Tuesday, November 13, 2012

Yesus dari Nazareth sang pencipta the big bang! Kata para pendeta loh!

+ Para saintis tak bisa menjawab ketika kepada mereka diajukan pertanyaan: Sebelum “the big bang” terjadi, ada apa? Betul, ’kan?

- Siapa yang bilang begitu?

+ Ya kami, para pendeta.

- Ya kalian, maaf, salah besar!

+ Uupps, kami salah besar?! Di mana salah kami?

- Kepada Stephen Hawking pernah diajukan pertanyaan yang sama, lalu dia menjawab: Pertanyaan itu meaningless, sama meaningless-nya dengan pertanyaan: Ada apa di utara Kutub Utara Bumi? Atau, ada apa di selatan Kutub Selatan Bumi? Nah, kalian, para pendeta, apakah bisa menjawab pertanyaan yang meaningless ini? Jawaban apapun terhadap pertanyaan yang meaningless adalah jawaban yang meaningless juga. Karena itu, sebuah pertanyaan yang meaningless paling baik tidak dijawab.

+ Tapi, kami para rohaniwan punya sebuah jawaban tegas terhadap pertanyaan: Ada apa sebelum the big bang?

- Coba kalian jawab, ada apa?

+ Bagi kami, sebelum the big bang terjadi, sudah ada Allah sang Pencipta the big bang. Tanpa sang Pencipta yang adikodrati ini, tidak akan ada the big bang.

- Ya, sepanjang apapun jawaban anda, kaum agamawan, bagi para saintis tetap jawaban yang meaningless.

+ Apa yang anda maksudkan dengan “meaningless”?

- Ya, jawaban kalian, dilihat dari parameter sains, bukanlah jawaban, melainkan pengakuan iman keagamaan. Diperhadapkan pada sains, semua klaim iman keagamaan adalah klaim yang meaningless: tak ada bukti empirisnya sama sekali, tetapi terus-menerus ngotot dipercaya benar. Dilihat dari kajian psikiatri, orang yang ngotot percaya pada keberadaan sesuatu yang tak objektif ada, disebut orang yang terkena delusi patologis yang berbahaya. Nah, jawaban yang delusional, bagi sains, adalah jawaban yang meaningless.

+ Tapi, para saintis, hemat kami, tetap terganjal dengan pertanyaan ada apa sebelum the big bang terjadi!

- Sebaiknya anda perlu tahu: Alih-alih bertanya, Ada apa sebelum the big bang terjadi, para saintis biasa bertanya, bagaimana alam semesta ini terbentuk, yang diawali dengan the big bang 13,72 milyar tahun lalu.

+ Oh, begitu ya pertanyaan para saintis.

- Ya, dan sekarang para saintis sudah bisa menjawabnya dengan memakai hukum-hukum sains. Mereka sudah memastikan, awal sekali terbentuknya alam semesta adalah peristiwa quantum. Nah, hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa quantum ini perlu diuraikan tersendiri panjang lebar. Tetapi pendek kata, peristiwa quantum yang dimaksud adalah fluktuasi quantum, dibarengi supersimetri.

+ Tetapi, bukankah hukum-hukum sains, apapun isinya, dan apapun yang dimaksud dengan fluktuasi quantum, supergravitasi, supersimetri, tokh... semuanya ini musti ada penggerak awalnya, yang berada di luar semua kerja alam ini?

- Bagi kalian, kaum agamawan, apa atau siapa penggerak awal itu semua?

+ Ya, bagi kami, tentu saja sang penggerak awal itu adalah Allah!

- Ya, Aristoteles dan Thomas Aquinas sekian abad silam sudah memunculkan sebutan “the unmoved prime mover” atau “the uncaused cause” sebagai sang Pencipta jagat raya, yakni Allah, sang penggerak awal yang tak digerakkan oleh apapun sebelumnya.

+ Ya, kedua orang itu orang besar, betul ’kan?

- Tapi mungkin kalian akan lebih besar dari kedua orang itu jika kalian berpendapat bahwa Yesus dari Nazareth sudah ada sebelum the big bang terjadi, dan dialah yang menyundut sumbu bom the big bang 13,72 milyar tahun lalu!

+ Ya, kami sangat yakin, sesuai dengan kesaksian Alkitab, Yesus dari Nazareth memang sudah ada sebelum terjadinya the big bang, dan dialah, sang Allah kami, yang telah menciptakan jagat raya dan segenap isinya lewat the big bang.

- Orang Yunani kuno, katakanlah, juga bisa yakin sekali bahwa Dewa Zeus atau Dewa Atlas atau Dewi Astra adalah sang Allah penyundut sumbu bom nuklir the big bang yang mahadahsyat! Semua orang beragama, dengan memakai keyakinan, bebas menyebut Allah mereka masing-masing sebagai penyundut sumbu bom the big bang. Bagi para saintis, semua klaim ini, pada satu segi, meaningless; dan pada segi lainnya, dari logika saintifik, muncul pertanyaan lanjutan: Siapa pencipta Allah? Siapa pencipta Dewa Zeus atau Dewa Atlas atau Dewi Astra? Siapa pencipta the God Yesus dari Nazareth? Kalian, para rohaniwan, harus bisa menjawab pertanyaan ini, sama seperti kalian menghendaki para saintis menjawab pertanyaan, Ada apa sebelum the big bang terjadi! Para saintis sudah menjawab, awal sekali dari adanya jagat raya adalah peristiwa quantum, persisnya fluktuasi quantum.

+ Tapi, pertanyaan kami belum anda jawab, siapa yang menciptakan hukum-hukum alam atau fluktuasi quantum. Jawablah jika anda bisa menjawabnya secara saintifik! He he he!

- Sangat bisa. Dari berbagai observasi dan dari bukti-bukti yang sudah berhasil dikumpulkan, kita tahu sekarang bahwa jagat raya kita belum selesai terbentuk, masih terus membentuk dirinya sendiri, masih terus mengalami evolusi kosmik, dan masih terus mengembang dengan makin cepat. Kalian para pendeta salah telak kalau beranggapan bahwa jagat raya kita sudah selesai diciptakan oleh Allah kalian dalam enam hari kerja hanya karena kitab suci kalian menyatakannya demikian.

+ Haaa, jagat raya masih belum selesai tercipta?

- Ya, jagat raya kita masih terus membentuk dirinya sendiri, satu galaksi lenyap, muncul sebuah galaksi baru lainnya, sebuah bintang meledak, muncul sebuah bintang baru, semuanya sedang berlangsung lewat hukum-hukum sains, dan bisa dijelaskan prosesnya secara saintifik, tidak memerlukan peran Allah apapun di dalamnya. Jadi, hukum-hukum alam, dengan segala cara alamiah yang mungkin, sudah ada dari dirinya sendiri, memperlihatkan dirinya sendiri secara objektif, dan akan ada terus, dan cara kerjanya bisa dipantau dan diprediksi secara saintifik, dan, hingga saat ini, tak terlihat adanya sosok Allah atau sosok Yesus dari Nazareth di dalam kerja hukum-hukum alam di angkasa luar.

+ Ooooh!

- Jangan hanya melongo! Jawablah pertanyaan para saintis, Siapa atau apa yang telah dengan objektif menciptakan Allah kalian?

+ Oooh! Oooh! 

- Dan lagi, jika para saintis telah dapat menemukan bukti-bukti objektif adanya the big bang 13,72 milyar tahun lalu, dan tentu, tanpa melibatkan Tuhan apapun, bisa mengulangi peristwa “dentuman besar” ini dalam skala kecil di CERN, dan berhasil dengan objektif memperlihatkan jagat raya masih belum selesai terbentuk lewat hukum-hukum alam yang juga diperlihatkan objektif ada dan dapat diprediksi kerjanya, maka para saintis juga meminta kalian, para pendeta, untuk secara objektif membuktikan adanya Tuhan kalian yang kalian percayai sebagai sang Pencipta the big bang. Buktikanlah sekarang bahwa Tuhan yang kalian percayai itu ada! Mampukah kalian?

+ Ooooh! Oooooh! Oooooooh!