Friday, September 5, 2014

Dinosaurus raksasa Dreadnoughtus Schrani. Kali pertama ditemukan, sejauh ini.





Foto rekonstruksi Dinosaurus Dreadnoughtus Schrani, bertubuh lebih berat dari jet Boeing 737-900!


Dalam Journal of Scientific Reports 4, no. artikel 6196 doi:10.1038/srep06196, hlm. 1-9, terbit 4 September 2014, dilaporkan telah ditemukan di Argentina fosil dua pertiga bagian tubuh dinosaurus raksasa yang termasuk keluarga Titanosaurus, yang diberi nama Dreadnoughtus Schrani. Nama ini diambil dari nama kapal-kapal perang baja yang sangat besar dan memukau yang dibuat awal abad keduapuluh sebagai bagian dari armada tempur laut Amerika Serikat. Kata ini sendiri berarti “tidak ada yang ditakuti” (dread nought).

Panjang dari ujung kepala sampai ke ujung ekor Dreadnoughtus 26 meter, dengan berat tubuh 60 ton, dan ketinggiannya mencapai ketinggian rumah tiga tingkat. Setelah dianalisis, ukuran panjang dan tinggi dan berat tubuh yang luar biasa ini dipastikan belum mencapai batas maksimal pertumbuhannya ketika dino raksasa ini mati pada usia masih muda. Bebatuan Patagonian yang menyimpan fosil dino ini menunjukkan bahwa dino ini mati karena bencana banjir yang besar. Postur gigantis dino ini tentu saja menakutkan sekaligus menakjubkan ─ karena itulah nama Dreadnoughtus dipilih untuknya oleh Kenneth Lacovara (dari Universitas Drexel, Philadelphia, AS) yang memimpin tim yang mengkaji fosil dino ini yang sudah terkubur selama 77 juta tahun.



Dino pemakan tetumbuhan yang gigantis dan berleher panjang ini adalah binatang pertama terbesar yang berhasil ditemukan dari dalam bebatuan di permukaan Bumi. Meskipun tengkorak dino ini tidak berhasil ditemukan, gabungan seluruh fosil yang berhasil digali nyaris membentuk kerangka lengkap tubuh dino superbesar ini.

Temuan dino baru Dreadnoughtus yang menakjubkan ini yang belum pernah terjadi sebelumnya membuka sebuah jendela baru untuk para ilmuwan merekonstruksi anatomi, biomekanika dan evolusi keluarga Titanosaurus, sekaligus juga akan memunculkan debat panjang mengenai dino mana yang merupakan dino terbesar yang sejauh ini telah berhasil direkonstruksi.

Selain itu, para ilmuwan juga akan mengajukan teori-teori apakah ukuran tubuh yang besar menunjukkan spesies dino yang berbeda dibandingkan spesies-spesies dino yang lainnya; atau sebetulnya menunjukkan usia yang jauh lebih tua dibandingkan usia dino-dino lainnya yang berukuran lebih kecil. Mungkin sekali, yang ditemukan hanyalah perbedaan-perbedaan seri pertumbuhan tubuh, dan bukan perbedaan-perbedaan spesies atau taksonomi. Dilihat dari fisiologi, mungkin sekali ukuran tubuh dino-dino dalam keluarga Titanosaurus, khususnya dino Dreadnoughtus, sudah mendekati ambang batasnya, meskipun kita tidak pernah bisa tahu di mana letak ambang batas ini.

Temuan dino Dreadnoughtus juga memungkinkan para pakar mengkaji bagaimana dino-dino keluarga Titanosaurus muncul dan bagaimana struktur tubuhnya terbangun, dan di mana batas-batas kekuatan tulang untuk bisa menyangga berat tubuh yang luar biasa besar ini. Ke depan, para ilmuwan yang mengkaji fosil-fosil Dreadnoughtus akan membangun model-model sistem pernafasan, tekanan darah, dan jumlah makanan yang diperlukan mereka untuk bisa hidup dengan baik. Jika keseluruhan proporsi dan bentuk binatang-binatang ini telah diketahui dengan lebih banyak, para ilmuwan akan dapat menyingkap rahasia-rahasia biologi Titanosaurus.  
Ini catatan-catatan saya: Betapa mengherankan, dari makromolekul yang dinamakan DNA bisa muncul dan tumbuh binatang sebesar Dreadnoughtus. 

Juga mengherankan, hanya dengan memakan tetumbuhan, dino raksasa ini bisa tumbuh begitu dahsyat dari sebutir telur yang menetas sampai menjadi seekor binatang yang sangat menyeramkan besarnya. 

Juga mengherankan, betapa kuat tentunya tulang-tulang keempat kaki dino ini sehingga bisa menopang tubuh seberat 60 ton total. Yang juga sangat kuat tentu tulang-tulang yang bersambungan beruas-ruas di sepanjang lehernya sehingga sang dino ini bisa mengangkat kepalanya dengan gagah saat mencari dan memakan dedaunan muda di puncak-puncak pepohonan. Kalau tidak kuat, gaya gravitasi Bumi pasti akan mematahkan tulang-tulang dan persendian di seluruh leher sang dino. Jadi, saya betul-betul tidak habis pikir kalau hewan sangat besar ini bisa hidup di muka Bumi! Itulah keajaiban alam.