Wednesday, April 1, 2015

Materi gelap (dark matter) sebagai gara-gara!

Kini para saintis memikirkan kemungkinan lain tentang faktor utama penyebab terhantamnya permukaan planet Bumi oleh meteor-meteor atau komet-komet besar yang menimbulkan kemusnahan massal di mana-mana. Setelah dihitung-hitung, ditemukan bahwa kemusnahan-kemusnahan besar yang pernah melanda Bumi terjadi secara periodik, yakni dalam interval 30 juta tahunan. Sampai saat ini, sudah terjadi Lima Kemusnahan Besar karena bencana (dinamakan The Big Five), dan yang terbesar (disebut The Great Dying) terjadi pada 252 juta tahun lalu, suatu bencana yang dinamakan Kemusnahan Massal Permian-Triassik yang melenyapkan 9 dari setiap 10 spesies yang ada di Bumi. Tumbukan meteor besar yang berdampak mematikan pada para penghuni planet Bumi juga terjadi 66 juta tahun lalu saat sebuah meteor besar jatuh di Chicxulub, Semenanjung Yucatan, yang mengakibatkan musnahnya nyaris semua jenis dinosaurus pada kurun tersebut. Tentang kemusnahan dinosaurus ini dan apa saja faktor penyebabnya, silakan anda baca tulisan saya di sini.

Materi gelap menggumpal....

Sekarang ini sejumlah saintis percaya bahwa peristiwa bebatuan besar (komet-komet dan meteor-meteor) datang dari angkasa luar lalu dengan sangat dahsyat menumbuk permukaan planet Bumi yang mengakibatkan kemusnahan-kemusnahan massal periodik, terjadi karena gerakan periodik sistem matahari kita saat sistem ini bergerak perlahan mengorbit pada inti galaksi Bima Sakti dan melewati sebuah disk materi gelap (dark matter) yang terdapat dalam galaksi ini. Disk materi gelap ini menimbulkan tarikan gravitasional yang dapat mengganggu orbit-orbit komet-komet saat sistem matahari kita melewatinya, dengan akibat secara berkala planet Bumi dihujani hantaman-hantaman besar komet-komet.

Materi gelap diestimasi sebagai unsur terbesar (nyaris 80 %) dari semua massa yang ada dalam jagat raya. Dipikirkan bahwa materi gelap berfungsi sebagai semacam perancah (scaffoding) yang lewat forsa gravitasinya menghimpun segala unsur yang membentuk galaksi-galaksi. Banyak teori menyatakan bahwa materi gelap terkonsentrasi pada bidang-bidang datar (berbentuk disk) pusat semua galaksi spiral seperti galaksi Bima Sakti. Sistem matahari kita yang dengan lambat bergerak mengorbit pada inti galaksi Bima Sakti secara berkala bergerak timbul tenggelam saat melintasi disk materi gelap ini, bak sebuah pelampung timbul tenggelam dalam air. Kurun interval yang diperlukan untuk sistem matahari kita timbul tenggelam pada disk materi gelap dalam galaksi Bima Sakti juga kurang lebih 30 juta tahunan. 

Jika teori disk materi gelap sebagai gara-gara dari bencana-bencana global yang pernah menimpa Bumi, yang ditimbulkan oleh hantaman dahsyat meteor-meteor dan komet-komet, betul, maka memang secara periodik (interval 30 juta tahunan) planet kita akan pasti terus-menerus mengalaminya. Kecuali kita lewat teknologi bisa mengintervensi gaya gravitasional materi gelap itu, yang menjadi gara-gara bagi penyimpangan orbit-orbit meteor-meteor dan komet-komet sehingga puing-puing angkasa ini akhirnya ada yang menerjang planet Bumi. 

Sekarang ini, bahaya dan ancaman terbesar global yang kita akan segera hadapi adalah perubahan iklim (climate change). Sudah dipastikan oleh para saintis, bahwa perubahan iklim terjadi karena perbuatan manusia, bukan perbuatan alam. CO2 yang terlepas ke atmosfir sudah begitu banyak sehingga berubah fungsi menjadi semacam kanopi atau selimut tebal di angkasa yang mencegah dan menghambat panas dari Bumi untuk masuk dan hilang di angkasa luar. Akibatnya, panas yang terakumulasi ini berbalik arah, menghantam dan menerjang ke Bumi kembali; alhasil, terjadilah pemanasan global yang salah satu akibat paling berbahayanya adalah perubahan iklim. Sudah diperhitungkan, bahwa dampak perubahan iklim ini akan terasa di semua bidang kehidupan: mulai dari perpindahan penduduk antarbenua besar-besaran karena ada bagian-bagian benua yang berubah menjadi lautan, sampai ke perubahan-perubahan besar politik dunia, hingga ke harga pupuk, sembako, mobil-mobil, HP, rumah-rumah, dan saham-saham, sampai ke nafsu syahwat organisme-organisme.

Tetapi, apakah mungkin, perubahan iklim juga bagian dari dampak materi gelap dalam galaksi Bima Sakti kita?

Tentang ihwal bagaimana materi gelap menggerakkan puing-puing angkasa untuk menerjang planet Bumi, lebih lanjut baca di Lee Billings, “Fact or Fiction?: Dark Matter Killed the Dinosaurs”, Scientific American, 25 March 2015, pada http://www.scientificamerican.com/article/fact-or-fiction-dark-matter-killed-the-dinosaurs/.