Sunday, November 15, 2015

Serangan teror di Paris oleh grup ISIS 13 November 2015


Telah kita dengar dan ikuti berita-berita mengagetkan tentang serangan teror oleh militan-militan Islamis ISIS di Paris, Jumat malam, 13 November 2015. 

Korban-korban telah berjatuhan: 80 orang sandera ditembak mati di ruang konser musik, Le Bataclan, Jalan Boulevard Voltaire, Paris, di mana grup band, antara lain, dari Amerika, Eagles of Death Metal, sedang konser; 18 mati ditembak di dalam sebuah restoran; 14 mati ditembak juga dalam sebuah restoran lain, dan banyak orang lain yang terluka; di dua jalan raya ditembak mati 6 orang; dan terjadi 2 ledakan di sebuah stadion olah raga ketika sedang berlangsung pertandingan bola soccer. 

Total yang mati 118 orang. Tetapi perkembangan terakhir, Sabtu malam, 14 November 2015, waktu Paris, korban tewas sudah mencapai 129 orang; dan yang terluka didapat sekitar 352 orang dengan di antara mereka banyak yang sedang berada dalam kondisi kritis.

Suatu kelompok ekstrim dari ISIS yang berbasis di Suriah dan Irak belakangan menyatakan bertanggungjawab atas serangan teror itu, sebagai, kata mereka, hukuman bagi Prancis dan negara-negara besar Barat lain, termasuk Russia, yang sudah menyerang ISIS dengan kekuatan militer udara gabungan./1/ 

Teroris yang bergerak berjumlah delapan orang pria, dengan enam di antara mereka meledakkan diri sendiri setelah melakukan pembantaian massal lewat tembakan, dan satu ditembak mati oleh polisi. Satunya lagi berhasil meloloskan diri lalu kabur ke Belgia. 

Memang luarbiasa aneh, grup ISIS ini murka kepada negara-negara besar Barat dan Russia yang sedang memerangi mereka; tetapi mereka membalas dengan membunuh 100 lebih warga sipil. Memang insane! Logika para teroris memang jomplang-jampling.  

Kematian bunuh diri para teroris tidak menyulut aksi-reaksi teror susulan di seluruh dunia. Malah menimbulkan ketakutan besar dalam diri Muslim-muslim yang baik hati di banyak negara Barat--- ya, mereka takut menjadi sasaran pembalasan. Para teroris dimusuhi dan disumpahi dan dikutuk bukan hanya oleh negara-negara Barat dan kalangan non-Muslim, tetapi juga oleh banyak negara Muslim lain dan oleh kalangan Muslim sendiri. Runyam, memang.

Dalam sebuah pernyataan ISIS yang terkait dengan aksi teror 13 November tersebut, yang dirilis dalam bahasa Arab dan bahasa Prancis, ditegaskan bahwa 

“Hendaklah Prancis dan negeri-negeri lain yang mengikuti jalannya tahu bahwa mereka berada di tempat teratas dalam daftar target ISIS, dan bahwa aroma kematian tidak akan meninggalkan hidung mereka selama mereka memimpin konvoi kampanye (militer) para Crusader, dan berani mengutuk Nabi kami.... Serangan ini adalah badai pertama dan sebuah peringatan bagi kalangan-kalangan lain yang mau belajar.”/2/

Pemerintah Prancis sudah menyatakan negeri Prancis kini sedang berada dalam keadaan darurat. Presiden Prancis, François Hollande, sudah menyatakan akan segera melancarkan serangan kejam kepada para teroris. Sang presiden menyatakan, “Saya bersumpah akan melawan tanpa ampun terhadap mereka”, kata Hollande dalam keterangannya yang dirilis BBC, Sabtu 14 November 2015. 





Presiden Amerika, Barack Obama, membuat sebuah pernyataan atas serangan teror ISIS itu. Kata sang presiden, “Ini adalah suatu serangan yang diarahkan bukan hanya kepada Paris; ini adalah suatu serangan bukan hanya kepada rakyat Prancis; tetapi suatu serangan terhadap semua umat manusia dan nilai-nilai universal yang kita yakini dan pegang bersama.”

Tidak salah jika orang memprediksi, serangan teror ISIS kepada Prancis dengan korban yang banyak ini akan segera memulai kembali perang melawan teror (war on terror) negeri-negeri Barat terhadap gerakan-gerakan ekstrimis Islamis, khususnya yang berhubungan dengan ISIS dan organisasi-organisasi lain yang berinduk pada ISIS.

Pantaslah jika kita bersama sekarang ini menyatakan dukacita yang dalam dan penolakan keras atas semua bentuk aksi teror yang memakan korban warga sipil. 

Kita semua menolak kekerasan! Let peace and kindness prevail, above any violent acts! Say No loudly to violence!

Kekerasan dan teror bersarang hanya dalam benak dan hati para penderita gangguan mental, para psikopath. Kita yang waras dan sehat mendukung dan memperjuangkan kebaikan hati, cinta, kedamaian dan harmoni yang kreatif dan bermartabat.

N.B. Keterangan images:

Image pertama dibuat oleh Jean Jullien. Image kedua, image yang sama yang ditindihkan langsung pada foto menara Eifel, Paris. Ini adalah simbol perdamaian dan solidaritas terhadap Prancis yang beredar sangat luas dan cepat di media sosial sesaat sesudah serangan teror 13 November 2015.

Notes: