Sunday, April 17, 2016

Pak Ahok yang sendirian tetapi ramai!


Ini sebuah ucapan bijak yang tercantum pada gambar terlampir di atas: 

Lebih baik berjalan sendirian, ketimbang berjalan bersama dengan gerombolan manusia lain yang sedang berjalan ke arah yang salah.(Diane Grant)

Ya, Pak ahok kini tampak berjalan sendirian. Dia tidak mau berjalan bersama dengan para politikus di lembaga-lembaga pemerintahan jika mereka mau berjalan ke arah yang salah: menilep uang negara, membuat anggaran siluman, merekayasa pasal-pasal siluman dalam berbagai Perda, melanggar hukum, dan mengejar kekuasaan yang makin besar dengan segala cara.

Tapi sebetulnya, nalar Pak Ahok yang jalan, ketulusannya untuk menjadi abdi rakyat, posisinya yang anti-korupsi, dan nuraninya yang jernih, serta keberaniannya, adalah sebuah pelita terang yang senantiasa mendampinginya dalam setiap langkahnya yang sendirian.

Terang adalah teman seperjalanannya.

Pak Ahok juga tidak sendirian, sebetulnya. Jutaan penduduk DKI, jutaan rakyat RI, yang masih mampu memakai nalar dan nurani serta kejujuran dalam melihat kenyataan, akan makin mencintai, memerlukan dan mendukung beliau.

Tapi.... selain itu, jutaan malaikat dari Alam Kebajikan, telah turun untuk terus mendampingi dan mengayominya. Tak terlihat. Pak Ahok telah datang dari dunia lain tahun 3016, sementara lawan-lawan politiknya masih hidup di era kekuasaan Orba yang berakhir 1998.

Jadi walau Pak Ahok berjalan sendirian, perjalanannya berlangsung bersama keramaian. Sunyi tapi ramai. Sendiri tapi juga berjuta-juta. Berbadai besar tapi juga teduh. Teduh tapi juga berombak setinggi Semeru.

His life is worth living.

Salam,
ioanes rakhmat
17 April 2016