak reptilia besar dan dahsyat alias dinosaurus memang tidak atau belum memiliki neokorteks yang dimiliki oleh kita, organisme cerdas yang baru muncul di suatu tempat di Afrika 300.000 tahun lalu. Neokorteks inilah yang memampukan kita membangun iptek tanpa pernah berakhir.

Jadi, iman kepada Yesus Kristus perlu menjadi dasar yang kokoh bagi bangunan kehidupan keagamaan setiap orang Kristen.

Tapi jika sebuah rumah dibangun hanya berdasar iman dan kesalehan keagamaan, tanpa berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknologi yang relevan, ya rumah yang kuat iman itu akan roboh juga jika diterjang badai dan banjir besar, atau jika kulit Bumi menggeliat kuat atau mengulet saat baru bangun tidur.

Rumah yang dibangun di atas bebatuan yang terserak, tak tertata dan tak terintegrasi kuat, sama lemahnya dengan rumah yang dibangun di atas pasir. Menata dan menyatukan bebatuan sebagai fondasi kokoh sebuah rumah memerlukan iptek, tidak bisa memakai iman.

Iman dan iptek memberi kita kehidupan. Tidak boleh dipisah jika kita mau hidup sehat, maju dan benar, sama halnya otak tidak bisa dilepas dan dibuang dari kepala jika kita mau hidup. Iman itu bisa ada karena kerja sel-sel otak kita, sel-sel neural yang juga membuat kita mampu bernalar dan berpikir cerdas.

Tetapi beriman dan bernalar berada dalam dua wilayah yang berbeda, meski keduanya produk aktivitas neurologis.

Beda keduanya dapat dijelaskan begini: beriman pada Tuhan memampukan kita hidup tabah dan tetap bersyukur meski sedang dalam penderitaan berat dan lama. Bernalar dan berpikir cerdas membuat kita mampu membangun peradaban yang kian maju di atas fondasi iptek modern. Dengan iptek modern juga kita kian mampu mengurangi dan mengalahkan berbagai bentuk penderitaan dan azab, seperti berbagai penyakit dan kelaparan dan kemiskinan dan bencana alam.

Beriman itu ibarat sedang mengapresiasi sebuah puisi yang mengesankan. Sedangkan ilmu pengetahuan itu adalah sebuah perjalanan puitis menuju misteri-misteri yang tidak kita ketahui, yang tak pernah habis.

Asyik juga bisa berkomunikasi lewat WA dan merenungi gempa bumi semalam.

Bedanya dari si nona, saya belum terima sebuah emotikon jempol perempuan dari teman gereja saya itu.

Silakan share. Tq.

Salam,
ioanes rakhmat

Sabtu, 16 Des 2017
Diedit 20 Nov 2021


Saturday, December 2, 2017

Yesus, Yakobus, dan Rasul Paulus

YESUS ORANG NAZARETH, YAKOBUS SI ADIL dan RASUL PAULUS

Ada sebuah DOKUMEN GNOSTIK yang ditulis dalam bahasa Yunani yang memuat percakapan YESUS dengan "saudara"-nya, YAKOBUS SI ADIL.




Pertemuan tahunan Society of Biblical Literature (SBL) mutakhir, 18-21 Nov 2017, di Boston, menjadikan dokumen gnostik Kristen WAHYU PERTAMA YAKOBUS (WPY) sebagai salah satu fokus perbincangan.

WPY adalah satu-satunya dokumen yang ditulis dalam bahasa Yunani dari 52 dokumen dalam Perpustakaan Nag Hammadi atau The Nag Hammadi Library yang nyaris seluruhnya, 51 dokumen, ditulis dalam bahasa Koptik, yang keseluruhannya ditemukan di Nag Hammadi, Mesir, tahun 1945.

Dalam WPY, Yesus menyapa Yakobus sebagai "saudaraku" (yang "bukan ragawi") yang diberi sebutan tambahan "si Adil".

Dalam percakapan ini, Yesus mengajarkan dan menyingkapkan hal-hal yang dibutuhkan dan memampukan Yakobus setelah Yesus wafat untuk menjadi sang guru yang baik, "Yakobus si Adil", yang membimbing orang untuk mengenal Yesus.

Sebagai sebuah dokumen yang heterodoks, yang memuat ajaran gnostik Kristen (abad ke-2 hingga abad ke-6 M), WPY tentu saja dulu ditolak untuk menjadi bagian Perjanjian Baru.

Meskipun demikian, dokumen WPY menjadi sebuah sumber sastra ekstra-PB penting yang memberi kita gambaran tentang dekatnya hubungan Yesus dan Yakobus secara personal.

Selanjutnya, saya beri info tambahan yang relevan yang sudah saya dalami. Kekristenan Yahudi awal dibangun oleh Yakobus si Adil, yang menganut teologi yang bertolakbelakang dengan teologi yang diajarkan Rasul Paulus yang mencari para pengikut baru Yesus dari orang-orang bukan Yahudi.

Dari berbagai dokumen lain di luar PB, juga sedikit dari PB sendiri, kita mendapatkan gambaran yang jelas tentang konflik sengit antara kekristenan Yahudi (yang dibangun Yakobus si Adil) dan kekristenan Yunani yang dibangun Rasul Paulus, meski Paulus tidak melepaskan seluruh tradisi keagamaan Yahudi yang sebelumnya dipertahankannya mati-matian selaku seorang Farisi.

Kita tahu, kekristenan Paulus kemudian menjadi kekristenan pemenang lewat berbagai pertarungan ideologis dan politis di era patristik. Paulus menang karena kekuatan politik Romawi berpihak kepadanya lewat bapak-bapak gereja awal.

Sedangkan kekristenan Yahudi awal sendiri tenggelam, diawali dengan penyingkiran ke Pella (sebelah timur Sungai Yordan, di kawasan Dekapolis) sebelum pecah Perang Yahudi vs. Roma Pertama (tahun 66-77 M), dan diakhiri dengan exodus bangsa Yahudi keluar Palestina yang diharuskan oleh Dekrit Kaisar Hadrianus tahun 135 setelah Perang Yahudi Kedua usai (tahun 132-135 M) dengan kekalahan telak bangsa Yahudi.





Orang yang mengenal dekat Yesus dari Nazareth, dan mengenal Yesus muka berhadapan muka, yakni Yakobus, tidak sejalan dengan Rasul Paulus. Anehnya, kekristenan di zaman modern (Ortodoksi) malah jauh lebih dekat ke Paulus ketimbang ke Yakobus si Adil dan ke Yesus orang Nazareth.

Baca tuntas buku saya yang membeberkan dengan komprehensif pertikaian antara kekristenan Yakobus dan kekristenan Paulus, yang berjudul Menguak Kekristenan Yahudi Perdana (2009), 200 halaman. Gambar sampul depan terpasang di atas.

Berita tentang WPY dan pertemuan tahunan SBL di sini
http://www.sciencealert.com/greek-first-apocalypse-james-nag-hammadi-library-teaching-tool.

Teks terjemahan Inggris dokumen WPY lihat di http://gnosis.org/naghamm/1ja.html.

Silakan di-share jika ingin.

Dokumen lain yang relevan dibaca, Kisah Masa Kanak-kanak Bunda Maria menurut Yakobus, tersedia di sini http://ioanesrakhmat.blogspot.co.id/2010/11/protevangelium-jacobi-atau-kisah-masa.html?m=1.

Salam, 
ioanes rakhmat
02 Des 2017


Thursday, November 23, 2017

Iklan lagi: Mau masuk sorga?

SORGA YA DI BUMI INI.
TAK ADA PILIHAN LAIN YANG BERMAKNA!

Tulisan ini saya buat sebagai reaksi saya atas sebuah video (saya lampirkan satu atau dua screencapture dari gambar adegan-adegan dalam video ini) yang berisi pesan masuk sorga lewat Yesus. Video ini kiriman seorang sahabat yang sangat baik hati. Terima kasih kepadanya.




Sorga, kita tahu, ditawarkan banyak pengkhotbah agama, untuk berbagai kepentingan. Termasuk untuk kepentingan ekonomi dan politik. Tak heran, jika demi sorga, orang yang beragama mau berseteru dan berperang, dua kondisi yang ironisnya diajarkan tidak ada dalam sorga. Ajaran dan perbuatan kok berbenturan?

Saya juga berulangkali diingatkan untuk jangan kehilangan peluang untuk masuk sorga, lewat hanya satu jalan, percaya pada Yesus. Mereka yang "menjual" sorga ke saya ini berasumsi saya sudah jauh dari Yesus. Asumsi ini datang dari alam "neraka", hemat saya.

Karena, faktanya, saya hingga detik ini dengan riang tetap bersahabat dengan Yesus, sosok mulia yang saya cintai, sosok agung yang ingin saya makin kenal lewat kajian-kajian ilmiah. Cinta pada Yesus, bagi saya, memerlukan juga ilmu pengetahuan untuk digunakan dalam usaha makin mengenal dan makin memahami Yesus. Tak ada benturan antara cinta kepada Tuhan dan ilmu pengetahuan. 

Orang yang suka membenturkan, pastilah tidak mencintai Yesus dan membenci ilmu pengetahuan. Padahal Yesus sendiri meminta para pengikut-Nya untuk mencari supaya mendapatkan, dan untuk mengetuk pintu supaya dibukakan bagi mereka. Yuup, jangan pura-pura lupa bahwa Yesus juga memerintahkan murid-murid-Nya untuk mengasihi Tuhan Allah dengan segenap akal budi.

Mencari, menemukan dan mengembangkan iptek supaya makin bermanfaat buat umat manusia dan alam serta kehidupan, adalah juga ibadah yang agung.




Tapi memang sudah jelas, saya belum mau masuk sorga dan juga tidak akan pernah mau. Kok? Ya, ada alasan-alasan yang mendasari sikap saya ini.

Dalam Doa Bapa Kami (DBK) yang tertulis dalam injil Perjanjian Baru, ada bagian doa ini (konon diajarkan Yesus) yang berbunyi, "Jadilah kehendak-Mu di Bumi seperti di sorga."

Nah, menjadikan kehendak Allah terwujud di Bumi ini yang belum dan tak akan pernah selesai saya lakukan. Selama belum selesai, ya tak ada keinginan saya untuk masuk sorga lewat kematian, apalagi lewat kematian yang sengaja dipercepat. Saya adalah seorang pekerja, seorang hamba, bukan seorang bos dan juga bukan seorang tuan besar.




Kehendak Allah ya tentu banyak, mungkin tak terbatas sama halnya dengan sifat-Nya yang mahatahu dan mahatakterbatas. Tapi, kalau memusingkan dan mencoba memahami hal yang tak terbatas ini, ya kita tidak akan pernah melakukan apa-apa yang bermakna selama kehidupan di muka Bumi.

Jadi, ya sebut saja tiga contoh tentang hal yang Allah pasti kehendaki.

Sudah pasti, tak ada keraguan sedikitpun, bahwa Tuhan itu mahapengasih-penyayang dan mahapenolong.

Dengan demikian, Tuhan menghendaki kita juga untuk mewujudkan kasih sayang dan pertolongan kepada sesama manusia, semua bentuk kehidupan, dan alam indah ini yang di dalamnya kita hidup.

Sudah pasti juga bahwa Tuhan itu Mahatahu. Dus, Tuhan juga menjadi sumber kemahatahuan; dus Dia juga sumber segala ilmu pengetahuan. Bukan hanya sebagai sumber, Tuhan yang mahatahu juga muara semua ilmu pengetahuan, muara yang tak pernah bisa kita datangi tuntas.

Tak terbayangkan oleh saya jika ada orang yang berpikir atau yakin bahwa Tuhan itu anti dan membenci ilmu pengetahuan, dan juga bahwa Tuhan itu menolak akal serta nalar insani yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk membangun iptek.

Nah, Tuhan yang mahatahu pastilah menghendaki kita untuk juga dengan cerdas dan tekun  mengembangkan dan memajukan ilmu pengetahuan tanpa batas.

Ilmu pengetahuan itu memang tanpa batas, tak akan pernah selesai dan tak akan pernah mencapai garis finish, karena dibangun dan dikembangkan oleh sangat banyak orang lintaszaman, lintasgenerasi, lintasgeografi, lintas kebudayaan. Dibangun dan dikembangkan lewat akal, lewat proses bernalar dan berbagai metode keilmuan yang sangat dinamis, dialektis, partisipatif, kumulatif, progresif dan serbaterbuka, infinite, tak berhingga.

Kenapa tak berhingga, tanpa batas? Karena ada sangat banyak bahkan tak terbatas anekaragam fenomena alam dalam jagat raya kita dan juga bermacam-macam fenomena dalam jagat-jagat raya lain yang juga ada tanpa batas. Iptek manusia kapan pun juga tak akan pernah selesai dan tuntas mengobservasi dan memahami semua fenomena ini dan menarik manfaat semuanya itu bagi kehidupan dan peradaban, di masa kini hingga ke masa depan tanpa batas.

Dus, ilmu pengetahuan bergerak terus ke depan, makin maju, tak bisa dihentikan oleh kekuatan apapun dan tak akan pernah tamat. Lahir dan berkembangnya iptek, dan manfaat besar yang diberikan iptek bagi kehidupan dan dunia ini, menunjukkan bahwa manusia memiliki akal, nalar, kecerdasan dan keluhuran budi.

Tentu saja, ada juga orang-orang bejad dari kalangan para politikus dan militer dari berbagai agama dan para pemilik modal besar, yang bisa menunggangi dan memanipulasi iptek demi mencapai tujuan-tujuan durjana mereka. Selain itu, ada juga para pelacur di dunia ilmu pengetahuan, yang dinamakan junk scientists, yang piawai menelikung dan memelintir iptek juga demi memuaskan kerakusan mereka dan mewujudkan pikiran-pikiran jahat mereka.

Jadi, sekarang, kalau tiga hal yang menjadi kehendak Tuhan itu kita laksanakan dengan cerdas, tekun, gigih, ikhlas, girang, dan kooperatif, ya kita sedang menjadikan kehendak Tuhan terwujud di Bumi ini.

Di sorga, tentu semua "penghuni" sorga menjalankan kehendak Tuhan yang mahapengasih-Penyayang, mahapenolong, dan mahatahu. Kalau tidak demikian, pasti bukan sorga namanya; mungkin sarang bandit, musuh Tuhan, tempat kekejian dan kejahatan berkuasa dan merajalela tanpa batas.

Jadi, jika di Bumi kita mewujudkan kehendak Tuhan, itu artinya kita juga sedang hidup di dalam sorga. Ajaran Yesus dalam DBK itu menekankan hal ini: jadikan Bumi ini sorga dengan menjalankan dan mewujudkan sorga di muka Bumi. Kata Yesus dalam DBK, "Datanglah Kerajaan-Mu!" Datang ke mana? Ya ke dalam dunia ini! Kapan? Ya sekarang ini dan seterusnya! Yesus tidak berkata, masukilah sorga di luar dunia ini sesudah anda mati.

Ketika Yesus mengajar dan memotivasi orang lewat perumpamaan-perumpamaan-Nya tentang kerajaan Allah, atau kerajaan sorga, Yesus tidak mengarahkan mereka ke dunia lain sesudah kematian, tetapi ke kehidupan dalam dunia masa kini di Bumi ini, di negeri Palestina, yang sedang dijajah Kekaisaran Romawi dan kaki-tangan Yahudi mereka.

Lewat kisah-kisah imajinatif dan kreatif yang Yesus susun sendiri dengan memukau, mereka digairahkan dan diberdayakan sehingga mereka dapat menjalani kehidupan mereka yang berat, ngenes dan pedih dengan tabah, gembira, tekun, kuat, tegar, baik hati, pantang berputusasa, lantaran Allah itu pengasih, penyayang, penolong, dan hadir di tengah mereka.

Jadi, ingat tiga hal ini saja dulu untuk kita jalankan dan realisasikan di muka Bumi sebagai bagian dari Kerajaan Sorga: kasih sayang, penolongan, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Ingatlah, iptek itu suatu sarana yang memperbesar peluang dan kemungkinan untuk kasih sayang dan pertolongan dapat diwujudkan bagi semua bentuk kehidupan dan bagi kebaikan alam semesta ini.

Karena jagat raya kita ini, termasuk planet Bumi dalam sistem Matahari kita, masih akan ada bermilyar-milyar tahun dari sekarang, dan begitu juga halnya dengan kehidupan yang terus mengalami evolusi (alamiah dan buatan), maka mewujudkan tiga kehendak Tuhan itu adalah juga tugas yang tak akan pernah selesai.

Alkisah, ada lima musafir yang sedang berkelana di sebuah gurun pasir sangat luas. Mereka bertekad untuk menemukan nirwana atau sebut saja sorga lewat ziarah gurun mereka.

Dalam perjalanan mereka yang melelahkan dan memakan jiwa raga, akhirnya mereka tiba di suatu tempat yang tampaknya tidak bisa dilewati lagi karena dihalangi dinding tinggi tiga meter, yang membentang panjang, tak terlihat ujung-ujungnya di kiri dan di kanan.

Mereka berbincang sejenak persis di depan tembok penghalang itu. Mereka sepakat untuk melihat ada apa di balik tembok itu, lalu akan  melompatinya. Dengan membangun tangga dua tubuh, dengan yang satu menjadi injakan yang lainnya, peziarah pertama berhasil melihat apa yang ada di balik tembok itu. Dia cuma berseru, "Amboi!"; lalu melompat masuk ke kawasan di balik tembok. Hilang.

Orang yang kedua, dengan cara yang sama, juga dapat mencapai tepi atas tembok, lalu melihat  sesuatu di balik tembok, dan spontan berteriak girang, "Woow, hebat, luar biasa!" Lalu dia langsung lompat ke kawasan yang sedang dilihatnya. Lenyap.

Peziarah yang ketiga dan yang keempat juga melihat hal yang sama dan melakukan hal yang sama pula. Empat orang pengelana lain telah berada di kawasan seberang, lalu tidak terdengar lagi suara mereka. Sunyi.

Tinggal satu peziarah gurun yang menjadi orang terbawah dari tangga manusia yang tadi mereka buat bersama. Dia ditinggal pergi empat kawannya. Dia kini yatim. Sebatangkara. Living in aloneness. Empty. Single. Still. Silent. Quiet.

Dia tidak bisa memegang tepi atas tembok. Tak ada yang bisa membantunya untuk dapat melihat segala hal yang sebelumnya telah dilihat empat kawan seziarahnya, yang kini telah hidup di kawasan seberang. Sirna.

Si pengelana sebatangkara ini berlari jauh ke sisi kanan, lalu balik lagi ke sisi kiri. "Mungkin ada sebuah pintu", pikirnya.

Setelah sekian waktu mencari sekuat tenaga, kasihan, si pengelana piatu ini tidak menemukan satu pun pintu masuk. Akhirnya, dia duduk terpekur seorang diri di lantai pasir gurun, hanya ditemani kesunyian dan kekosongan, juga pertanyaan tanpa jawaban.

Selang satu jam tenggelam dalam kesunyian, si peziarah tunggal ini akhirnya memutuskan untuk mencari sebuah batu tajam yang akan dijadikannya pemukul dinding di hadapannya, untuk membuat lubang-lubang pijakan kaki saat memanjat nanti.

Dia berjalan senyap sendiri ke arah lain, mencari sebuah batu yang diinginkan. Berhasilkah?

Beruntunglah, setelah berjalan lima hari dengan bekal yang makin tipis, si pengelana yatim ini berhasil menemukan sebuah batu persis seperti yang diinginkannya. Batu itu teronggok sendirian, sunyi, juga sebatangkara, entah datang dari mana. Mungkin sisa pecahan meteor yang jatuh dari langit, kiriman jagat semesta. Entah dikirim kapan.

Apapun juga, dia bawa batu itu, balik lagi ke tembok tinggi dan panjang tanpa ujung itu. Lima hari dia habiskan waktu untuk tiba kembali di depan dinding misterius itu. Telah sepuluh hari dinding itu ditinggalkannya hanya untuk menemukan sebuah batu pemahat dan pencungkil.

Mulailah dia memukul dan mencungkili dinding itu pada titik setengah meter dari dasar tempat dia berpijak. Akhirnya terbentuk sebuah cerukan cukup dalam pada dinding itu. Lubang kedua yang lebih tinggi setengah meter dari lubang pertama berhasil juga dibuatnya. Ketika tangannya tidak bisa menjangkau tempat yang lebih tinggi di atas lubang-lubang yang sudah berhasil dibentuknya, dia tak kehilangan akal.

Dengan berdiri pada lubang-lubang teratas, dan dengan menempelkan tubuhnya pada dinding itu, susah-payah dia membuat lubang-lubang lain yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi. Tubuhnya makin lelah dan lemah. Tapi jika dia tak punya mental superbaja, tidak pernah sebelumnya dia memutuskan untuk menjadi seorang musafir gurun bersama empat sahabatnya yang kini telah tidak bersamanya lagi.

Akhirnya, lubang terakhir yang diperlukannya berhasil dia buat. Dengan menaikkan sebelah kakinya ke lubang itu, huuupp.... dia dengan sekuat sisa tenaganya dapat mengangkat tubuhnya ke atas, lalu kedua belah tangannya berhasil memegang tepi atas tembok aneh itu.

Segera saja terlihat olehnya pemandangan di kawasan di balik tembok. Dia langsung berseru perlahan, lelah dan kehausan, "Ooh, inilah nirwana!"

Anda tahu, apa yang selanjutnya dilakukan si peziarah gurun itu di saat dia sudah menemukan apa yang dipersepsinya sebagai nirwana?

Alih-alih dia melompat kegirangan ke kawasan nirwana di balik dinding, seperti yang telah sebelumnya dilakukan empat sahabat seperjalanannya, si pengelana sunyi sendiri ini malah turun lagi ke tempat semula dia berada, di lantai pasir gurun gersang dan kering. Kok?

Katanya dalam hati,

"Aku telah menemukan nirwana, dan telah juga berhasil membuat tangga lubang pada dinding pemisah ini yang berguna untuk orang memanjat dan tiba di kawasan nirwana.

Aku tidak butuh nirwana lagi.

Biarlah aku menunggu di bawah, di sebelah sini.

Para pengelana lain yang akan melintas ke sini dan terhalang oleh dinding ini akan kuberitahu bahwa nirawana ada di baliknya.

Aku akan bantu mereka memanjat dinding ini lewat tangga lubang-lubang yang sudah kubuat. Nirwana menanti mereka."

Begitulah keputusan si pengelana kelima yang berhati agung, yang kini sunyi sepi sendiri, sebatangkara, tanpa kawan bicara: menunggu para musafir gurun tiba di tempat dia duduk berhari-hari, bermalam-malam, sepanjang sisa umurnya.

Jagat semesta, entah bagaimana, heran, tergerak untuk menjatuhkan makanan dan minuman lewat burung-burung gurun besar yang sewaktu-waktu melintas di angkasa, di atas diri si peziarah senyap yatim hening ini, yang memiliki hati berlian dan kalbu yang dalam tanpa dasar.

Kata Yesus, "Jadilah kehendak-Mu di Bumi seperti di sorga!"

JADI, bukan kejarlah dan masuki sorga di kawasan seberang kehidupan, setelah anda mati. Bukan "Datangilah sorga!" di luar dunia, tapi "Datangkanlah sorga" ke Bumi ini!

Bangun dan tegakkan sorga di tanah muka Bumi ini lewat tiga hal utama:

• kasih sayang
• kegiatan menolong
• pengembangan iptek

supaya kehidupan kita semua, dan kehidupan organisme lain, makin baik, sehat, bersahabat dan membahagiakan semua.

Burung-burung tidak akan pernah telat untuk terbang dan mendatangi anda untuk memberi anda makan dan minum yang secukupnya, dari langit. Jika tak ada kawan di muka Bumi yang dekat anda, tapi hanya kesunyian tanpa nada, the silence of all silence, maka tataplah langit. Ajak bicara trilyunan kartika yang terang bercahaya. Mereka yang di langit, siang dan malam, akan menjadi kawan-kawan akrab dan setia. Menyelubungi dan menyelimuti dan menghangatkan tubuh, hati dan akal.

Jika bunga di padang begitu indah didandani, dan burung di udara dan di pepohonan begitu riang dan terpelihara, dan jangkrik riang gembira bernyanyi, dan kunang-kunang semarak bercahaya, apalagi anda semua yang memiliki hati, jiwa, pikiran, ucapan dan perbuatan yang luhur dan mulia.

Wahai kawan, sorga ya di muka Bumi ini, tak ada pilihan lain. Sungguh, tak ada pilihan lain yang real dan bermakna.

Sesudah anda mati, tak ada lagi tubuh, tak lagi ada otak, tak ada lagi lima indra, tak ada lagi gerak, tak ada lagi aktivitas mental, tak lagi ada hati, tak ada lagi waktu, tak ada lagi pengalaman, tak ada lagi tanggungjawab, tak ada lagi sejarah, tak ada lagi cita-cita pemacu.

Anda tidak bisa lagi berkunjung ke panti asuhan. Tak ada lagi kegiatan latihan paduan suara. Tidak lagi ada kesibukan mengantar anak-anak ke sekolah. Tak bisa lagi mengajar sebagai dosen. Tak ada lagi kegiatan lari pagi. Tak bisa lagi anda bermain cinta. Tak ada lagi tanggungjawab sosial politik, kebudayaan, kesenian, dan ekonomi anda.

Juga, sesudah anda mati, bagi anda tak ada lagi planet Bumi yang menjadi rumah bersama umat manusia, tempat kita menanam tetumbuhan, membangun pabrik, mendirikan universitas, menyusun ilmu pengetahuan, mendirikan perumahan, membangun irigasi, membangun tempat rekreasi, mengikat relasi sosial dan memajukan peradaban.

Yesus sungguh betul, kerajaan sorga itu datang ke Bumi ini sekarang, bukan didatangi sesudah kita mati.

Setelah anda mungkin berulangkali membaca seluruh uraian saya di atas, anda masih tetap mendambakan dan ingin masuk sorga setelah kematian, ya tak apa-apa.

Mungkin di sorga nanti anda bisa tahan hidup abadi, tanpa bekerja dan tanpa berkarya. Rehat abadi di sebuah dipan sorgawi, berbaring tanpa daya karena anda wafat di Bumi lalu masuk sorga pada umur 123 tahun. Mungkin juga anda di sorga hanya bernyanyi abadi, entah dengan melodi, lirik dan alat musik apa, sebab anda wafat saat anda masih belia, umur 23 tahun, sebagai seorang penyanyi beken generasi milenial di Bumi.

Namun, sebaiknya anda bisa dan mau melihat bahwa sorga yang sungguh real dan bermakna ya sorga di muka planet Bumi. Dan nanti juga sorga di planet-planet lain dalam sistem Matahari kita dan di dalam sistem-sistem matahari lain dalam galaksi kita Bima Sakti dan di luarnya, dalam ruang hampa alam semesta kita.

Sorga itu sebuah kata kerja, sebuah tugas, sebuah panggilan masa kini, bukan suatu angan-angan antahberantah di balik kehidupan, atau di balik kematian.

Baiklah, saya ucapkan: Damai sejahtera bagi Bumi dan segenap penghuninya.

Silakan share.

Salam saya, 
ioanes rakhmat

23 Nov 2017
Diedit 20 Nov 2021


Sunday, October 29, 2017

31 Oktober 1517, Hari Reformasi Protestan, sebuah kecelakaan sejarah!

40% WARGA JERMAN TEWAS DALAM "PERANG TIGA PULUH TAHUN" YANG BERKOBAR AKIBAT REFORMASI


Aku tidak yakin aku dapat menjelaskan apa artinya jika aku mengatakan bahwa aku berasal dari sisi Katolik Protestantisme. Tapi, paling sedikit, itu berarti aku tidak berpikir bahwa Kekristenan baru dimulai pada Reformasi.
--- Stanley Hauerwas


Pada 31 Oktober 1517 di pintu gereja Wittenberg, Jerman, Martin Luther menancapkan 95 tesisnya, tertuju ke Uskup Agung Mainz. Semua tesisnya ini melawan posisi doktrinal dan praktek Gereja Katolik di eranya.




Selanjutnya, gerakan reformasi gereja yang bergelombang luas muncul di seluruh Eropa yang berujung kelahiran Gereja Protestan.

Reformasi abad ke-16 dalam roh kekristenan dan nasionalisme Jerman ini umumnya dilihat berdiri atas tiga prinsip keyakinan, yaitu Sola Scriptura ("hanya Alkitab"), Sola Fide ("hanya iman") dan Sola Gratia ("hanya karunia").

31 Oktober diperingati hingga saat ini sebagai hari Reformasi Gereja, yaitu hari kelahiran Gereja Prostestan sebagai akibat reformasi yang dijalankan para tokoh Reformasi seperti Martin Luther, Ulrich Zwingli, Heinrich Bullinger, Yohannes Kalvin, John Knox, dll, selain juga radikalis Reformis seperti Thomas Muntzer dan Karl Stadt dll.




Gerakan Reformasi di Eropa ini berakhir tahun 1648 dalam Perdamaian Westphalia setelah berakhirnya Perang 30 Tahun (1618-1648) sebagai akibat susulan Reformasi Protestan, dengan menghancurkan nyaris seluruh Jerman dan menewaskan sampai 40 persen warga Jerman. 




Hemat saya, jika seluruh kehidupan orang Kristen Protestan masa kini di abad ke-21 ditundukkan pada Alkitab saja, dan segala hal dalam dunia harus diatur menurut seluruh ketentuan Alkitab saja, seperti kemauan Yohannes Kalvin dulu atas kota Jenewa (yang gagal telak!), maka pola pikir dan kelakuan orang Protestan ini bukan saja tidak akan jalan, tapi juga tergolong dalam ideologi teokratisme, atau paralel dengan ideologi khilafah dalam dunia Islamis radikal.

Di NKRI teokratisme tidak berlaku. NKRI tegak di atas hukum positif ("lex positiva" atau "ius positum") yang disusun legislatif dan/atau eksekutif dan disahkan lembaga tinggi legislatif DPR. Agama-agama diberi kebebasan diamalkan oleh masyarakat dalam semangat ideologi Pancasila, dilindungi negara, tapi tidak mengatur pemerintahan NKRI.

Silahkan share, jika ingin.
Thanks.

ioanes rakhmat
28 Okt 2017

Hari Sumpah Pemuda
"Kita tidak sama,
kita kerja sama."
☆ Presiden Joko Widodo



Sunday, October 22, 2017

Patah hati, jantung kena, lantaran anjing kesayangan mati ngenes

STRES DAPAT MENIMBULKAN SINDROM “PATAH HATI” PADA JANTUNG ANDA!

Di suatu pagi, saat baru bangun tidur, Ms. Joanie Simpson (lansia, 62 thn) terkena Sindrom PATAH HATI, alias “Broken Heart Syndrome” sungguhan pada jantungnya. Bukan kiasan. Tapi sindrom ini timbul bukan karena serangan penyakit jantung koroner dll.

Anda perlu mengenali sindrom patah hati. Banyak orang di sekitar kita sedang broken heart tanpa kita tahu. Mungkin diam-diam anda juga sedang patah hati; bisa jadi, malah sedang hancur hati.


Dalam dunia medik sindrom ini dikenal sebagai Takotsubo Cardiomyopathy (TCM). Ada terma-terma medik lainnya untuk TCM, yaitu “Apical Ballooning Syndrome” atau “Stress Cardiomyopathy” atau “Stress-induced Cardiomyopathy” atau “Gebrochenes-Herz Syndrome”. Yang populer, terma Sindrom Patah Hati.

Sintom TCM serupa dengan serangan jantung: sakit punggung yang luar biasa, nyeri di dada, nafas sesak atau dyspnea, detak jantung yang tak beraturan, tubuh lunglai mendadak atau terjatuh.

Dalam bahasa Jepang, takotsubo artinya “pot oktopus”. TCM antara lain menimbulkan kejang-kejang otot jantung yang lalu volume suatu bagian dalamnya membesar, mengambil bentuk sebuah pot yang menyerupai oktopus: gendut di bawah, lalu ke atas berupa leher yang menyempit (lihat gambar). Kondisi fisik jantung demikian ini dinamakan “disfungsi puncak ventrikular kiri (Left Ventricular atau LV) akibat penggelembungan”, yang dapat dipulihkan kembali.

BROKEN HEART menimpa Joanie lantaran Meha, anjing betina kesayangannya, mati ngenes gara-gara sakit parah. Sebelumnya, sudah ada beberapa stressor mental lain yang dialami ibu yang sudah lansia ini.

Banyak faktor internal tubuh penyebab TCM, di antaranya hormon stres yang membanjir dalam aliran darah, khususnya hormon kortisol dan hormon adrenalin.

Bagian di dalam otak kita yang dinamakan hypothalamus dan amygdala, karena dirangsang oleh sinyal-sinyal saraf dan hormonal, memicu teraktivasinya kelenjar pituitari dalam otak dan kelenjar adrenalin di bagian atas ginjal. Kelenjar-kelenjar ini lalu mengeluarkan hormon adrenalin (hormon tenaga) dan hormon kortisol (hormon stres) di saat kita sedang berada dalam sikon yang dinamakan sikon “tempur atau kabur” (fight or flight) yang menentukan kita akan selamat atau mati.

Dalam sikon ini, kita bisa jadi gemetaran, kencing di celana, lalu dihabisi musuh, atau lari ngibrit, atau pasokan energi ke otot-otot berlimpah yang mendorong kita mampu berkelahi dengan amat berani dan sangat kuat, atau untuk menyelamatkan barang-barang berat milik kita ke tempat yang aman setelah berpikir sangat cepat dan tepat.

Adrenalin (juga noradrenalin atau norepinefrin) meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, dan, bersama kortisol, menambah pasokan energi tubuh khususnya ke otot-otot (untuk tempur atau ngibrit sekencang-kencangnya) dan ke pusat aktivitas berpikir cepat dalam otak untuk mengambil keputusan psikomotorik secepat kilat (menyerang balik atau lari).

Kortisol meningkatkan kadar gula (glukosa) dalam aliran darah, meningkatkan penggunaan glukosa dalam otak (sebagai energi untuk berpikir cepat) dan menambah ketersediaan zat-zat untuk memperbaiki jaringan. Kortisol juga mengubah respons sistem imunitas, dan menekan sistem pencernaan, sistem reproduksi dan proses pertumbuhan, yang semuanya dalam sikon “tempur atau kabur” tidak perlu bekerja penuh sehingga energi yang biasanya dipakai sistem-sistem ini dialihkan beberapa waktu ke segala usaha kita dalam menghadapi sikon “tempur atau kabur”.

Sistem peringatan biologis ini, yang ditimbulkan oleh teraktivasinya kelenjar-kelenjar hormon, sangat rumit, dan terhubung timbalbalik dengan bagian-bagian otak yang mengendalikan mood atau suasana mental, pikiran, motivasi dan rasa takut. Inilah reaksi sistem pertahanan biologis kita pada waktu kita berada dalam sikon “tempur atau kabur” yang sangat menekan mental.

Jika sikon ini terus-menerus kita hadapi, energi kita akan tersedot ke usaha-usaha pertahanan diri demi survival saja; akibatnya tubuh kita akan kekurangan energi untuk mengaktifkan sistem-sistem dan fungsi-fungsi lain dalam otak dan tubuh kita secara utuh. Akibatnya, karena sikon stres, kita bisa cepat mati, bukan cuma terkena TCM yang bisa dipulihkan.

Ketika seseorang stres karena berbagai penyebab, misalnya ditinggal mati orang yang dikasihi, termasuk ditinggal mati hewan peliharaan kesayangan, atau ekonomi yang bangkrut, atau serangan kejahatan atau bencana alam, atau tersangkut masalah hukum yang berat, maka hormon stres terproduksi dalam jumlah besar lalu mengalir deras ke seluruh tubuh dengan melewati jantung sebagai organ sentral sirkulasi darah. Ini memicu sindrom Broken Heart yang terjadi pada Joanie, khususnya di saat dia mengalami stres paling puncak pada waktu anjingnya, Meha, mati dengan penuh azab.

TCM juga bisa muncul karena tekanan-tekanan ragawi yang keras seperti tabrakan kendaraan, atau karena penyakit medik yang memburuk, tinggal lama di ruang IGD, penyakit lain yang tak terdiagnosis, habis tenggelam, pasca-operasi, dan penggunaan obat-obat ilegal seperti serum katekholamin (norepinefrin, epinefrin, dopamin), juga karena jumlah berlebih kokain, methamfetamin dan fenylefrin dalam tubuh. Selain itu, faktor genetik juga dapat berperan, ditambah kondisi disfungsi mikrovaskuler koroner. “Seizure” atau peningkatan luar biasa pulsa listrik dalam organ otak juga bisa memicu TCM tapi jarang yang karenanya penderita TCM meninggal seperti meninggalnya dengan mendadak penderita epilepsi yang dinamakan SUDEP (“Sudden Unexpected Death in Epilepsy”).

Jadi, supaya tidak patah hati yang membuat fungsi jantung dihancurkan atau dipatahkan sementara, hiduplah dengan tetap riang. Keep happy all the time, even though it is very difficult to do so.

Kalau diputuskan pacar, ya bersiaplah cari seorang pacar baru yang lebih baik, atau  perbaikilah diri sehingga sang pacar akan makin sayang, bukan malah mulai bosan karena melihat tingkah laku anda.

Kalau ditinggal istri atau suami selamanya, berpikirlah bahwa kalau anda yang mati duluan, pasangan anda itu mungkin akan jauh lebih menderita dibandingkan anda yang sudah ditinggalkan.

Setelah sekian waktu berduka dan merasa sangat kehilangan, paculah diri untuk berani mencari seorang teman hidup lain, lalu ya nikahi dia. Kalau ditinggal mati anjing atau kucing kesayangan, atau ayam jago kecintaan, ya carilah penggantinya dan sayangi lagi.

Jangan melekat kelamaan terhadap mereka yang sudah pindah ke rumah ketiadaan. “The broken heart” masih bisa dilem atau dilas jadi satu lagi. Betul, bukan?!

Ketimbang anda terkena TCM yang bikin geger dan gundah orang serumah, dan untuk sembuh anda harus menggunakan obat-obatan seperti “angiotensis converting enzyme (ACE) inhibitors” atau “A-beta blockers” atau “A-adrenoceptor agonist” atau “calcium channel blockers” (seperti Verapamil atau Diltiazem) atau stimulan jantung Levosimendan, obat diuretik, dll, lebih baik anda “keep living a happy life”, dan siap ditinggal mati oleh siapapun yang anda sayangi.

Cinta memang ujungnya ya perpisahan, kematian, cepat atau lambat. Sebaliknya, kematian sang kekasih tidak perlu mematikan cinta anda kepada pengganti mereka yang sudah tiada. Begitu saja. Sederhana. Tentu, sulit dialami. Perlu perjuangan. Berdoa juga bisa menolong, karena lewat doa, anda bisa curhat melepas stres, lepas dari ihwal siapa yang sedang mendengarkan curhat anda itu.

Begitu saja ya.

Laporan medik kasus TCM yang menimpa Joanie Simpson baru saja diterbitkan di New England Journal of Medicine 377:e24, Oct19, 2017, http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMicm1615835.

Deskripsi populernya terdapat di http://www.sciencealert.com/a-woman-has-suffered-a-clinical-broken-heart-after-the-death-of-her-dog.

Penjelasan medik teknis lebih jauh tentang TCM, lihat antara lain di https://emedicine.medscape.com/article/1513631-overview#a2 juga di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4110608/#__ffn_sectitle.

Salam,

Jakarta, 22 Oktober 2017
ioanes rakhmat


Tuesday, October 17, 2017

Menyikapi gorpol bipolarisasi "pribumi versus non-pribumi"

MENYIKAPI GORENGAN POLITIK BIPOLARISME "PRIBUMI vs. NON-PRIBUMI" JELANG PILPRES 2019


Setelah saya dengarkan dua kali video rekaman pidato lisan Anies saat sesudah dia dilantik sebagai Gubernur baru DKI, 16 Okt 2017, mulai menit ke 7:29 dst saya mendengar pernyataannya yang berbunyi "Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan. Kini telah merdeka, kini saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri...."

Bagian itu saya kutipkan lengkap, berikut ini:

"Jakarta ini satu dari sedikit kota di Indonesia yang merasakan kolonialisme dari dekat, penjajahan di depan mata, selama ratusan tahun. Di tempat lain mungkin penjajahan terasa jauh tapi di Jakarta bagi orang Jakarta yang namanya kolonialisme itu di depan mata. Dirasakan sehari hari. Karena itu bila kita merdeka maka janji janji itu harus terlunaskan bagi warga Jakarta.

Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan. Kini telah merdeka, kini saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jangan sampai Jakarta ini seperti yang dituliskan pepatah Madura. Itik telor, ayam singerimi. Itik yang bertelor, ayam yang mengerami."

Pernyataan Anies ini ada yang mengacu ke sejarah (yang dikarangnya sendiri). Tapi sangat jelas juga kalau dia berbicara tentang konteks masa kini Jakarta, dan tentu saja dalam konteks masa kepemimpinannya sebagai Gubernur yang kini mulai dia jalankan. Saya eksplisitkan apa yang sedang ditekankan Anies: Kini saatnya pribumi menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Ya, konsekuensi pernyataannya ini luas, pernyataan yang rasistik kuat.

Video tersebut terpasang di sini https://m.detik.com/news/berita/d-3687022/membandingkan-pidato-jokowi-dan-anies-usai-jadi-gubernur-dki.




Jadi, penyebutan Jakarta sebagai "melting pot" dan seruannya untuk warga DKI bersatu di bawah kepemimpinan Anies, dan juga rujukan-rujukan ke sila-sila Pancasila, dalam pidato Anies tersebut, terdengar sayangnya tak lebih sebagai retorika belaka. 

Ada pepatah, "seekor keledai tidak akan jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya." Kita telah belajar dari kasus kampanye pasangan Anies dan Uno menuju Pilkada DKI 2017 yang telah lewat, yang mengeksploitasi isu SARA habis-habisan (alhasil, menjadi apa yang saya mau sebut kampanye "SARAmercon"), dan yang berujung tragis pada pemenjaraan Pak Ahok.

Menjelang Pilpres 2019, lubang yang serupa harus kita hindari sejak dini, sejak sekarang, apalagi kita bukan keledai-keledai yang dungu.

Masyarakat "akar rumput" di seluruh nusantara yang paling rentan terhasut dan digerakkan oleh ledakan SARAmercon, yang segera akan dihasut lagi oleh eksploitasi isu bipolarisme "pribumi dan non-pribumi" (yang N.B. sudah legal dilarang di negeri kita lewat Inpres RI no. 26/1998), harus kita dampingi dengan empatis, tak terputus, lewat berbagai cara dan langkah.




Penyadaran atau konsientisasi bahwa gorpol bipolarisasi "pribumi versus non-pribumi" SANGAT DESTRUKTIF terhadap ketahananan dan keutuhan bangsa dan negara RI yang multietnik dan multireligius ini, sudah harus dijalankan dengan sistematis dan komprehensif terhadap seluruh penduduk NKRI dan khususnya terhadap masyarakat akar rumput di seluruh Indonesia.

Setelah gorpol "kebangkitan PKI" kandas untuk memperlemah pemerintahan Presiden Jokowi, dan mungkin juga akan dimunculkan lagi, kini rupanya gorpol bipolarisme yang ilegal "pribumi versus non-pribumi" sedang mulai dijual lagi, baik untuk kebutuhan pendulangan paksa suara akar rumput untuk Pilpres 2019 maupun juga sebagai pengalihan isu ketidakmampuan Gub dan Wagub baru DKI untuk minimal menyamai prestasi dan kinerja luar biasa Ahok-Djarot sebelum mereka. Ya, kita sekarang sudah harus siapkan diri untuk menghadapi tembakan SARAmercon ini dengan kalem, cerdas, tangguh, bahu-membahu, multidimensional dan konstitusional.

Sekali merdeka tetap merdeka bagi seluruh suku, umat beragama, warna kulit dan golongan insan Indonesia, menuju NKRI salah satu lima adidaya dunia di tahun 2045.

Salam,
ioanes rakhmat
17 Oktober 2017


Sunday, October 15, 2017

Lima jenis olah raga terbaik bagi kesehatan tubuh dan kebahagiaan anda

LIMA JENIS OLAH RAGA TERBAIK BAGI KESEHATAN TUBUH DAN KEBAHAGIAAN ANDA

Sumber-sumber:

Erin Brown, "A Harvard doctor says these are the best exercises for your body", Business Insider, 14 Oct 2017, http://www.businessinsider.in/A-Harvard-doctor-says-these-are-the-best-exercises-for-your-body/articleshow/61083183.cms.

Wendy Baumgardner, "Top 10 Reasons to Start Walking", Verywell, 2 Sept 2017, https://www.verywell.com/walk-and-live-longer-3435504.

"8 reasons why walking is great for your health", https://www.tescoliving.com/articles/8-reasons-why-walking-is-great-for-your-health.

Tai Chi Chuan Girl, "Tai Chi: Definition and History", Taichi Colorado Springs, 30 Dec 2011, http://taichicoloradosprings.com/305/tai-chi-definition-and-history/.


MENURUT PAKAR MEDIK dari Harvard Medical School, Prof. I-Min Lee, ada lima macam olah raga atau pelatihan tubuh yang bermanfaat nyata bagi pemeliharaan kesehatan jantung dan otak, penguatan tulang dan otot, dan kesehatan tubuh dan mental anda secara utuh.


Pertama, olah raga renang

Olah raga renang membuat nyaris semua otot dan sendi tulang tubuh terlatih bergerak. Lewat renang, pernafasan juga anda latih dan ini baik bagi paru dan jantung anda. Alhasil, detak jantung meningkat dan hal ini bagus untuk kesehatan jantung. Lewat aliran darah yang lancar mengalir ke otak berkat jantung yang bekerja bagus, daya kerja otak yang cenderung mundur saat orang mulai menua, ditingkatkan kembali. Mengapung di air dalam posisi terbaring bagus untuk relaksasi tubuh, membuat tubuh anda santai, dan ini memberi input positif bagi otak dan mental anda.

Renang membebaskan anda dari stres dan depresi dengan signifikan; menenangkan dan membuat kalem batin dan pikiran anda.

Para penderita sakit sendi tulang (arthritis yang banyak jenisnya) akan menerima manfaat besar dari olah raga renang yang rutin karena semua sendi dilatih lentur dan aktif saat berenang.

Kecenderungan genetik yang ada pada sangat banyak orang untuk sendi-sendi kaku dengan relatif cepat dan akhirnya terfusi, dapat ditekan cukup lama jika mereka tekun berenang.


Kedua, meditasi gerak Tai Chi Chuan

Senam Tai Chi Chuan memiliki arti harfiah "Bertinju dengan mendasar hingga paling atas"; atau, dalam versi populernya kini, "olah raga pernafasan paling agung".

Seni olah raga ini sudah sangat tua usianya. Konon, Tai Chi diciptakan oleh seorang rahib Taois kira-kira 700 hingga 1.500 tahun lalu, yang awalnya adalah seni bela diri para petempur China di medan perang. Nama rahib itu Zhang San Feng.

Senam Tai Chi yang terfokus pada latihan harmonisasi pernafasan, visualisasi, relaksasi, dan energi gerak tubuh yang perlahan dan lembut gemulai secara serentak ini akan menimbulkan keseimbangan sistemik pada tubuh anda, semua anggotanya, organ-organ dalam dan pikiran anda.

Dalam Tai Chi, berlaku filosofi gerak "Satu bagian tubuh bergerak, maka keseluruhan tubuh juga bergerak." Jadi, lewat gerak senam Tai Chi, semua daya dan kekuatan tubuh dan mental yang tadinya bertentangan satu sama lain diselaraskan, diharmonisasi, sampai mencapai satu kesatuan utuh yang saling merangkul dan menggenggam. Yin-Yang. Harmoni memberi umur panjang. Konflik menewaskan.

Saat makin lansia, sistem biologis tubuh kita kerap mengalami gangguan keseimbangan, kehilangan ketertataan dan harmoni, yang mengakibatkan banyak gangguan kesehatan fisik dan mental sampai akhirnya sistem ini ambruk. Tai Chi yang rutin dijalankan bermanfaat besar untuk mengembalikan keseimbangan dan harmoni ini untuk hidup panjang umur.


Ketiga, meningkatkan kekuatan otot

Melatih dan meningkatkan kekuatan otot dilakukan antara lain dengan mengangkat barbel ringan, menarik dan merentangkan pegas berpilin dengan kedua tangan, dll. Panjat pohon yang bisa dipeluk naik-turun sekian kali juga memperkuat otot-otot tangan, kaki, perut dan pinggul anda. Masih banyak lagi jenis olah raga untuk keperluan ini, yang semuanya adalah aktivitas gerak melawan forsa gravitasi untuk memperkuat otot.

Jika otot-otot kuat, dan tubuh kekar, anda tidak mudah terserang penyakit. Seorang binaragawan tentu saja jauh lebih sehat dibandingkan orang yang bertubuh ringkih dan penderita batuk kronis atau orang yang sangat gemuk.


Keempat, jalan kaki

Jika anda rutin berjalan kaki 30 hingga 60 menit satu hari, tubuh anda akan lebih sehat, stres serta depresi teratasi, tekanan darah terkendali dan dinormalkan, stroke dapat dicegah. Kolesterol HDL ditingkatkan.

Jika anda berjalan kaki lambat-lambat, dalam 30 menit 75 kalori terbakar; jika lebih dipercepat, jumlah kalori yang terbakar jadi 150. Alhasil, obesitas bertahap dikurangi berhubung berat badan makin berkurang. Tambahan pula, kadar gula anda akan makin stabil dan berada di kisaran normal. Jika anda berjalan kaki di waktu yang pas, kebutuhan vitamin D tubuh anda akan tercukupi.

Selain itu, dengan rutin berjalan kaki, pengerutan otak terhindar, daya ingat dipertajam, kepikunan dini tercegah, lantaran sirkulasi oksigen makin lancar dalam pembuluh darah dan pasokannya ke sel-sel otak meningkat. Rasa tenteram saat berjalan kaki sambil melihat-lihat berbagai pemandangan mengalahkan beban stres yang biasa anda tanggung. Gerak-gerik tubuh, dan pasokan oksigen yang lancar ke otak, ikut memicu terproduksinya hormon endorfins yang menimbulkan rasa lega, kalem dan bebas dari kepedihan dalam batin dan pikiran anda. Bebas dari stres mencegah pengerutan bagian-bagian otak anda, yang salah satu akibatnya adalah kepikunan dini.

Jalan kaki membuat tubuh dan otot diperkuat lewat gerak menahan dan membawa bobot tubuh. Dalam sejumlah studi, ditemukan fakta bahwa orang yang rutin berjalan kaki sampai 60 menit perhari, risiko mereka terkena kanker usus-rektum berkurang signifikan. Begitu juga, risiko pelemahan sistem imunitas tubuh dan serangan diabetes menyusut drastis.

Bagus jika anda dapat berjalan kaki di kawasan-kawasan yang asri bersama anjing peliharaan yang anda sayangi yang akan menambah kegembiraan dan memperkuat ikatan batin anda dengan bentuk-bentuk kehidupan lain. Ketahuilah, jilatan lidah anjing kesayangan anda pada mulut anda memasukkan saliva anjing yang kaya dengan zat probiotik yang baik untuk kesehatan dan daya tahan tubuh dan pencernaan anda. 



Kelima, senam kegel

Senam kegel bertujuan untuk memperkuat otot-otot yang disebut "lantai pelvik" (uterus, kandung kencing, usus kecil, dan rektum). Senam ini bermanfaat besar baik bagi ibu-ibu yang sedang hamil, maupun bagi orang yang kerap mengalami masalah kesehatan pada organ dan bagian internal tubuh yang membentuk lantai pelvik, misalnya penyakit ISK dan IBD. Selain itu, senam kegel bermanfaat untuk meningkatkan vitalitas seksual pria.

Salah satu bentuk termudah latihan senam kegel adalah anda berhenti kencing beberapa detik dalam beberapa kali saat aliran urin anda sedang deras keluar.

Ada banyak uraian pendek tentang bagaimana mempraktekkan senam kegel yang disertai gambar-gambar yang langsung dimengerti.

Yang paling umum, senam kegel itu dilakukan dengan pertama-tama anda berbaring telentang di lantai dengan kedua kaki rapat tertekuk ke bawah, dan kedua paha mengarah ke atas. Kedua tapak kaki rapat menyentuh lantai. Selanjutnya, anda serentak mengangkat pinggul dan pinggang bawah anda ke atas, hingga bokong, dengan kedua kaki dan kedua tangan anda kiri dan kanan yang terletak rata di lantai menahan tubuh anda yang sedang terangkat dan wajah berada di bawah dengan menatap ke atas. Setelah mengangkat pantat dan pinggang bawah anda hingga punggung, anda kembali ke posisi awal. Lakukan gerak mengangkat dan turun telentang kembali ini berkali-kali.

Silakan lima olah raga tersebut anda jalankan bergantian dan rutin berkala. Niscaya, tubuh anda akan lebih sehat dan bugar, pikiran dan suasana batin anda akan lebih kalem dan bebas. Alhasil, umur anda akan lebih panjang, dan kebahagiaan akan makin terasa, dan masyarakat akan makin ramah, cerdas dan maju.

Ingatlah, hidup sehat dan bahagia tidak ternilai harganya dalam mata uang apapun dan sebanyak apapun. Meskipun tentu saja, kemiskinan dapat memperbesar risiko anda hidup tidak sehat dan tidak bersukacita.

N.B. Terlampir di atas 1 kolase 6 foto dan 1 kolase 2 foto

Salam saya, 
ioanes rakhmat
15 Oktober 2017

Silakan disebarkan. Thanks.




Sunday, September 17, 2017

CYBER RELIGION?
Ibadah Minggu online sedang muncul


Terma Cyber Religion (CR) itu SALAH KAPRAH seolah dunia cyber Information and Communication Technology (ICT), di dalamnya termasuk Internet, sudah menjadi agama atau Tuhan yang disembah.

Konon, kata sejumlah orang, CR menampilkan sosok-sosok Tuhan baru hasil sinkretisme atau amalgamasi atau kawin silang antar ide-ide tentang Tuhan yang diambil dari sana sini di dunia cyber.

Pendapat ini naif, dan terus disebarkan untuk menimbulkan kebingungan. Faktanya, jauh sebelum era ICT modern tiba, di era SM, dan sesudahnya, setiap agama memang lahir dari sinkretisme atau kawin silang berbagai ide tentang Tuhan yang sudah ada di dunia sekitar.

Tidak ada agama atau ide tentang Tuhan apapun yang murni 100 persen, sama halnya dengan tidak adanya DNA individu manusia yang murni seratus persen.

Paling jauh, ICT itu adalah wahana dan sarana modern pengganti wahana dan sarana yang tradisional dalam orang beribadah dan belajar agama.

Keadaan ini serupa dengan Uber Taxi online yang kini sedang menggantikan taxi tradisional Blue Bird. Atau mirip dengan sedang tergesernya toko besar Matahari dan Sogo oleh online shopping di Tokopedia atau di Lazada dll. Begitu juga halnya toko buku online Amazon dan Alibaba, misalnya, sudah lama menggeser toko-toko buku tradisional yang memerlukan banyak bangunan fisik yang didirikan di atas sebidang tanah luas.

Dengan ICT, orang tak perlu lagi datang secara fisik ke sebuah gedung gereja (atau rumah ibadah lain) untuk beribadah di hari Minggu (atau di hari lain). Cukup lewat ICT saja di rumah. Tak perlu terjebak macet yang menimbulkan kelelahan dan pemborosan bahan bakar kendaraan.

Tapi, pada sisi negatifnya, jika umat dapat beribadah cukup lewat ICT di rumah, para pendeta gereja bisa terserang stres berat karena penurunan drastis jumlah pengunjung kebaktian gereja di hari Minggu, dengan dampak penurunan drastis juga dalam penerimaan uang persembahan yang masuk ke kas gereja. Selanjutnya, efek domino akan terjadi.

Selain itu, ibadah via ICT saja dapat menimbulkan rasa kesepian yang dalam lantaran orang kehilangan interaksi fisik dengan sesama warga gereja. Kita bisa membangun hubungan cukup dalam dengan mesin-mesin; tapi kontak antarindividu insani juga sangat mendasar sehingga tidak bisa dihilangkan jika kita ingin hidup sehat seutuhnya, ragawi dan mental.

Ibadah via ICT tentu suatu pilihan tepat jika anda terhalang untuk datang ke ibadah Minggu di gereja anda lantaran anda sakit atau lumpuh atau sedang bermasalah di gereja yang sulit anda selesaikan (misalnya, anda sedang sakit hati pada seorang pendeta di gereja anda; atau anda sedang terlibat konflik di sana).

Dengan ICT, sebetulnya warga jadi bebas memilih corak dan bentuk ibadah serta isi khotbah yang lebih berwawasan, seperti anda bebas memilih-milih stasiun radio lewat pesawat radio anda.

Karena ICT, orang jadi tidak terikat mutlak lagi pada satu aliran atau denominasi gereja. Keanggotaan menjadi cair, tak lagi kaku mengikat. Pemaksaan doktrin juga anda bisa tolak. Melepaskan diri dari sekte sesat juga mudah anda lakukan.

Selain itu, keanggotaan yang cair juga membuat anda tidak harus memberi persembahan uang anda ke satu gereja saja. Dunia ini menjadi gereja anda, sebagai ladang anda melayani Tuhan dan sesama. Tanpa sekat doktrin dan aliran. Anda tidak wajib lagi harus aktif hanya di satu gereja.

Jangan heran, sekali lagi, jika ICT yang dimanfaatkan dengan kreatif untuk berbagai kepentingan spiritual membuat banyak sekali pendeta penjaga dan pengerja gereja-gereja merasa gerah, tersisihkan dan cemas. Mustinya tidak perlu begitu, jika mereka dapat melihat dan memanfaatkan ICT sebagai sarana dan wahana untuk memperluas jangkauan dan raihan pekerjaan mereka di dunia kependetaan yang modern.

Kecemasan mereka akan meningkat jika nanti gereja-gereja fisik terlembaga yang dibangun di atas lahan-lahan luas mulai digantikan dengan gereja-gereja online yang tidak memerlukan bangunan fisik yang berharga milyaran rupiah dan untuk membangunnya perlu mengurus dan mendapatkan IMB yang kerap tidak mudah.

Akhir kata, orang yang melek iptek, dus tahu apa itu ICT, tidak mungkin menjadikan dunia cyber sebagai agama atau Tuhan baru yang harus dipuja, disembah dan ditaati. Bagi mereka, ICT adalah sarana dan wahana modern untuk dimanfaatkan dengan benar dan kreatif dalam membangun gereja-gereja online, khususnya sebagai wahana dan sarana online ibadah Minggu.

Jadi, terma Cyber Religion adalah sebuah oxymoron, suatu penggabungan dua kata atau dua hal yang bertentangan yang tidak mungkin ada dalam dunia real. Karena itu, selanjutnya terma ini tidak perlu dipakai lagi. Hanya orang yang sedang ngelindur saja yang akan terus memakainya.

Yang sekarang sedang terjadi adalah ibadah-ibadah Minggu fisik di dunia real sedang diganti dengan ibadah-ibadah online lewat ICT, Internet dan komputer-komputer di rumah anda.

Jakarta, 17 Sept 2017

Salam,
ioanes rakhmat

N.B. Silakan share jika ingin. Tq


Friday, September 8, 2017

Teologi, psikologi dan sosiologi anda


Jangan abai untuk eling, periksa diri, mawas diri, dan koreksi diri, jika anda temukan diri anda sedang terkurung DELUSI TEOLOGIS.

Delusi teologis membuat dan memaksa anda mengklaim dan yakin mutlak sekalipun tanpa bukti empiris bahwa teologi anda adalah teologi paling unggul, paling hebat, paling benar, dan paling sempurna, jika dibandingkan dengan teologi lain apapun yang ada di dalam semua agama lain.

Oh ya, teologi anda itu adalah sekumpulan ide-ide anda tentang Tuhan. Bisa sudah tersusun dengan sistematis; bisa juga masih terserak, awut-awutan, amburadul.

Tentu saja, teologi yang saya maksud di sini teologi yang aktual terlihat dan dipraktekkan seorang yang beragama, bukan polesan teks-teks suci sebagai kamuflase dan topeng ayat untuk menipu masyarakat, misalnya untuk menggasak dan melahap uang masyarakat karena kerakusan dan moral yang bejad. Biasanya, orang semacam itu piawai mengutip dan mengkhotbahkan teks-teks skriptural tentang derma dan kemurahan hati sementara dirinya sendiri rakus, tamak dan haus duit.

Saya anjurkan, daripada orang yang rakus duit semacam itu mengutip teks-teks skriptural tentang kedermawanan sebagai kedok dasamukanya, lebih baik dia tidak usah munafik, tapi dengan berterusterang mendukung kerakusan dan kekikiran dan kelobaannya dengan teks-teks skriptural yang cocok, supaya hidup keagamaannya sinkron dengan wataknya.

Tapi poin penting yang saya mau ulas lebih lanjut adalah pertanyaan ini: Mengapa anda perlu eling terhadap delusi teologis?

Karena TEOLOGI ANDA sangat dipengaruhi, dikondisikan dan dikendalikan oleh PSIKOLOGI ANDA, yakni kondisi mental/kejiwaan bawaan kelahiran dan yang terbentuk oleh berbagai sikon sosial dan pengalaman kehidupan anda sejak kanak-kanak hingga saat ini.

Lalu, psikologi dan teologi anda ini akan terus saling memanfaatkan, membentuk dan mengendalikan. Interaktif. Satu saat, teologi mendominasi psikologi; di saat lain, sebaliknya. Tapi keduanya tidak bisa diceraikan, ibarat tangan kiri dan tangan kanan yang saling menggenggam erat, mengambil posisi berdoa.

Tak ada teologi tanpa psikologi; bahkan sebetulnya, psikologi itu fondasi teologi. Sebab, manusia yang memiliki mental itulah yang membangun setiap teologi. Tuhan tidak butuh teologi, karena setiap teologi membelenggu dan mengurung Tuhan yang pada hakikatnya mahatakterbatas. Begitu teologi sudah disusun, psikologi dan teologi terlibat interaksi dan interkoneksi.

Dus, untuk menukar dan mengoreksi teologi anda, anda perlu berjuang keras memeriksa dan memperbaiki psikologi anda. Ini hal yang akan makin sulit dilakukan jika secara psikologis anda sudah masuk ke usia mapan, saat jam biologis anda sudah masuk level manula.

Satu contoh: jika psikologi anda adalah psikologi orang yang kalem dan lembut hati, maka anda akan memilih dan mempertahankan dan mengamalkan teologi tentang Tuhan yang damai, kalem dan lembut hati. The theology of the meek and kind God.

Sebaliknya, teologi tentang Tuhan pemimpin perang suci, the aggressive God of holy wars, tidak akan bisa cocok dengan psikologi insan lembut dan damai anda.

Satu contoh lagi. Jika anda insan dengan psikologi positif dan optimistik serta tak kenal putus asa, penuh pengharapan, maka teologi kiamat bukan pilihan anda. Doomsday theology kaum yang secara psikologis sudah kesurupan ideologi tentang kebinasaan dunia, anda buang dan tendang jauh, lalu anda merangkul teologi pengharapan, the theology of hope.

Tak percaya jika saya katakan bahwa psikologi anda berandil besar dalam teologi anda, dan keduanya berangkulan? Silakan uji sendiri dan buktikan dan temukan sendiri.


Nah, mari kita lanjutkan menggoes sepeda kita, naik ke sebuah tanjakan yang makin tinggi.

Delusi teologis juga harus diwaspadai karena ada alasan kedua. Yakni: TEOLOGI ANDA dan SOSIOLOGI ANDA itu juga berinteraksi, saling memanfaatkan, mengondisikan, membentuk dan memperkuat.

Sosiologi anda mencakup banyak faktor sosial kultural, edukatif, pengasuhan, ideologis politis, dan ekonomis.

Semua faktor ini membentuk diri anda, jatidiri anda, kondisi psikologis dan kepribadian serta pembawaan, watak, sifat dan pola kelakuan dan tindakan anda dalam kehidupan anda selaku individu dalam masyarakat dan dunia ini.

Sebagai individu, anda adalah satu sosok pribadi bentukan gen anda (faktor genetik), bentukan hormonal dalam rahim bunda anda (faktor epigenetik), dan sekaligus bentukan lingkungan dan ekologi sosial anda (faktor lingkungan sosial dan lingkungan alam).

Nilai-nilai kehidupan atau life values yang anda pegang dan yakini pun bukan pilihan bebas absolut anda, walaupun anda biasa ngotot berkeyakinan bahwa nilai-nilai kehidupan yang anda pegang adalah pilihan bebas anda.

Sifat ngotot anda itu juga produk sosiologi anda yang berupa pembawaan atau watak yang mau menang sendiri, hasil dari gaya dan bentuk pendidikan dan pengasuhan yang anda telah bertahun-tahun jalani dalam  komunitas-komunitas penopang sosiologis anda.

Nah, teologi ada dalam wilayah nilai-nilai kehidupan yang anda dapatkan dari sosiologi anda.

Jika anda diasuh, dibesarkan dan bekerja dalam lingkungan sosiologis anda yang mengutamakan nilai kompetisi habis-habisan dalam dunia bisnis, yang memotivasi anda untuk menjadi kaya raya secepat dan semudah mungkin, dengan melibas dan menenggelamkan kompetitor-kompetitor bisnis anda dalam lelautan merah berdarah-darah tanpa ampun, maka anda akan memilih teologi yang cocok yang harus dapat memberi legitimasi pada nilai kerakusan dan kekejian para kapitalis rakus yang anda anut dan yang di dalamnya anda dididik dan dibesarkan dan bekerja.

Jika anda berada di lokasi sosial ekonomi sebagai pebisnis yang memakai strategi bisnis lelautan merah penuh darah (dikenal sebagai Red Ocean Strategy), maka teologi yang anda paling sukai dan pilih adalah teologi para kapitalis rakus seperti teologi kemakmuran atau teologi sukses atau teologi anak sang Raja yang mahakaya. Teologi ini membenarkan cara-cara bejad anda dalam mendapatkan kekayaan yang terus berlimpah dalam waktu secepat-cepatnya.

Kalangan rohaniwan dan kalangan umat yang lokasi sosialnya lokasi para kapitalis rakus, tidak akan mungkin memilih teologi pembebasan atau liberation theologies yang mendorong manusia yang beriman untuk mendistribusikan sebagian signifikan kekayaan mereka yang berlimpah juga kepada orang miskin lewat berbagai kegiatan pemberdayaan dan peningkatan kualitas kehidupan orang miskin sedunia.

Para kapitalis rakus hanya butuh teologi rakus, teologi kakus, sampai mampus dirubungi tikus-tikus.

Jika anda tergolong kalangan religius jenis kapitalis rakus ini, mustinya anda malu besar pada sosok-sosok dunia yang sekuler atau tidak peduli pada agama atau yang ateis, misalnya Bill Gates dan Mark Zuckerberg. Dua sosok orang sangat kaya yang terkenal di dunia sekarang ini memakai jumlah terbesar kekayaan mereka bagi pemberdayaan orang miskin dan terbelakang di dunia kita dewasa ini. Ya, mereka kapitalis, tapi filantropis, tak tamak harta.

Jika anda diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan komunitas sosial yang menghasilkan sosok-sosok filantropis, dan yang memakai strategi kompetisi bisnis yang teduh di lelautan biru tanpa darah (dinamakan Blue Ocean Strategy), maka nilai-nilai kehidupan yang anda pilih adalah nilai-nilai kemanusiaan, kesetaraan, keadilan ekonomi dan sosial, dan persaudaraan semesta antar semua insan.

Dalam lokasi sosiologi anda ini, teologi pembebasan dan teologi kemakmuran global bersama adalah pilihan anda. Anda tidak akan memilih dan membenarkan teologi penindasan atau teologi sukses atau teologi keberlimpahan harta.

Satu contoh lagi: jika anda dilahirkan, diasuh dan dididik dan dibesarkan di lingkungan sosial masyarakat Nepal, misalnya, maka teologi yang anda pilih tidak mungkin teologi tentang Tuhan sebagai Sang Panglima Kudus perang suci kawasan gurun yang terik atau the invasive God of holy wars.

Sebaliknya, anda akan memilih teologi tentang Allah yang meditatif, kontemplatif, sunyi, damai, anteng, kalem, kosong, duduk bersila di atas sekuntum bunga teratai, dan lembut hati. Yaitu, the God of silence, stillness and emptiness. The God of the unvoiced. The God of the meek. The meditative God.

Jadi, waspadai, kenali dan temukan fakta bahwa teologi anda juga sosiologi anda. Tidak ada teologi tanpa basis sosiologi, begitu juga sebaliknya dalam suatu masyarakat religius; keduanya berinteraksi, saling mengondisikan, saling memanfaatkan. Tak ada teologi yang lahir dalam kevakuman sosiologis.

Jika anda masih muda, dan secara psikologis masih lentur, lokasi sosiologis anda sekarang dapat anda ganti. Mengganti lokasi sosiologis, akan membuat anda menemukan Tuhan dengan wajah sosiologis yang juga lain dan berganti. Hiduplah dalam lokasi-lokasi sosiologis yang membuat anda berjumpa Tuhan yang tampil dengan raut wajah yang damai dan yang hatinya penuh cinta pada semua insan yang terinterkoneksi sebagai sesama saudara.

Tetapi, pindah lokasi sosiologis sangat berat dan penuh risiko tinggi; namun bisa anda lakukan jika anda punya komitmen moral yang kuat dan kemauan teguh untuk menjadi warga sosiologis semesta yang dinamis dan senantiasa berada dalam gerak, pindah lokasi sosial berulangkali. Menjadi musafir. Terus berkelana. Terus berenang di lelautan tanpa dasar, tanpa pantai, tanpa pulau dan tanpa pelabuhan.

Buktikan dan temukan sendiri tesis yang sudah dibeberkan ringkas di atas. Anda perlu bantuan pisau bedah analitis dari sosiologi pengetahuan atau sociology of knowledge dalam memperlihatkan fakta bahwa suatu ide teologis selalu berinteraksi dengan ide-ide sosiologis.

Tuhan hidup dalam masyarakat. Setiap masyarakat menggambar sendiri wajah-wajah Tuhan yang cocok dengan watak masyarakat ini. Wajah Tuhan ya wajah masyarakat. Wajah masyarakat ya wajah Tuhan. Masyarakat hidup dalam Tuhan. No theology in vacuum.

Goes sepeda anda terus ke depan. Kalau tidak, anda dan sepeda anda akan jatuh dan ambruk.

Salam,
ioanes rakhmat