Friday, July 5, 2013

Doaku kepada sang Tuhan




- Tuhan, Tuhan, Tuhan, di mana Kau sebenarnya berada?
+ Oh aku berada sangat dekat dan sangat jelas, di dalam diri sesamamu manusia. 

- Tuhan, di mana sebenarnya Kau berdiam?
+ Oh Aku berdiam sangat dekat dengan dirimu, dalam diri setiap orang yang melakukan kebajikan dan cinta.

- Tuhan, apa cara yang paling Kau berkenan untuk menghormati Engkau?
+ Oh dengan cara menghormati harkat dan martabat sesamamu manusia.

- Tuhan, apa tanda orang yang disertai-Mu?
+ Oh, orang yang mencintai sesamanya dan berbuat bajik senantiasa adalah orang yang Aku sertai selamanya.

- Tuhan, apa setelah mati aku akan masuk surga dan luput hukuman neraka?
+ Oh surga itu saat kau tebar kebaikan, neraka itu saat kau berbuat jahat.

- Tuhan, apa bukti bahwa Kau memang ada?
+ Oh, bukti terkuat Aku ada adalah bahwa kau memiliki sesamamu manusia untuk kamu sayangi dan lindungi.

- Tuhan, apakah agama sebuah bukti bahwa Kau ada?
+ Oh sama sekali bukan. Agama-agama malah Kulihat kerap dipakai manusia untuk sembarangan mencatut nama-Ku demi ambisi-ambisi dan kepentingan-kepentingan mereka.

- Tuhan, apakah perlu manusia menyusun banyak ajaran agama yang kemudian diawetkan?
+ Hanya ada satu saja ajaran yang perlu, yakni kasihilah sesamamu manusia.

- Tuhan, dari banyak agama dalam dunia sekarang ini, agama mana yang Kau benarkan?
+ Oh satu-satunya agama yang Kubenarkan dan yang sempurna dalam dunia ini adalah agama kebaikan hati.

- Tuhan, mengapa Kau ciptakan begitu banyak agama dalam dunia ini?
+ Oh sungguh Aku tak pernah ciptakan satu pun agama dalam dunia ini.

- Kalau begitu, mengapa ada banyak agama dalam dunia ini?
+ Oh semua agama diciptakan manusia untuk memenjarakan-Ku dalam segudang doktrin dan ritual mereka.

- Tuhan, bisakah orang menghormati-Mu tidak lewat jalur agama?
+ Oh, sangat bisa, lewat kebajikan, cinta dan rasa kemanusiaan mereka.

- Tuhan, mengapa orang beragama kerap berperang satu sama lain?
+ Ya karena mereka hanya membela agama buatan mereka sendiri, bukan menghormati dan membesarkan nama-Ku.

- Tuhan, apakah betul banyak perang agama dilakukan manusia demi membela nama dan keagungan-Mu?
+ Oh sama sekali tak betul. Sesungguhnya Aku membenci perang apapun, apalagi perang yang diklaim dilakukan demi membela nama-Ku.

- Tuhan, apakah Kau hanya harus dipercaya ada?
+ Oh tidak. Aku harus kamu buktikan ada lewat kebajikan, cinta dan rasa kemanusiaanmu. Juga lewat nalarmu, buktikanlah Aku ada, karena Aku adalah Tuhan yang mencintai ilmu pengetahuan, yang mahatahu.

- Tuhan, mengapa Kau begitu perduli pada umat manusia?
+ Ya, karena di dalam kemanusiaanlah Aku sesungguhnya berdiam selamanya.

- Tuhan, bagaimana caranya aku membuktikan kalau aku kenal Engkau?
+ Ya dengan engkau menghormati dan mengenal sesamamu manusia yang kelihatan.

- Tuhan, kalau Kau diam di antara manusia, mengapa ada azab dalam dunia ini?
+ Aku sesungguhnya ada di dalam dunia ini bersama orang-orang tak bersalah yang terkena azab.

- Tuhan, mengapa Kau ada bersama orang yang terkena azab?
+ Ketika kau menolong orang yang terkena azab, sesungguhnya kau juga menolong-Ku.

- Tuhan, bukankah Kau kebal azab dan penderitaan?
+ Oh tidak, Aku sangat rentan terhadap azab dan penderitaan, bahkan Aku ada di dalam azab dan penderitaan.

- Tuhan, mengapa Kau juga bisa terkena azab dan penderitaan?
+ Karena Aku satu dengan umat manusia, dan azab mereka adalah azab-Ku juga.

- Tuhan, pilu hatiku karena tahu Kau juga ikut mengalami azab manusia!
+ Ketika kau pilu, begitu juga Aku! Azabmu adalah azab-Ku.

- Tuhan, bagaimana caranya membebaskan-Mu dari azab dan penderitaan?
+ Dengan cara membebaskan sesamamu manusia dari azab dan penderitaan.

- Tuhan, kapan Kau sedih dan kapan Kau bahagia?
+ Saat manusia sedih, Aku juga sedih. Saat manusia bahagia, Aku juga bahagia.

- Kini aku jadi tahu, Tuhan, betapa manusiawinya Engkau!
+ Ya hakikat-Ku yang terdalam adalah kemanusiaan.

- Tuhan, bukankah seharusnya Kau diam di surga jauh di atas sana?
+ Tuhan yang jauh dari dunia dan pergumulan manusia tak memiliki hati nurani. Tidak demikian halnya dengan Tuhanmu dan Tuhan sahabat-sahabatmu.

Jakarta, 4 Juli 2013